Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI PEMASARAN PRODUK BAGI PEMIMPIN PASAR, PENANTANG PASAR,

PENGIKUT PASAR DAN PENCERUK PASAR

TUGAS KELOMPOK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Muh. Asdar, SE., M.Si

DISUSUN OLEH:

SAMINTANG (A031191129)

ANDI CINRANTI NUR AMALY (A031191183)

IKHWANUL AMIN (A021191077)

ANANTA ISMI UTAMI (A021191172)

JENNIFER CANTIKA MARWAN (A031191178)

REGORIUS WAHYU GUSTI T (A031191197)

ANDI AISYAH (A031191059)

ANNISA FEBRINA (A031191047)

WINDAH PUTRI WAHYUNI (A031191133)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

MAKASSAR

2020
STRATEGI PEMASARAN PRODUK BAGI PEMIMPIN PASAR, PENANTANG PASAR,
PENGIKUT PASAR DAN PENCERUK PASAR

A. Pemimpin Pasar

1. Pepsodent

Profil Produk

Pepsodent adalah salah satu merek pasta dan sikat gigi


dari Unilever. Pepsodent adalah merek pasta gigi yang tertua
di Indonesia. Pepsodent pertama kali diluncurkan di Inggris pada
dekade 1920-an dan menyebar ke negeri-negeri jajahannya
termasuk Hindia Belanda (Indonesia), Malaya (Malaysia)
dan Temasek (Singapura). Pepsodent adalah salah satu produk yang cukup terkenal pada masa
penjajahan, ketika Unilever memasuki pasaran Indonesia di era penjajahan, sekitar dasawarsa 1930-
an. Slogannya adalah Setiap Senyuman Begitu Berarti.

Strategi Pemasaran Pepsodent

Pepsodent telah menjadi market leader dan menguasai pangsa pasar untuk produk pasta gigi.
Saat ini produk Pepsodent memiliki bermacam – macam varian yaitu klasik, herbal, whitening,
complete care dan anak – anak. Selama brand mix-nya kuat akses ke konsumen menjadi makin
mudah. banyak masyarakat Indonesia yang belum mengerti cara menyikat gigi dengan benar. Di
situlah Pepsodent menangkap peluang untuk menyosialisasi sekaligus memberi pengetahuan
mengenai kesehatan gigi. Tujuannya, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut bangsa Indonesia.

Adapun strategi pemasaran yang dilakukan pepsodent:

1. Pepsodent memasarkan produknya melalui media elektronik dan media cetak yang menarik,
dengan media elektronik yaitu melalui media periklanan. Pepsodent juga memasarkan produknya
melalui media-media cetak seperti melalui bilboard atau majalah.
2. Konsep sales promotion yang digunakan oleh Pepsodent untuk mempengaruhi kosumennya adalah
menggukan bahasa promosi tentang pengetahuan yang mendalam mengenai produk Pepsodent.
Penerapan strategi komunikasi dan promosi yang menarik ini akan mendorong konsumen untuk
menggunakan Pepsodent. Promosi dan komunikasi yang menarik tentunya Pepsodent akan
meningkatkan brand awareness merek tersebut.
3. Pepsodent juga memperkenalkan produknya melalui event-event yang mereka buat, salah satu
contohnya yaitu  SENYUM PEPSODENT, melalui event ini Pepsodent memperkenalkan
produknya secara langsung dengan memberikan pengetahuan tentang manfaat bersikat gigi, cara
sikat gigi dengan benar. Melalui event ini lah Pepsodent dapat merebut hati masyarakat agar
masyarakat menggunakan produknya, dengan event ini juga Pepsodent mengenalkan produknya
agar lebih dikenal di masyarakat dan di pasaran, melalui event ini juga Pepsodent memberikan
sikat gigi dan pasta gigi gratis kepada para pesertanya, ini juga salah satu cara untuk merebut hati
masyarakat.
4. Pepsodent memiliki komitmen untuk terus menerus mengadakan perbaikan dalam pengelolaan
dampak lingkungan dan mendukung sasaran jangka panjang untuk mengembangkan suatu bisnis
yang berdaya tahan. Pepsodent akan bekerja sama dalam kemitraan dengan pihak lain untuk
menggalakkan kepedulian lingkungan, meningkatkan pemahaman akan masalah lingkungan dan
menyebarluaskan budaya karya yang baik.
5. Pepsodent yang dulu juga membangun positioning statement “Gigi Putih” saat ini telah berhasil
melakukan repositioning dengan “Perlindungan Gusi” dan “Perlindungan Gigi Berlubang”.
Perubahan ini bukan semata-mata kata-kata yang diubah, namun produsen telah memikirkan
perubahan kuantitatif target pasar dan segmen pasar yang dibidik, tentu ketika seseorang mencapai
usia tua dengan gigi berlubang sangatlah tidak nyaman, sehingga Pepsodent menjadi jawabannya.
6. Pepsodent melakukan evaluasi perikalanannya dengan meneliti dua efek iklan, yaitu efek
komunikasi (communication effect) dan efek penjualan (sales effect). 

2. Lifebuoy

Profil Produk

Lifebuoy diluncurkan pertamakali oleh William Hesketh


Lever pada tahun 1894 di Inggris sebagai sabun
disinfektan.Unilever kemudian berkembang di kawasan
industryBolton,Lancashire, yang merupakan tipikal kota di
Inggris di era revolusi industri, dimana ribuan penduduk yang
tinggal di kawasan kumuh tersebut terserang wabah penyakit.

Wabah tifus, disentri dan penyakit kuning berjangkit dimana-


mana dan angka kematian bayi sangat tinggi.

"Kebersihan adalah sebagian dari Iman" adalah tema yang diangkat oleh kaum reformis, dimana
mereka menuntut adanya edukasi tentang kebersihan dan peningkatan taraf hidup bagi orang miskin
dan kaum pekerja. Mereka juga menginginkan pendekatan tentang cara mencegah wabah penyakit
yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak higienis.

Unilever berusaha untuk terus mencari formula sabun yang tepat untuk membasmi kuman penyakit
dengan biaya yang terjangkau oleh semua orang. Akhirnya Lever menemukan formula Asam
Karbolik, dimana penemuan tersebut merupakan suatu terobosan ilmiah di masa itu.

Strategi Pemasaran Lifebuoy

Promosi Lifebuoy
 Personal Selling
Personal selling adalah komunikasi dua arah dimana seorang penjual menjelaskan fitur dari suatu
brand untuk kepentingan pembeli.dalam personal selling, dilibatkan komunikasi yang sifatna tatap
muka dan kegiatannya pada sekarang ini terfokus pada pemecahan masalah dan penciptaan nilai bagi
customer (lebih dikenal sebagai partnership). Dimensi partnership ini adalah seorang sales person
yang harus memahami cutstomernya dengan baik. Personal selling sendiri merupakan bagian dari
directmarketin, namun perbedaan dasarnya adalah dalam personal selling, perusahaan yang
dijembatani sales person berinteraksi secara tatap muka dengacustomer.

Personal selling yang dilakukan oleh Lifebuoy salah satunya adalah demonstrasi “glowgerm”, hal
ini menjawab kesalahan bahwa “terlihat bersih” berarti secara hygiene memang bersih. Ketika tangan
berada di bawah sinar ultra violet, bubuk glowgerm bersinar pada kotoran yang tertinggal ketika
tangan hanya dicuci dengan air, hal tersebut menyediakan memori emosi yang kuat bahwa tangan
dengan sabun memberikan perlindungan lebih besar dalam melawan kuman daripada hanya mencuci
tangan dengan air. Dengan demonstrasi tersebut secara tidak langsung memberikan edukasi kepada
konsumen bahwa “Sabun Lifebuoy” merupakan sabun yang efektif dalam membasmi kuman serta
secara langsung dapat memberikan informasi kepadakonsumen tentang fitur yang diberikan oleh
sabun lifebuoy

 Periklanan
Periklanan sering kali menjadi perhatian penting karena selain posisinya yang strategis dapat
menjangkau konsumen secara luas juga memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Salah satu program promosi simpatik yang bukan sekedar jualan, melainkan turut berperan
membantu mengatasi masalah sosial di negeri kita adalah “Lifebuoy Berbagi Sehat” (LBS). LBS
merupakan contoh penerapan konsep pemasaran berdimensi social (cause-relatedmarketing), yakni
program pemasaran yang diarahkan untuk memecahkan salah satu masalah di masyarakat kebersihan
atau kesehatan.

Fokus bidang ini sangat cocok untuk positioningLifebuoy sebagai sabunkesehatan untuk
keluarga. Program-program yang sudah dilakukan Lifebuoy antara lain Berbagi Sehat yang sudah
dimulai sejak tahun 2004, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola
hidup bersih dan sehat dalam kegiatan sehari-hari melalui cuci tangan pakai sabun yang baik dan
benar dibawah air mengalir selama minimal 20 detik. Dalam kurun wakru 2004-2007,Program
LifebuoyBerbagi Sehat telah berhasil menjangkau lebih dari 1 juta penerima manfaatlangsung di
beberapa wilayah di Indonesia. Program Lifebuoy Berbagi Sehat sebenarnya bukan hanya kampanye
produk, melainkan membawa nama baik Unilever. Iklan Lifebuoy Berbagi Sehat merupakan sebuah
edukasi yang terintegrasi mulai dari iklan anak kerja bakti, kampanye cuci tangan dengan sabun
hingga LifebuoyHealthCamp.

 Publicrelation
Promosi peduli tampaknya merupakan menjadi pola baru. Produsen bukan saja berusahamenggaet
pembeli, tapi sekaligus menanamkan citra dirinya sebagai perusahaan yang peduli terhadap problema
di tengah-tengah masyarakat. Jadi promosi itu menjadi sarana kehumasan (publicrelations/ PR) yang
ampuh untuk merebut simpati di hati publik. Salah satu program promosi simpatik yang bukan
sekadar jualan, tapi turut berperan membantu mengatasi masalah sosial di negeri kita adalah Lifebuoy
Berbagi Sehat (LBS). Pesan-pesan edukasinya memangmasih terkait dengan manfaat produk untuk
menjaga kebersihan, namun gerakan moral dan aksi nyata yang digulirkan berdampak positif untuk
kesehatan masyarakat luas.

LBS sebagai program untuk berbagi citra dan memperlihatkan kepedulian social perusahaan.
Lifebuoy menyisihkan Rp 10,- dari setiap penjualan sabun untuk pengadaan sarana mandi, cuci
tangan dan kskus (MCK) dan air bersih. LBS merupakan contoh penerapan konsep pemasaran
berdimensi social (Causerelatedmarketing), yakni program pemasaran yang diarahkan untuk
memecahkan salah satu masalah di masyarakat yakni kebersihan atau kesehatan. Fokus bidang ini
sangat sesuai dengan positioningLifebuoy sebagai sabun kesehatan untuk keluarga. Kebiasaan dan
disiplin diri untuk hidup bersih yang tampak sederhana itu sebenarnya sangat mendasar, karena
kebersihan adalah pangkal kesehatan dan berdampak pada sikap dan perilaku keseharian menjadi
lebih baik. Bahkan bila kampanye hidup bersih ini dimaknai secara spiritual, berarti bersih dari dalam
hati alias bersih batin, bukan hanya bersih lahir. Bila ditelusuri lebih jauh, program LBS itu berbasis
misi produk Lifebuoy yakni “untuk berperan langsung meningkatkan kualitas hidup keluarga
Indonesia, khususnya kesehatan,”

 DirectMarketing
DirectMarketing adalah sebuah system pemasaran dimana pada system ini perusahaan
berkomunikasi langsung denga target konsumennya untuk memperoleh respon atau transaksi. Respon
ini dapat berupa penyelidikan, pembelian atau bahkan pemilihan. Directmarketing yang dilakukan
oleh Lifebuoy adalah dengan melakukan program In Safe Hands, yang bertujuan untuk bekerjasama
dengan perusahaan swasta dan pemerintah dalam membangun program edukasi cuci tangan untuk
masnyarakat. Hal lain yang dilakukan oleh Lifebuoy adalah dengan melakukan sosialisasi secara
langsung kepada konsumen tentang betapa pentingnya cuci tangan menggunakan lifebuoy dengan
menggunakan kampanye kesehatan seperti “Say No To Swine Flu” yaitu kampanye kesehatan yang
langsung berinteraksi dengan para konsumennya.

 Promosi Penjualan
Salah satu ajang promosi Lifebuoy yang diberi tajuk “Sang Jawara Gak Takut Jerawat” yang
digelar oleh LifebuoyClearSkin pada periode November 2005 - Januari 2006. Acara ini digelar
dengan tujuan untuk memberikan rasa percaya diri bagi kaula muda yang memiliki potensi namun
merasa rendah diri atau kurang percaya diri dikarenakan jerawat. Pada ajang ini, Lifebuoysecara
tidak langsung melakukan aktivitas promosi terhadap produknya agar lebih dikenal di kalangan
remaja yang pada umumnya tidak akan luput dari masalah kulit, yaitu jerawat.

Lifebuoy mencoba meyakinkan bahwa produknya tidak hanya berfungsi sebagai sabun mandi biasa,
tetapi juga memiliki kelebihan lain yaitu untuk mencegah timbulnya jerawat. Strategi ini digunakan
Lifebuoy dalam upaya untuk meraup pangsa pasar yang lebih luas, yaitu remaja. Contoh lainnya
adalah Brand sabun Lifebuoy kami memimpin kampanya mencuci tangan. Dalam penjualan di 35
negara sekitar Asia dan Afrika, visi Lifebuoy mengubah perilaku kebersihan dari satu miliar
masyarakat hingga tahun 2015 melalui promosi aktif mencuci tangan dengan sabun. Hal tersebut
diatasmenunjukan bahwa sabun mandi Lifebuoy telah berusaha untuk menarik minat konsumen dalam
menggunakan sabun mandi merek tersebut, dengan mengundang konsumen untuk terjun langsung
dalam suatu acara yang digelar Lifebuoy. Strategi ini cukup efekktif sehingga pemasaran dilakukan
dengan metode promosi yaitu Word ofMouth atau promosi dari mulut ke mulut

Segmenting
Segmentasi produk sabun mandi ini mencakup seluruh wilayah di Indonesia dan memiliki segmen
pasar kalangan keluarga yang menginginkan sabun mandi antiseptik untuk melindungi seluruh
anggota keluarga dari kuman. Segmentasinya terutama fokus ke kalangan anak- anak yang sangat
aktif beraktivitas saat bermain, sehingga membuat para orang tua khawatir akan kebersihan dan
kesehatannya. Melalui promosi “Cuci Tangan Pakai Sabun” yang cukup meluas, produk ini berhasil
menarik perhatian kalangan orang tua untuk memberikan ajaran kepada anak- anaknya untuk rajin
mencuci tangan dengan sabun.

Targetting
Lifebuoy menggunakan strategi selectivespesiallization dalam targetingsegment pasar, yaitu
perusahaan menawarkan produk yang berbeda-beda untuk setiap segmen pasar. Hal ini terbuktikan
dengan sangat bervariasinya produk-produk yang dikeluarkan oleh Lifebuoy. Produk- produk tersebut
mencakup sabun mandi dalam bentuk batang yang ekonomis hingga sabun mandi dalam bentuk cair
yang lebih eksklusif, sabun pembersih wajah anti jerawat yang ditujukan untuk kalangan remaja, dan
sebagainya.

Positioning
Lifebuoy menempatkan produknya pada persepsi konsumen dengan memanfaatkan atribut atau
manfaat yang ada pada produk. Dengan melakukan promosi yang mengajak konsumen untuk hidup
bersih dan sehat mampu menciptakan citra baik terhadap perusahaan dan produk. Cara ini cukup
efektif karena persepsi positif konsumen terhadap produk akan membuat perusahaan berada dalam
posisi yang kompetitif.

Selain itu, sabun Lifebuoy berada di kisaran harga yang rendah jika dibandingkan dengan
sebagian besar sabun antiseptik lainnya. Namun, banyak orang memilih sabun Lifebuoy bukan hanya
karena harganya yg relatif terjangkau tetap juga karena keunggulan sabun tersebut untuk membantu
menjaga kesehatan masyarakat pada umumnya. Dari sini terlihat bahwa untuk menjaga kesehatan yg
merupakan bagian penting dalam kehidupan tidaklah harus mahal, salah satunya yaitu menggunakan
sabun Lifebuoy. Hal ini semakin menguatkan posisi produk Lifebuoy dalam kompetisi dengan
perusahaan lain.

3. Coca-Cola

Profil Produk

Coca-Cola pertama kali hadir di Indonesia sekitar tahun 1927,


ketika Netherland Indische Mineral Water Fabrieck (Pabrik Air Mineral
Hindia Belanda) membotolkan untuk pertama kalinya di Batavia
(Jakarta). Produksi Coca-Cola lumpuh pada zaman penjajahan Jepang
(1942-1945) tetapi tepat sesudah kemerdekaan Republik Indonesia,
pabrik tersebut beroperasi di bawah nama The Indonesia Bottles Ltd Nv
(IBL) dengan status perusahaan nasional.

Pada tahun 1971, dengan pertambahan mitra usaha dan modal


didirikannya pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia dengan
nama baru PT. The Jaya Beverages Bottling Company. Tercatat sampai saat ini 11 pabrik Coca-Cola
yang beroperasi di berbagai provinsi di Indonesia, berturut-turut berdasarkan tahun pendiriannya
adalah Jakarta (1971), Medan (1973), Surabaya (1976), Semarang (1976), Ujung pandang (1981),
Bandung (1983), Padang (1985), Bali (1985), Manado (1985), Banjarmasin (1981), dan Lampung
(1995).

Sejak tahun 1992, Coca-Cola Amatil yang berpusat di Australia mengakuisisi semua
perusahaan bottler Coca-Cola di Indonesia, kecuali Bangun Wenang Beverage Company (BWBC)
yang berlokasi di Sulawesi. Hasil akuisisi ini membuat bottler-bottler tersebut menjadi satu
perusahaan dengan nama Coca-Cola Amatil Indonesia. Secara resmi Coca-Cola Amatil Indonesia
terbagi menjadi 2 entitas legal, yaitu PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) dan PT. Coca-Cola
Distribution Indonesia (CCDI).

Strategi Pemasaran Coca-Cola

Coca-Cola memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-
produknya. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu:

 ProgramPromosi
Mereka mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk
meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap produk.
 LayananKonsumen
Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan,
didesain untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus
terhadap produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada
seluruh pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing
 AreaMarketingContractor
Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah
tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal,
mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan
Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha kecil dan menengah
yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street
Vending.
 Layanan ProdukPendingin
Riset membuktikan bahwa 90% konsumen Coc-Cola ebih menyukai membeli produk
dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment
(peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan
mendorong tingkat keuntungan para pelanggan.

B. Penantang Pasar

1. Oppo

Profil dan Keunggulan Produk

Oppo Mobile Communications Co, Ltd adalah


produsen elektronik yang bermarkas di Dongguan,
Guangdong, Cina.Produk utamanya termasuk MP3 player,
pemutar Media portabel, LCD-TV, eBook, pemutar
DVD/Cakram Bluray dan telepon genggam. Didirikan pada
tahun 2004, perusahaan ini telah terdaftar dengan nama
merek Oppo di belahan dunia. Oppo adalah penyedia layanan elektronik dan teknologi global yang
membawakan perangkat elektronik seluler terbaru dan tercanggih di lebih dari 20 negara, termasuk
Amerika Serikat, China, Australia dan negara-negara lain di Eropa, Asia Tenggara, Asia Selatan,
Timur Tengah dan Afrika. Oppo berusaha memberikan pengalaman menggunakan ponsel terbaik
melalui desain yang cermat dan teknologi yang cerdas.
Oppo berusaha keras mengejar teknologi terkini, standar kualitas perangkat lunak tertinggi,
dan mewujudkan pengalaman pengguna yang terbaik.Kami merancang, memproduksi, dan
mempromosikan produk kami sendiri supaya pelanggan bisa mendapatkan produk yang paling andal
dan canggih dari awal sampai akhir.Sejak didirikan di tahun 2004, Oppo telah berusaha membawakan
ideologi ini kepada para penggunanya di seluruh dunia.Setelah berhasil memasuki pasar ponsel di
tahun 2008, Oppo mulai membentangkan sayapnya memasuki pasar internasional di tahun 2010 dan
membuka bisnis global untuk pertama kalinya pada bulan April 2010 di Thailand.Saat ini, OPPO
sudah hadir di 21 pasar di seluruh dunia.Smartphone Oppo bisa dibilang sebagai produk yang cukup
sukses dalam membuat sejarah keberhasilan dan tercatat sebagai produsen ponsel asal China yang
menjadi terlaris kedua di Indonesia.
Dan tentunya, hal itu bisa dilihat dari keyakinan perusahaan saat pertama kali menghadirkan
produknya di Tanah Airyang berbeda dari para kompetitornya. Dimana saat pasar mulai diramaikan
dengan ponsel murah dan desain copy paste dari produsen global, smartphone Oppo justru hadir
berseberangan sebagai strateginya. 2013 adalah tahun dimana kiprah pertama kali smartphone Oppo
di Indonesia dan bila dihitung hingga saat ini, sudah ada 3,5 tahun perusahaan berkompetisi. Pun
demikian, meski termasuk sebagai pemain muda di industri smartphone Tanah Air, namun perusahaan
memiliki banyak senjata andalan yang telah dihadirkannya.
Ada sekitar 37 produk dari beragam kategori kelas dihadirkan sang produsen, baik itu untuk
kelas menengah hingga tingkatan kelas pengguna atas. Sejarah smartphone Oppo dimulai dengan
tidak mengikuti tren pasar yang disesaki oleh ponsel asal China dan notabene bisa dibilang terlalu
mainstream.Harga murah dengan desian copy paste, serta spesifikasi sekadarnya banyak diadopsi para
pemain ponsel Tirai Bambu di Tanah Air.
Oppo tidak mengawali dengan hal tersebut, perusahaan yakin bahwa seri pertama yang
dikenalkan dengan nama seri Oppo Find 5 akan lebih dikenal dibanding kompetitornya yang bermain
dengan strategi sama. Nyali besar Oppo untuk bersaing di 2014 dengan Lenovo, Huawei, ZTE, dan
Xiaomi dibuktikan dengan baik oleh perusahaan.Pasalnya, di tahun ini dimana para pesaing
menggelontorkan smartphone untuk segmen menengah bawah yang berarti hadir dengan harga murah,
namun justru Oppo mengawalinya dengan menghadirkan seri premium yang bisa terlihat dari
harganya yang tinggi.
Oppo N1 adalah seri yang mengawali 2014 dengan harga yang tinggi dibanding
kompetitornya, seri ini dibanderol dengan harga IDR7 juta digadangkan memiliki kamera putar 180
derajat.Dan tentunya, meski tidak bisa dibilang sebagai pelopor smartphone selfie, tapi produk ini
menjadi produk terbaik dimasanya untuk urusan pengambilan foto diri sendiri tersebut.Seperti pada
tahun sebelumnya, 2015 juga diawali dengan produk yang memiliki spesifikasi tinggi. Tidak jauh
berbeda dengan seri sebelumnya yang dihadirkan perusahaan, Oppo Mirror 3 adalah produk yang
datang pada awal 2015dengan spesifikasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Seri ini dibanderol
dengan harga IDR3 jutaan Menjelang awal 2016 Oppo mempersiapkan seri F1 sebagai senjata
andalannya bertarung di awal tahun.

Seri ini kabarnya menguatkan sisi kamera, meski tidak menutup kelebihan lainnya seperti
desain dan spesifikasi yang diungkapkan mumpuni di jajaran smartphone sekelasnya.Meski dikenal
dengan banyak kategori produk premiumnya, tidak lantas membuat Oppo lupa menghadirkan seri
menengah dengan harga terjangkau.Salah satunya adalah Oppo A37.Di pucuk tertinggi hingga 2016
ini yang notabene sedang mewabah smartphone selfie, Oppo F1S adalah persenjataan yang dimiliki
perusahaan. Tentu alasan kamera adalah salah satunya, seperti pada bagian depan yang hadir dengan
kekuatan 16MP dan kamera belakang 13MP. Seri ini hadir dengan banderol harga IDR3,8 juta.

Strategi Pemasaran Oppo

 OPPO merupakan salah satu brand smartphone global yang sukses menggarap pasar Indonesia.
Bagaimana tidak, sejauh kiprahnya di Tanah Air yang masih relatif baru, bisnis smartphone
OPPO tergolong cukup moncer. Hal ini terlihat dari beberapa laporan lembaga riset yang
mendapuk OPPO sebagai vendor kedua terbesar di Indonesia pada tahun 2016 lalu.
 Sekilas tentang OPPO, perusahaan ini masuk ke Indonesia sejak tahun 2013 silam, yang ditandai
dengan diluncurkannya smartphone perdananya, yakni OPPO Find 5. Ada sejumlah faktor yang
melatarbelakangi ketertarikan OPPO menggarap pasar Indonesia, salah satunya adalah populasi
penduduk Indonesia yang tergolong besar.
 Menuai sukses di Indonesia dengan menduduki posisi dua sebagai vendor smartphone dengan
pengapalan terbanyak di 2016, OPPO ternyata menerapkan strategi yang disebutnya ‘Simpel dan
Fokus’.
 Mereka menggunakan strategi pemasaran yang sangat mudah dipahami dan diaplikasikan, selain
itu mereka juga terfokus kepada perangkat yang memang sedang ingin dipromosikan. Selain itu
yang terpenting adalah bagaimana selama 3 tahun ini kami tidak henti-hentinya untuk memahami
perilaku konsumen di Tanah Air dalam membeli dan mempergunakan smartphone.
 Dengan persaingan smartphone yang begitu sengit, penting bagi sebuah perusahaan untuk
mempertahankan kesuksesan yang telah diraih. Dalam hal ini, OPPO menilai bahwa konsistensi
terhadap stategi yang dilakukan adalah kunci untuk mempertahankan kesuksesan di kancah
persaingan smartphone, khususnya di Tanah Air.
 Selain itu berupaya memahami konsumen mereka di Tanah Air dan terus belajar lebih
memahami dari tahun ke tahun merupakan kunci utama mempertahankan keskusksesan mereka.
Peningkatan terhadap pelayanan terhadap konsumen juga menjadi hal yang penting dalam
kancah persaingan smartphone di Tanah Air.
 Berbekal jargon ‘Selfie Expert”, lewat smartphone seri F1, yakni Oppo F1, F1 Plus, dan F1s, di
tahun 2016 OPPO sukses memikat konsumen smartphone Indonesia dengan mengandalkan
kualitas kamera depan mumpuni. Pun demikian, meski menuai sukses dengan smartphone selfie
yang dirilisnya, OPPO mengakui bahwa menetapkan diri untuk menggarap smartphone selfie
tidaklah mudah. OPPO membangun jati diri produknya sebagai produk selfie dan berkonsentrasi
pada lini produk yang mengedepankan teknologi kamera.
 “Hal ini tentunya dilatarbelakangi tuntutan konsumen, di mana dalam mengeluarkan produk,
OPPO tentunya akan membuat survei kepada konsumen mengenai produk apa yang mereka
inginkan dan setiap survei menghasilkan kesimpulan bahwa konsumen saat ini lebih menyukai
perangkat dengan kamera depan lebih besar dibandingkan kamera utamanya,” kata Aryo.
 Inilah yang disebut Aryo menjadi dasar mengapa OPPO menggarap serius pasar ini, terlebih dari
tahun 2012 pihaknya sudah memperkenalkan perangkat dengan keunggulan kamera depan dan
fitur percantik wajah pertama pada produk OPPO Find Way.
 Selain menjajakan produk yang menarik, OPPO juga kerap menggandeng brand ambassador dari
kalangan pesohor. Misalnya, demi mendongkrak varian baru seperti seri Oppo F1 dan F1s lalu,
OPPO secara resmi menggandeng sejumlah artis di antaranya Isyana Sarasvati, Rio Haryanto,
Chelsea Islan, Reza Rahardian dan terakhir Raisa Andriana.
 “Target OPPO sangatlah simpel, kami berharap OPPO menjadi merek yang disukai konsumen
Indonesia. OPPO juga bercita-cita menjadi top of mind masyarakat Indonesia tentang perangkat
selfie terbaik,” kata Aryo.
 Seiring sukses yang diraihnya di sini, kontribusi OPPO Indonesia terhadap revenue (pendapatan)
dari perusahaan sangat diperhitungkan. Sebagai pasar terbesar di luar China posisi OPPO
Indonesia sangat berkontribusi terhadap perusahaan.
 Bangun Pabrik dan Genjot Layanan Purna Jual  
Keseriusan Oppo dalam mengeksplorasi pasar Indonesia tidak hanya dilakukan dengan
menjadikan Indonesia sebagai tempat pemasaran produknya saja. Seiring dengan pemberlakukan
aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri, di akhir tahun 2014 lalu, OPPO Indonesia telah
melakukan topping off Pabrik yang berlokasi di Karawaci Tangerang.
 “Komitmen kami berinvestasi saat itu senilai 30 juta dollar Amerika. November 2014 kami
mengujicobakan produksi di pabrik kami, September 2015 kami beroperasi penuh dengan
kapasitas produksi 300.000 unit/bulan,” ungkap Aryo.
 Selain pabrik, OPPO juga fokus dalam menyediakan layanan purna jual bagi pelanggannya. Saat
ini, kata Aryo, OPPO memiliki 88 titik purna jual yang beroperasi melayani konsumen dan 10
titik dalam proses pembangunan. OPPO berharap di 2018 ada 200 titik layanan purna jual yang
akan beroperasi lagi. Service center OPPO sendiri sudah tersebar mulai dari Aceh hingga
Jayapura.

2. Avis

Profil perusahaan

Avis adalah perusahaan rental mobil Amerika yang berkantor pusat di Parsippany, New Jersey,
Amerika Serikat. Avis Budget Group mengoperasikan merek Avis di Amerika Utara, Amerika
Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru. Pada 2011, Avis mengumumkan akan mengakuisisi
Avis Europe plc, merupakan perusahaan terpisah yang melisensikan merek Avis.

Avis adalah penyedia sewa mobil terkemuka untuk segmen komersial yang melayani pelancong
bisnis di bandara utama di seluruh dunia, dan untuk pelancong liburan di lokasi di luar bandara.
Banyak lokasi di luar bandara adalah operasi waralaba daripada milik dan dioperasikan oleh
perusahaan, seperti halnya dengan sebagian besar lokasi bandara. Avis adalah bisnis penyewaan
mobil pertama yang berlokasi di bandara.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1946 dengan tiga mobil di Bandara Willow Run, [6] Ypsilanti,
Michigan, oleh Warren Avis (4 Agustus 1915 - 24 April 2007). [4] Mendirikan operasi cabang di
seluruh Amerika Serikat selama beberapa tahun ke depan, menjadi perusahaan penyewaan mobil
terbesar kedua di negara itu pada tahun 1953. Pada ulang tahunnya yang kesepuluh pada tahun 1956,
ia telah membuka kantor internasional pertamanya di Eropa, Kanada dan Meksiko .

Moto perusahaan Avis "We Try Harder" diadopsi pada


tahun 1962, selama masa jabatan CEO Robert Townsend .
Perusahaan ini bertujuan untuk memberikan putaran positif
pada status Avis sebagai perusahaan penyewaan mobil
terbesar kedua di Amerika Serikat sementara juga
mengambil kesempatan pada pesaing yang lebih besar The
Hertz Corporation . Slogan itu digunakan selama 50 tahun
sebelum re-branding pada 2012, ketika Avis meluncurkan slogan baru— "Ini Ruang Anda."

Pada tahun 1972, Avis memperkenalkan Wizard, sistem informasi dan pemesanan berbasis komputer
pertama yang digunakan dalam bisnis penyewaan mobil Amerika Serikat; hingga hari ini, hampir
semua pelanggan Avis yang sering diidentifikasi oleh "nomor Wizard" mereka yang unik. Pada tahun
1981, perusahaan melembagakan sistem pelacakan kendaraannya, yang tidak secara kebetulan
bernama Advanced Vehicle Identification System (AVIS). Pada Januari 2013, perusahaan meyetujui
untuk mengakuisisi Zipcar dengan harga $ 491 juta.

Strategi Pemasaran Avis

 Mengadakan berbagai macam promo yang menarik pelanggan. Promo potongan harga yang
seringkali diadakan oleh perusahaan Avis ini tidak main-main, kadang mereka mengadakan promo
potongan harga 75%-80%. Sehingga banyak pelanggan yang tertarik dengan harga murah yang
ditawarkan tersebut.
 Membuka booth di bandara. Avis mengetahui benar bahwa pusat keluar-masuk antarkota maupun
negara adalah di bandara. Dimana kebanyakan orang akan bertransaksi rental mobil di bandara
oleh sebab itu merekapun membuka booth di bandara sehingga para pariwisatawan dapat dengan
mudah menemukan mereka.
 Meperkenalkan Wizard, sistem informasi dan pemesanan berbasis komputer pertama yang
digunakan dalam bisnis penyewaan mobil Amerika Serikat; hingga hari ini, hampir semua
pelanggan Avis yang sering diidentifikasi oleh "nomor Wizard" mereka yang unik.

3. Nikon

Profil Nikon

Nikon Corporation (Nikon Corp.) adalah sebuah perusahaan Jepang yang bergerak dalam
bidang optik dan gambar. Produknya termasuk kamera, teropong, mikroskop, alat pengukur.
Perusahaan ini didirikan pada 1917 sebagai Nihon (Nippon) Kōgaku Kōgyō (di Tokyo, Jepang).
Produk terkenalnya adalah lensa kamera Nikkor, kamera dalam air Nikonos, kamera profesional seri
Nikon F, dan digital kamera Nikon seri-D.

Strategi Pemasaran Nikon

Kompetisi di pasar kamera terbilang ketat hampir di semua segmen, termasuk di kamera
digital single-lens reflex (DSLR). Boleh dibilang segmen ini masih tetap tumbuh di tengah serbuan
smartphone dengan fitur kamera yang berkualitas tinggi. Hal ini karena memang segmennya beda dan
banyak yang bisa dicapai oleh DSLR yang tidak bisa dihasilkan smartphone.

Namun, perlu diingat di segmen DSLR hanya ada dua pemain yang saling
berebut pasar, yakni Canon dan Nikon. Lantaran di Indonesia pemain besarnya
hanya dua, kue pasar pun bisa dikatakan terbagi rata. Perebutan posisi juga selalu
terjadi. Namun, tidak ada yang mendominasi dengan angka penguasaan pangsa
pasar yang mencolok perbedaannya.

“Posisi teratas berganti-ganti, tergantung siapa yang sedang banyak meluncurkan produk
baru. Secara rata-rata, penjualan DSLR di negara ini tiap tahunnya antara 50 ribu – 6 ribu unit.
Sedangkan, di pasar kamera keseluruhan posisi Nikon sekarang nomor dua di Indonesia,” kata
Sukimin Thio, General Manager of Imaging Division PT Nikon Indonesia.

Selama ini, Nikon dikenal sebagai kamera untuk para profesional dan memiliki kisaran harga
yang lebih tinggi dari kompetitor untuk produk yang sekelas. Walaupun, menurut Sukimin, pada
dasarnya tidak ada produk yang head to head secara spesifikasi produk. “Positioning Nikon adalah
kamera untuk profesional. Tapi, kami juga telah melebarkan ke para pehobi serius dunia fotografi.
Ditambah, sekarang kami juga masuk ke para entry level,” jelasnya.

Sukimin mengakui bahwa selama ini, produk-produk Nikon kebanyakan untuk segmen
medium dan profesional. Namun, saat ini Nikon juga mulai mengeluarkan produk-produk mirrorless
yang sekarang sedang naik daun.

Naiknya permintaan mirrorless ini seiiring dengan tren video blog (vlog) yang melahirkan
banyak vlogger. Untuk mengenalkan citra bahwa produk Nikon juga tepat untuk pemula dan
sekaligus mengenalkan produk-produk untuk segmen ini, Nikon Indonesia pun giat menggelar
kampanye di berbagai kota yang menyasar para anak muda.

“Saat ini, kami ingin menyasar segmen konsumen yang lebih muda. Bahkan, harapannya ini
pasar nonprofesional ini akan menjadi tulang punggung Nikon,” pungkasnya.

C. Pengikut Pasar

1. Equil

Profil Brand

EQUIL mungkin masih asing di telinga kebanyakan masyarakat Indonesia. Namun merek air mineral
murni ini sudah cukup dikenal kalangan menengah atas dan ekspatriat. Equil kerap hadir di meja
restoran fine dinning, hotel bintang lima, hingga meja Istana Negara saat rapat kabinet.

Jika melihat penampilan kemasannnya yang elegan, banyak orang akan mengira Equil adalah
minuman impor. Namun Equil merupakan air mineral murni asli Indonesia produksi PT. Equilindo
Lestari milik Morgen Sutanto. Di Vila D’Equilibrium, pabrik pengemasan Equil yang terletak di kaki
Gunung Salak, Sukabumi, Jawa Barat.

Banyak brand internasional yang ternyata asli dari Indonesia, namun kebanyakan dari masyarakat
Indonesia tidak mengetahuinya. Terlebih jika produk tersebut memiliki packaging yang bagus dan
telah dikenal oleh masyarakat mancanegara. Salah satunya yang mungkin saja
Anda tidak sadari, produk minuman, air mineral Equil. Dilansir dari equil-
mineralwater.com, Rabu (3/6/2015), Equil pertama kali di produksi pada
tahun 1998 di Villa D'Equilibrium, Sukabumi, Indonesia.

Tekstur dari Equil juga unik, lembut dan memiliki rasa yang segar. Dikemas
secara ekslusif dalam botol kaca untuk menjaga kualitas alam. Equil tersedia
dalam dua varietas, yaitu alami dan sparkling. Minuman ini sangat nikmat di
minum dalam keadaan dingin, namun tanpa ditambahkan es. Ini merupakan
brand minuman yang telah go Internasional.

Strategi Pemasaran

Equil tidak secara langsung mengikis pangsa pasar Aqua yang bermain di kelas lebih bawah.
Namun produk tersebut sangat mengganggu pasar produk bersama Aqua dan Danone yakni Evian dan
Volvic yang dipasarkan Grup Aqua. Apalagi harga yang dipatok Equil lebih rendah dari harga yang
dipatok Evian yang dihargai lebih dari Rp 20 ribu. Sementara kemasannya tampak jauh lebih mewah
mengikuti desain botol anggur dan terkesan produk impor. Harga Equil berkisar Rp 10 ribu hingga Rp
20 ribu per botol ukuran 330 ml.

Morgen sengaja membuat desain botol mewah serta desain gambar menarik yang menyimbol
kehidupan dan alam seperti matahari, air, daun dan wanita. Terlebih, pada kemasannya dicantumkan
kata-kata Bottled at source at villa D’ equilibrium yang seolah-olah sebuah lokasi di luar negeri. Willy
Sidharta menganggap kalimat tersebut menyesatkan karena vila yang dimaksud sesungguhnya berada
di areal seluas 3 hektar di Cimelati, Sukabumi bukan di luar negeri. Hal itu berbeda dengan Aqua
yang menyebut produknya dengan jujur yakni berasal dari air sumber pegunungan (mountain spring
water).
Namun, strategi pemasaran yang ditempuh Equil memang cerdik karena mampu menerobos
dinding istana serta memasok acara-acara khusus seperti konferensi OPEC sehingga citranya semakin
melambung.

Hasilnya dalam tempo setahun saja Equil berhasil menguasai 80% pangsa pasar di kelas super
premium. Pasar di kelas ini lumayan besar karena dapat mencapaiu US$ 500 ribu per tahun.

Dari sekitar 100 hotel berbintang 4 dan 5 yang ada di Indonesia, hanya beberapa gelintir
sajayang belum menyediakan Equil karena masih terikat kontrak dengan Evian atau Perrier.

Strategi yang dilakukan oleh Equil dalam menembus pasar Internasional.

a. Menentukan Segmentasi Pasar berdasarkan Psikografis

PT. Equilindo Lestari memfokuskan sasaran konsumen yang ingin dibidik hanya untuk konsumen
kelas atas dan menengah yang memiliki gaya hidup high class dan sadar akan pentingnya kesehatan.
Dimensi dari produk berkualitas cukup banyak: performance, feature, reliability, conformance,
durability, servicebility, aesthies dan perceive quality. Equil mencoba menampilkan ‘nilai’ dengan
kemasan mewah, mutu yang tinggi, distribusi, yang terbatas ditempat mewah dan layanan yang prima,
kesemuanya adalah diferensiasi untuk mendukung positioning yang dilakukan. Penamaan atau
pemberian merek ‘equil’ ytang terkesan produk asing, pemakaian bahasa asing dalam kemasan yang
seperti menyamarkan identitas Equil sebagai produk lokal, sengaja dilakukan juga untuk menonjolkan
positioning.

b. Saluran Distribusi yang sudah ditentukan

PT. Equlindo Lestari yang memposisikan dirinya sebagai suatu produk premium, berusaha
mengkomunikasikan ‘posisi’nya itu dalam segala aspek. Dari segi distribusi misalnya, Equil hanya
melempar produknya ke hotel-hotel dan cafe mewah (sekitar 70%), hypermarket atau supermarket
besar, dan beberapa lokasi eksklusif lain (Lapangan golf, konser musik klasik, dan lain -lain)

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari EQUIL berdasarkan hasil sampling survei
dari pengguna langsung:

Kelebihan

1. Terlihat eksklusif
2. Air dengan kesegaran
3. Terlihat eksklusif
4. Air dengan tekstur yang enak

Kekurangan

1. Harga yang relatif mahal


2. Botol kaca sulit dibawa kemana-mana

Negara Tujuan Pemasaran

Pada saat diluncurkan ke pasaran, produk ini dimonopoli oleh pasar Eropa sehingga lebih
dikenal oleh masyarakat Eropa. Hal ini karena produk ini mengusung konsep yang ekslusif, sehingga
meskipun terkenal di pasar Eropa, sebagian masyarakat kelas atas Indonesia mengenal produk ini.
Namun, mereka tidak menyadari produk minuman yang peruntukkan untuk kaum sosialita ini asli
buatan dalam negeri.

Produk ini mendapatkan tempat di pasar Eropa dan di hati masyarakat kelas atas, karena
kualitas yang dimilikinya terbukti baik. Equil hanya di produksi dalam jumlah terbatas, di Villa
D'Equilibrium. Sumber airnya pun murni dari alam tanpa adanya pemompaan atau tindakan teknologi
lainnya.

Minuman ini juga sudah merambah pasar dunia, seperti Singapura, Australia, Hongkong,
Arab Saudi dan Italia. Desain botolnya yang ekslusif dan kualitas air yang memenuhi standar
kualifikasi Internasional, menjadikan Equil minuman kelas Internasional.

2. Nestea

Strategi Pemasaran Nestea

Dalam melakukan promosi, Nestle Professional mengandeng pelanggan korporatnya.


Misalnya dengan Solaria, membuat program Umroh Solaria bagi konsumen Solaria. Konsumen yang
makan di Solaria dan minum Nestea berhak mengkuti undian umroh untuk lima pemenang. “Yang
menyediakan hadiahnya adalah pihak Nestle. Programnya sejak tahun lalu dan tahun ini
diberangkatkan pemenang umrohnya,” ujar Suzy Burhan, Manajer Merek Nestle Professional. Selain
itu, Nestea juga pernah membuat promosi Ramadhan Selfie Competition dengan mengandeng
bisoskop Blitzmegaplex dan resto Holycow yang merupakan pelanggan B2B Nestle. Dalam
promosi untuk produk Nestle Sjora ini, setiap konsumen harus melakukan selfie di Holycow atau
Blitzmegaplex. Contoh promosi lainnya: kerja sama dengan McDonald’s (McD) untuk produk Milo.
Promosi dengan McD dilakukan melalui paket ulang tahun untuk anak-anak. Promosi di McD ini
sifatnya tematik yang diubah secara berkala. Misalnya, tema safari
(kebun binatang) atau dunia laut. “Setiap tahun berganti-ganti temanya.
Namun, semua McD di Indonesia temanya sama,” kata Messy.

Promosi lewat media digital dan media sosial juga dilakukan. Nestle
memiliki website sendiri, sementara Nestle Professional juga aktif
menggarap medsos untuk Nestea dan Sjora lewat Facebook dan
Twitter. Melalui medsos, selain memberikan update info produk, juga
sering memberikan edukasi atau sharing info yang up-to-date.
Contohnya, mengobrol soal film atau tentang Pokemon Go yang
sedang ramai dibicarakan. “Media sosial ini dibuat untuk engage dengan customer,” ujar Suzy.
Customer yang digarap di sini adalah konsumen (end user) sehingga diharapkan saat mereka ke resto
sudah tahu dan memilih Nestea untuk minuman saat mereka makan.

Bicara soal distribusi, Nestle Professional memiliki distributor khusus yang berbeda dari
distributor yang mendistribusikan produk Nestle untuk pelanggan B2C. “Untuk Nestle Professional
kami memiliki dedicated distributor dari pihak ketiga. Pelanggan B2B order produk langsung ke
distributor,” ujar Ruslan. Distributor Nestle Professional cukup banyak dan setiap kota provinsi
memiliki distributor yang berbeda. “Bisnis Nestle Professional fokus di kota-kota besar pronvinsi,”
katanya menegaskan.

Dari semua produk yang dipasarkan Nestle Professional, Nestea menjadi salah satu yang
memberikan konstribusi terbesar bersama Milo dan Nescafe. “Pertumbuhan Nestea strong double
digit setiap tahun. Kontribusi Nestea siginifikan,” ungkap Ruslan tanpa mau menyebut angka
pastinya.

Dijelaskannya, Nestea diklaim sukses di Indonesia karena memberikan sesuatu yang baru.
Selama ini yang ada di Indonesia adalah teh tubruk, teh celup dan teh cair dalam kemasan atau botol.
Nestea adalah produk yang praktis dengan tiga rasa: lemon tea, teh hijau dan teh tarik. Yang paling
diminati adalah lemon tea.

Kunci sukses lainnya, Nestea diluncurkan oleh Nestle yang memiliki megabrand seperti Milo
dan Nescafe. Lalu, varian produk yang dimiliki Nestle juga banyak. Dan yang tak kalah penting,
pelayanannya kepada pelanggan B2B dengan adanya mesin dispenser khusus lebih memudahkan
proses pembuatan produk. “Jadi, strategi kami one stop sulution,” ujar Ruslan.

Nestea Kuasai Pasar

Di industrinya, Nestea diklaim sebagai pemimpin pasar untuk lemon tea. Perusahaan global
lain di Indonesia yang juga memasarkan teh rasa buah adalah Lipton Tea keluaran Unilever, tetapi
Lipton Tea bukan dalam bentuk serbuk, tetapi teh celup, dan dipasarkan secara B2C. Pemain global di
bidang minuman yang memasarkan B2B adalah Coca-Cola. Kendati produk yang dipasarkannya
berbeda dengan Nestle, Coca-Cola juga menyediakan mesin dispenser untuk pelanggan korporatnya.

Sejatinya, yang memasarkan teh serbuk cukup banyak di Indonesia. Namun, rada jarang yang
memasarkannya secara B2B. Data Nielsen mencatat, produk teh serbuk yang paling banyak beriklan
adalah Tea Juice (instant tea) yang sudah menggelontorkan belanja iklan di televisi (TVC) dan media
cetak sebesar Rp 74,8 miliar per Juni 2016. Adapun di 2015 sebesar Rp 38,2 miliar, di 2014 tidak ada
datanya, dan di 2013 sebesar Rp 26,7 miliar. Sementara itu, pemain lainnya juga secara konsisten
beriklan. Teh Sisri, misalnya, tahun lalu belanja iklannya Rp 18,9 miliar; 2014, Rp 42,7 miliar; dan
2013, Rp 43,7 miliar (tahun ini tidak ada data). Data iklan Nestea tidak ada dalam catatan Nielsen
karena Nestea dipasarkan B2B.

Selain teh serbuk, ada bermacam jenis teh lainnya, yaitu teh celup, tubruk, teh dalam
kemasaran, dll. Tak mengherankan, teh memberi kontribusi tertinggi kedua setelah air minum dalam
kemasan (AMDK) terhadap total bisnis minuman di negeri ini. “Total industri minuman di Indonesia
diperkirakan mencapai Rp 300-400 triliun per tahun,” ungkap Ruslan.

Dalam pandangan Sumardy, pengamat pemasaran, B2B tentu menjadi pasar yang menarik
dengan karakteristik yang berbeda dengan B2C. Market size B2B besar, pendekatan pemasarannya
juga lebih terukur dan demand-nya lebih stabil sehingga bisa menjadi penyeimbang bisnis B2C yang
memiliki karakteristik yang berbeda.

Selain itu, seiring dengan membesarnya pasar kelas menengah, otomatis produk dan jasa akan
ikut membesar. “Hal ini karena gaya hidup kelas menengah yang menghabiskan banyak waktu untuk
makan, nongkrong, liburan, dan sebagainya di luar rumah, sehingga meningkatkan demand terhadap
produk yang otomatis meningkatkan juga demand terhadap produk pendukungnya,” ujar Sumardy
yang juga CEO Buzz&Co.

Memang, menggarap B2B tidak hanya soal bagaimana menjaga hubungan yang baik dengan
key account, tetapi juga mampu menarik dan meningkatkan demand bagi merchant sehingga produk
Nestle bisa menjadi ingredient branding yang menarik agar bisa meningkatkan traffic konsumen
untuk mengunjungi suatu gerai.
3. McDonald’s

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran McDonald biasanya menjadi rujukan bagi pihak-pihak yang ingin
mengembangkan sebuah usaha bisnis tiruan atau franchise. Mengingat telah terbuktinya keberhasilan
pihak perusahaan McDonald dalam mengembangkan sebuah bisnis usaha, maka layak jika perusahaan
ini menjadi rujukan perusahaan-perusahaan kecil.

Berikut ini beberapa Strategi pemasaran McDonald yang bisa Anda terapkan dalam mengelola sebuah
usaha bisnis yang akan Anda kelola:

1. Sebelum melakukan langkah-langkah marketing kreatif, maka yang dilakukan oleh McDonald
adalah menetapkan tujuan dan target-target yang mendunia. Salah satu visi dan misi yang diusung
oleh pihak McDonald adalah menjadi yang terbaik di tingkat dunia sebagai salah satu perusahaan
bisnis makanan terbesar di dunia. Dengan target ini
maka upaya pemasaran akan mengikuti pada target yang
telah ditetapkan.
2. Beberapa upaya promosi kreatif yang dilakukan oleh
pihak McDonald sebagai bentuk strategi pemasaran
McDonald diantaranya adalah; iklan televisi, public
relation yang handal, promosi di radio-radio lokal,
pembuatan brosur, poster, spanduk, back drop, banner,
translite dan sebagainya. Even internal McDonald dan
even-even kerjasama dengan berbagai perusahaan dan
pihak lain juga dilakukan oleh McDonald untuk melakukan upaya promosi besar-besaran.
3. Sistem dan strategi pemasaran McDonald yang kreatif dilakukan dengan cara delivery order yang
cukup mudah, praktis dan memanjakan para pelanggan membuat para pelanggan McDonald
merasa betah dan nyaman mengkonsumsi makanan-makanan produk McDonald.
4. Bentuk lain strategi pemasaran McDonald adalah dengan melakukan pelayanan penjualan secara
online, kapan pun dan dimanapun Anda bisa menikmati produk-produk McDonald yang siap
diantar ke rumah.
5. Upaya peningkatan kualitas produk merupakan strategi pemasaran McDonald yang berkelanjutan.

Sebagai upaya kreatif untuk terus mempertahankan jumlah konsumen, pihak perusahaan
McDonald senantiasa melakukan beberapa hal terkait dengan produk makanan yang dihasilkan,
diantaranya adalah; menambah lebih banyak rasa serta jenis baru dari produk McDonald, merubah
menu di beberapa negara dengan memadukan rasa lokal yang lebih populer di negara bersangkutan,
menyediakan makanan yang segar dan cepat saji pada tempat-tempat yang menarik dan bersih
sehingga lebih menarik minat konsumen, menciptakan makanan-makanan khas usia misalnya
makanan untuk orang dewasa, remaja dan sebagainya.
Pendapatan pihak perusahaan McDonald sendiri tidak semata-mata dari hasil penjualan
makanan cepat saji tersebut, namun banyak lini-lini lain yang memberikan pendapatan yang jauh
lebih besar ketimbang penjualan produk, diantaranya adalah pembayaran dari franchise dari restauran-
resrtauran serta investasi properti yang diterima.
Strategi pemasaran McDonald semakin berkualitas dengan didukung oleh upaya perusahaan
yang terus kratif dan inovatif dalam memproduksi jenis-jenis produk makanan baru yang diminati
masyarakat, sehingga konsumen tidak bosan dengan sajian yang monoton.
D. Penceruk Pasar

1. Betadine

Profil Perusahaan

PT Mahakam Beta Farma adalah usaha pertama Mahakam Group di industri farmasi, yang
memproduksi produk farmasi terjangkau dengan standar kualitas internasional. Pada tahun 1980,
Mahakam Beta Farma diberikan izin oleh Mundipharma AG, Swiss untuk memproduksi antiseptik
Betadine.

Perusahaan ini pertama kali dirintis oleh seorang dokter bernama Dr. Kahar Tjandra. Dr.
Kahar Tjandra menjalankan bisnisnya memproduksi dan mendistribusikan Betadine awalnya
kebetulan. Pada 1975, seorang rekan teman sekelas saat di SMA mendatanginya menawarkan
pemegang lisensi Betadine yang mau bangkrut.  Setelah mengetahui lebih jauh mengenai keampuhan
Betadine, Kahar pun setuju untuk mengambil alih seluruh utang pemegang lisensi tersebut.

Setelah bertemu dengan pemberi lisensi Betadine, Mundipharma AG dari


Swiss, Kahar pun mengambil alih perusahaan yang baru beroperasi satu tahun
dengan mengeluarkan uang sebesar US$25 juta-saat itu kurs Rp 400 per
dolar. Tepat pada 20 Desember 1977, ia mendirikan PT Mahakam Beta Farma
yang mulai berproduksi tahun 1980. Kahar mulai mendistribusikan Betadine.
Impor cairan antiseptik betadine dalam dirigen kemudian dikemas dalam botol
lebih kecil. Dia bersama rekannya dan seorang pegawai bahu membahu untuk
mengoperasikan perusahaan.  Karena terbatasnya dana, tak terpikir oleh Kahar
untuk mempopulerkan kemujaraban Betadine dengan promosi dan iklan di media.

Kahar yang berprofesi sebagai dokter umum, kemudian melakukan pendekatan dengan
rekannya sesama dokter.  Ternyata hasil yang diperoleh cukup memuaskan. Jumlah Betadine yang
diproduksi pun jumlahnya perlu ditambah.  Pabrik pertama berdiri di Jl. Limo, Kebayoran Lama,
Jakarta seluas 500 m2. Ternyata bisnis terus maju, dan akhirnya pabrik diperluas menjadi 1.500 m2.
Pabrik tersebut kembali tak mampu menampung daya produksi yang diinginkan, Kahar pun
memindahkan pabrik di Kawasan Industri Pulo Gadung di lahan seluas 10.000 m2. Dan kini
karyawannya sebanyak 300 orang.  Saat ini PT Mahakam Beta Farma tak hanya mengemas, tapi juga
memproses, dari bahan baku yang hampir seluruhnya diimpor kemudian menjadi berbagai macam
produk Betadine.

Betadine mengandung povidone dan iodine yang merupakan antiseptik unggul yang diterima
secara luas. Respon pasar yang positif ini pula yang mendorong PT Mahakam Beta Farma untuk
meningkatkan kapasitas produksi dan pindah ke fasilitas baru di Kompleks Pulo Gadung Industrial.
Berkomitmen untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau, kami
telah terus-menerus meningkatkan lini produk kami dan meningkatkan proses kami untuk
meningkatkan produktivitas.

Strategi Pemasaran

Dengan kekuatan merek yang dimiliki oleh Betadine, PT. Mundipharma kemudian
memanfaatkan peluang tersebut dengan melakukan strategi perluasan merek pada Betadine yaitu
dengan mengeluarkan berbagai produk perluasan seperti Betadine Obat Kumur, Betadine Skin
Cleanser dan yang paling baru dikeluarkan di Indonesia adalah Betadine Feminine Hygiene Solution.
Betadine Feminine Hygiene Solution merupakan produk perluasan merek Betadine yang paling baru
yang mana mengandung bahan aktif povidone iodine 10% yang berfungsi untuk menjaga kebersihan
kewanitaan dan efektif mencegah bau, gatalgatal, keputihan serta masalah yang berhubungan dengan
kewanitaan lainnya yang disebabkan oleh kuman dan jamur. Produk ini cukup memiliki perbedaan
yang lumayan jauh dari produk asal yaitu Betadine Antiseptic Solution, karena Betadine sendiri telah
tertanam di benak konsumen sebagai obat penyembuh luka. Perluasan merek yang dilakukan ini
diharapkan dapat mengurangi risiko kegagalan atau tidak diterimanya produk dengan kategori baru
dan meminimalkan biaya pemasaranuntuk mempromosikan produk baru mengingat merek Betadine
telah dikenal sebelumnya. Merek Betadine berusaha untuk memasuki pasar Indonesia dengan
mengeluarkan produk dalam kategori Sabun Pembersih Area Kewanitaan yang mana telah dikuasai
oleh merek Resik-V dari PT. Kino Indonesia Tbk.

2. Tropicana Slim

Profil dan Keunggulan Tropicana Slim

Tropicana Slim adalah nama merek produk dagang asli Indonesia yang dimiliki oleh
perusahaan Nutrifood Indonesia. Produk yang disediakan sangat beragam mulai dari pemanis rendah
kalori, susu, hingga bahan-bahan untuk memasak.Tropicana Slim terdiri dari serangkaian produk
bebas gula, rendah/bebas lemak, rendah kalori, dan rendah garam.
Produk-produk Tropicana Slim dibagi menjadi beberapa ragam, yaitu:

 Produk Bebas Gula


o Gula Rendah Kalori Classic
o Gula Nol Kalori Diabetics (Diabtx)
o Gula Nol Kalori Stevia
o Gula Rendah Kalori Classic Refill (untuk memasak & membuat kue)
o Gula Rendah Kalori Lemon-C
o Gula Rendah Kalori i-Sweet
o Sirup Bebas Gula Cocopandan
o Sirup Bebas Gula Jeruk
o Sirup Bebas Gula Leci
o Sugar Free Drink Cafe Latte
o Sugar Free Drink White Coffee
o Sugar Free Drink Sweet Orange
o Gula Merah Sugar Free
o Madu bebas gula
o Selai Stroberi Bebas Gula
o Sugar Free Cookies
o High Fiber Milk Chocolate
o High Fiber Milk Vanilla
 Produk Susu Bebas / Rendah Lemak:
o Susu Skim Original
o Susu Skim Chocolate
o Susu Skim Coffee
o Susu Skim Fiber Pro (dengan Omega-3)
o Susu Low Fat Vanilla
 Pelengkap Masakan
o Minyak Jagung
o Minyak Kanola
o Kecap Manis

Strategi Pemasaran

Segmentasi
Secara demografi, Tropicana Slim memiliki pasar konsumen di kalangan orang dewasa
maupun orang yang sudah berkeluarga kisaran usia 25 tahun hingga manula. Jika dilihat dari aspek
psikografis, Tropicana Slim ditujukan untuk keluarga yang mengingikan gaya hidup sehat, terlebih
bagi mereka yang memiliki diabetes dan mereka yang terindikasi gejala diabetes. Tropicana Slim
menetapkan segmen di usia tersebut karena, gejala diabetes biasanya dapat diketahui ketika seseorang
sudah mulai beranjak dewasa, dan pada rentang usia tersebut seseorang sudah mulai memikirkan pola
hidup sehat.
Pada usia tersebut pula, seseorang sudah memiliki pendapatan, sehingga keputusan pembelian
ada di tangan mereka. Mereka juga yang akan melakukan pembelian dan memakai produk tersebut.
Hal-hal tersebut akan berimplikasi pada strategi perusahaan dalam merancang produk, menetapkan
harga serta mengalokasikan biaya anggaran promosi dan program pemasaran yang sesuai dengan
pembeli.
Targeting
Target dari produk Tropicana Slim adalah masyarakat yang terkena diabetes maupun mereka
terindikasi gejala diabetes dan mereka yang memiliki gaya hidup sehat. Produsen memilih target
tersebut karena belum ada produk sejenis yang serius menggarap pasar tersebut, sehingga membuka
peluang yang sangat besar bagi perusahaan untuk mampu menjadi pemimpin pasar. Persaingan yang
terjadi juga tidak terlalu besar, karena belum banyak pesaing yang bermain di pasar tersebut.
Positioning
Produk dari Tropicana Slim ini memposisikan dirinya sebagai produk sehat bagi para
penderita diabetes. Berbagai variasi produk Tropicana Slim bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
para penderita diabetes, mulai dari produk rendah gula (Tropicana Slim Stevia, Tropicana Slim
Classic, Tropicana Slim Madu, dll), produk bebas/rendah lemak (Tropicana Slim Low Fat Milk,
Tropicana Slim Skim Milk, dll) dan produk pelengkap makanan (Tropicana Slim Corn Oil, Tropicana
Slim Kecap Manis & Asin, dll). Jika dilihat dari produknya, Topicana Slim berfokus pada produk
khusus pederita diabetes.
Tropicana Slim masuk dalam ceruk pasar (niche market), dimana mereka masuk dalam
sebuah pasar yang memiliki pangsa pasar kecil yang mempunyai kekuatan besar dibanding
keseluruhan pangsa pasar. Pada ceruk pasar ini, Tropicana Slim berusaha memenuhi kebutuhan para
penderita diabetes, yang sebelumnya belum ada produsen yang berfokus pada pasar ini, dan Nutrifood
melihat ada celah yang sangat potensial untuk dikembangkan pada segmen tersebut, sehingga
muncullah Tropicana Slim untuk mengisi celah tersebut. Dengan berfokus pada ceruk pasar,
perusahaan dapat lebih mudah dan lebih murah untuk menjangkau konsumen yang akan dibidik,
karena kelompok pasar yang spesifik. Persaingan pada niche market tidak terlalu sengit, sehingga
perusahaan lebih mudah untuk memasarkan produknya dan bisa lebih fokus untuk mengembangkan
produknya.
Pada ceruk pasar, perusahaan juga harus tetap melakukan komunikasi pemasaran yang
intensif untuk meningkatkan kesadaran konsumen akan merek tersebut.  Komunikasi pemasaran
merupakan sebuah sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi, membujuk dan
mengingatkan konsumen tentang produk dan merek yang dijual secara langsung maupun tidak
langsung.Pada komunikasi pemasaran, terdapat komunikasi pemasaran terintegrasi yang
menggabungkan semua elemen komunikasi pemasaran, seperti periklanan, promosi penjualan,
penjualan langsung, hubungan masyarakat dan pemasaran interaktif.Kolaborassi dari elemen-elemen
tersebut mampu menjadi kekuatan baru dalam komunikasi pemasaran.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Tropicana Slim, mereka juga melakukan kolaborasi dari
elemen komunikasi pemasaran untuk menciptakan komunikaasi yang efektif dengan
konsumen. Advertising di berbagai media seperti televisi, surat kabar dan media sosial menjadi salah
satu cara komunikasi dengan konsumen. Perusahaan juga melakukan promosi penjualan untuk
menarik para konsumen dengan potongan harga khusus.Penjualan langsung juga dilakukan
perusahaan guna meningkatkan penjualan dan meningkatkan hubungan konsumen dengan merek.
Hubungan dengan masyarakat juga perlu dilakukan guna meningkatkan kesadaran konsumen terhadap
merek melalui serangkain acara dan kegiatan yang melibatkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi,
seperti yang telah dilakukan
Tropicana Slim salah satunya adalah Gerakan Hands4Diabetes yang dilakukan untuk
memerangi diabetes di Indonesia dengan mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi pada kegiatan
ini dengan menghias telapak tangna dengan senyum yang kemudian diupload di media sosial.Hal
tersebut memang terlihat kecil, namun memiliki dampak positif yang besar, karena media sosial kini
menjadi hal sangat diminati masyarakat yang mampu menyebarkan informasi dengan sangat cepat
tanpa batasan. Melaui gerakan tersebut, diharapkan masyarakat mempunyai gaya hidup sehat dan
secara tidak langsung menyuarakan bahwa untuk memiliki tubuh yang sehat dapat diwujudkan
dengan mengkonsumsi produk Tropicana Slim, terlebih bagi mereka yang memiliki riwayat diabetes
karena produk ini rendah gula dan cocok untuk penderita diabetes.
Pemasaran interaktif melalui media sosial juga diterapkan perusahaan melalui website resmi
dan media sosial lainnnya seperti instagram. Hal ini tentunya dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat akan merek tersebut. Pada era digital seperti ini, masyarakt tidak terlepas dari gadget
mereka yang mampu mengakses berbagai hal dengan sangat mudah, dan inilah peluang yang juga
ditangkap oleh Tropicana Slim.
Pada bagian ini akan lebih berfokus pada pembahasan tentang periklanan yang dilakukan
Tropicana Slim. Iklan menjadi sarana komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien, melalui iklan,
masyarakat bisa mengenal dan mengingat sebuah merek, karena dalam iklan terdapat berbagai atribut
merek yang diikutsertakan dan berbagai asosiasi yang juga ditampilkan dalam iklan tersebut.Terdapat
berbagai media yang dapat digunakan dalam perikalanan, yaitu media cetak, audio dan
elektronik.Elektronik menjadi media komunikasi yang paling efektif dan efisien, karena mampu
menampilkan suara maupun gambar sehingga dapat memberikan informasi yang lebih jelas.Tropicana
Slim melakukan iklan melalui televisi dengan video yang berdurasi sekitar 15 sampai 30 detik. Iklan
dari Tropicana Slim sangat beragam karena keragaman produknya, salah satunya yaitu iklan
Tropicana Slim Sweetener Diabtx.

3. A Mild

STRATEGI PEMASARAN A-MILD


A-Mild merupakan rokok rendah nikotin (Low Tar
Low Nicotine) pertama di Indonesia dengan komposisi
tar/nikotin 14 mg/1.0 mg. Tidak hanya pada komposisi,
HM Sampoerna juga melakukan perubahan pada
kemasan A-Mild dengan mengurangi isi 20 batang
menjadi 16 batang. Untuk inovasi produknya yang satu
ini, jelas HM Sampoerna tidak main-main. Dibutuhkan
waktu hingga lebih dari dua tahun untuk proses
persiapannya. Maklum, saat itu tidak ada benchmark
produk yang dapat dijadikan acuan, termasuk di pasar
internasional. Yang ada hanya berbagai survey dan riset
yang melibatkan konsumen, termasuk di antaranya uji
buta yang tidak hanya dilakukan sekali, tapi beberapa
kali di beberapa kota.

Namun demikian kehadiran A-Mild sebagai pelopor


rokok rendah nikotin ternyata tidak langsung diikuti oleh para kompetitornya. Mereka bahkan
seolah-olah mencibir pada rokok yang pertama kali mengusung motto Taste of the future itu.
Tidak hanya kompetitor, konsumen pun kurang memberikan sambutan yang baik. Tidak
heran, karena saat itu konsumen sudah terbiasa dengan jenis rokok yang sudah ada (SKT,
SKM dan SPM), sehingga A-Mild dianggap sebagai rokok yang tidak mempunyai rasa. “A-
Mild menghadapi tantangan berat karena konsumen memposisikan dirinya sebagai rokok
putih, sehingga kesannya kurang macho,” ungkap Surja S. Handoko, CEO Colman Handoko
yang juga mantan Direktur Pemasaran HMS.

Sampai tahun 1992, penjualan A-Mild masih tertinggal jauh dibanding kategori lainnya. Hal
ini dijabarkan langsung oleh T. Hidayat di salah satu artikel majalah SWA edisi 08/2006
tanggal 20 April 2006. Sumber menyatakan dari total produksi rokok nasional yang sebesar
152,7 miliar batang (berdasarkan pembelian pita cukai), A-Mild hanya memberi kontribusi
0,33%, atau 0,5 miliar batang. Bandingkan dengan SKM reguler yang produksinya mencapai
94,2 miliar batang, atau 61,69% total produksi rokok nasional. Ini jelas bukan kondisi yang
nyaman bagi HM Sampoerna. Padahal, tidak sedikit sumber daya dan dana yang telah
dibuang untuk menciptakan jenis rokok yang memang benar-benar baru bagi industri rokok
ini, bahkan termasuk di industri rokok dunia. Meskipun demikian, Putera Sampoerna yang
kala itu menjabat Presiden Direktur HM Sampoerna tetap yakin dan percaya bahwa A-Mild
akan berjaya. Untuk itu berbagai strategi baru pun mulai diluncurkan untuk mendukung
pemasaran A-Mild. Salah satu yang dibidik adalah pada motto A-Mild.

Tahun 1994 merupakan tahun yang menjadi cikal bakal kesuksesan A-Mild. Pasalnya di
tahun tersebut, A-Mild meninggalkan motto kampanye lamanya Taste of the future dan
menggantinya dengan How low can you go. Jika dipandang dari sisi bahasa, motto How low
can you go memang lebih interakif dan provokatif. Dengan motto ini HM Sampoerna seolah-
olah menantang konsumen untuk berpikir ulang mengenai jenis rokok yang mereka
konsumsi. Cara ini terbukti efektif. Masih dari sumber yang sama dinyatakan bahwa tahun
1994, penjualan A-Mild melonjak tiga kali lipat, dari sebelumnya hanya 18 juta batang per
bulan menjadi 54 juta batang per bulan. Dan seiring dengan berjalannya waktu, penjualan A-
Mild pun terus beranjak naik. Tahun 1996, A-Mild sudah menembus penjualan sebanyak 9,8
miliar batang, atau 4,59% total penjualan rokok nasional. Tahun-tahun berikutnya, sepertinya
menjadi masa keemasan A-Mild atau rokok mild secara keseluruhan. Di tahun 2005, rokok
SKM mild sudah mengambil porsi 16,97% total rokok nasional. Hingga kini A-Mild telah
menjadi salah satu produk unggulan dari HM Sampoerna dan masih duduk di singgasananya
dengan penguasaan pasar sekitar 50%.

Persaingan

Permintaan pasar terhadap kategori SKM mild yang semakin meningkat setiap tahunnya
mulai menarik perhatian para pesaing HM Sampoerna. Mereka mulai menyadari adanya
potensi market yang besar dari kategori

ini. Setelah lebih dari lima tahun A-Mild menjadi penguasa tunggal di kategori SKM mild,
akhirnya di tahun 1997, secara hampir bersamaan, dua musuh bebuyutan HM Sampoerna, PT
Djarum dan PT Bentoel Prima, ikut mencari peruntungan di kategori ini. Djarum mengusung
merek LA Lights, sedangkan Bentoel Prima mengibarkan Star Mild.

Pada kemunculannya, Star Mild mencoba membuat diferensiasi dengan kembali menciptakan
produk dengan kandungan tar dan nikotin yang lebih rendah lagi, yakni 12 mg dan 0,9 mg.
Diferensiasi ini yang kemudian dijadikan senjata untuk menantang A-Mild lewat mottonya
yang bertema: Lower than low. Dikarenakan pasar sudah relatif terbentuk, Star Mild dapat
lebih cepat diterima pasar. Diferensiasi lainnya dilakukan pada harga, di mana harga Star
Mild berada di bawah harga A-Mild sehingga memungkinkan jangkauan pasar yang lebih
luas.

Menghadapi tantangan ini, HM Sampoerna tidak kehabisan ide dan strategi. Menyadari
bahwa motto merupakan salah satu faktor yang dapat menjadi daya tarik kuat terhadap pasar,
HM Sampoerna mulai meluncurkan tema kampanye baru yang secara terbuka menyerang
para pengekornya, lewat motto: Others can only follow. “Slogan ini bertujuan untuk semakin
mengokohkan leadership A-Mild di pasar rokok mild Indonesia, karena semakin banyaknya
merek rokok mild baru yang bermunculan,” ungkap Sendi Sugiharto, Kepala Kategori LTLN
HM Sampoerna.

Motto

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pemberian motto yang tepat telah terbukti menjadi
salah satu kunci sukses dari pemasaran dan penjualan A-Mild. Bagaimana tidak, lewat
mottonya HM Sampoerna berhasil mempertahankan diferensiasi, menyampaikan pesan
sekaligus menarik perhatian khalayak ramai di Indonesia. Berdasarkan hasil survey pustaka
sejak kemunculannya di tahun 1989 sampai dengan saat ini, strategi A-Mild telah mengalami
pergantian motto sebanyak lima kali, seperti yang dijabarkan di bawah ini:

1. Taste of The Future (awal peluncuran, akhir 1989)


2. How Low Can You Go (awal 1990-an)
3. Bukan Basa Basi (sekitar 1996-2000)
4. Others Can Only Follow (sekitar 2000-2005)
5. Tanya Kenapa (2005-saat ini).

Dari sini dapat terlihat bahwa motto bagi HM Sampoerna termasuk salah satu aspek yang
sangat diperhatikan dan telah melekat menjadi salah satu ciri strategi bisnis A-Mild. Melalui
motto-mottonya tersebut, A-Mild ingin mencetuskan bahwa brand A-Mild adalah brand yang
selalu berusaha tampil beda, sesuai yang pernah dikatakan oleh Putera Sampoerna, “It is
more important to be different rather than to be better”. Dan terhadap usahanya itu, HM
Sampoerna berhasil. Kini A-Mild tidak hanya terkenal di kalangan konsumen sebagai rokok
mild yang enak, tetapi juga terkenal di kalangan orang awam sebagai merek yang berani
mengangkat hal-hal kontroversial melalui iklan-iklannya. Salah satu pelajaran penting yang
dapat diambil dari evolusi motto A-Mild adalah bahwa sebuah brand juga hidup dalam
persaingan di mana untuk membedakan diri dengan pesaing memerlukan kreativitas tinggi,
sehingga brand performance yang diukur dari pertumbuhan penjualan dapat terus terjaga
(Aidi, 2009).

Strategi Lainnya

Tidak hanya melalui motto dan iklan, HM Sampoerna juga menggunakan jalur musik dan
event sebagai komponen-komponen pelengkap dalam strategi pemasarannya. Melalui project
yang bertajuk A-Mild Live Soundrenaline, HM Sampoerna berusaha mendekatkan diri
dengan komunitas A-Mild melalui sajian konser musik yang berkualitas

Anda mungkin juga menyukai