Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Pajak
Kata ‘pajak’ berasal dari bahasa latin ‘taxo’ yang memiliki arti iuran wajib yang dibayarkan oleh
rakyat untuk kepentingan pemerintah dan kepentingan masyarakat itu sendiri.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 Pasal 1 Nomor 1, Pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak menjadi salah satu sarana dalam pemerataan pendapatan sumber dana pembangunan negara
atau pendapatan warga negara.

B. Fungsi Pajak
Fungsi pajak dibagi menjadi empat yaitu:

1. Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)


Sebagai sumber pendapatan negara, pajak memiliki fungsi untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan,
negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dengan
demikian, fungsi anggaran pajak yaitu merupakan sumber pendapatan negara yang memiliki tujuan
menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan negara.

2. Fungsi Mengatur (Fungsi Regulasi)


Selain fungsi anggaran, pajak juga memiliki fungsi regulasi, fungsi yang mengatur pertumbuhan
ekonomi. Dengan kebijakan dari pemerintah, dana dari pajak digunakan untuk membantu
perekonomian negara.
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi
mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. 
Fungsi mengatur tersebut antara lain:
 Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.
 Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti pajak
ekspor barang.
 Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang produksi dari
dalam negeri, contohnya
 Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
 Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu perekonomian
agar semakin produktif.

3. Fungsi Pemerataan (Pajak Distribusi)


Pajak juga digunakan oleh negara untuk pemerataan kesejahteraan melalui bantuan dana, jaminan
kesehatan dan fasilitas umum. Pajak juga bisa digunakan untuk membiayai kepentingan umum
sehingga bisa menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru yang di mana akan berakhir dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat.

4. Fungsi Stabilisasi
Selain tiga fungsi di atas, pajak memiliki fungsi sebagai stabilisasi. Stabilisasi yang dimaksud adalah
untuk menstabilkan perekonomian negara. Salah satunya adalah masalah inflasi atau deflasi. Untuk
mengurangi inflasi, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi peredaran uang.
Sedangkan untuk deflasi pemerintah akan menambah peredaran uang. Dengan pajak yang tinggi,
jumlah uang yang beredar bisa berkurang sehingga tidak terjadi inflasi. Sedangkan di sisi lain,
pemerintah akan menurunkan pajak sehingga jumlah uang yang beredar meningkat dan bisa
mengatasi deflasi.
C. Manfaat Pajak
Pajak mempunyai fungsi yang sangat penting untuk pembangunan sebuah negara. Selain memiliki
fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan suatu negara, pajak juga memiliki manfaat untuk
masyarakat umum dan juga bagi negara tersebut. Berikut adalah manfaat dari pajak bagi negara
maupun masyarakat umum.
1. Manfaat pajak untuk negara
Berikut ini adalah beberapa manfaat pajak untuk negara yaitu:
 Pajak digunakan untuk pengeluaran negara yang bersifat self-liquiditing, misalnya untuk
pengeluaran proyek produktif.
 Pajak juga digunakan untuk pengeluaran reproduktif seperti pengeluaran yang akan
memberikan keuntungan dalam segi ekonomi bagi masyarakat. misalnya seperti
pertanian dan lain-lain.
 Pajak digunakan untuk pengeluaran yang bersifat self-liquiditing dan tidak produktif
seperti pembangunan untuk sebuah monumen bersejarah dan lain-lain.
 Pajak digunakan untuk pengeluaran yang bersifat tidak produktif seperti digunakan
untuk pembangunan anak yatim dan pertahanan negara.
2. Manfaat Pajak untuk Masyarakat
Manfaat pajak untuk masyarakat yaitu:
 Pajak digunakan untuk membangun infrastruktur seperti rumah sakit, jalanan, sekolah,
dan fasilitas umum lainnya.
 Pajak digunakan untuk memberi subsidi bahan bakar minyak dan juga subsidi pangan.
 Pajak digunakan untuk menyediakan pelayanan transportasi umum.
 Pajak digunakan untuk pelaksanaan hal-hal demokrasi, contohnya seperti pemilu.

Pajak sebagai Penerapan Nilai-nilai Pancasila


Orang bijak mengatakan bahwa tidak ada yang pasti di dunia ini, kecuali kematian dan pajak. Untuk
urusan kematian merupakan wilayah rohaniwan. Sedangkan pajak adalah urusan pemerintah pusat
maupun daerah. Sehingga sebagai warna negara yang baik masalah pajak bukan hanya masalah kita.
Namun, merupakan masalah bersama baik bagi pemerintah maupun warga negara.

Jadi apakah pajak terkait dengan Pancasila?? Ya, tentu saja

Peran aktif dan kesadaran masyarakat dalam pembayaran pajak harus diperhatikan. Tidak jarang
terdapat berbagai perlawanan dari masyarakat terhadap pungutan pajak. Hal ini terjadi karena pajak
merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh wajib pajak tanpa kompensasi secara langsung yang
didapatkan oleh wajib pajak.

Sumber dana pembangunan dapat diperoleh dari sumber daya alam (SDA), aktivitas usaha
pemerintah (BUMN/BUMD), pinjaman, hibah, dan pajak. Diantara sumber tersebut, pajak
merupakan salah satu sumber yang sangat penting karena melibatkan partisipasi warga negara
untuk pembangunan, baik fisik maupun non fisik, serta menigkatkan kemandirian bangsa.
Ketaatan membayar pajak akan banyak membantu membangun bangsa ini, baik dari membangun
perekonomian, sosial dan lain sebagainya. Kita ketahui sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah
sistem assessment system, sistem ini memudahkan seseorang untuk melaksanakan kewajiban
perpajakannya, assessment system merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan
wewenang kepada wajib pajak unutuk menetunkan sendiri besarnya pajak yang terutang.

Nilai-nilai Pancasila yang kita dapat apabila kita taat membayar pajak
1)Ketuhanan yang Maha Esa: salah satunya nilai syukur, bentuk tindakannya adalah menyalurkan
kelebihan rezeki. Misalnya warga negara yang memberikan bantuan kepada orang yang tidak
mampu melalui membayar pajak.

2)Kemanusiaan yang adil dan beradab: salah satunya adalah nilai skandal sosial, artinya kalau sampai
ada orang yang tidak mau berbagi dengan orang miskin, maka hal ini merupakan perbuatan yang
merendahkan martabat orang kaya tersebut, melalui membayar pajak kita dapat berbagi dengan
orang miskin.

3)Persatuan Indonesia: Nilai-nilai ini meliputi rasa nasionalisme dan rasa memiliki negara ini, salah
satu mewujudkannya adalah dengan kesadaran akan kewajiban sebagai warga negara, misalnya
kesadaran akan kewajiban membayar pajak.

4)Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan:


maksudnya sila ini untuk kepentingan umum bukan pribadi, dimana sejalan dengan tujuan dari
fungsi pajak.

5)Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Sebagai warga negara Indonesia hendaknya sama-
sama membangun bangsa ini dengan hal-hal sederhana, misalnya dengan menaati segala aturan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah salah satunya kewajiban membayar pajak , karena pada
hakitanya pajak merupakan sarana untuk menyejahterakan masyarakat, termasuk kita sendiri.
Dengan begitu, kita akan memiliki karakter bangsa sesungguhnya yang berpedoman pada nilai-nilai
Pancasila dan juga membawa bangsa ini menjadi lebih sejahtera.

Akan tetapi tidak semua warga negara patuh terhadap membayar pajak.Oleh karena itu Peran aktif
dan kesadaran masyarakat dalam pembayaran pajak harus diperhatikan. Tidak jarang terdapat
berbagai perlawanan dari masyarakat terhadap pungutan pajak. Hal ini terjadi karena pajak
merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh wajib pajak tanpa kompensasi secara langsung
yang didapatkan oleh wajib pajak.

Berbagai perlawanan masyarakat terhadap pungutan pajak dapat dibedakan sebagai berikut:

 Perlawanan Pasif
Perlawanan ini berupa hambatan yang mempersulit pemungutan pajak dan mempunyai
hubungan erat dengan struktur ekonomi suatu negara dengan perkembangan intelektual dan
moral penduduk dan dengan teknik pemungutan pajak itu sendiri. Perlawanan pasif juga ada
apabila sistem kontrol tidak dilakukan dengan efektif atau bahkan tidak dapat dilakukan.

 Perlawanan aktif
Penghindaran diri dari pajak, yaitu pajak dapat dengan mudah dihindari dengan tidak
melakukan perbuatan yang dapat dikenakan pajak atau tax avoidance.

 Pengelakan/penyelundupan pajak
Penghindaran pajak dengan cara pengelakan, yang dimana melanggar hukum (ilegal) atau tax
evasion.

 Melalaikan pajak
Menolak membayar pajak yang telah ditetapkan dan menolak memenuhi ketentuan formal
yang harus dipenuhi, misalnya dengan cara menghalangi proses penyitaan.
Pada hakikatnya, pajak merupakan sarana untuk menyejahterakan rakyat. Oleh karena itu,
negara harus mewujudkan keadilan berbagi atau distributif bagi masyarakat. Keadilan berbagi
dapat diwujudkan apabila diikuti dengan ketaatan atau kepatuhan rakyat pada pemerintah
dalam bentuk pembayaran pajak. Dengan demikian, pajak merupakan sarana berbagi dari
masyarakat yang mampu melalui tangan pemerintah.
Oleh karena itulah, kesadaran akan pajak penting. Khususnya menanamkan kesadaran pajak pada
usia dini dan kalangan milenial.

Anda mungkin juga menyukai