Anda di halaman 1dari 119

PERPAJAKAN

OLEH

H.T.BUSTAMI.NA,SE.MM.MSc

Leteratur : BUKU PERPAJAKAN


Karangan : 1. DR Mardiasmo, MBA, Ak

TAHUN : 2 0 2 2
RIWAYAT HIDUP & PEKERJAAN
Nama : H. T.BUSTAMI. NA, SE.MM.MSc
NIDN : 0115035401
Lahir : Banda Layueng Aceh Barat 15 Maret 1954
Alamat : Jln Manek Ro 62 Kuta Padang Meulaboh
HP. 081360054154 / 082360081158
Pekerjaan : 1. PNS Pajak Provinsi Meulaboh 1980 – 2010
2. Kepala Pajak Provinsi Meulaboh 1999 – 2010
3. Dosen tetap STIMI Meulaboh 2001 – sekarang
4. Ketua STIMI Meulaboh 2009 – 2017 (2 priode)
Isteri : Dahlinar Guru SMPN 3 Meulaboh
Anak-anak : 1. Tina Agusminar SP Samsat Meulaboh
2. Deddynarta Muliady ST PLTU Singkawang
3. Safrialdy ST. Cyberindo Jakarta
4. Ilhamullah Mahasiswa UTU Meulaboh
5. Mohd Hafidh Ramadhan Mhs Presiden Univercity
Jakarta
Pendahuluan
• Mengapa negara harus memungut Pajak?

•  Dapatkah suatu negara sama sekali tidak
melakukan pemungutan pajak?

•  Apakah ada alternatif lain untuk membia
yai melakukan pemungutan pajak?

•  Bagaimana pandangan anda terhadap opi
ni untuk memboikot pembayaran pajak?
Apa saja sumber pendapatan Nasional ?
• Pajak sebagai sumber pendapatan utama dari sebuah
negara. Sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak
terbagi dalam tujuh sektor, yaitu pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah,
pajak bumi dan bangunan, pajak ekspor, pajak perdagangan
internasional serta bea masuk dan cukai.
• Ada tiga sumber pendapatan negara yang dicatatkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yaitu
penerimaan pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP),
dan hibah. Ketiga sumber pendapatan negara tersebut
menjadi penyokong belanja negara selama ini.
• Walaupun ada tiga sumber pendapatan negara, dana yang
dialokasikan ke belanja negara ternyata masih kurang lho
kalau melihat APBN 2019. Itu berarti anggaran belanja
 negara lebih besar ketimbang pendapatan negara alias
terjadi defisit dalam APBN Indonesia
Secara umum sumber-sumber Penerimaan Negara a.l :

• 1. Kekayaan alam
• 2. Laba perusahaan negara
• 3. Royalti 
• 4. Retribusi 
• 5. Kontribusi 
• 6. Bea
• 7. Cukai 
• 8. Denda
• 9. Pajak 
Bab 1
PENGANTAR PERPAJAKAN
Dasar-dasar Perpajakan
• Bagian 1

• Definisi :
• Menurut Prof Dr Rahmat Soemitro,SH
• Pajak adalah iuran Rakyat kepada Kas
Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat di paksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (Kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum
• PJA Andriani
• pajak ialah iuran rakyat
kepada negara (yg dapat dipaksakan)
yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan
dengan tidak mendapat prestasi
kembali* yg langsung dapat ditunjuk* 
dan daya gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubung dengan tugas negara
utk menyelenggarakan pemerintahan
Unsur Pajak
1. Iuran/pungutan :
• a. Iuran : Arah datangnya pajak berasal dari WP.
• b. Pungutan: Arah datangnya kegiatan untuk
• mewujudkan pajak berasal dari pemerintah.

2. Dipungut berdasarkan Undang-undang.


Perumusan macam jenis dan berat ringannya
tarif pajak harus melalui persetujuan rakyat
melalui DPR.
• Pasal ‘23 ayat (2) UUD 1945.
• $egala pajak utk keperluan negara berdasarkan Undang-
Undang. 

3. Dapat Dipaksakan
Terlihat dari adanya ketentuan mengenai sanksi
(administratif dan pidana)* Penagihan pajak dengan surat
paksa (PPSP)* kewenangan penyitaan* serta ketentuan
pencegahan dan penyanderaan.

4. Tegen Prestasi
WP yg membayar pajak tidak menerima/memperoleh
jasa imbal balik/ kontraprestasi secara langsung dari
pemerintah.

5. Untuk Membiayai Pengeluaran Umum Pemerintah


melalui mekanisme APBN/APBD
pajak yang penggunaannya untuk keperluan khusus
disebut “ earmarked tax” 
Perbedaan Pajak dan Retribusi
. Pajak' bersifat Tagen prestasi* dimana wajib
pajak yang membayar pajak
tidak menerima /memperoleh jasa imbal
balik/kontraprestasi secara langsung dari
pemerintah.
• Pada retribusi* hubungan dengan prestasi
kembalinya bersifat langsung* dimana
pembayaran tersebut memang ditunjukan
semata-mata oleh sipembayar untuk
mendapatkan suatu prestasi yang tertentu
dari pemerintah.
• Misalnyai uang sekolah, karcis rsu, Perizinan,
perizinan, dll
• Undang-undang No.28 tahun 2007
tentang Perubahan ketiga atas UU No .6
Tahun 1983 tentang ketentuan umum dan
tata cara Perpajakan:
• Pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-undang dengan
tidak mendapat imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara
bagisebesar-besar kemakmuran rakyat.
FUNGSI PAJAK
1. Fungsi Anggaran (Budgetair)
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerin
tah untuk membiayai pengeluaran2nya.
2. Fungsi Mengatur (Regularen)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dlam
bidang Sosial dan Ekonomi.
Contohnya adalah pengenaan pajak yang
lebih tinggi kepada barang mewah dan
minuman keras.
FUNGSI TAMBAHAN :
3. Fungsi pajak yang ketiga adalah sebagai fungsi
stabilitas : pajak sebagai penerimaan negara
dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan-
kebijakan pemerintah. Contohnya adalah
kebijakan stabilitas harga dengan tujuan untuk
menekan inflasi dengan cara mengatur peredaran
uang di masyarakat lewat pemungutan dan
penggunaan pajak yang lebih efisien dan efektif.
4.Fungsi pajak yang keempat adalah fungsi
redistribusi pendapatan : penerimaan negara dari
pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum dan pembangunan nasional sehingga dapat
membuka kesempatan kerja dengan tujuan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Berikut beberapa teori yg mendukung
mengenai pemungutan pajak:
• 1. Teori Asuransi
Dalam teori asuransi ini dijelaskan bahwa
negara wajib melindungi keselamatan warga
negaranya baik keselamatan jiwa maupun
harta benda beserta hak-haknya. Maka dari
itu warga negara harus membayar pajak
sebagai premi asuransi
• 2. Teori Kepentingan
Dalam teori kepentingan ini, pemungutan
pajak harus didasarkan pada kepentingan
masing-masing warga negara (disesuaikan)
misalkan yang memiliki banyak harta akan
membayar pajak lebih besar dari pada yang
memiliki sedikit harta.
• 3. Teori Daya Pikul
Teori ini menjelaskan bahwa pemungutan pajak
harus berdasarkan keadilan dan disesuaikan
pada bobot yang sama. Misalkan dengan adanya
penerapan PTKP (Penghasilan tidak kena pajak)
• 4. Teori Daya Beli
Teori ini menjelaskan bahwa pemungutan pajak
dilakukan Negara lebih ditekankan pada fungsi
mengatur dan memelihara kepentingan
masyarakat. Teori ini berkaitan dengan
kemampuan warga negara dalam melakukan
transaksi dengan pihak lain, misalkan PPNBM
(Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah)
• 5. Teori Bakti
Teori ini menjelaskan bahwa setiap negara
memiliki hak mutlak untuk memungut pajak,
maka dari itu teori bakti ini disebut juga teori
daya mutlak. Dan warga negara pun
menyadari bahwa mereka memiliki kewajiban
untuk membayar pajak agar pemerintahan
negara menjadi lancar.⠀⠀⠀⠀⠀          ⠀⠀
Syarat Pemungutan Pajak
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hanmbatan atau
perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
1. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan,
Undang Undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil.
Adil dalam perundang-undangan di antaranya mengenakan
pajak secara umum dan merata, serta disesusikan dengan
kemampuan masing-masing, sedang adil dalam
pelaksanaan yakni dengan memberikan hak bagi wajib
pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam
pembayaran, dan mengajukan banding kepada Majelis
Pertimbangan Pajak.
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang Undang
( Syarat Yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23A yang
menyatakan bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-
undang. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk
menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya
• 3. Tidak mengganggu perekonomian (kelancaran)
kegiatan produksi maupun perdagangan sehingga
tidak menimbulkan kelesuan perekonomian
masyarakat
• 4. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansial)
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak
harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil
pemungutannya.
• 5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudah
kan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi
• oleh undang undang perpajakan yang baru. Syarat
Ekonomis)
Pemungutan tidak boleh mengganggu
Macam Hukum Pajak
• a. Hukum Pajak Materiil
Memuat norma- norma tentang keadaan,
perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai
pajak (objek pajak), siapa yang dikenakan
pajak (subjek), berapa besar pajak yang
dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang
timbul dan hapusnya utang pajak,
hubungan hukum antara pemerintah dan
Wajib Pajak.
Contoh : PPh
• b. Hukum Pajak Formil
• Memuat tata cara untuk mewujudkan
hukum materiil menjadi kenyataan.
Hukum ini memuat:
1) Tata cara prosedur penetapan utang
pajak
2) Hak fiskus untuk mengadakan
pengawasan terhadap para Wajib Paja
3) Kewajiban dan hak Wajib Pajak
Ex: KUP
Kedudukan Hukum Pajak
• Menurut Prof DR Rachmad Soemitro SH, Hukum
Pajak mempunyai kedudkan diantara hukum-hukum :
1. HUKUM PERDATA, mengatur hubungan antara satu
individu dengaan individu lainnya.
2. HUKUM PUBLIK, mengatur hubungan antara
pemerintah dengan rakyatnya.
Hukum ini dapat dirinci lagi sebagai berikut :
- Hukum Tata Negara
- Hukum Tata Usaha (Hukuministratif)
- Hukum Pajak
- Hukum Pidana
Dengan demikian kedudukan Hukum Pajak merupakan
bahagian dari Hukum Publik.
• Bila didefinisikan Hukum Pajak adalah kumpulan
peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah
dengan rakyat  atau wajib pajak. Pemerintah sebagai
pemungut pajak dan wajib pajak atau rakyat sebagai
pembayar pajak. Hukum pajak sering juga disebut
dengan hukum fiscal ( Brotodihardjo,1986 ), karena
istilah pajak sering disamakan dengan istilah fiscal
( yang artinya kantong uang / keranjang uang yang
selanjutnya disebut sebagai kas negara ).
• Hukum pajak menganut “ paham imperative “ yang
artinya bahwa pelaksanaan pemungutan pajak tidak
dapat ditunda. Misalnya terjadi pengajuan keberatan
terhadap pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah,
sebelum ada keputusan dari Direktur Jenderal Pajak
tentang keberatan tersebut diterima, maka wajib pajak
yang mengajukan keberatan terlebih dahulu membayar
pajak sesuai dengan yang telah ditetapkan.
• Dalam pelaksanaan Hukum Pajak Berlaku apa yang
disebut dengan Lex Specialis at derogat Lex Generalis
maksudnya utamakan aturan yang khusus dulu
( Undang-undang Pajak) kemudian Yang tidak
tercantum masalahnya dalam undang-undang pajak
maka baru digunakan undang-undang yang umum.
Pengelompokan Pajak
• 1. Menurut Golongan
• a. Pajak langsung Pajak yang harus
dipikul sendiri oleh Wajib Pajak
dan tidak dapat dilimpahkan ke
orang lain. Ex: PPh
• b. Pajak tidak langsung Pajak yang
pada akhirnya dapat dilimpahkan

ke orang lain. Ex: PPN


• 2. Menurut Sifatnya
• a. Pajak Subjektif Pajak yang berda
sarkan pada subjeknya, dalam arti
memperhatikan keadaan diri Wajib
Pajak. Ex: PPh
• b. Pajak Objektif Pajak yang berdasar
kan pada objeknya, tanpa memper
hatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Ex: PPn dan PPnBM
• 3. Menurut Lembaga Pemungutnya
• a. Pajak Pusat Pajak yang dipungut oleh
• pemerintah pusat dan digunakan untuk
• membiayai rumah tangga negara.
• Ex: PPh, PPN&PPnBM, BM.
• b. Pajak Daerah Pajak yang dipungut oleh
• Pemerintah Daerah dan digunakan untuk
• membiayai rumah tangga daerah.
• Ex: Pajak hotel, Pajak kendaraan bermotor,

• PBB
• Assalamualaikum WW.
• Materi Perpajakan hari ini adalah tentang Tata
Cara Pemngutan Pajak.
• Setiap mahasiswa yang hadir mengabsensi
dengan cara meng WA masing-masing ke HP
saya No. 081360054154 atau 082360081158
• Terima kasih.
Tata Cara Pemungutan Pajak
• 1. Stelsel Pajak
• a. Stelsel Nyata (Riil Stelsel) Pengenaan
• pajak didasarkan pada objek (penghasilan
• yang nyata) diperoleh WP dalam 1 tahun.
• b. Stelsel Anggapan (Fictive Stelsel)
• Pengenaan pajak didasarkan pada suatu
• anggapan yang diatur oleh UU.
• c. Stelsel Campuran
Kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel
anggapan.
• 2. Azas Pemungutan Pajak
• a. Azas Domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas
seluruh penghasilan Wajib Pajak yang
bertempat tinggal di wilayahnya.
• b. Azas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas
penghasilan yang bersumber di wilayah
nya tanpa memperhatikan tempat tinggal
Wajib Pajak
c. Azas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan
kebangsaan suatu negara
AZAS PEMUNGUTAN PAJAK MENURUT PENDAPAT PARA AHLI :

• Adam Smith
• Asas Equality, pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara
harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib
pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap
wajib pajak.
• Asas Certainty, semua pungutan pajak harus berdasarkan
UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi
hukum.
• Asas Convinience of Payment, pajak harus dipungut pada
saat yang tepat bagi wajib pajak (saat yang paling baik),
misalnya disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya
atau disaat wajib pajak menerima hadiah.
• Asas Efficiency, biaya pemungutan pajak diusahakan
sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan
pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.
• W.J. Langen
• Asas Daya Pikul, besar kecilnya pajak yang dipungut
harus berdasarkan besar kecilnya penghasilan wajib
pajak. Semakin tinggi penghasilan maka semakin tinggi
pajak yang dibebankan.
• Asas Manfaat, pajak yang dipungut oleh negara harus
digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
untuk kepentingan umum.
• Asas Kesejahteraan, pajak yang dipungut oleh negara
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
• Asas Kesamaan, dalam kondisi yang sama antara wajib
pajak yang satu dengan yang lain harus dikenakan pajak
dalam jumlah yang sama (diperlakukan sama).
• Asas Beban Yang Sekecil-kecilnya, pemungutan pajak
diusahakan sekecil-kecilnya (serendah-rendahnya) jika
dibandingkan dengan nilai obyek pajak sehingga tidak
memberatkan para wajib pajak.
• Adolf Wagner
• Asas Politik Finansial, pajak yang dipungut negara jumlahnya
memadai sehingga dapat membiayai atau mendorong semua
kegiatan negara.
• Asas Ekonomi, penentuan obyek pajak harus tepat, misalnya:
pajak pendapatan, pajak untuk barang-barang mewah
• Asas Keadilan, pungutan pajak berlaku secara umum tanpa
diskriminasi, untuk kondisi yang sama diperlakukan sama
pula.
• Asas Administrasi, menyangkut masalah kepastian
perpajakan (kapan, dimana harus membayar pajak),
keluwesan penagihan (bagaimana cara membayarnya) dan
besarnya biaya pajak.
• Asas Yuridis, segala pungutan pajak harus berdasarkan
undang-undang.
• 3. Sistem Pemungutan Pajak
• a. Official Assesment System
• Suatu sistem pemungutan yang memberi wewe
• nang kepada fiskus untuk memenentukan besarnya
• pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
• Ciri-ciri:
• 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak
• terutang ada pada fiskus.
• 2) Wajib Pajak bersifat pasif
• 3) Utang pajak timbul telah dikeluarkan
• surat ketetapan pajak oleh fiskus
• b. Self Assesment System Sistem
Pemungutan pajak yang memberi kewenangan
kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang.

Ciri-ciri:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya
pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri.
2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung,
menyetor dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya
mengawasi.
• c. With Holding System
• Suatu pemungutan pajak memberi wewenang
kepada pihak ketiga untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak.
• Ciri-ciri:
• Wewenang menentukan besarnya pajak yang
terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain
fiskus dan WP.
Hambatan Pemungutan Pajak
• Perlawanan Pajak adalah hambatan-hambatan dalam
pemungutan pajak baik yang disebabkan oleh kondisi
negara dan rakyatnya maupun disebabkan oleh
usaha-usaha wajib pajak yang disadari ataupun tidak
disadari mempersulit pemasukan pajak sebagai
sumber penerimaan negara. Atau antara lain :
• 1. Perlawanan Pasif
Masyarakat enggan membayar pajak,karena:
a. Perkembangan intelektual dan moral
masyarakat
b. Sistem perpajakan yang sulit dipahami
masyarakat
c. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan
dengan baik
• 2. Perlawanan Aktif
Meliputi semua usaha dan perbuatan yang
secara langsung ditujukan kepada fiskus
dengan tujuan untuk menghindari pajak.
Bentuknya:
a. Tax Avoidance, usaha meringankan beban
pajak dengan tidak melanggar UU
b. Tax Evasion, usaha meringankan beban
pajak dengan cara melanggar UU
(menggelapkan pajak)
TIMBUL DAN HAPUSNYA UTANG PAJAK
Ada 2 ajaran yang mengatur timbulnya
utang pajak :
• 1. Ajaran Formil
• utang pajak timbul karena dikeluarkannya
surat ketetapan pajak oleh fiskus. Ajaran ini
diterapkan pada official assessment system.
• 2. Ajaran materil
• utang pajak timbul karena berlakunya
undang-undang. Seseorang dikenai pajak
karena suatu keadaan dan perbuatan. Ajaran
ini diterapkan pada Self Assessment System.
• Hapusnya utang pajak dapat
disebabkan oleh beberapa hal :
1. Pembayaran
2. Kompensasi
3. Daluarsa
4. Pembebasan dan penghapusan.
Tarif Pajak
1. Tarif Marginal
Persentase ini berlaku untuk suatu kenaikan

dasar pengenaan pajak


2. Tarif Efektif
Persentase tarif pajak yang efektif berlaku
atau harus diterapkan atas dasar pengenaan

pajak tertentu
Struktur tarif yang berhubungan dengan pola
persentase tarif pajak dikenal 4 macam tarif:

• 1. Tarif Sebanding/Proporsional
• Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap
berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga
besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap
besarnya nilai yang dikenai pajak. Contoh: PPN 10%
atas penyerahan Barang Kena Pajak
• Contoh : Lihat Tabel berikut
No Tingkat Penghasilan (Rp.) Tingkat tarif (%) Jlh Penetapan Pajak
1. 3.000.000,- 5% Rp. 150.000,-
2. 4.000.000,- 5% “. 200.000.-
3 5.000.000,- 5% “. 250.000,-
4. 6.000.000,- 5% “. 300.000,-
5. 7.000.000,- 5% “. 350.000,-
• Berdasar tabel diatas dapat disimpulkan bahwa berapapun
besarnya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tingkat tarif pajak
dengan persentasenya (%) sama, artinya perobahan besar
kecil pajak seseorang ditentukan oleh NJOP masing-masing.
• 2. Tarif Tetap
• Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun
jumlah yang dikenai pajak sehingga pajak yang terutang
tetap.
• Contoh :
• Bea Materai berjumlah Rp. 6.000.- untuk transaksi kegiatan
bernilai Rp. 1000.000,- sampai dengan tidak terhingga.
Misalnya untuk dipakai pada sertifikat tanah yang nilai
nominal penjualan tanah antara lain Trilyun, Milyar, Jutaan
biaya materainya tetap sebesar Rp. 6.000,-
3. Tarif Progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila
jumlah yang dikenai pajak semakin besar.
Contoh : Pasal 17 UU PPh lihat Tabel berikut :
No. Tingkat Penghasilan (Rp) Tarif ( %) Jlh Pajak (Rp),
1. 3.000.000,- - 6.000.000,- 5% 300.000,-
2. 7.000.000,- - 10.000.000,- 7% 700.000,-
3. 11.000.000,- - 14.000.000,- 9% 1.260.000,-
4. 15.000.000,- - 19.000.000,- 11% 2.090.000,-
5. 20.000.000,- - 24.000.000,- 13% 3.120.000,-

Dari tabel diatas terlihat makin besar penghasilan


seseorang maka persentase pajak semakin besar
artinya kebijakan pemerintah disini lebih memper
hatikan terhadap pengusaha ekonomi lemah.
• Menurut kenaikan persentase tarifnya, tarif progresif
dibagi ;
• a. Tarif Progresif Progresif
Kenaikan persentase pajaknya semakin
besar

• b. Tarif Progresif Tetap


Kenaikan pajaknya tetap

• c. Tarif Progresif Degresif


Kenaikan persentase pajaknya semakin
kecil
• 4. Tarif Degresif
Persentase tarif pajak yang semakin menurun bila jumlah
yang dikenai pajak semakin besar
Contoh : Lihat tabel berikut ini
No. Tingkat Penghasilan ( Rp.) Tarif Pajak ( % )
1. s/d 10.000.000,- 20%
2. 11.000.000,- s/d 20.000.000,- 15%
3. 21.000.000,- s/d 30.000.000,- 10%
4. 31.000.000,- s/d 40.000.000,- 7%
5. 41.000.000,- s/d 50.000.000,- 5%

Semakin besar tingkat penghasilan seseorang maka semakin


kecil tingkat tarif pajaknya.
Kalau kebijakan pemderintah seperti ini berarti pemerintah lebih berpihak
kepada komlomrate (pengusaha besar) ini akan terjadi pengangguran.
Bagian 2
PAJAK NEGARA DAN DAERAH
• A. PAJAK NEGARA :
• 1. Pajak Penghasilan(PPh)
Dasar hukumya UU No.7/1984 yg dirobah
terakhirnya UU No. 17/2000
• 2. Pajak pertambahan Nilai dan pajak penjua
lan atas Barang Mewah(PPN & PPnBM)
Dasar hukumnya adalah UU No.8/1983 yg
dirobah terakhirnya dgn UU No. 18/2000
3. Bea Materai
Dasarnya UU No. 13/1985 berlaku 1-1-1986
• 4. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Dasar Hukumnya UU No.12/1985 yg pero
bahan terakhirnya UU No.12/1994
Sejak 2018 objeknya tinggal Sektor
Perkebunan dan Sektor Industri).
• 5. Bea Peralihan Hak atas Tanah dan Bangu
nan (BPHTB)
Dasar hukumnya adalah UUNo.21/1997 yg
perobahan terakhirnya dgn UU No.
20/2000.
B. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
• Dasar Hukum adalah UU No. 18/1997 yang telah diro
bah dengan UU No. 34/2000
• PAJAK DAERAH TERBAGI 2 YAITU :
• 1. Pajak Provinsi antara lain :
1. Pajak Kenderaan Bermotor dan Kenderaan di
atas air (PKB).
• 2. Bea Balik Nama Kenderan Bermotor dan Ken
deraan diatas air (BBNKB).
• 3. Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor
(PBBKB).
• 4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air
Bawah tanah dan Air Permukaan
• 2. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari :
• 1. Pajak Hotel
• 2. Pajak Restoran
• 3. Pajak Hiburan
• 4. Pajak Reklame
• 5. Pajak Penerangan Jalan
• 6. Pajak Pengambilan Bahan Golongan C
• 7. Pajak Parkir
• 8. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB Sektor
• Perdesaan dan Perkotaan).
• 9. Pajak lain-lain
Retribusi Daerah
. Retribusi adalah Pungutan daerah sebagai pembayaran
atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan/diberikan oleh pemerintah
untuk kepentingan orang pribadi/badan.
. Jasa adalah kegiatan Pemerintah daerah berupa usaha
dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasili
tas atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikma
ti oleh orang pribadi/badan.
. Jasa umum= Untuk kepentingan umum
. Jasa usaha = menganut prinsip komersial
. Perizinan tertentu: untuk pembinaan,pengaturan,pengen
dalian dan pengawasan.
Objek Retribusi Daerah
• 1. Jasa umum, berupa pelayanan yang diberikan pemerintah
daerah untuk kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
• 2. Jasa Usaha yaitu berupa pelayanan yang disediakan oleh
pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial.
• 3. Perizinan tertentu, yaitu kegiatan tertentu pemerintah da
erah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi /
badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan guna melindungi kepenti
ngan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
• Subjek Retribusi :
Orang pribadi atau Badan
Tata cara pelaksanaan pemungutan Retribusi
dan Tata cara Penghapusan Piutang Retribusi
yang Kadaluarsa
• Tata cara pelaksanaan pemungutan Retribusi
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
• Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi
karena kadaluarsa dapat dihapuskan.
• Penghapusan piutang retribusi daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang sudah kadaluarsa dilakukan
dengan Keputusan Gubernur dan Bupati/Walikota.
• Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah
kadaluarsa diatur dengan Peraturan Pemerintah.
KETENTUAN UMUM DAN TATA
CARA PERPAJAKAN
• Undang-undang ttg ketentuan umum danTatacara
Perpajakan dilandasi falsafah Pancasila dan UUD 1945
yang didalamnya tertuang ketentuan yang menjunjung
tinggi hak warga negara dan menempatkan kewajiban
perpajakan sebagai kewajiban kenegaraan.

• DASAR HUKUM :
• Adalah Undang-undang No. 6 Tahun 1983 sebagaimana
telah dirobah terakhir dengan Undang-undang No. 28
Tahun 2007.
Pengertian-pengertian :
• 1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersi
fat memaksa berdasarkan undang-undang.
• 2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
mempunyai hak dan kewajibanperpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
• 3. Badan adalah sekumpulan orang dan/ atau modal.
• 4. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi da
sar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor
dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu
jangka waktu tertentu paling lama 3 bulan.
• 5. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 tahun kelender kecu
ali bila Wp menggunakan tahun buku yang tidak sama de
ngan tahun kelender.
• 6. Bagian tahun pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 ta
hun pajak.
• 7. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar
pada suatu saat dalam masa pajak.
• 8. Surat paksa adalah surat perintah membayar utang pajak
dan biaya penagihan pajak.
• 9. Kredit pajak adalah pajak yang dibayar ditambah dengan
pokok pajak yang terutang dalam surat tagihan pajak ta
hun berjalan.
• 10.Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun
dan mengolah data secara objektif dan profesional.
. 11. Penaggung Pajak adalah orang pribadi atau badan.
Tahun Pajak
• 1. Tahun pajak sama dengan tahun Takwim.
• Contoh :
Mulai 1 Januari berakhir 31 Desember 2017

. 2. Tahun pajak tidak sama dgn tahun takwim


Contoh :
1 Juli 2017 berakhir 30 Juni 2018
1 April 2017 berakhir 31 Maret 2018
1 Oktober 2017 berakhir 30 September 2018
A. NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)
• 1. NPWP adalah nomor yg diberikan kepada Wajib
• Pajak sebagai sarana administrasi perpajakan yg
• dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
• identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak
• dan kewajiban perpajakannya.
• 2. Fungsi NPWP :
• a. Sebagai tanda pengenal atau identitas WP
• b. Untuk menjaga ketertiban dlm pembayaran
• dan dalam pengawasan administrasi pajak.
• 3. Pencantuman NPWP.
Dalam hal dengan dokumen perpajakan , wajib
pajak diwajibkan mencantumkan NPWP yang di
milikinya.

4. Pendaftaran NPWP.
Semua WP yg telah memenuhi persyaratan subjek
tif dan objektif sesuai dgn peraturan perundang –
undangan perpajakan berdasarkan Self Asses
ment System WP mendaftar diri pada kantor
pajak utk dicatat sebagai WP dan sekaligus untuk
mendapatkan NPWP.
• 5. Sanksi.
Setiap orang yg dengan sengaja tidak mendaftar
kan diri untuk diberikan NPWP atau menyalah
gunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pen
dapatan negara dipidana dgn pidana penjara pa
ling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan

denda paling sedikit 2x jumlah pajak terutang yg

tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4x


jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang di
bayar.
• 6. Penghapusan NPWP.
a. Diajukan permohonan penghapusan NPWP
oleh WP atau ahli warisnya.
b. WP badan dilikuidasi karena penghentian
atau penggaungan usaha.
c. Wanita yg sebelumnya telah memiliki NP
WP dan menikah tanpa membuat perjanjian
pemisaahan harta dan penghasilan dalam
hal suami dari wanita tsb telah terdaftar se
bagai WP.
d. WP bentuk usaha tetap menghentikan kegia
atan usahanya di Indonesia.
e. Dianggap perlu oleh Dirjen Pajak dari WP yg
telah tidak memenuhi persyaratannya.
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
• Pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang kena pajak dan/ atau
penyerahan jasa kena pajak yang dikenai pajak
berdasarkan undang-undang pajak pertambahn nilai
1984 dan perubahannya.
• Setiap WP sebagai pengusaha kena pajak Wajib
melaporakan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
pengusaha kenak pajak
• Fungsi Pengukuhan PKP adalah :
1. Sebagai identitas PKP yang bersangkutan
2. Melaksanakan hak dan kewajiban dibidang PPN
dan Pajak penjualan atas barang mewah.
3. Pengawasan administrasi perpajakan.
B.Surat Pemberitahuan (SPT)
• 1. Pengertian SPT
• Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang
digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek
pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta
dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
• Pajak yang terutang adalah pajak yang harus
dibayar suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam
Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
2. Jenis SPT
• Formulir SPT terdiri atas dua formulir yaitu
1. Formulir SPT Masa.
Digunakan WP utk melaporkan penghitungan dan atau pem
bayaran pajak yang terutang dlm suatu masa pajak atau
pada suatu saat.
2. Formulir SPT Tahunan.
Digunakan WP untuk melaporkan penghitungan dan pemba
yaran pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak
Keduanya memiliki fungsi yang berbeda dan bentuk formatnya
pun sama sekali tidak sama.
Fungsi SPT
• Surat pemberitahuan (SPT) pajak memiliki fungsi yang berbeda bagi
setiap pihak yang berkepentingan. Baik untuk wajib pajak, Pengusaha
Kena Pajak maupun bagi pemotong atau pemungut pajak. Fungsi surat
pemberitahuan bagi wajib pajak penghasilan adalah sebagai sarana
untuk melaporkan. Selain itu surat pemberitahuan juga berfungsi untuk
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang
sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :
• pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri
dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu
tahun pajak atau bagian Tahun Pajak,
• penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
• harta dan kewajiban, dan/atau,
• pembayaran dari pemotongan pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu Masa
Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Prosedur Penyelesaian SPT
• CARA MENGISI SPT TAHUNAN PRIBADI : SPT / FORMULIR 1770 S ATAU SPT / FORMULIR 1770 SS ?
• Seorang pegawai biasanya mendapatkan SPT / Formulir 1770 S atau SPT / Formulir 1770 SS dari pemberi
kerja. Apa bedanya SPT / Formulir 1770 S atau SPT / Formulir 1770 SS?
• SPT / Formulir 1770 S adalah Surat Pemberitahuan pajak tahunan bagi orang pribadi yang memiliki
pendapatan lebih dari Rp 60 juta selama 1 tahun terakhir.  
• SPT / Formulir 1770 SS adalah Surat Pemberitahuan pajak tahunan bagi orang pribadi yang memiliki
pendapatan kurang dari Rp 60 juta selama 1 tahun terakhir

• DOKUMEN-DOKUMEN YANG HARUS DIPERSIAPKAN


• Sebelum mulai mengisi dan melaporkan SPT Tahunan Pribadi, Anda harus
menyiapkan data dari dokumen-dokumen berikut :
• 1. Formulir 1721 A1 atau A2
• 2Mintalah formulir 1721 A1 atau A2 kepada pemberi kerja Anda. Data dari formulir ini yang harus Anda
laporkan pada saat mengakses portal e-Filing SPT Tahunan Pribadi OnlinePajak atau DJP Online. 
• 2. EFIN
• EFIN atau Electronic Filing Identification Number adalah nomor identifikasi wajib pajak dari DJP untuk
melakukan e-filing atau lapor pajak online. Untuk mendapatkan EFIN atau bila sudah punya tapi lupa,
wajib pajak harus mendatangi KPP (Kantor Pelayanan Pajak) terdekat dengan membawa NPWP dan
mengisi formulir aktivasi EFIN
• 3. Data penghasilan lainnya, kewajiban
/utang, harta (bila ada)

. Bila Anda memiliki penghasilan lainnya di luar pekerjaan tetap


Anda, kewajiban/utang, atau harta maka siapkan data-data
tersebut agar Anda dapat mengisi SPT Tahunan Pribadi Anda
dengan mudah. 

• FORMULIR 1770 S / SPT 1770 S DAN FORMULIR


1770 S / SPT 1770 S
• Cara mengisi SPT Tahunan pribadi di aplikasi
wajib pajak pribadi OnlinePajak lebih
mudah dan cepat. Ikuti saja langkah-
langkah berikut ini:
• 1. Buka atau buat akun OnlinePajak
Bila belum memiliki akun di OnlinePajak,
silakan daftar dulu di aplikasi e-Filing
OnlinePajak.
• 2. Pilih "e-Filing SPT Pribadi“
• Pada menu navigasi, pilih "e-Filing SPT
Pribadi" untuk mulai mengisi SPT Tahunan Pribadi. 
• 3. Isi NPWP Pribadi Anda
Selanjutnya isi NPWP Pribadi Anda,
kemudian klik "Buat Profil Saya".
• Selanjutnya isi NPWP Pribadi Anda, kemudian
klik "Buat Profil Saya".
• 4. Berapa Jumlah Pendapatan Anda dalam
Setahun Terakhir?
• 5. Lengkapi Detail Pribadi 
• Lengkapi detail pribadi Anda seperti status
pernikahan, jumlah tanggungan (jika ada) dan
status kewajiban pajak suami istri, dan lain-
lain. Lalu klik "Selanjutnya".

• 6. Lengkapi Detail Anggota Keluarga atau


Tanggungan 
• Lengkapi detail anggota keluarga Anda, bagi Anda yang telah menikah dan memiliki tanggungan.

•7. Isi Detail Pajak Anda 


•Isi detail pajak Anda dengan mengklik "Tambah Form 1721 A1 atau A2, lalu isikan detail pajak Anda, terutama 3 kolom berikut ini:
•Penghasilan bruto (lihat pada form A1 nomor 8 atau form A2 nomor 11)
•Pengurang penghasilan (lihat form A1 nomor 11 atau form A1 nomor 14)
•Bukti potong pajak dari pihak lain (lihat form A1 nomor 20 atau form A1 nomor 23)
•8. Isi Informasi Tambahan 
•Selanjutnya isi informasi tambahan, seperti "Penghasilan Lainnya", "Subjek Penghasilan yang Dikenakan PPh Final", "Penghasilan yang Tidak
Termasuk Objek Pajak", "Harta", "Kewajiban/Utang", jika ada. Jika tidak ada, silakan lewati dengan klik "Selanjutnya". 
•9. e-Filing SPT Tahuna nPribadi Anda
•Akhirnya, Anda bisa lapor SPT Pribadi secara online atau e-filing. Bila jumlah pajak yang harus Anda bayarkan nihil, maka silakan langsung isikan
dulu nomor EFIN Anda, lalu klik "Simpan". Lalu klik "Lapor". 
•Tetapi bila status pajak Anda "Kurang Bayar" seperti contoh di bawah ini, maka Anda harus mendapatkan ID Billing di OnlinePajak dengan
mengklik "Dapatkan ID Billing Anda".
• Setelah mendapatkan ID Billing maka bayarkan jumlah kurang bayar tersebut ke Rekening Kas Negara melalui bank/ATM dan dapatkan NTPN
(Nomor Transaksi Penerimaan Negara). Kemudian, masukkan nomornya pada kolom "NTPN".   
• 10. Masukkan Kode Verifikasi dan Kirimkan SPT Tahunan Pribadi Anda
• Setelah mengklik "Dapatkan Bukti Lapor Saya", DJP akan mengirimkan kode verifikasi ke email yang Anda daftarkan ke DJP saat mendaftarkan EFIN. Masukkan kode verifikasi tersebut dan "Dapatkan Bukti Lapor Saya". 
• 11. Dapatkan Bukti Lapor Anda
• Silakan periksa email Anda untuk mendapatkan bukti pelaporan online Formulir 1770 S atau Formulir 1770 SS Anda berupa Bukti Penerimaan Elektronik.
• 12. Unduh SPT / Formulir 1770 S atau SPT / Formulir 1770 SS
• Jika Anda membutuhkan SPT / Formulir 1770 S atau SPT / Formulir 1770 SS untuk dokumentasi, silakan unduh file PDF dengan mengklik "Unduh File PDF Sekarang".
• DOKUMEN PDF YANG WAJIB DIUNGGAH SESUAI PERATURAN EFILING PAJAK 2018
• Sesuai peraturan DJP terbaru nomor PER-01/PJ/2017, pengguna aplikasi efiling pajak yang melaporkan SPT 1770 S / SPT 1770 SS dengan status lebih bayar diwajibkan mengunggah Bukti Pemotongan berikut ini, dalam 1 file PDF:
• Jenis SPT
• PDF yang Wajib Diunggah (Digabungkan Dalam 1 File)
• SPT 1770 S / SPT 1770 SSBukti Pemotongan dan/atau Bukti Pemotongan ZakatBagi wajib pajak orang pribadi yang melaporkan status nihil dan kurang bayar dikecualikan dari kewajiban melampirkan dokumen PDF.
• SambungFacebookTwitterGoogle+
• Hitung, Setor & Lapor SPT Tahunan Pribadi di OnlinePajak!
•  Cukup 1x klik Anda sudah dapat lapor pajak tanpa perlu ke KPP. Ingat, batas waktu e-Filing SPT Tahun Pribadi hingga 31 Maret.
• Pelajari Sekarang!
• Baca Juga
• Wajib Pajak Orang Pribadi
• Cara Daftar NPWP Online
• Formulir SPT 1770 2018
• Formulir 1770 S 2018
• Formulir 1770 SS 2018
• Cara Mendapatkan e-FIN (Wajib Pajak Pribadi)
• Cara Download Formulir 1721 A1 SPT Tahunan Pribadi di OnlinePajak
10. Masukkan Kode Verifikasi dan Kirimkan SPT Tahunan Pribadi Anda
Setelah mengklik "Dapatkan Bukti Lapor Saya", DJP akan mengirimkan
kodeverifikasi ke email yang Anda daftarkan ke DJP saat mendaftarkan EFIN. Masukkan kode verifikasi tersebut dan "Dapatkan Bukti Lapor Saya". 
• 11. Dapatkan Bukti Lapor Anda
•Silakan periksa email Anda untuk mendapatkan bukti pelaporan online Formulir 1770 S atau Formulir 1770 SS Anda berupa Bukti Penerimaan Elektronik.
• 12. Unduh SPT / Formulir 1770 S atau SPT / Formulir 1770 SS
• Jika Anda membutuhkan SPT / Formulir 1770 S atau SPT / Formulir 1770 SS untuk dokumentasi, silakan unduh file PDF dengan mengklik "Unduh File PDF Sekarang".
• DOKUMEN PDF YANG WAJIB DIUNGGAH SESUAI PERATURAN EFILING PAJAK 2018
•Sesuai peraturan DJP terbaru nomor PER-01/PJ/2017, pengguna aplikasi efiling pajak yang melaporkan SPT 1770 S / SPT 1770 SS dengan status lebih bayar
diwajibkan mengunggah Bukti Pemotongan berikut ini, dalam 1 file PDF:
•Jenis SPT
•PDF yang Wajib Diunggah (Digabungkan Dalam 1 File)
• SPT 1770 S / SPT 1770 SSBukti Pemotongan dan/atau Bukti Pemotongan ZakatBagi wajib pajak orang pribadi yang melaporkan status nihil dan kurang bayar
dikecualikan dari kewajiban melampirkan dokumen PDF.
• SambungFacebookTwitterGoogle+
•Hitung, Setor & Lapor SPT Tahunan Pribadi di OnlinePajak!
•  Cukup 1x klik Anda sudah dapat lapor pajak tanpa perlu ke KPP. Ingat, batas waktu e-Filing SPT Tahun Pribadi hingga 31 Maret.
• Pelajari Sekarang!
• Baca Juga
•Wajib Pajak Orang Pribadi
• Cara Daftar NPWP Online
• Formulir SPT 1770 2018
•Formulir 1770 S 2018
• Formulir 1770 SS 2018
• Cara Mendapatkan e-FIN (Wajib Pajak Pribadi)
• Cara Download Formulir 1721 A1 SPT Tahunan Pribadi di OnlinePajak
Prosedur Penyelesaian SPT
a. Wajib pajak mengambil sendiri Blanko SPT pada kantor Pelayanan

Pajak setempat.
b. SPT harus diisi dengan benar, jelas dan lengkap sesuai dengan pe
tunjuknya.
c. SPTdiserahkan kembali ke kantor Pelayanan ybs dalam btas waktu
yang ditentukan dan akan diberikan tanda terima tertanggal.
d. Bukti-bukti yang harus dilampirkan pada SPT a.l :
1. Untuk WP yang mengadakan pembukuan : Laporan Keuangan
berupa neraca dan laporan rugi laba.
2. Untuk SPT Masa PPN sekurang-kurangnya memuat jumlah dasar
pengenaan pajak, jumlah pajak keluaran, jumlah pajak Masukan
yang dapat dikreditkan dan jumlah kekurangan atau kelebihan
pajak.
3. WP yang menggunakan norma perhitungan : perhitungan jumlah
peredaran yang terjadi dalam tahun pajak yang bersangkutan.
Pembetulan SPT
• Apabila diketahui terdapat kesalahan pada SPT, WP dapat melakukan pembetulan
SPT atas kemamuan sendiri dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam
jangka waktu 2 tahun sesudah saat terutangnya pajak atau berakhir masa pajak,
bagian tahun pajak atau tahun pajak, denga syarat Dirjen Pajak belum memulai
melakukan tindakan pemeriksaan.

Batas Waktu Penyampaian SPT


Sudah ditetapkan oleh pemerintah dibaca saja pengumumannya.

Penundaan atau perpanjangan penyampaianSPT


Lihat pada penjelasannya.
Sanksi terlambat atau Tidak menyampaikanSPT
-Rp.500.000,- untuk SPT Masa pajak pertambahan nilai
-Rp.100.000,- untuk Masa lainnya dan
-Rp.1.000.000,- untuk SPT Tahunan PPh WP Badan
-Rp.100.000,- untuk SPT tahunan PPh WP orang pribadi.

Catatan : Untuk Tahun pajak 2020 ini karena Negara kita dilanda
Corona banyak pertimbangan keringanannya.
C. SURAT SETORAN PAJAK(SSP) DAN
PEMBAYARAN PAJAK
• 1. Pengertian.
• adalah bukti pembayaran atau penyetoran
• pajak yang telah dilakukan ke kas negara.
• 2. Fungsi.
• Sebagai bukti pembayaran pajak apabila
• telah mendapat validasi.
• 3.Tempat pembayaran dan penyetoran pajak.
• Bank atau Pos yg ditunjuk Menkeu.
• 4. Batas waktu pembayaran/penyetoran pajak
• Lihat ketentuannya
D. SURAT KETETAPAN PAJAK meliputi :
• 1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB).
• adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
• besarnya jlh pokok pajak, jlh kredit pajak, jlh kekura
• ngan pembayaran pokok pajak, besanya sanksi adm
• dan jumlah yg masih harus dibayar.
• a. Penerbitan SKPKB.
• Hanya dapat diterbitkan terhadap WP yg berdasar
• kan hasil pemeriksaan atau keterangan lain tidak
• memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban
• material.
• b. Sanksi Administrasi.
• Selain kekurangan pajak terutang ditambah biaya
• administrasi.
• c. Fungsinya : - Koreksi atas jlh terutang menurt spt.
• - Sarana utk mengenakan sanksi.
• - Alat utk menagih pajak.
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT)
• a. Pengertian.
• adalah surat ketetapan pajak yg menentu
• kan tambahan atas jlh pajak yang telah di
• tetapkan.
• b. FungsiNya : - Koreksi atas jlh yg terutang
• - Sarana utk mengenakan sanksi
• - Alat untuk menagih pajak
• c. Sanksi SKPKBT.
• Jlh kekurang pajak yg trutang di + dgn
• saksi adm100% dari jlh kekurangan pajak tersebut.
• d. Jangka penerbitan SKPKBT.
• 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhir
• nya masa pajak.
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB)
• a. Pengertian.
• adalah Surat ketetapan pajak yg menentukan jlh
• kelebihan pembayaran pajak karena jlh kredit pajak
• lebih besar dari pada pajak yang terutang atau seha
• rusnya tidak terutang.
b. Penerbitan SKPLB. Untuk :
1. PPh apabila jlh kredit pajak > jlh pajak yg terutang
2. PPn apabila jlh kredit pajak > sda
3. PPn-BM apabila jlh pajak yg dibayar > sda
• C. Fungsinya : Sarana utk mengembalikan kelebihan
• pembayaran.
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
• a.Pengertian.
• Adalah surat ketetapan pajak yg menentukan jlh
• pokok pajak sama besarnya dgn jlh kredit pajak atau
• pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
• B. Penerbitan SKPN.
• Diterbitkan apabila setelah dilakukan pemeriksaan
• jlh kredit pajak atau jlh pajak yg dibayar sama dgn
• jlh pajak yg terutang atau pajak tidak terutang dan
• tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembahyaran
• pajak.

5.SURAT TAGIHAN PAJAK(STP)
• a. Pengertian.
adalah surat untuk melakukan tagihan
pajak dan atau sanksi administrasi berupa
bunga dan atau denda.
b. Penerbitan STP.
STP dikeluarkan apabila :
1. PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar.
2. Hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pjk
3. WP dikenai sanksi administrasi berupa denda/bunga.
4. Pengusaha Kena Pajak(PKP) tetapi tidak membuat
faktur pajak atau membuat tetapi tidak tepat waktu.
5. PKP tidak mengisi faktur pajak secara lengkap.
6. PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dgn masanya.
7. PKP yang gagal berproduksi.
• C. Fungsi STP.
• a. Sebagai koreksi atas jumlah pajak yg terutang
• menurut SPT wajib pajak.
• b. Sarana mengenakan sanksi administrasi berupa
• bunga atau denda.
• c. Alat untuk menagih pajak.
• D. Sanksi Administrasi STP.
• a.Jlh kekurangan pajak yg terutang ditambah dgn
• sanksi administrasi berupa bunga 2% perbulan
• untuk paling lama 24 bulan.
• b. Terhadap PKP selain wajib menyetor pajak yg ter
• utang, dikenai sanksi adm berupa denda sebesar
• 2% dari dasar pengenaan pajak.
• c. Terhadap PKP dikenai sanksi adm bunga sebesar
• 2% perbulan dari jlh pajak yg ditagih kembali.
• E. Kekuatan hukum STP.
• Mempunyai kekuatan hukum yg sama dgn SKP shg
• dalam hal penagihan dpt dilakukan dgn Surat Paksa.

• ===== Sampai disini dulu untuk hari ini =======


KEBERATAN DAN BANDING
1. Tata cara Penyelesaian keberatan.
a. WP dapat mengajukan keberatan hanya kepada Dir
jen Pajak atas suatu:
SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN dan Pemotongan
atau Pemungutan oleh Pihak ketiga.
b. Pengajuan keberatan yg dituangkan dalam bentuk
Surat Keberatan dengan syarat yg telah tertentu.
c. Dst.
2. Tata cara penyelesaian banding.
a. WP dapat mengajukan permohonan banding hanya
kepada Badan Peradilan Pajak atas Srt Keberatan.
b. Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan Pe
ngadilan khusus dilingkungan PTUN.
c. Dst.
• Apa Saja yang Boleh Diajukan Keberatan?
• Anda tidak perlu khawatir jika tidak setuju dengan SKP yang
diterbitkan karena Anda dapat membuat keberatan.
• Cara Membuat Surat Keberatan
• Berikut ini tata cara mengajukan surat keberatan, antara lain:
1. Surat keberatan yang diajukan oleh pemohon harus dibuat
dengan bahasa Indonesia.
2. Mencantumkan jumlah pajak yang telah dipotong atau terutang
atau jumlah kerugian berdasarkan perhitungan wajib pajak
dengan menyertakan alasan- alasan yang jelas.
3. Setiap satu keberatan adalah untuk satu tahun atau masa dan
satu jenis pajak.
• Untuk wajib pajak yang ingin mengajukan keberatan, paling lambat
adalah tiga bulan dari tanggal diberikannya SKP atau sejak tanggal
pemungutan/ pemotongan.
• Jika wajib pajak melewati batas waktu maksimal yang telah diputuskan,
maka harus memberitahukan keadaan yang terjadi itu diluar keinginan atau
kuasa wajib pajak.
• Kemudian, wajib pajak menunggu hasil putusan atas pengajuan keberatan
dalam kurun waktu 12 bulan setelah diterimanya surat keberatan.
• Mengapa Mengajukan Permohonan Banding Pajak?
• Sesuai dengan pengertiannya banding pajak adalah sebuah
upaya hukum yang ditempuh oleh wajib pajak jika tidak dapat
menerima atau tidak setuju dengan SKP yg telah
disampaikan.
• Saat wajib pajak merasa kurang puas terhadap hasil
pemeriksaan pajak, maka proses banding pajak baru bisa
dilakukan yang dibarengi dengan keluarnya SKP. Surat
ketetapan pajak ini mengenai pajak terutang yang berisi
kurang bayar, lebih bayar, atau bahkan nihil.
• Dasar Hukum Banding Pajak
• Dasar hukum yang menaungi banding pajak telah tercantum
pada UU No. 14 tahun 2002 mengenai Pengadilan Pajak.
Untuk proses pelaksanaan hukumnya antara lain keberatan,
banding, sampai terkait peninjauan kembali.
• Proses ini adalah bagian dari hukum tentang pajak dan tentu
sesuai dengan prosedur hukum yang diberlakukan.
• Persyaratan Mengajukan Surat Banding Pajak
• Setelah mengetahui mengenai apa itu banding pajak, alasan di balik
dilakukan banding pajak, berikut ini syarat untuk Anda yang ingin
mengajukan surat banding pajak.
1. Setiap satu keputusan pajak, mengajukan satu surat banding
2. Surat pengajuan banding secara tertulis dengan menggunakan Bahasa
Indonesia. Masa berlaku pengajuan banding paling lama adalah tiga bulan
dari diterimanya keputusan keberatan. Namun, bisa jadi berubah jika
terdapat aturan lain dalam peraturan undang-undang perpajakan.
3. Pengajuan banding harus disertai dengan lampiran surat keputusan
keberatan.
4. Syarat mengajukan banding adalah telah membayar jumlah pajak terutang
sebesar 50%.
5. Melampirkan SSP (Surat Setoran Pajak) atau Pbk (Pemindah Bukuan) Jika
hendak mengajukan banding, pastikan Anda telah melengkapi persyaratan
seperti data-data atau bukti pendukung lainnya seperti SKP, surat
pengajuan keberatan, laporan keuangan, SPT, dan sebagainya. Anda akan
diberi pemberitahuan jadwal sidang banding pajak maksimal 14 hari
sebelum dilaksanakan sidang.
• Pihak yang Dapat Melakukan Pengajuan Banding Pajak
• Untuk proses banding, pihak-pihak terkait yang bisa
mekakukannya juga sudah diatur antara lain:
1. Dapat dilakukan oleh wajib pajak, ahli waris, pengurus,
ataupun kuasa hukum si wajib pajak.
2. Ketikan proses pengajuan banding sedang berjalan dan
pemohon meninggal dunia, proses ini akan dilanjutkan
oleh ahli waris.
3. Selama proses berjalan, apabila pemohon banding
menggabungkan, memecah, atau melakukan pemekaran
usaha, proses banding dapat diteruskan oleh pihak yang
diberi tanggung jawab atas kasus tersebut.
• Hak yang Didapat Oleh Pemohon Banding Pajak
• Jika syarat-syarat untuk pengajuan banding telah terpenuhi, maka
pemohon akan memperoleh hak-hak seperti berikut ini, antara lain:
1. Dalam jarak waktu tiga bulan setelah menerima surat keputusan
banding, pemohon memiliki hak untuk melengkapi surat banding
sebagai bentuk dari pemenuhan ketentuan yang berlaku.
2. Memasukkan surat bantahan dapat dilakukan dalam kurun waktu
30 hari sejak menerima surat uraian banding.
3. Pemohon dapat mengikuti sidang untuk menyampaikan keterangan
secara lisan dan menunjukkan bukti selama menyampaikan secara
tertulis kepada ketua pengadilan pajak.
4. Memiliki hak untuk datang dalam sidang pembacaan keputusan.
5. Memiliki hak didampingi ataupun diwakilkan oleh kuasa hukum
dengan syarat telah mendapat izin atau terdaftar sebagai kuasa
hukum dari pengadilan pajak.
6. Dapat meminta kepada majelis untuk menghadirkan saksi. Proses
banding terhitung lumayan lama karena putusan penetapan paling
lama bisa mencapai 12 bulan dari penerimaan surat banding pajak.
• Jika surat pengajuan banding Anda hanya diterima
atau ditolak sebagian, wajib pajak akan
mendapat denda 100% dari jumlah keseluruhan pajak
menurut putusan banding.
• Selanjutnya, akan dikurangi dengan jumlah
pembayaran pajak yang telah dilakukan sebelum
melakukan pengajuan keberatan.
• Demikian informasi mengenai 
tata cara keberatan dan banding pajak, semoga
bermanfaat dan permasalahan banding pajak Anda
segera dapat diatasi.
PAJAK PUSAT (PAJAK NEGARA)
• Pajak Pusat atau Pajak Negara adalah pajak-pajak yang
dikelola oleh Pemerintah Pusat yang tertera di Neraca
Anggaran Pembiayaan Belanja Negara (APBN) setiap
tahunnya.
• Berikut ini akan kita bahas satu persatu pajak pusat dan
cara pembayarannya sebagai berikut :

1. Pajak Penghasilan (PPh).


Pajak penghasilan yaitu pajak yang dipungut atas
penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak (WP) sesuai
dengan ketentuannya.
Dasar hukum untuk pajak penghasilan adalah Undang-
Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1983. Kemudian mengalami
perubahan berturut-turut, dari mulai UU Nomor 7 Tahun
1991, UU Nomor 10 Tahun 1994, UU Nomor 17 Tahun
2000, serta terakhir UU Nomor 36 Tahun 2008.
• Cara Menghitung Pajak Penghasilan
Lebih Efisien
• Pajak penghasilan merupakan pajak yang dikenakan pada
orang pribadi atas penghasilan yang diterimanya dalam masa
tahun pajak.
• Pengetahuan tentang cara menghitung pajak penghasilan ini
berguna bagi wajib pajak  dalam proses pelaporan pajak.
• Meskipun setiap tahunnya wajib pajak membayar dan
melaporkan pajak, masih banyak wajib pajak yang tidak
efisien dalam tata cara menghitung pajak penghasilan.
• Berikut adalah tahapan yang sebaiknya dilakukan agar
pekerjaan Anda tersebut makin mudah:
• 1. Membuat Daftar Atas Penghasilan Anda Setiap Bulan
• Pajak penghasilan dikenakan pada penghasilan total yang diterima
dalam masa tahun pajak (satu tahun).
• Jika Anda bukan seorang pegawai yang penghasilan per bulannya
tetap, maka perlu membuat daftar atas penghasilan yang Anda
terima tiap bulannya.
• Besaran penghasilan yang dihitung bukan hanya gaji pokok tapi juga
tunjangan-tunjangan yang Anda terima.
• Dengan kata lain, Anda harus menghitung penghasilan kotor selama
satu tahun pajak.
• 2. Menghitung PTKP Anda
• Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah pengurangan
penghasilan neto bagi wajib pajak orang pribadi dalam menentukan
besarnya penghasian kena pajak (PKP).
• Setiap orang memiliki hitungan PTKP yang berlainan karena 2 faktor
utama berikut ini:
• Besarnya penghasilan yang berbeda-beda setiap orang.
• Besarnya tanggungan rumah tangga atau tanggungan keluarga.
• Berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor:
Per-16/PJ/2016, besarnya PTKP adalah:
• Rp 54.000.000 untuk diri Wajib Pajak orang pribadi.
• Rp 4.500.000 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.
• Rp 4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan
keluarga semenda dalam garis keturuanan lurus serta anak angkat,
yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tigas) orang
untuk setiap keluarga.

3. Mencari Selisih Antara Penghasilan Kotor dengan PTKP
• Penghasilan kotor (bruto) dikurangi PTKP menghasilkan penghasilan
neto atau penghasilan kena pajak (PKP). Setelah nilai penghasilan
bruto dan PTKP diketahui, maka proses perhitungan PKP dapat
dilakukan.
• Setelah angka atau nilai PKP sudah ada, maka besaran pajak
penghasilan sudah dapat dilakukan.
• 4. Tahapan Menghitung PPh
• Setelah besaran PKP sudah diketahui, Anda dapat langsung menghitung pajak
penghasilan dengan ketentuan berikut ini:
• Penghasilan bersih yang kurang dari Rp 50.000.000,00 tarif pajaknya sebesar
5%.
• Penghasilan bersih antara Rp 50.000.000,00 sampai dengan Rp 250.000.000,00
dikenai tarif pajak sebesar 15%
• Penghasilan bersih antara Rp 250.000.000,00 sampai dengan Rp
500.000.000,00 dikenai tarif pajak sebesar 25%
• Sedangkan untuk penghasilan bersih di atas Rp. 500.000.000,00 dikenai tarif
pajak 50%.
• Contoh Cara Menghitung Pajak Penghasilan
• Jika Anda memiliki penghasilan per bulan Rp 5.000.000, maka penghasilan kotor per
tahunnya mencapai Rp 60.000.000.
• Bila Anda masih bujangan, maka Anda masuk dalam kategori PTKP poin pertama
yakni Rp 54.000.000.
• Penghasilan kotor-PTKP = penghasilan bersih yakni Rp 60.000.000-Rp 54.000.000 =
Rp 6.000.000. Penghasilan bersih Anda adalah Rp 6.000.000.
• Dari penghasilan ini, Anda bisa menghitung besarnya pajak yang akan Anda
bayarkan. Cara menghitung pajak penghasilan dengan penghasilan bersih Rp
6.000.000 maka Anda akan mengikuti poin tarif pajak yang kedua yakni 15%.
• Pajak penghasilan = 15% x Rp 6.000.000 = Rp 900.000. Jadi, pajak penghasilan per
tahun yang harus Anda setor ke negara adalah Rp 900.000 atau Rp 75.000 per bulan.
• Kesimpulan
• Cara menghitung pajak penghasilan di atas baru sebatas
gambaran umum.
• Bagi Anda yang masih kesulitan menghitung pajak
penghasilan, aplikasi Online Pajak menawarkan solusi yang
membantu Anda.
• Online Pajak memiliki fitur hitung pajak otomatis yang
membuat pekerjaan Anda jauh lebih cepat dan sederhana.
• Online Pajak merupakan mitra resmi Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) untuk membantu wajib pajak perusahaan dan
wajib pajak orang pribadi melaksanakan kewajiban
perpajakannya.
• Online Pajak menyederhanakan seluruh urusan perpajakan
Anda dengan aplikasi yang instan, bebas repot dan aman.
• Contoh Soal:
• PT. ABC mempunyai pegawai tetapnya 5 orang dengan rincian sbb:
John sbagai direktur dengan gaji perbulan Rp. 20.000.000,- David
sebagai HRD dengan gaji Rp. 15.000.000,- Martin dan Markus sebagai
tenaga operator dengan gaji masing-masing perbulan Rp.10.000.000,-
dan terakhir Manan sebagai tenaga Cleaning service dengan gaji
perbulan Rp. 5.000.000,-
Ketentuan perpajakan menetapkan untuk WP pribadi Penghasilan
tidak kena pajak (PTKP) pertahun 54.000.000.- kemudian tarif pajak
berlaku progresif yaitu penghasilan 0 s/d 5.000.000.- besarnya 2%,
6.000.0000,- s/d 10.000.000,- tarifnya 3% , 11.000.000 s/d 15.000.000,-
tarifnya 4% dan terakhir 16.000.000,- s/d 20.000.000,- tarifnya 5%
Ditanya : Hitunglah berapa besar PPh masing-masing kryawan
tersebut ?
Jawab :
1. John Penghasilan pertahun 20.000.000,- x 12 bln = 240.000.000,
PTKP pertahun........................................ = 54.000.000,
Penghasilan bersih . ............................... = 186.000.000,
PPh John = 186.000.000,- x 5% = Rp.9.300.000,-
( perbulan = Rp. 775.000,-)
• 2. David (HRD)
• Penghasilan pertahun : 15.000.000,- x 12 bln = Rp. 180.000.000,-
• PTKP pertahun............................................ = “. 54.000.000,-
• Penghasilan bersih...................................... = Rp. 126.000.000,-
• PPh David pertahun 126.000.000,- x 4% = Rp. 5.040.000,-
• (PPh/bln = Rp. 420.000,-)
• 3. Martin.
• Penghasilan pertahun 10.000.000,- x bln = Rp. 120.000.000,-
• PTKP pertahun........................................ = “. 54.000.000,-
• Penghasilan bersih. ............................... = Rp. 66.000.000,-
• PPh Martin pertahun 66.000.000,- x 3% = Rp. 1.980.000,-
• (PPh /bln = Rp. 165.000,-)
• 4. Markus sama dengan Martin.
• 5. Manan
• Penghasilan pertahun 5.000.000,- x 12 bln = Rp. 60.000.000,-
• PTKP pertahun ..................................... = “. 54.000.000,-
• Penghasilan bersih. .............................. = Rp. 6.000.000,-
• PPh Manan pertahun 6.000.000,- x 2% = Rp. 120.000,-
• (PPh /bln = Rp. 10.000,-)
• Assalamualaikum ww
• Selamat berjumpa kembali secara online
dalam mata kuliah Perpajakan Ruang 2 untuk
pertemuan tambahan bahan sebagai kuliah
terakhir dan nanti tanggal 23 Juni 2020
Direncanakan akan dilaksanakan UAS secara
langsung di kampus jika memugkinkan.
• Demikian informasi dari kami untuk
dimaklumi seluruh mahasiswa dan untuk
seperlunya.
• 2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) + Barang mewah
(BM). Atau PPNBM.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang
dikenakan semua setiap pertambahan nilai dari
barang atau dagang dalam peredarannya dari
produsen ke konsumen. Merupakan jenis pajak
konsumsi yang dalam bahasa Inggris disebut Value
Added Tax (VAT) atau Goods and Services Tax (GST).
Jika menilik akarnya, dasar hukum
PPnBM adalah Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun
1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). ...
Dalam perjalanannya, UU Nomor 8 Tahun 1983
mengalami perubahan hingga akhirnya menjadi UU
Nomor 42 Tahun 2009, yang juga disebut UU PPN.Dec
10, 2018
• Objek PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
• Yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai atau biasa
disebut dengan Objek PPN adalah:
• Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena
Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh pengusaha
• Impor Barang Kena Pajak
• Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari
luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
• Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean
• Ekspor Barang Kena Pajak berwujud atau tidak
berwujud dan Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha
Kena Pajak (PKP)
• Kini Anda dapat menuntaskan pelaporan PPN Anda
melalui OnlinePajak, aplikasi pajak yang mempermudah dan
menghemat waktu Anda secara signifikan.
• Objek PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
• Yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai atau biasa disebut
dengan Objek PPN adalah:
• Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak
(JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
• Impor Barang Kena Pajak
• Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean
• Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean
• Ekspor Barang Kena Pajak berwujud atau tidak berwujud dan
Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)
• Contoh Cara Menghitung PPN dan PPnBM
• Dasar Pengenaan Pajak = Rp 5.000.000,00.
• PPN = 10% x Rp5.000.000,00. = Rp500.000,00.
• PPn BM = 20% xRp5.000.000,00.= Rp1.000.000,00.

• Dari uraian diatas kita dapat mengerti dengan jawaban terhadap


pertanyaan berikut ini :
• Bagaimana cara menghitung PPN dan PPh?

• Apa itu PPN masukan dan keluaran?

• Kapan PPN harus dibayar?

• Apa saja yang termasuk PPN?


• tarif PPN di Indonesia:
• Tarif PPN sebesar 10%.
• Tarif PPN sebesar 0% dikenakan atas:
– Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud
– Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
– Ekspor Jasa Kena Pajak
• Tarif PPN yang dimaksud pada poin pertama bisa saja
berubah menjadi paling rendah 5% dan paling tinggi 15%
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah.
• Pada umumnya, cara menghitung PPN adalah dengan
mengalikan tarif PPN dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
• Contoh Soal (contoh kasus) PPN dan Cara
Menghitungnya
• Contoh PPN 1
• PT. Gragas merupakan PKP yang menjual elektronik di Palembang.
Selama Agustus 2016, PT Gragas melakukan berbagai transaksi
sebagai berikut:
• Penjualan secara langsung kepada konsumen sebesar
Rp1.600.000.000.
• Penyerahan BKP, yakni barang elektronik kepada Pemerintah Kota
Palembang sebesar Rp660.000.000. Harga tersebut sudah termasuk
PPN.
• PT. Gragas juga membangun sebuah gudang elektronik seluar 500m2
di kawasan pergudangan sendiri dengan biaya sebesar
Rp550.000.000.
• Menyumbang ke sebuah yayasan panti jompo 1 buah televisi dengan
harga Rp2.000.000 termasuk keuntungan Rp200.000.
• Selain transaksi di atas, terdapat tambahan transaksi selama bulan
Agustus sebagai berikut:
• Membeli sebuah mobil box untuk mengangkut barang dengan harga
Rp550.000.000 dan harga tersebut sudah termasuk PPN.
• Dari transaksi-transaksi yang terjadi di atas, maka hitunglah PPN dari
transaksi tersebut? Dan berapa total PPN yang disetorkan?
• Jawab:
• PPN dan PPnBM setiap transaksi contoh PPN di atas adalah sebagai
berikut. 
• Transaksi pertama:
• PPN = 10% x Rp1.600.000.000 = Rp160.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
• Transaksi kedua:
• DPP = 100/110 x Rp660.000.000 = Rp600.000.000
• PPN = 10% x Rp600.000.000 = Rp60.000.000 (pajak keluaran/penjualan)
• Transaksi ketiga:
• DPP = 20% x Rp550.000.000 = Rp110.000.000
• PPN = 10% x Rp110.000.000 = Rp100.000.000 (pajak keluaran)
• Transaksi keempat:
• DPP = Rp2.000.000 – Rp200.000 = Rp1.800.000 (pajak keluaran)
• Transaksi tambahan:
• DPP = 100/110 x Rp550.000.000 = Rp500.000.000
• PPN = 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000 (pajak masukan)
• Total PPN yang harus disetorkan:
• PPN keluaranya:
• Transaksi pertama + transaksi kedua + transaksi ketiga + transaksi
keempat
• Rp160.000.000 + Rp60.000.000 + Rp100.000.000 + Rp1.800.000 =
Rp321.800.000
• PPN masukannya:
• Rp50.000.000
• Cara menghitung PPN yang harus disetorkan: Pajak keluaran – pajak
masukan
• Rp321.800.000 – Rp50.000.000 = Rp271.800.000
• Jadi, total PPn yang perlu PT. Gragas setorkan atas transaksi yang
dilakukan selama Agustus 2016 tersebut adalah sebesar
Rp271.800.000.
• Contoh Soal :
• CV. BCA mendapatkan kontrak pekerjaan pengaspalan
• Jalan sepanjang 5 Km di Desa Pulan Aceh Barat dengan nilai
kontrak sebesar Rp. 500.000.000,-
• Coba hitung berapa jumlah PPn yang harus dibayar ?
• Jawab :
• Untuk tidak dobel pungutan PPn saat membeli material
maka dalam perhitungan ini dipakai rumus :
• PPn = 100/110 x Jlh Nominal x tarif PPn (10%)
• = 0.90 x 500.000.000.- x 10%
• = 454.545.454,54 x 10%
• = Rp. 45.454.545,45 kemudian kalau
• menghitung adalah :
• PPh = 454.545.454.54 x 1,5% = Rp. 6.818.181,81
• 3. Pajak Bumi dan Bangunan
• Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
• Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pengenaannya didasarkan
pada Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi
dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No. 12 Tahun 1994.
• Apa itu Pajak Bumi dan Bangunan?
• Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pungutan atas tanah
dan bangunan yang muncul karena adanya keuntungan
dan/atau kedudukan sosial ekonomi bagi seseorang atau
badan yang memiliki suatu hak atasnya atau memperoleh
manfaat darinya. Jadi, kalau kamu menetap atau mengelola
bisnis di suatu bangunan, kamu wajib membayarkan PBB
yang berlaku. Pajak ini bersifat kebendaan, yang artinya
besarannya ditentukan dari keadaan objek bumi atau
bangunan yang bersangkutan.
• Objek bumi terdiri dari sawah, ladang, kebun, tanah, pekarangan dan
tambang. Sementara itu, 
• objek bangunan terdiri dari rumah tinggal, bangunan usaha, gedung
bertingkat, pusat perbelanjaan, pagar mewah, kolam renang dan jalan tol.
Jika kamu memiliki satu—atau lebih—dari contoh-contoh di atas, maka
kamu adalah yang disebut juga sebagai subjek Pajak Bumi dan Bangunan.
• Peraturan baru PBB tahun 2019
• Berita & Regulasi Perhitungan Perencanaan Pajak Data Produk
• BERITA & REGULASI
• Pajak Bumi dan Bangunan 2019, Ini Peraturan Barunya
• Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan secara rutin setiap tahun
merupakan kewajiban untuk wajib pajak yang memiliki aset tersebut. Selain
itu, pajak ini juga dikenakan ketika ada transaksi jual beli antara dua pihak
dalam rangka pemindahan kepemilikan atas aset tertentu berupa tanah
atau bangunan. Untuk itu, terdapat aturan pajak bumi dan bangunan 2019
yang awal tahun lalu diterbitkan.
• Peraturan yang diterbitkan sendiri secara spesifik ditujukan untuk
memberikan arahan penilaian tanah atau bangunan untuk membantu
Pemerintah Daerah dalam menetapkan Nilai Jual Objek Pajak. Mengapa hal
ini penting? Karena jika penilai terhadap NJOP tidak dilakukan dengan
perhitungan yang benar, yang akan dirugikan adalah Pemerintah Daerah
sendiri sebagai pihak yang menarik pajak tersebut.
• Dengan menggunakan data NJOP lama, mungkin saja pajak bumi
dan bangunan 2019 yang dikenakan berada di bawah nilai
sebenarnya. NJOP yang seharusnya bisa jadi cerminan harga
transaksi atas objek tanah dan bangunan akhirnya tidak dapat
melaksanakan perannya, baik dalam transaksi perdagangan
maupun transaksi perpajakan.
• Padahal jika dilihat, semenjak pemberlakuan pengalihan
wewenang pemungutan pajak PBB Perkotaan dan Pedesaan dari
Direktorat Jenderal Pajak kepada Pemerintah Daerah, seharusnya
pos pajak ini dapat memberikan pemasukan yang signifikan pada
kas daerah. Pemasukan yang tinggi juga akan berdampak baik
dengan pembangunan daerah yang dilaksanakan.
• Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan
• NJOP = (NJOP Bumi = luas tanah x nilai tanah) +
(NJOP Bangunan = luas bangunan x nilai bangunan).
• NJOPTKP = Rp 12.000.000.
• NJOP untuk perhitungan PBB = NJOP – NJOPTKP.
• NJKP = 40% dari NJOP atau 20% dari NJOP untuk perhitungan
PBB.
• Definisi NJOP
• NJOP ini sendiri merupakan dasar untuk menentukan PBB yang diterapkan
oleh pemerintah setempat , selama 1 tahun sekali. NJOP biasanya
merupakan taksiran nilai harga rumah dan bangunan, yang kemudian
dihitung berdasarkan luas dan zona dari rumah tersebut. Jika harga pasaran
rumah dan bangunan tersebut tinggi, maka NJOP nya juga tinggi.
• Sebagai contoh, kita melihat NJOP untuk rumah yang ada di kawasan di
Menteng, Jakarta. nilainya tentu akan lebih tinggi dibandingkan NJOP
rumah di kawasan Pondok Labu. Anda bisa melihat besaran NJOP rumah
Anda lewat surat PBB.
• Selain itu, biasanya NJOP juga digunakan untuk menentukan harga yang
paling rendah sebagai patokan dari jual beli rumah. Perlu diketahui, jika
Anda ingin membeli rumah, namun harganya cukup mahal, bisa jadi karena
harganya jauh di atas NJOP. Jika sebaliknya, harga jauh di bawah NJOP,
rumah tersebut menjadi lebih murah dan biasanya sedang dalam masalah
(sengketa kepemilikan).
• Cara Menghitung PBB, NJOP 
• Contoh Kasus:
• Bapak Herman ingin membeli rumah di wilayah tanggerang, yang
berukuran 50 meter persegi dengan harga Rp. 100 juta. Maka,
Perhitungan NJOP nya :
• Pemerintah Tanggerang menaksir NJOP tanah rumah yang akan
dibeli pak herman ini sebesar Rp. 1 juta/ m2. Sedangkan untuk NJOP
bangunan rumahnya sebesar Rp. 1 juta/m2.
• Perhitungan NJOP nya:
• NJOP tanah = 50m2 x Rp. 1 juta = Rp. 50 juta
• NJOP bangunan = 50m2 x Rp. 1 juta = Rp. 50 Juta
• NJOP tanah dan bangunan = Rp. 100 juta
• NJOTKP ( Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak) = 10% dari NJOP
Bangunan = Rp. 5 Juta
• NJOP untuk PBB = NJOP tanah dan bangunan – NJOTKP = 100 juta-
5 juta = Rp. 95 Juta
• Perhitungan PBB:
• NJKP (Nilai Jual Kena Pajak)= 20% x NJOP
PBB = 20% x Rp. 95 Juta = Rp. 19 Juta
• PBB = (aturan undanga-undang sebesar 0.5%)
x NJKP = 0.5% x Rp. 19 Juta= Rp. 95 Ribu
• 4. BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
• Bangunan)
• Istilah dokumen penting lainya yang harus
dimiliki sebuah rumah adalah BPHTB. Isi
dokumen ini menjelaskan tentang dasar
pengenaan BPHTB atau nilai perolehan objek
pajak kena pajak atau disingkat NPOPKP. Pajak
ini biasanya akan dikenakan untuk pembeli
rumah atau penjual rumah.
• Pajak BPHTB ini dikenakan sebesar 5% dari nilai
perolehan objek pajak (NPOP). Jika NPOP tidak
diketahui nilainya lebih kecil atau lebih besar dari
NJOP PBB, maka NJOP tersebut bisa dijadikan
sebagai dasar perhitungan untuk BPHTB.
• Dalam dokumen BPHTB ini, juga terdapat Nilai
Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP)
yang biasanya berbeda harganya di setiap wilayah
Indonesia. Khusus untuk ibu kota Jakarta, NPOPTKP
nya telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp. 60 jutaan.
• Sebetulnya, BPHTB ini tidak hanya wajib dibayar, Jika
kita membeli rumah saja. kita juga wajib membayar
pajak ini saat melakukan transaksi lainya, seperti :
• Tukar menukar
• Hibah Wasiat
• Waris
• Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum
• Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan
• Penunjukan pembeli pada lelang
• Pelaksanaan putusan hakim yang berkekuatan hukum
• Penggabungan usaha
• Pemekaran usaha
• Cara Menghitung BPHTB
• Berdasarkan contoh kasus di materi menghitung PBB diatas
maka Perhitungan BPHTB nya :
• Tariff BPHTB sebesar 5% x NPOP – NPOP Wilayah terkait
• = 5% x Rp. 100 Juta – Rp. 30 Juta(NPOP wilayah Tanggerang)
• = 5% x Rp. 70 Juta
• = Rp. 3.5 Juta
• Pastikan Anda dapat memahami secara garis besar,
bagaimana perhitungan untuk PBB, BPHTB serta NJOP dari
rumah yang dimiliki. Dengan begitu, Anda tidak akan
kebingungan saat harus memperhitungkan harga untuk
menjual rumah kepada pihak lainya. Lengkapnya dokumen-
dokumen tersebut juga menjelaskan kepada pihak pembeli
rumah, bahwa rumah tersebut tidak dalam masalah.
Lengkapi dokumen penting untuk kelancaran jual beli rumah
Anda
• 5. Bea Materai
• Dasar hukum pengenaan Bea Meterai adalah Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1985 atau disebut juga Undang-
Undang Bea Meterai. Undang-Undang ini berlaku sejak
tanggal 1 Januari 1986. Selain itu untuk mengatur
pelaksanaannya, telah dikeluarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Aug 10, 2016
• Bea materai merupakan pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat
dalam hal ini yaitu Direktorat Jendral Pajak. Bea Materai berfungsi
untuk pajak suatu dokumen yang di bebankan oleh negara misalnya
untuk surat perjanjian, akta notaris, kwitansi pembayaran, surat
pernyataan dan surat berharga lainnya. Untuk memperoleh Surat kuasa
Untuk Menyetor (SKUM) kini masyarakat tidak perlu lagi datang ke
Direktorat Jendral Pajak cukup dengan melakukan pelunasan dengan
menggunakan materai tempel atau kertas materai dengan tarif tetap.
Untuk selanjutnya penulis akan membahas tentang dasar hukum Bea
Materai, namun penulis akan membahas lebih dulu pengertian bea
materai menurut undang undang serta objek dari bea materai, berikut
ulasannya.
• Prinsip umum dari Bea Materai sendiri yaitu:
• Bea materai merupakan pajak atas suatu dokumen, seperti
yang sudah dijelaskan yaitu pajak yang dibebankan pada
dokumen yang berisikan suatu perjanjian, pembayaran atau
mengandung arti penting lainnya.
• Satu dokumen terutang satu bea materai.
• Rangkap atau tindasan terutang bea materai sama dengan
aslinya.
• Dec 7, 2019 - Arti dan Penggunaan Bea Materai. Mengutip
dari Wikipedia, bea meterai adalah pajak yang dikenakan
atas dokumen yang bersifat perdata dan ...
contoh cara penggunaan materai :
Materai ditempel pada tiap dokumen penting pada sebelah
kiri tiap tempat tanda tangan .

====== Selamat Belajar =========


• UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2020
• MATA KULIAH\ : PERPAJAKAN
• HARI / TANGGAL : SELASA 23 JUNI 2020
• RUANG / WAKTU : 2 REG/ 10.30 s/d 12.15 Wib
• Dosen Pengasuh : H.T.BUSTAMI.NA, SE.MM.MSc

• 1. Jelaskan mengapa semua warga negara harus membayar pajak ?

• 2. Jelaskan bagaimana yang dimaksud dengan tarif Tetap dan apa contohnya.

• 3. Pak Ahmad masih lajang mempunyai gaji dari tempat ia bekerja perbulan Rp.
• 5.000.000.- (pertahun Rp.60.000.000.-) Tarif Pajak untuk kelompok pak ahmad sebesar
• 5% kemudian pemerintah menetapkan Batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (BPTKP)
• sebesar Rp. 36.000.000,- pertahun.
Hitunglah : Berapa besar Pajak Penghasilan (PPh) pak Ahmad yang
harus dibayar perbulannya.

4. Pak Sofyan mempunyai sebidang tanah seharga Rp. 20.000.000,- kemudian dalam
tanah tersebut terdapat bangunan rumah bernilai Rp. 40.000.000,- Jika batas Nilai Jual
objek pajak tidak kena pajak sebesar Rp. 25.000.000.- dan tarif pajaknya 0,5% maka
hitunglah berapa besar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang harus dibayar pak
Sofyan pertahunnya ?

• ======= Selamat bekerja =========



• UJIAN MIDTERM SEMESTER GENAP 2020
• MATA KULIAH\ : PERPAJAKAN
• HARI / TANGGAL : SELASA 28 APRIL 2020
• RUANG / WAKTU : 2 REG/ 120 MENIT
• Dosen Pengasuh : H.T.BUSTAMI.NA, SE.MM.MSc
• =================================================================

• 1. Sebut dan jelaskan Syarat-syarat pemungutan pajak ?

• 2.Jelaskan bagaimana tata cara pemungutan pajak menurut stelsel


• nyata (Riel Stelsel) .

• 3. Jelaskan apa saja yang menjadi hambatan dalam pemungutan pajak.

• 4. Jelaskan dengan contoh jenis pajak progresif.

• ======= Selamat bekerja =========

Catatan : Tulis dulu kemudian foto dan kirimkan ke WA 081360054154


absen kehadiran melalui jawaban masuk.

Anda mungkin juga menyukai