Anda di halaman 1dari 9

RMK PERPAJAKAN 1

Dosen : Drs. Rusman Thoeng, M.Com.,(Hous).BAP.,Ak.

FILOSOFI PEMUNGUTAN PAJAK

DISUSUN OLEH:

WINDAH PUTRI WAHYUNI

A031191133

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021

WINDAH PUTRI WAHYUNI


A031191133
1. PENGERTIAN DAN FUNGSI PAJAK
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran
rakyat. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban
kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan
bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan
negara dan pembangunan nasional”

Adapun pengertian pajak menurut beberapa ahli adalah sebagai


berikut:

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H, pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum
((Dasar-dasar hukum pajak dan pajak pendapatan 1990:5).

Sedangkan menurut Prof. Dr. MJH. Smeeths, beliau memberikan definisi


pajak sebagai berikut: Pajak adalah prestasi pemerintah yang terutang
melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya
kontra prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal individual, maksudnya
adalah membiayai pengeluaran pemerintah.

Pajak sendiri dapat dilihat dari berbagai macam perspektif, antara lain:

1. Aspek Ekonomi

Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara


yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju
kesejahteraan.

2. Aspek Hukum

WINDAH PUTRI WAHYUNI


A031191133
Pajak merupakan masalah keuangan negara, karena itu dasar yang
digunakan adalah UUD 1945 bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU.

3. Aspek Keuangan

Pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam penerimaan negara.

4. Aspek Sosiologi

Pajak ditinjau dari segi masyarakat yaitu yang menyangkut akibat


atau dampak terhadap masyarakat atau pugutan dan hasil apakah yang
dapat disampaikan kepada masyarakat

Fungsi Pajak

• Fungsi Anggaran (Budgetair). Sebagai sumber pendapatan negara, pajak


berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk
menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan,
negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan
pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja
pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk
pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah,
yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan
pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan
pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama
diharapkan dari sektor pajak.

• Fungsi Mengatur (Regulerend). Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan


ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka
menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri,
diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka

WINDAH PUTRI WAHYUNI


A031191133
melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk
yang tinggi untuk produk luar negeri.

• Fungsi Stabilitas. Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk


menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga
sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain
dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak,
penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

• Fungsi Redistribusi Pendapatan. Pajak yang sudah dipungut oleh negara


akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk
juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka
kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.

2. PENGERTIAN HUKUM PAJAK

Hukum pajak adalah keseluruhan peraturan-peraturan yang


meliputi kewenangan pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang
dan menyerahkan kembali kepada masyarakat melalui kas negara. Hukum
pajak dibagi menjadi dua, yaitu hukum pajak materiil dan hukum pajak
formil.

a. Hukum pajak materiil. Hukum pajak materiil merupakan norma-


norma yang menjelaskan keadaan, perbuatan, dan peristiwa hukum yang
harus dikenakan pajak, siapa yang harus dikenakan pajak, dan berapa
besar pajaknya.

b. Hukum pajak formil. Hukum pajak formil merupakan peraturan-


peraturan mengenai berbagai cara untuk mewujudkan hukum materiil
menjadi suatu kenyataan. Bagian hukum ini memuat cara-cara
penyelenggaraan mengenai penetapan suatu utang pajak, kontrol oleh
pemerintah terhadap penyelenggaranya, kewajiban para wajib pajak

WINDAH PUTRI WAHYUNI


A031191133
(sebelum dan sesudah menerima surat ketetapan pajak), kewajiban pihak
ketiga, serta prosedur dalam pemungutannya.

Teori yang mendukung pemungutan pajak antara lain:

 Teori asuransi, menyamakan pembayaran premi dengan pembayaran


pajak;
 Teori kepentingan, pembebanan ini harus didasarkan pada kepentingan
setiap orang pada tugas pemerintah termasuk perlindungan jiwa dan
hartanya;
 Teori gaya pikul, dasar keadilan pemungutan pajak terletak dalam jasa-
jasa yang diberikan oleh negara kepada masyarakat berupa perlindungan
jiwa dan harta bendanya;
 Teori bakti disebut juga teori kewajiban pajak mutlak, yaitu negara
mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak;
 Teori asas daya beli, penyelenggaraan kepentingan masyarakat yang
dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan pajak yang bukan
kepentingan individu atau negara.

3. PENGELOMPOKKAN PAJAK

Pajak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok:

1. Menurut sifatnya
Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak
yang bersangkutan. Contoh, Pajak Penghasilan.
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebannya dapat dilimpahkan
ke pihak lain. Contoh, Pajak Pertambahan Nilai.

2. Menurut obyeknya

WINDAH PUTRI WAHYUNI


A031191133
Pajak subjektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti
memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak. Contoh, Pajak Penghasilan.
Pajak objektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri WP. Contoh, PPN & PPnBM

3. Menurut sifat pemungutnya


Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Yaitu, PPh, PBB P3,
PPN dan PPn BM, dan Bea Materai.
Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh, Pajak Hotel,
Pajak Reklame dan Pajak hiburan, BPHTB, PBB P2

4. PERLAWANAN TERHADAP PAJAK


Perlawanan terhadap pajak dapat dibedakan menjadi:
a. Perlawanan Pasif
b. Perlawanan pasif berupa hambatan yang mempersulit pemungutan
pajak dan mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi.
c. Perlawanan Aktif, Perlawanan aktif secara nyata terlihat pada semua
usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada
pemerintah (fiskus) dengan tujuan untuk menghindari pajak.

5. ASAS-ASAS PEMUNGUTAN PAJAK

Asas pemungutan pajak dibagi menjadi:

1. Asas Domisili (Asas tempat tinggal) yaitu pengenaan pajak atas


seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di
wilayahnya;

WINDAH PUTRI WAHYUNI


A031191133
2. Asas Sumber, yaitu pengenaan pajak atas penghasilan yang
bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib
Pajak;
3. Asas Kebangsaan, yaitu pengenaan pajak dihubungkan dengan
kebangsaan suatu negara.

6. CARA-CARA PEMUNGUTAN PAJAK

Cara pemungutan pajak dilakukan berdasarkan 3 (tiga) cara yaitu:

1. Stelsel nyata (riil stelsel), pengenaan pajak didasarkan pada objek


(penghasilan) yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat
dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang
sesungguhnya telah dapat diketahui;

2. Stelsel anggapan (fictive stelsel), pengenaan pajak didasarkan pada


suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang. Sebagai contoh,
penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya
sehingga pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak
yang terutang untuk tahun pajak berjalan;

3. Stelsel campuran, Merupakan kombinasi antara Stesel nyata dan


Stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung
berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya
pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Apabila besarnya
pajak menurut kenyataannya lebih besar daripada pajak menurut
anggapan, maka Wajib Pajak harus menambah kekurangannya.
Demikian pula sebaliknya, apabila lebih kecil maka kelebihannya
dapat diminta kembali.

7. TARIF

WINDAH PUTRI WAHYUNI


A031191133
• Tarif pajak proporsiona /sebanding (Misalnya PPN tarif 10%, PPh Psl 26
20%)

• Tarif Pajak Progresif. Tarif Progresif Proporsional (Misalnya tarif PPh


yang berlaku 1983 s/d 1994). Tarif Progresif Progresif (Misalnya tarif PPh
yang berlaku 1995 s/d 2000) dan Tarif Progresif Degresif.

• Tarif Pajak Degresif

• Tarif Pajak Tetap (Misalnya Bea Materai)

8. TIMBUL DAN HAPUSNYA UTANG PAJAK

Timbulnya Utang Pajak

Ajaran Materiil. sesuai dengan penerapan self assesment

Ajaran formil. sesuai dengan penerapan official assesment

Berakhirnya Utang Pajak

 Pembayaran/Pelunasan;
 Kompensasi;
 Daluwarsa;
 Pembebasan/ Penghapusan

9. SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

• Official Assesment System, Sistem ini merupakan sistim pemungutan


pajak yang memberi wewenang kepada Pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang;

WINDAH PUTRI WAHYUNI


A031191133
• Self Assesment System, Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang
memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak
untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri
besarnya pajak yang harus dibayar;

• Withholding System, Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak


memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

WINDAH PUTRI WAHYUNI


A031191133

Anda mungkin juga menyukai