OLEH
H.T.BUSTAMI.NA,SE.MM.MSc
TAHUN : 2 0 2 2
RIWAYAT HIDUP & PEKERJAAN
Nama : H. T.BUSTAMI. NA, SE.MM.MSc
NIDN : 0115035401
Lahir : Banda Layueng Aceh Barat 15 Maret 1954
Alamat : Jln Manek Ro 62 Kuta Padang Meulaboh
HP. 081360054154 / 082360081158
Pekerjaan : 1. PNS Pajak Provinsi Meulaboh 1980 – 2010
2. Kepala Pajak Provinsi Meulaboh 1999 – 2010
3. Dosen tetap STIMI Meulaboh 2001 – sekarang
4. Ketua STIMI Meulaboh 2009 – 2017 (2 priode)
Isteri : Dahlinar Guru SMPN 3 Meulaboh
Anak-anak : 1. Tina Agusminar SP Samsat Meulaboh
2. Deddynarta Muliady ST PLTU Singkawang
3. Safrialdy ST. Cyberindo Jakarta
4. Ilhamullah Mahasiswa UTU Meulaboh
5. Mohd Hafidh Ramadhan Mhs Presiden Univercity
Jakarta
Pendahuluan
• Mengapa negara harus memungut Pajak?
• Dapatkah suatu negara sama sekali tidak
melakukan pemungutan pajak?
• Apakah ada alternatif lain untuk membia
yai melakukan pemungutan pajak?
• Bagaimana pandangan anda terhadap opi
ni untuk memboikot pembayaran pajak?
Apa saja sumber pendapatan Nasional ?
• Pajak sebagai sumber pendapatan utama dari sebuah
negara. Sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak
terbagi dalam tujuh sektor, yaitu pajak penghasilan, pajak
pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah,
pajak bumi dan bangunan, pajak ekspor, pajak perdagangan
internasional serta bea masuk dan cukai.
• Ada tiga sumber pendapatan negara yang dicatatkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yaitu
penerimaan pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP),
dan hibah. Ketiga sumber pendapatan negara tersebut
menjadi penyokong belanja negara selama ini.
• Walaupun ada tiga sumber pendapatan negara, dana yang
dialokasikan ke belanja negara ternyata masih kurang lho
kalau melihat APBN 2019. Itu berarti anggaran belanja
negara lebih besar ketimbang pendapatan negara alias
terjadi defisit dalam APBN Indonesia
Secara umum sumber-sumber Penerimaan Negara a.l :
• 1. Kekayaan alam
• 2. Laba perusahaan negara
• 3. Royalti
• 4. Retribusi
• 5. Kontribusi
• 6. Bea
• 7. Cukai
• 8. Denda
• 9. Pajak
Bab 1
PENGANTAR PERPAJAKAN
Dasar-dasar Perpajakan
• Bagian 1
• Definisi :
• Menurut Prof Dr Rahmat Soemitro,SH
• Pajak adalah iuran Rakyat kepada Kas
Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat di paksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (Kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum
• PJA Andriani
• pajak ialah iuran rakyat
kepada negara (yg dapat dipaksakan)
yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan
dengan tidak mendapat prestasi
kembali* yg langsung dapat ditunjuk*
dan daya gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran
umum berhubung dengan tugas negara
utk menyelenggarakan pemerintahan
Unsur Pajak
1. Iuran/pungutan :
• a. Iuran : Arah datangnya pajak berasal dari WP.
• b. Pungutan: Arah datangnya kegiatan untuk
• mewujudkan pajak berasal dari pemerintah.
4. Tegen Prestasi
WP yg membayar pajak tidak menerima/memperoleh
jasa imbal balik/ kontraprestasi secara langsung dari
pemerintah.
• PBB
• Assalamualaikum WW.
• Materi Perpajakan hari ini adalah tentang Tata
Cara Pemngutan Pajak.
• Setiap mahasiswa yang hadir mengabsensi
dengan cara meng WA masing-masing ke HP
saya No. 081360054154 atau 082360081158
• Terima kasih.
Tata Cara Pemungutan Pajak
• 1. Stelsel Pajak
• a. Stelsel Nyata (Riil Stelsel) Pengenaan
• pajak didasarkan pada objek (penghasilan
• yang nyata) diperoleh WP dalam 1 tahun.
• b. Stelsel Anggapan (Fictive Stelsel)
• Pengenaan pajak didasarkan pada suatu
• anggapan yang diatur oleh UU.
• c. Stelsel Campuran
Kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel
anggapan.
• 2. Azas Pemungutan Pajak
• a. Azas Domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas
seluruh penghasilan Wajib Pajak yang
bertempat tinggal di wilayahnya.
• b. Azas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas
penghasilan yang bersumber di wilayah
nya tanpa memperhatikan tempat tinggal
Wajib Pajak
c. Azas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan
kebangsaan suatu negara
AZAS PEMUNGUTAN PAJAK MENURUT PENDAPAT PARA AHLI :
• Adam Smith
• Asas Equality, pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara
harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib
pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap
wajib pajak.
• Asas Certainty, semua pungutan pajak harus berdasarkan
UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi
hukum.
• Asas Convinience of Payment, pajak harus dipungut pada
saat yang tepat bagi wajib pajak (saat yang paling baik),
misalnya disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya
atau disaat wajib pajak menerima hadiah.
• Asas Efficiency, biaya pemungutan pajak diusahakan
sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan
pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.
• W.J. Langen
• Asas Daya Pikul, besar kecilnya pajak yang dipungut
harus berdasarkan besar kecilnya penghasilan wajib
pajak. Semakin tinggi penghasilan maka semakin tinggi
pajak yang dibebankan.
• Asas Manfaat, pajak yang dipungut oleh negara harus
digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
untuk kepentingan umum.
• Asas Kesejahteraan, pajak yang dipungut oleh negara
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
• Asas Kesamaan, dalam kondisi yang sama antara wajib
pajak yang satu dengan yang lain harus dikenakan pajak
dalam jumlah yang sama (diperlakukan sama).
• Asas Beban Yang Sekecil-kecilnya, pemungutan pajak
diusahakan sekecil-kecilnya (serendah-rendahnya) jika
dibandingkan dengan nilai obyek pajak sehingga tidak
memberatkan para wajib pajak.
• Adolf Wagner
• Asas Politik Finansial, pajak yang dipungut negara jumlahnya
memadai sehingga dapat membiayai atau mendorong semua
kegiatan negara.
• Asas Ekonomi, penentuan obyek pajak harus tepat, misalnya:
pajak pendapatan, pajak untuk barang-barang mewah
• Asas Keadilan, pungutan pajak berlaku secara umum tanpa
diskriminasi, untuk kondisi yang sama diperlakukan sama
pula.
• Asas Administrasi, menyangkut masalah kepastian
perpajakan (kapan, dimana harus membayar pajak),
keluwesan penagihan (bagaimana cara membayarnya) dan
besarnya biaya pajak.
• Asas Yuridis, segala pungutan pajak harus berdasarkan
undang-undang.
• 3. Sistem Pemungutan Pajak
• a. Official Assesment System
• Suatu sistem pemungutan yang memberi wewe
• nang kepada fiskus untuk memenentukan besarnya
• pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
• Ciri-ciri:
• 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak
• terutang ada pada fiskus.
• 2) Wajib Pajak bersifat pasif
• 3) Utang pajak timbul telah dikeluarkan
• surat ketetapan pajak oleh fiskus
• b. Self Assesment System Sistem
Pemungutan pajak yang memberi kewenangan
kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang.
Ciri-ciri:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya
pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri.
2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung,
menyetor dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya
mengawasi.
• c. With Holding System
• Suatu pemungutan pajak memberi wewenang
kepada pihak ketiga untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak.
• Ciri-ciri:
• Wewenang menentukan besarnya pajak yang
terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain
fiskus dan WP.
Hambatan Pemungutan Pajak
• Perlawanan Pajak adalah hambatan-hambatan dalam
pemungutan pajak baik yang disebabkan oleh kondisi
negara dan rakyatnya maupun disebabkan oleh
usaha-usaha wajib pajak yang disadari ataupun tidak
disadari mempersulit pemasukan pajak sebagai
sumber penerimaan negara. Atau antara lain :
• 1. Perlawanan Pasif
Masyarakat enggan membayar pajak,karena:
a. Perkembangan intelektual dan moral
masyarakat
b. Sistem perpajakan yang sulit dipahami
masyarakat
c. Sistem kontrol tidak dapat dilakukan
dengan baik
• 2. Perlawanan Aktif
Meliputi semua usaha dan perbuatan yang
secara langsung ditujukan kepada fiskus
dengan tujuan untuk menghindari pajak.
Bentuknya:
a. Tax Avoidance, usaha meringankan beban
pajak dengan tidak melanggar UU
b. Tax Evasion, usaha meringankan beban
pajak dengan cara melanggar UU
(menggelapkan pajak)
TIMBUL DAN HAPUSNYA UTANG PAJAK
Ada 2 ajaran yang mengatur timbulnya
utang pajak :
• 1. Ajaran Formil
• utang pajak timbul karena dikeluarkannya
surat ketetapan pajak oleh fiskus. Ajaran ini
diterapkan pada official assessment system.
• 2. Ajaran materil
• utang pajak timbul karena berlakunya
undang-undang. Seseorang dikenai pajak
karena suatu keadaan dan perbuatan. Ajaran
ini diterapkan pada Self Assessment System.
• Hapusnya utang pajak dapat
disebabkan oleh beberapa hal :
1. Pembayaran
2. Kompensasi
3. Daluarsa
4. Pembebasan dan penghapusan.
Tarif Pajak
1. Tarif Marginal
Persentase ini berlaku untuk suatu kenaikan
pajak tertentu
Struktur tarif yang berhubungan dengan pola
persentase tarif pajak dikenal 4 macam tarif:
• 1. Tarif Sebanding/Proporsional
• Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap
berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga
besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap
besarnya nilai yang dikenai pajak. Contoh: PPN 10%
atas penyerahan Barang Kena Pajak
• Contoh : Lihat Tabel berikut
No Tingkat Penghasilan (Rp.) Tingkat tarif (%) Jlh Penetapan Pajak
1. 3.000.000,- 5% Rp. 150.000,-
2. 4.000.000,- 5% “. 200.000.-
3 5.000.000,- 5% “. 250.000,-
4. 6.000.000,- 5% “. 300.000,-
5. 7.000.000,- 5% “. 350.000,-
• Berdasar tabel diatas dapat disimpulkan bahwa berapapun
besarnya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tingkat tarif pajak
dengan persentasenya (%) sama, artinya perobahan besar
kecil pajak seseorang ditentukan oleh NJOP masing-masing.
• 2. Tarif Tetap
• Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun
jumlah yang dikenai pajak sehingga pajak yang terutang
tetap.
• Contoh :
• Bea Materai berjumlah Rp. 6.000.- untuk transaksi kegiatan
bernilai Rp. 1000.000,- sampai dengan tidak terhingga.
Misalnya untuk dipakai pada sertifikat tanah yang nilai
nominal penjualan tanah antara lain Trilyun, Milyar, Jutaan
biaya materainya tetap sebesar Rp. 6.000,-
3. Tarif Progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila
jumlah yang dikenai pajak semakin besar.
Contoh : Pasal 17 UU PPh lihat Tabel berikut :
No. Tingkat Penghasilan (Rp) Tarif ( %) Jlh Pajak (Rp),
1. 3.000.000,- - 6.000.000,- 5% 300.000,-
2. 7.000.000,- - 10.000.000,- 7% 700.000,-
3. 11.000.000,- - 14.000.000,- 9% 1.260.000,-
4. 15.000.000,- - 19.000.000,- 11% 2.090.000,-
5. 20.000.000,- - 24.000.000,- 13% 3.120.000,-
• DASAR HUKUM :
• Adalah Undang-undang No. 6 Tahun 1983 sebagaimana
telah dirobah terakhir dengan Undang-undang No. 28
Tahun 2007.
Pengertian-pengertian :
• 1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersi
fat memaksa berdasarkan undang-undang.
• 2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang
mempunyai hak dan kewajibanperpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
• 3. Badan adalah sekumpulan orang dan/ atau modal.
• 4. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi da
sar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor
dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu
jangka waktu tertentu paling lama 3 bulan.
• 5. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 tahun kelender kecu
ali bila Wp menggunakan tahun buku yang tidak sama de
ngan tahun kelender.
• 6. Bagian tahun pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 ta
hun pajak.
• 7. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar
pada suatu saat dalam masa pajak.
• 8. Surat paksa adalah surat perintah membayar utang pajak
dan biaya penagihan pajak.
• 9. Kredit pajak adalah pajak yang dibayar ditambah dengan
pokok pajak yang terutang dalam surat tagihan pajak ta
hun berjalan.
• 10.Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun
dan mengolah data secara objektif dan profesional.
. 11. Penaggung Pajak adalah orang pribadi atau badan.
Tahun Pajak
• 1. Tahun pajak sama dengan tahun Takwim.
• Contoh :
Mulai 1 Januari berakhir 31 Desember 2017
4. Pendaftaran NPWP.
Semua WP yg telah memenuhi persyaratan subjek
tif dan objektif sesuai dgn peraturan perundang –
undangan perpajakan berdasarkan Self Asses
ment System WP mendaftar diri pada kantor
pajak utk dicatat sebagai WP dan sekaligus untuk
mendapatkan NPWP.
• 5. Sanksi.
Setiap orang yg dengan sengaja tidak mendaftar
kan diri untuk diberikan NPWP atau menyalah
gunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pen
dapatan negara dipidana dgn pidana penjara pa
ling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan
Pajak setempat.
b. SPT harus diisi dengan benar, jelas dan lengkap sesuai dengan pe
tunjuknya.
c. SPTdiserahkan kembali ke kantor Pelayanan ybs dalam btas waktu
yang ditentukan dan akan diberikan tanda terima tertanggal.
d. Bukti-bukti yang harus dilampirkan pada SPT a.l :
1. Untuk WP yang mengadakan pembukuan : Laporan Keuangan
berupa neraca dan laporan rugi laba.
2. Untuk SPT Masa PPN sekurang-kurangnya memuat jumlah dasar
pengenaan pajak, jumlah pajak keluaran, jumlah pajak Masukan
yang dapat dikreditkan dan jumlah kekurangan atau kelebihan
pajak.
3. WP yang menggunakan norma perhitungan : perhitungan jumlah
peredaran yang terjadi dalam tahun pajak yang bersangkutan.
Pembetulan SPT
• Apabila diketahui terdapat kesalahan pada SPT, WP dapat melakukan pembetulan
SPT atas kemamuan sendiri dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam
jangka waktu 2 tahun sesudah saat terutangnya pajak atau berakhir masa pajak,
bagian tahun pajak atau tahun pajak, denga syarat Dirjen Pajak belum memulai
melakukan tindakan pemeriksaan.
Catatan : Untuk Tahun pajak 2020 ini karena Negara kita dilanda
Corona banyak pertimbangan keringanannya.
C. SURAT SETORAN PAJAK(SSP) DAN
PEMBAYARAN PAJAK
• 1. Pengertian.
• adalah bukti pembayaran atau penyetoran
• pajak yang telah dilakukan ke kas negara.
• 2. Fungsi.
• Sebagai bukti pembayaran pajak apabila
• telah mendapat validasi.
• 3.Tempat pembayaran dan penyetoran pajak.
• Bank atau Pos yg ditunjuk Menkeu.
• 4. Batas waktu pembayaran/penyetoran pajak
• Lihat ketentuannya
D. SURAT KETETAPAN PAJAK meliputi :
• 1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar(SKPKB).
• adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
• besarnya jlh pokok pajak, jlh kredit pajak, jlh kekura
• ngan pembayaran pokok pajak, besanya sanksi adm
• dan jumlah yg masih harus dibayar.
• a. Penerbitan SKPKB.
• Hanya dapat diterbitkan terhadap WP yg berdasar
• kan hasil pemeriksaan atau keterangan lain tidak
• memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban
• material.
• b. Sanksi Administrasi.
• Selain kekurangan pajak terutang ditambah biaya
• administrasi.
• c. Fungsinya : - Koreksi atas jlh terutang menurt spt.
• - Sarana utk mengenakan sanksi.
• - Alat utk menagih pajak.
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT)
• a. Pengertian.
• adalah surat ketetapan pajak yg menentu
• kan tambahan atas jlh pajak yang telah di
• tetapkan.
• b. FungsiNya : - Koreksi atas jlh yg terutang
• - Sarana utk mengenakan sanksi
• - Alat untuk menagih pajak
• c. Sanksi SKPKBT.
• Jlh kekurang pajak yg trutang di + dgn
• saksi adm100% dari jlh kekurangan pajak tersebut.
• d. Jangka penerbitan SKPKBT.
• 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhir
• nya masa pajak.
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB)
• a. Pengertian.
• adalah Surat ketetapan pajak yg menentukan jlh
• kelebihan pembayaran pajak karena jlh kredit pajak
• lebih besar dari pada pajak yang terutang atau seha
• rusnya tidak terutang.
b. Penerbitan SKPLB. Untuk :
1. PPh apabila jlh kredit pajak > jlh pajak yg terutang
2. PPn apabila jlh kredit pajak > sda
3. PPn-BM apabila jlh pajak yg dibayar > sda
• C. Fungsinya : Sarana utk mengembalikan kelebihan
• pembayaran.
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
• a.Pengertian.
• Adalah surat ketetapan pajak yg menentukan jlh
• pokok pajak sama besarnya dgn jlh kredit pajak atau
• pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
• B. Penerbitan SKPN.
• Diterbitkan apabila setelah dilakukan pemeriksaan
• jlh kredit pajak atau jlh pajak yg dibayar sama dgn
• jlh pajak yg terutang atau pajak tidak terutang dan
• tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembahyaran
• pajak.
•
5.SURAT TAGIHAN PAJAK(STP)
• a. Pengertian.
adalah surat untuk melakukan tagihan
pajak dan atau sanksi administrasi berupa
bunga dan atau denda.
b. Penerbitan STP.
STP dikeluarkan apabila :
1. PPh dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar.
2. Hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pjk
3. WP dikenai sanksi administrasi berupa denda/bunga.
4. Pengusaha Kena Pajak(PKP) tetapi tidak membuat
faktur pajak atau membuat tetapi tidak tepat waktu.
5. PKP tidak mengisi faktur pajak secara lengkap.
6. PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dgn masanya.
7. PKP yang gagal berproduksi.
• C. Fungsi STP.
• a. Sebagai koreksi atas jumlah pajak yg terutang
• menurut SPT wajib pajak.
• b. Sarana mengenakan sanksi administrasi berupa
• bunga atau denda.
• c. Alat untuk menagih pajak.
• D. Sanksi Administrasi STP.
• a.Jlh kekurangan pajak yg terutang ditambah dgn
• sanksi administrasi berupa bunga 2% perbulan
• untuk paling lama 24 bulan.
• b. Terhadap PKP selain wajib menyetor pajak yg ter
• utang, dikenai sanksi adm berupa denda sebesar
• 2% dari dasar pengenaan pajak.
• c. Terhadap PKP dikenai sanksi adm bunga sebesar
• 2% perbulan dari jlh pajak yg ditagih kembali.
• E. Kekuatan hukum STP.
• Mempunyai kekuatan hukum yg sama dgn SKP shg
• dalam hal penagihan dpt dilakukan dgn Surat Paksa.
• 2. Jelaskan bagaimana yang dimaksud dengan tarif Tetap dan apa contohnya.
• 3. Pak Ahmad masih lajang mempunyai gaji dari tempat ia bekerja perbulan Rp.
• 5.000.000.- (pertahun Rp.60.000.000.-) Tarif Pajak untuk kelompok pak ahmad sebesar
• 5% kemudian pemerintah menetapkan Batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (BPTKP)
• sebesar Rp. 36.000.000,- pertahun.
Hitunglah : Berapa besar Pajak Penghasilan (PPh) pak Ahmad yang
harus dibayar perbulannya.
4. Pak Sofyan mempunyai sebidang tanah seharga Rp. 20.000.000,- kemudian dalam
tanah tersebut terdapat bangunan rumah bernilai Rp. 40.000.000,- Jika batas Nilai Jual
objek pajak tidak kena pajak sebesar Rp. 25.000.000.- dan tarif pajaknya 0,5% maka
hitunglah berapa besar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang harus dibayar pak
Sofyan pertahunnya ?