Anda di halaman 1dari 6

(PENGUKURAN KINERJA DENGAN KONSEP BALANCESCORECARD)

Dosen Pengampu: Dr. Aini Indrijawati, SE., M.Si., Ak., CA.

DISUSUN OLEH:

WINDAH PUTRI WAHYUNI

A031191133

AKUNTANSI MANAJEMEN D

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2020
Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan
besar luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya ma
nusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan dengan pelanggan dan perusahaan
dengan perusahaan lain. Perubahan-perubahan tersebut mendorong perusahaan untuk
mempersiapkan dirinya agar bisa diterima di lingkungan global. Keadaan ini memaks
a manajemen untuk berupaya menyiapkan, menyempurnakan ataupun mencari strateg
i-strategi baru yang menjadikan perusahaan mampu bertahan dan berkembang dalam
persaingan tingkat dunia. Oleh karena itu perusahaan dalam hal ini manajemen harus
mengkaji ulang prinsip-prinsip yang selama ini digunakan agar dapat bertahan dan be
rtumbuh dalam persaingan yang semakin ketat untuk dapat menghasilkan produk dan
jasa bagi masyarakat.

Pengertian Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah proses di mana organisasi menetapkan parameter


hasil untuk dicapai oleh program, investasi, dan akusisi yang dilakukan. Proses
pengukuran kinerja seringkali membutuhkan penggunaan bukti statistik untuk
menentukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujuannya. Tujuan
mendasar di balik dilakukannya pengukuran adalah untuk meningkatkan kinerja
secara umum.

Pengukuran Kinerja juga merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik
dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-
indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak.. Pengukuran kinerja
digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi.

Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk


meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja
juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran (James Whittaker, 1993)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengukuran kinerja adalah
suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer perusahaan menilai pencapaian
suatu strategi melalui alat ukur keuangan dan non keuangan. Hasil pengukuran
tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi
tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan
penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.

Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dal
am perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran
kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam
perusaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang lay
ak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebag
ai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

Prinsip Pengukuran Kinerja

Dalam pengukuran kinerja terdapat beberapa prinsip-prinsip yaitu:

1.    Seluruh aktivitas kerja yang signifikan harus diukur.


2.    Pekerjaan yang tidak diukur atau dinilai tidak dapat dikelola karena darinya
tidak ada informasi yang bersifat obyektif untuk menentukan nilainya.
3.    Kerja yang tak diukur selayaknya diminimalisir atau bahkan ditiadakan.
4.    Keluaran kinerja yang diharapkan harus ditetapkan untuk seluruh kerja yang
diukur.
5.    Hasil keluaran menyediakan dasar untuk menetapkan akuntabilitas hasil alih-
alih sekedar mengetahui tingkat usaha.
6.    Mendefinisikan kinerja dalam artian hasil kerja semacam apa yang diinginkan
adalah cara manajer dan pengawas untuk membuat penugasan kerja dari mereka
menjadi operasional.
7.    Pelaporan kinerja dan analisis variansi harus dilakukan secara kerap.
8.    Pelaporan yang kerap memungkinkan adanya tindakan korektif yang segera
dan tepat waktu.
9.    Tindakan korektif yang tepat waktu begitu dibutuhkan untuk manajemen
kendali yang efektif.

Pemakaian penilaian kinerja tradisional yaitu ROI, Profit Margin dan Rasio Op
erasi sebetulnya belum cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah kinerja yang di
miliki oleh suatu perusahaan sudah baik atau belum. Hal ini disebabkan karena ROI,
Profit Marjin dan Rasio Operasi hanya menggambarkan pengukuran efektivitas pengg
unaan aktiva serta laba dalam mendukung penjualan selama periode tgertentu. Dalam
akuntansi manajemen dikenal alat analisis yang bertujuan untuk menunjang proses m
anajemen yang disebut dengan Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Norton
pada tahun 1990.

Balance sorecard

Konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implem


entasi konsep tersebut. Menurut ahli manjemen Kaplan dan Norton, Balanced scoreca
rd terdiri dari kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced). Balanced Scorecard
merupakan suatu ukuran yang cukup komprehensif dalam mewujudkan kinerja, yang
mana keberhasilan keuangan yang dicapai perusahaan bersifat jangka panjang.
Balanced scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif
ke kinerja keuangan dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka
panjang. Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif
masa depan, diperlukan ukuran yang komprehensif yang mencakup empat perspektif
yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan
pertumbuhan. Ukuran ini disebut dengan balanced scorecard.

Balanced scorecard yang baik harus memenuhi beberapa kriteria antara lain
sebagai berikut :
1. Dapat mendefinisikan tujuan strategi jangka panjang dari masing – masing
perspektif (outcomes) dan mekanisme untuk mencapai tujuan tersebut
(performance driver).
2.  Setiap ukuran kinerja harus merupakan elemen dalam suatu hubungan sebab
akibat (cause and effect relationship).
3.    Terkait dengan keuangan, artinya strategi perbaikan seperti peningkatan kualitas,
pemenuhan kepuasan pelanggan, atau inovasi yang dilakukan harus berdampak 
pada peningkatan pendapatan perusahaan.

Balanced scorecard memperkenalkan empat proses manajemen yang baru, yan


g terbagi dan terkombinasi antara tujuan strategik jangka panjang dengan peristiwa-p
eristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut adalah

1. Menterjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan.

Untuk menentukan ukuran kinerja, visi organisasi perlu dijabarkan dalam tujua
n dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh perusahaan
di masa mendatang. Untuk mewujudkan kondisi yang digambarkan dalam visi, perus
ahaan perlu merumuskan strategi. Tujuan ini menjadi salah satu landasan bagi perum
usan strategi untuk mewujudkannya. Dalam proses perencanaan strategik, tujuan ini k
emudian dijabarkan ke dalam sasaran strategik dengan ukuran pencapaiannya.

2. Komunikasi dan Hubungan.

Balanced scorecard memperlihatkan kepada setiap karyawan apa yang dilakuka


n perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang saham dan
konsumen karena oleh tujuan tersebut dibutuhkan kinerja karyawan yang baik. Untuk
itu, balanced scorecard menunjukkan strategi yang menyeluruh yang terdiri dari tiga
kegiatan, yaitu (1) Comunicating and educating, (2) Setting Goal dan (3) Linking Re
ward to Performance Measures

3. Rencana Bisnis
Rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara rencana bis
nis dan rencana keuangan mereka. Hampir semua organisasi saat mengimplementasik
an berbagai macam program yang mempunyai keunggulannya masing-masing saling
bersaing antara satu dengan yang lainnya. Keadaan tersebut membuat manajer menga
lami kesulitan untuk mengintegrasikan ide-ide yang muncul dan berbeda di setiap dep
artemen. Akan tetapi dengan menggunakan balanced scorecard sebagai dasar untuk m
engalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting untuk diprioritask
an, akan menggerakkan ke arah tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.

4. Umpan Balik dan Pembelajaran.

Proses keempat ini akan memberikan strategic learning kepada perusahaan. Den
gan balanced scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan dapat mel
aukan monitoring terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pende
k, dari tiga pespektif yang ada yaitu: konsumen, proses bisnis internal serta pembelaja
ran dan pertumbuhan untuk dijadikan sebagai umpan balik dalam mengevaluasi strate
gi.

Balanced scorecard memiliki beberapa kegunaan, yaitu:

1. mengklarifikasi dan menghasilkan konsesus tentang strategi,


2. menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi perusa
haan
3. mengaitkan berbagai tujuan strategik dengan sasaran jangka panjang dan angg
aran tahunan
4. mengidentifikasikan dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategik, mendapat
kan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki strate
gi. 
(Sari, 2015, hal. 29-30)

Anda mungkin juga menyukai