Anda di halaman 1dari 13

D o s e n P e n g a m p u :

P r o f . D r . H j . R a b i a t u l A d a w i y a h , M . S i
D e d y A r i N u g r o h o , M . P d
Sholeh(2210112310011) M.Ridhai Nor Aini Intan Nur W
(2210112210051) (2210112220001) (2210112120019)

Letta Audeta Vivi Aulia Mayada Nor Hikmah Putri Yasmin NJ


(2210112220040) (2210112220030) (2210112220017) (2210112120011) (2210112320008)
Pengertian Pajak Menurut UU No 28 tahun 2007

Pajak adalah kontribusi wajib


kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat
Pengertian Pajak Menurut Para Ahli

Prof. Dr. P.J.A. Andriani merumuskan sebagai berikut.


Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan
dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat
ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.

Prof. Dr. Rochmat Soemitro SH, guru besar dalam Hukum Pajak pada
Universitas Pajajaran, Bandung, merumuskan:Pajak adalah iuran
rakyat kepada Kas Negara
(peralihan kekayaan dari sektor partikular ke sektor pemerintah)
berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (tegen prestasi), yang langsung dapat
ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.
Sejarah Pemungutan Pajak Di Indonesia

Pajak telah dikenal sejak wilayah Nusantara masih dikuasai oleh berbagai kerajaan dan kesultanan yang timbul dan tenggelam dalam rentang sejarah yang panjang. Raja-raja Nusantara
telah memungut pajak atau upeti dari masyarakat untuk menghidupi kerajaannya, antara lain untuk kegiatan operasional kerajaan, membangun dan merawat infrastruktur, dan
menyelenggarakan acara-acara keagamaan.

Rupa-rupa pajak yang diwajibkan mulai dari pajak tanah, hasil hutan sampai pelacuran, dan pertunjukan seni. Ada yang melaksanakannya dengan cara yang sederhana, ada pula yang
telah menggunakan sistem pemungutan pajak secara sistematis dan terstruktur. Kerajaan Sriwijaya (abad ke-3-12 Masehi), Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Majapahit (abad ke-13-15
Masehi), Kerajaan Aceh, Banten dan kerajaan pesisir lainnya, seperti Jepara, Gresik, Timor, Maluku, Ternate-Tidore, semuanya telah menggunakan sistem perpajakan untuk
melangsungkan kehidupan mereka.
Sejarah Pemungutan Pajak Di Indonesia

Fase tanam paksa


Kendati masa pendudukan Jepang relatif pendek, bukan berarti tidak melanjutkan pola atau tatanan ekonomi
yang sudah dibentuk sebelumnya. Periode sebelumnya, tanah menjadi sumber pajak utama bagi penguasa.
Era Jepang, tanah lebih ditujukan untuk pelipatgandaan hasil bumi yang penting bagi Jepang

Masa Pemerintahan Presiden Soekarno (1950- 1966)


Sesuai dengan Pasal 23 A UUD 1945 yang berbunyi, "Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara
diatur dengan Undang- Undang." Namun, pemerintahan Presiden Soekarno pascarevolusi kemerdekaan
mengalami situasi yang belum stabil. Undang-undang belum dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk
mengelola pendapatan negara dari pajak, pemerintah masih kesulitan. Itu sebabnya aturan warisan kolonial
masih digunakan. Perlahan pemerintah membenahi berbagai aturan, di antaranya pada 1957 mengganti Pajak
Peralihan dengan nama Pajak Pendapatan Tahun 1944 yang disingkat dengan Ord. PPd sejarah pemungutan
pajak diindonesia
Sejarah Pemungutan Pajak Di Indonesia

Masa pemerintahan Presiden Suharto (196-1998)

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, beberapa perubahan dan


penyempurnaan undang- undang pajak dilakukan. Awalnya pemerintah
mengeluarkan UU Nomor 8 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan
Ordonansi Pajak Perseroan 1925. Undang-undang ini berlaku selama 13 tahun, yaitu
sampai dengan 31 Desember 1983 ketika reformasi pajak atau tax reform digulirkan.
Selanjutnya terbitlah Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 1976 yang
menetapkan Direktorat Ipeda diserahkan dari Direktorat Jenderal Moneter kepada
Direktorat Jenderal Pajak. Peralihan ini mengubah mekanisme birokrasi pajak yang
semula bidang moneter ke dalam bidang perpajakan.
Sejarah Pemungutan Pajak Di Indonesia

Masa pemerintahan Presiden Suharto (196-1998)


Masa Reformasi 1998 hingga sekarang

Perkembangan ekonomi dan masyarakat membuat pemerintah kembali mengubah undang-


undang perpajakan pada tahun 2000. Sebuah Pengadilan Pajak dibentuk dua tahun kemudian.
Perubahan perubahan undang-undang perpajakan terus dilakukan, termasuk juga ukuran
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Sistem self-assessment ditekankan untuk peningkatan
pendapatan. Target penerimaan negara dari perpajakan juga terus meningkat. Pemerintah juga
mewajibkan untuk menyelenggarakan pembukuan yang tegas diatur dalam UU Nomor 28 Tahun
2007 Pasal 28. Wajib melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
Sejarah Pemungutan Pajak Di Indonesia

Masa pemerintahan Presiden Suharto (196-1998)


Sedangkan berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18
Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, jenis pajak dan retribusi untuk provinsi dan
kabupaten/kota adalah sebagai berikut.
a. Jenis pajak Provinsi terdiri dari berikut ini.
1) Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air. 3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
4) Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
b. Jenis Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari berikut ini.
1) Pajak Hotel.
2) Pajak Restoran.
3) Pajak Hiburan.
4) Pajak Reklame.
5) Pajak Penerangan Jalan.
6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C.
7) Pajak Parkir.
Sumber Pendapatan/
Penerimaan Negara

Secara spesifik, fungsi yang terkait langsung dengan


perpajakan adalah fungsi ketiga, yakni redistributing
income and wealth, di mana pajak, khususnya
penerapan tarif pajak yang progresif akan dapat
mewujudkan fungsi ini. Ada berbagai sumber
penghasilan suatu negara (Public Revenues), antara
lain berikut ini.
1. Kekayaan alam.
2. Laba Perusahaan Negara. 3. Royalty.
4. Retribusi.
5. Kontribusi.
6. Bea.
7. Cukai.
8. Denda.
9. Pajak.
Manfaat Pajak Bagi Negara

1. fasilitas umum dan infrastruktur


2. pertahanan dan keamanan
3. subsidi pangan dan bahan bakar
minyak
4. kelestarian lingkungan hidup
dan budaya
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah pajak tanpa mengetahui asal muasal pajak itu sendiri. Pajak merupakan
salah satu pendapatan masyarakat yang diserahkan kepada raja atau penguasa sejak zaman dahulu. Tentu saja ini berarti sejarah
pajak juga sudah ada sejak lama. Sejarah umat manusia sangat kental dengan persoalan perpajakan. Sejarah pajak tercipta karena
adanya kebutuhan manusia untuk hidup berkelompok akibat ketergantungan satu sama lain.
Cara hidup seperti ini menciptakan negara dan oleh karena itu memerlukan sumber daya untuk membiayai pengeluaran bersama.
Pajak merupakan sumber penerimaan negara untuk membiayai seluruh pengeluaran. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting

kesimpulan
dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan. Yang harus diperhatikan negara dalam memungut pajak
adalah sesuai dengan tujuan pemungutan pajak secara umum yaitu melayani keadilan. Asas keadilan ini harus dipegang teguh, baik
dalam asas peraturan perundang-undangan maupun dalam praktik sehari-hari.
Keadilan merupakan sesuatu yang sangat relatif, yang tadinya dianggap adil kini menjadi tidak adil, begitu pula sebaliknya. Mencari
keadilan dalam hal pemungutan pajak, maka muncullah berbagai pendapat dan teori, sebagai hasil pemikiran para sarjana barat,
untuk membenarkan dan memberikan landasan hukum dalam pemungutan pajak serta menjamin bahwa pajak itu “halal”, bukan
dipandang sebagai penjarahan yang sewenang-wenang. Namun permasalahan di kalangan ulama adalah bertanya, atas dasar apa
dibenarkan negara memungut pajak dari rakyat? Maka dalam hal ini kami akan sedikit menjelaskan tentang teori-teori yang diberikan
atas dasar justifikasinya yaitu hak negara untuk memungut pajak dari rakyatnya.

Anda mungkin juga menyukai