Anda di halaman 1dari 8

EKONOMI

“PERAN PAJAK DAN RETRIBUSI


DAERAH DALAM MEMBANTU
PERTUMBUHAN
PEREKONOMIAN WILAYAH DI
INDONESIA”

Disusun Untuk Mengikuti Lomba Esai


Komposia 3.0

Disusun oleh:
REHAN DHEO PRATIDINA WIDARYONO
PUTRA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2023
I. PENDAHULUAN
Dalam perkembangan ekonomi pada setiap zamannya, pasti mengenal pajak.
Meskipun dalam perkembangan nya ada pergantian nama tetapi memiliki esensi
yang sama. Di Indonesia sendiri sedari dulu setiap warga di suatu wilayah pasti
diminta untuk mengumpulkan harta yang dimilki untuk membayar upeti pada
pemimpin wilayah nya. Yang mana pada zaman dahulu sendiri warga suatu
wilayah membayar upeti agar dapat hidup diwilayah yang mereka tinggali dengan
tenang.
Meskipun masyarakat sudah membayar upeti, masyarakat justru tidak
mengetahui dan mendapat manfaat dari upeti yang mereka bayar. Banyak dari
masyarakat yang justru tersiksa akan adanya upeti ini, sehingga upeti yang
seharusnya menjadi manfaat tetapi menjadi mudarat bagi masyarakat.
Pada masa kolonial Belanda , pemerintah kolonial sendiri telah menerapakan
sistem pajak tanah dan tenaga. Dalam masa kolonial belanda sendiri ada
cultuurstelsel (Sistem Tanam Paksa) yang mana rakyat harus menanam tanaman
tertentu yang diminta oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada masa colonial
Inggris melalusi Thomas Stanford Raffles mengenal istilah Land Rent (sewa
tanah) yang mana ini sendiri sama saja demgan pajak tanah. Pajak tanah sendiri
sangat merugikan masyarakat, dengan ada nya sistem pajak ini para penjajah dan
pemangku kepetingan yang mendapatkan manfaat.
Berdasarkan sisi historis ini, maka terciptalah Undang-Undang Pajak yang
humanis, Undang-Undang Pajak ini berasal dari Undang-Undang Pajak produk
pemerintah Hindia-Belanda. Sejalan dengan perkembangan Indonesia akhirnya
disusun dalam Bahasa Indonesia berdasarkan Undang-Undang 1945. Karena
Undang-Undang tersebut menggunakan hukum barat dan tidak memuat
ketentuan-ketentuan adat yang berlaku.
Pada tahun 1950 pemerintah Indonesia membentuk panitia perubahan sistem
pajak. Sudah sebanyak 5 kali panitia ini berganti anggota, tidak pernah ada hasil
kerja mereka yang diumumkan sampai dengan keluarnya Undang-Undang Pajak
Nasional. Memang dalam penyusunan sistem pajak sendiri tidak mudah, sehingga
membutuhkan waktu yang lama untuk penyusunan sistem pajak ini.
Undang-Undang Pajak Nasional yang sekarang berlaku, adalah penyempurnaan
pajak yang ada dan relevan dengan keadaan perkembangan masyarakat sekarang.
Meskipun, memiliki sistem perundang-undangan yang berkembang tidak ada
penghapusan dalam macam pajak yang ada. Dikarenakan ada nya alat-alat
perpajakan yang telah melembaga sistem pajak yang ada, sehingga sulit untuk
menyelaraskan sistem dalam waktu yang singkat.

1
Lahirnya Undang-Undang Pajak Nasional Sendiri adalah salah satu faktor yang
mendukung pembangunan nasional. Yang mana hasil dari dukungan pajak
tersebut adalah kegiatan ekonomi masyarakat mengalami peningkatan dan
kemajuan, dan kesejahateraan masyarakat makin bertambah tinggi.(Yunita and
Sentosa, 2019)
Undang-Undang Pajak Nasional ini terdiri dari :
1. Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 yang telah diubah untuk kedua
kalinya, dan terakhir dengan Undang-Undang No. 16. Tahun 2000
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
2. Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 yang telah diubah untuk ketiga
kalinya, dan terakhir dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000
tentang Pajak Penghasilan (PPh)
3. Undang-Undang No.8 Tahun 1984 yang telah diubah untuk kedua
kalinya, dan terakhir dengan Undang-Undang No.18 Tahun 2000
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPN).
Dalam konsiderans pertimbangan dari Undang-undang Pajak Nasional ini,
dapat disimpulkan bahwa ada 3 tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah lewat
undang-undang ini, sebagai berikut:
a. Meningkatkan sumber pendapatan negara dalam rangka pembiayaan
pembangunan yang saat ini semakin meningkat, di mana sumber
pendapatan negara yang paling utama adalah diharapkan dari pajak-pajak
b. Menggerakkan dan meningkatkan partisipasi semua lapisan wajib pajak,
yang besar peranannya dalam peningkatan pendapatan negara. Dengan
menggerakkan partisipasi terhadap semua lapisan wajib pajak. maka
pemerintah dapat menjaring wajib pajak sehingga dalam pemungutan
pajak masih ada wajib pajak yang tidak atau belum berpartisipasi, yang
mana wajib pajak tersebut seharusnya dikenakan pajak berdasarkan
Undang-Undang Pajak.
c. Penyederhanaan struktur pajak yang berlaku agar mudah pelaksanaannya,
dan penerapannya akan menjadi lebih adil dan merata.
Dalam pemerintahan daerah sendiri sekarang juga dikenakan
pemungungutan yang dikenal dengan Retribusi Daerah yang mana ini
bersumber dari UU No. 23 tahun 2009 menenganai pajak dan retribusi daerah.
Retribusi Daerah sendiri dapat didefinisikan sebagai pungutan daerah yang
berasal dari pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
diberikan oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan untuk
kepentigan tertentu(Novitasari and Novitasari, 2019).
II. ISI
Pajak sendiri sebagai pendapatan negara dipergunakan untuk kepentingan
rakyat. Sesuai yang dijelaskan pada dalam pasal 23A UUD 1945 bahwa pajak itu

2
bersifat memaksa untuk keperluan negara dan diatur dalam undang-undang.
Sehingga dengan ini masyarakat haruslah wajib membayar pajak, dengan ada nya
aturan ini masyarakat yang tidak membayar pajak maka akan mendapatkan denda
telat bayar pajak.
Masyarakat yang membayar pajak dan retibusi akan mendapatkan manfaat baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pajak sendiri akan mendapatkan manfaat
secara tidak langsung karena dikelola oleh pemerintah pusat. Sedangkan, retribusi
akan mendapatkan manfaat secara langsung dikarenakan dikelola oleh pemerintah
daerah.
Dalam pelaksaannya pajak akan menambah pertumbuhan ekonomi,kondisi ini
terlihat dari nilai probabilitas pajak yang kecil dari 0,05. Signifikannya pengaruh
pajak terhadap pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwa naik turunnya
pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh penerimaan pajak.(Yunita and Sentosa,
2019) Sehingga makin tinggi penerimaan pajak maka akan tinggi pula
peningkatan ekonomi.
Dalam pelaksaannya pula retribusi daerah juga memambah pertumbuhan
ekonomi bagi daerah yang menerapkan sistem tersebut. Sebagai contoh
Kabupaten Gorontalo pada periode 2015-2019 dimana pemerintah daerah
melakukan pemungutan untuk pajak hotel; pajak restoran; pajak hiburan; pajak
reklame; pajak penerangan jalan; pajak mineral bukan logam dan batuan; pajak
bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan; bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan (BPHTB); pajak air tanah; dan pajak parkir. Mendapatkan nilai
signifikasi dari α 0.05, dan 2) dan Nilai Koefisien Determinasi yang didaptkan
sebesar 0.921 hal ini membuktikan bahwa tingkat keterpengaruhan variabel pajak
daerah sangatlah bermanfaat serta menumbuhkan ekonomi lebih kuat.

Dalam pelaksanaan nya pajak memiliki fungsi yang mana masing-masing fungsi
akan memberikan manfaat nya untuk masyarakat. Antara lain:
1. Fungsi Anggaran (Bugdetair)
Pajak akan befungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang
berkaitan dengan negara. Pada dasarnya, negara membutuhkan biaya
untuk dapat menjalankan tugas-tugas negara dan melaksanakan
pembangunan. Biaya yang diperlukan negara ini dapat diperoleh melalui
penerimaan pajak yang dibayarkan oleh masyarakat yang terdaftar
sebagai Wajib Pajak kepada negara. Pajak dapat digunakan oleh negara
untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang,
pemeliharaan, dan sebagainya. Untuk hal yang berkaitan dengan
pembiayaan pembangunan, biaya yang digunakan dapat berasal dari
tabungan pemerintah, yaitu dari penerimaan dalam negeri yang
dikurangi dengan pengeluaran rutin.

3
Sebagai contoh: saat negara ingin melakukan pengadaan barang untuk
pemerintah maka akan didanai oleh pajak.
2. Fungsi Pengaturan (Regulerend)
Pajak akan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan ekonomi. Dari
segi ekonomi,moneter sosial dan kultur. Yang mana digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu yaitu kesejahteraan rakyat.
Sebagai contoh : Bisa sebagai penghambat laju inflasi; sebagai alat
untuk mendorong penikatan ekspor pada pajak ekspor barang;sebagai
perlindungan terhadap barang produksi dari dalam negeri pada pajak
pertambahan nilai;dan dapat mengatur serta menarik investasi modal
guna membantu perekonomian semakin produktif.
3. Fungsi Stabilitas
Pajak juga berfungsi dalam membantu pemerintah berkaitan dengan
kepemilikan dana yang dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan
yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga hal-hal yang
berkaitan dengan inflasi dapat dikendalikan dengan baik. Untuk dapat
menjaga stabilitas perekonomian negara, dapat dilakukan dengan
mengatur peredaran uang yang ada di masyarakat, pemungutan pajak,
hingga penggunaan pajak yang efektif dan efisien
Sebagai contoh: Saat negara mengalami inflasi, maka negara akan
menetapkan nominal pungutan wajib yang relatif lebih tinggi. Sedangkan,
apabila negara mengalami deflasi maka negara akan menetapkan nominal
pungutan yang relatif rendah.
4. Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pajak yang telah dipungut oleh pemerintah atau negara, nantinya akan
digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk ke
dalamnya adalah membiayai pembangunan sehingga dapat membuka
kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan oleh warga negaranya yang
membutuhkan pekerjaan yang pada akhirnya berujung pada peningkatan
pendapatan masyarakat.
Sebagai contoh ialah pendapatan negara digunakan untuk keperluan
pembukaan lapangan pekerjaan baru di suatu daerah atau wilayah.
Nantinya, masyarakat di daerah tersebut akan mendapat sumber
penghasilan baru sehingga pendapatan masyarakat ikut meningkat.
Dari semua fungsi yang ada, itu semua disusun untuk pembangunan negara
dengan adanya pajak dan restribusi daerah yang dapat sebagai sumber
pendapatan negara maka sebagai warga negara kita turut berkontribusi untuk
keberlangsungan negara. Dalam sektor pelayan publik pula kita juga
berkontribusi untuk membantu meningkatkan kualitas pelayanan publik seperti
pelayanan kesehatan, pendidikan, keamanan, dan transportasi. Dengan
meningkatkan kualitas pelayanan publik, masyarakat akan merasa lebih nyaman
dan terlayani dengan baik oleh pemerintah daerah.

4
Pajak dan retibusi daerah pula berguna untuk meningkat kemandirian
perkonomian daerah,pemerintah daerah dapat mendorong perkembangan ekonomi
daerah melalui peningkatan investasi dan pertumbuhan sektor usaha. Pajak dan
retribusi daerah juga dapat membantu menciptakan iklim investasi yang kondusif
bagi investor untuk menanamkan modalnya di wilayah pemerintah daerah tersebut

III.PENUTUP
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pajak sangat penting untuk
pembangunan perekonomian negara, dengan adanya pajak ini maka negara dapat
memiliki pemasukan untuk pembangunan negara, serta pajak yang memiliki
empat fungsi yang mana kebermanfaatan nya untuk masyarakat. Dalam peraturan
nya sendiri pajak bersifat memaksa sehingga masyarakat wajib untuk
membayarnya.
Pajak dan retribusi daerah juga dapat menciptakan sistem pemerintahan daerah
yang mandiri dari segi keuangan karena masyarakat daerah secara Bersama-sama
membangun perkonomian daerah.

5
DAFTAR PUSTAKA
Novitasari, M. and Novitasari, L. (2019) ‘Pengaruh Pajak, Retribusi, Dbh, Belanja
Modal, Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemandirian Daerah’, Inventory:
Jurnal Akuntansi, 3(2), p. 174. Available at:
https://doi.org/10.25273/inventory.v3i2.5244.
Yunita, M. and Sentosa, S.U. (2019) ‘Pengaruh Pajak, Penanaman Modal Dalam
Negeri (Pmdn) Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia’,
Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, 1(2), p. 533. Available at:
https://doi.org/10.24036/jkep.v1i2.6265.
https://www.pajakku.com/read/60d2be0558d6727b1651ac01/Mengenal-Fungsi-
Pajak-di-Indonesia

6
7

Anda mungkin juga menyukai