oleh:
SEJARAH PAJAK:
Dalam perkembangannya sifat upeti yang diberikan itu tidak lagi hanya
untuk kepentingan raja saja. Tetapi sudah mengarah kepada kepentingan
rakyat, artinya pemberian yang dilakukan rakyat kepada raja digunakan untuk
kepentingan umum seperti, menjaga kepentingan umum, pembangunan
saluran air, menjaga keamanan rakyat, memelihara jalan, membangun sarana
sosial, membiayai pegawai kerajaan dan sebagainya dengan berkembangan
masyarakat, maka sifat upeti yang semula memaksa, kemudian dibuat aturan-
aturan agar sifat memaksa tetap ada dengan memperhatikan unsur keadilan.
Oleh kareba itu rakyat diikutsetakan dalam membuat aturan-aturan
pemungutan pajak tersebut, yang nantinya akan dikembalikan juga hasilnya
untuk kepentingan masyarakat. Adanya perkembangan masyarakat akhirnya
membentuk suatu Negara dan dilandasi unsure keadilan dalam pemungutan
pajak, maka dibuat undang-undang yang mengatur bagaimana tata cara
pemungutan pajak, jenis pajak yang dapat dipungut, siapa yang harus
membayar pajak dll.
PENGERTIAN PAJAK
Dari beberapa pengertian pajak diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang
melekat pada pengertian pajak yaitu :
RETRIBUSI
HUKUM PAJAK
Sebenarnya antar fiscal dan pajak punya pengertian agak berbeda. Kata
fiscal berarti memasukan uang sebanyak-banyaknya kedalam kas Negara
termasuk denda dan sitaan, sedangkan pajak mempunyai tugas lain selain
mengisi kas Negara juga mempunyai tugas mengatur masyarakat dalam segala
bidang baik social, ekonomi, politik dan kebudayaan.
1. Teori asuransi
Teori asuransi diartikan dengan suatu kepentingan masyarakat
( seseorang ) yang harus dilindungi oleh Negara. Masyarakat seakan
mempertanggungkan keselamatan dan keamanan jiwanya kepada
Negara. Dengan adanya kepentingan dari masyarakat itu sendiri, maka
masyarakat harus membayarnya “ premi ” kepada Negara. Teori ini
hanya memberikan landasan saja, karena pada dasarnya teori ini tidak
dapat untuk melandasi adanya pemungutan pajak. Jika premi sama
dengan pajak kurang tepat, karena premi dalam teori ini seharusnya
sama dengan restribusi yang kontraprestasinya dapat dirasakan secara
langsung oleh pemberi premi. Sementara pajak tidak demikian. Premi
yang diberikan kepada Negara tidak sama dengan premi yang diberikan
kepada peusahaan dalam arti tidak dapat memberikan pengantian
sebagaimana layaknya perusahaan asuransi dan jumlah premi diberikan
tidak bisa dihitung dalam jumlah seimbang yang akan diberikan oleh
Negara.
2. Teori kepentingan
Menurut teori ini pajak mempunyai hubungan dengan kepentingan
individu yang diperoleh dari pekerjaan Negara. Makin banyak menikmati
jasa dari pekerjaan pemerintah, makin besar juga pajaknya. Teori ini
meskipun berlaku dalam restribusi, tetapi sulit diterima sebab orang
miskin dan penganggur yang memperoleh bantuan dari pemerintah,
menikmati banyak sekali jasa dari pekerjaan pemerintah dan mereka
bahkan dibebaskan untuk melakukan membayar pajak.
5. Teori bakti
Teori ini menekankan pada paham yang mengajarkan bahwa karena sifat
Negara sebagai suatu organisasi dari induvidu-individu, maka timbul hak
mutlak dari Negara untuk memungut pajak. Dilihat dari terbentuknya
Negara, maka teori ini dapat dikatakan sebagai adanya kekuasaannya
kepada Negara untuk memimpin masyarakat, karena adanya
kepercayaan masyarakat kepada Negara, maka pembayaran pajak yang
dilakukan kepada Negara merupakan bakti dari masyarakat kepada
Negara, karena negaralah yang bertugas menyelenggarakan kepentingan
masyarakat.
1. Equality ( kesamaan )
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata yaitu dikenakan
kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan
membayar pajak atau ( ability to pay ) dan sesuai dengan manfaat
diterima. Adanya kesamaan artinya bahwa keadaan yang sama atau
orang yang berbeda dalam keadaan yang sama harus dikenakan pajak
yang ama pula, bukan orang yang mempunyai penghasilan yang sama
dikenakan pajak yang sama, melainkan orang yang mempunyai
penghasilan kena pajak yang sama akan dikenakan pajak yang sama,
setelah penghasilan yang diterima dikurangi dengan penghasilan tidak
kena pajak yang jumlahnya bagi setiap orang tidak sama. Bergantung
pada susunan keluarga, pengeluaran mutlak untuk kebutuhan mutlak
primer wajib pajak.
2. Certainty ( kepastian )
Asas ini menekan bahwa bagi wajib pajak, harus jelas dan pasti tentang
waktu, jumlah dan cara pembayaran pajak. Disamping itu wajib pajak
tau secara jelas dan pasti besarnya pajak terutang, kapan harus dibayar
serta batas waktu pembayaran.
a. Asas yuridis
Untuk menyatakan suatu keadilan, hukum pajak harus memberikan
jaminan hukum kepada negara atau warganya. Oleh karena itu,
pemungutan pajak harus didasarkan pada pasal 23 A UUD 1945.
b. Asas ekonomis
Asas ini lebih menekankan pada pemikiran bahwa negara harus
menghendaki agar kehidupan ekonomi masyarakat terus meningkat.
Untuk itu, pemungutan pajak harus diupayakan tidak menghambat
kelancaran ekonomi sehingga kehidupan ekonomi tidak terganggu.
c. Asas financial
Berkaitan dengan hal ini, fungsi pajak yang terpenting adalah fungsi
budgeternya, yakni untuk memasukan uang sebanyak banyaknya
kedalam kas negara, sehubungan dengan itu, agar diperoleh hasik yang
besar, maka biaya pemungutannya harus sekecil-kecilnya.
Memuat bentuk atau tata cara untuk mewujudkan hukum pajak materil
menjadi kenyataan, hukum fomal memuat:
Maksud dari hukum pajak formal ini adalah untuk melindungi baik fiskis
maupun wajib pajak, untuk memberi jaminan, bahwa hukum materil akan
dapat dilaksanakan setepat-tepatnya.
b. Menurut objeknya
Jenis pajak menurut objek dapat dibagi dua (2) pajak subjektif dan pajak
objektif. Pajak subjektif adalah jenis pajak yang dikenakan dengan
pertama-tama memperthatikan keadaan pribadi wajb pajak (subjeknya)
setelah diketahui keadaan subjeknya barulah diperhatikan keadaan
objeknya sesuai gaya pikul apakah dapat dikenakan pajak atau tidak.
Misalnya pajak penghasilan. Sedangkan pajak objektif adalah jenis pajak
yang dikenakan dengan pertama-tama memperhatikan keadaan pribadi
wajib pajak (subjeknya) setelah diketahui keadaan subjeknya barulah
diperhatikan keadaan objektifnya sesuai daya pikul apakah dapat
dikenakan pajak atau tidak. Misalnya pajak penghasilan. Sedangkan
pajak objektif adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tama
memperhatikan objeknya baik berupa keadaan perbuatan atau peristiwa
yang menyebabkan timbulnya kewajiban menjaga pajak. Setelah
diketahui objeknya barulah dicari subjeknya yang mempunyai hubungan
hukum dengan objek yang telah diketahui, misalnya pajak pertambahan
nilai.
STELSEL PAJAK