Anda di halaman 1dari 23

Perencanaan pajak

Pajak Kini dan Pajak


Tangguhan
Kelompok 11
Eric Taroreh - 20061104260

Princes Raintung - 20061104283

Zefanya Tamin - 20061104138

Treysia Lomboan - 20061104146


Pengertian pajak kini

Pajak Kini (current tax) adalah jumlah pajak yang harus dibayar
oleh Wajib Pajak, jumlah pajak ini harus dihitung sendiri oleh
wajib pajak berdasarkan penghasilan kena pajakdikalikan
dengan tarif pajak, kemudian dibayar sendiri dan dilaporkan
dalam SuratPemberitahuan (SPT) sesuai dengan peraturan
perundang-undangan pajak yang berlaku. Penghasilan kena
pajak diperoleh dari hasil koreksi fiskal terhadap laba bersih
sebelum pajak berdasarkan laporan keuangan komersial
(laporan akuntansi).

Koreksi fiskal harus dilakukan karena adanya


perbedaan perlakuan atas pendapatanmaupun
biaya yang berbeda antara standar akuntansi
dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Untuk kepentingan internal dan kepentingan lain
wajib pajak dapat menggunakan standar
akuntansi yang berlaku umum, sedangkan untuk
perhitungan dan pembayaran pajak harus
berdasarkan peraturan perpajakan, dalam hal ini
adalah Undang-Undang Pajak Penghasilan dan
peraturan lainnya yang terkait.
Perbedaan perlakuan atas pendapatan maupun
biaya yang berbeda antara standar akuntansi
dengan peraturan perpajakan yang berlaku
.

Perbedaan ini dapat dikelompokkan



menjadi dua, yaitu:

a. Beda tetap (permanent difference)


adalah perbedaan yang disebabkan oleh adanya


perbedaan pengakuan pendapatan dan beban anatara
standar akuntansi dan peraturan perpajakan. Perbedaan
ini menyebabkan perbedaan besarnya laba bersihsebelum
pajak dengan laba fiscal atau penghasilan kena pajak.

b. Beda waktu sementara (temporary difference)


adalah perbedaan yang disebabkanadanya perbedaan
waktu dan metode pengakuan penghasilan dan beban
tertentu berdasarkan standar akuntansi dengan peraturan
perpajakan. Perbedaan inimengakibatkan perbedaan
waktu pengakuan pendapatan dan beban antara tahun
pajak yang satu ke tahun pajak berikutnya.
Perhitungan Pajak Kini

Pajak kini adalah beban pajak


penghasilan perusahan yang dihitung
berdasarkan tarif pajak penghasilan
dikalikan dengan laba fiskal, yaitu laba
akuntansi yang telah dikoreksi
agarsesuai dengan ketentuan
perpajakan.
Ilustrasi Perhitungan Pajak Kini

Pengertian Pajak Tangguhan


Pajak Tangguhan merupakan jumlah pajak
penghasilan yang terhutang untuk periode
mendatang sebagai akibat perbedan temporer
kena pajak. Ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan tidak sekadar intstrumen
penstranfer sumber daya ( fungsi
budgeter),akan tetapi seringkali pula digunakan
untuk tujuan memepengaruhi perilaku wajib
pajak untuk investasi, kesejahteraan dll ( fungsi
mengatur) yang kadang-kadang merupakan alas
an untuk membenarkan penyimpangan dari
standar akuntansi keuangan.

Pajak penghasilan dihitung berbasis pada


penghasilan yang sesungguhnya dibayar kepada
pemerintah, disebut sebagai “PPh terutang-income
tax payable atau income tax liability, ’’sedangkan
pajak penghasilan yang dihitung berbasis
penghasilan sebelum pajak disebut sebagai “beban
pajak penghasilan-income tax expense/profision for
income taxes
-Beban Pajak Tangguhan dan Pendapatan Pajak Tangguhan.
Beban pajak tangguhan akan menimbulkan kewajiban pajak
tangguhan sedangkan pendapatan pajak tangguhan
mengakibatkan aset pajak tangguhan.
-Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan adalah jumlah PPh terpulihkan pada periode
mendatang sebagaiakibat adanya perbedaan temporer yang boleh
di kurangkan dan sisa kompensasi kerugian.Aset pajak tangguhan
timbul apabila beda waktu yang menyebabkan terjadinya koreksi
positifsehingga beban pajak menurut akuntansi lebih kecil daripada
beban pajak menurut peraturan perpajakan.
-Kewajiban Pajak Tangguhan
Kewajiban pajak tangguhan adalah jumlah PPh terutang untuk
periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer
kena pajak. Kewajiban pajak tangguhan timbul karena adanya
perbedaan waktu yang menyebabkan pajak menurut peraturan
perpajakan.
Prinsip-Prinsip Alokasi Pajak
Pada dasarnya Alokasi Pajak Penghasilan bagi perusahaan sebagai
wajib pajak biasmencakup 2 hal, yaitu:

Interperiod Allocation
Yaitu proses alokasi pajak penghasilan antar periode tahun buku
yang satu dengan periode- periode tahun buku berikut atau
sesudahnya. Alokasi pajak penghasilan antar periode tahun buku ini
diperlukan karena adanya perbedaan terhadap jumlahlaba kena
pajak dan laba akuntansi
Intraperiod Allocation
Yaitu proses alokasi pajak penghasilan dalam suatu periode akuntans
karenaadanya perbedaan tarif pajak yang dikenakan terhadap tiap-
tiap komponen labaatau pendapatan ( Misalnya, tarif pajak untuk laba
sebelum pos luar biasa berbeda dengan tarif pajak untuk laba atau
rugi luar biasa )
Karena Undang– Undang Perpajakan di Indonesia
tidak mengenal diskriminasi tarif yang diberlakukan
terhadap tiap– tiap komponen laba atau
pendapatan, maka masalah
Intraperiod Allocation
praktis tidak pernah dijumpai, sehingga
pembahasan lebih dititikberatkan pada masalah
Interperiod Allocation.

Metode alokasi pajak interperiod

Metode alokasi pajak digunakan untuk


mempertanggungjawabkan pengaruh–
pengaruh pajak dan bagaimana pengaruh-
pengaruh tersebut harus di sajikan dalam
laporankeuangan. Ada tiga metode untuk
mengalokasikan pajak yaitu :

1) Deferral Method ( Metode Pajak Tangguhan)


Dalam metode ini menggunakan pendekatan laba rugi
yang memandang perbedaan perlakuan antara akuntansi
dan perpajakan dari sudut pandang laporan laba rugi,yaitu
kapan suatu transaksi diakui dalam laporan laba rugi baik
dari segi komersialmaupun fiscal. Pendekatan ini mengenal
istilah perbedaan waktu dan perbedaan permanen. Hasil
perhitungan dari pendekatan ini adalah pergerakan yang
akan diakui sebagai Pajak Tangguhan pada laporan laba
rugi. Metode ini lebih menekankan Matching Principle pada
periode terjadinya perbedaan tersebut
Keunggulan dan Kelemahan dari metode ini adalah :
1. Metode pajak tangguhan lebih menekankan pada
pengukuran berapa besar pengematan pajak kini
akibat perbedaan temporer tersebut yang
dialokasikan pada periode mendatang. Sedangkan di
lain pihak, metode kewajiban tekanannya pada berapa
besar pengeluaran kas yang akan dilakukan di masa
mendatang untuk keperluan pajak penghasilan
terutang.
2.Metode pajak tangguhan lebih obyektif bila
dibandingkan dengan metode kewajiban, karena tidak
menggunakan estimasi atau asumsi berkenaan dengan
waktu pemulihan penhasilan kena pajak kini maupun
pada periode pemulihanatau tarif pajak.
3. Baik metode pajak tangguhan maupun metode kewajiban
mengungkapkan secara terpisah berkenaan dengan pajak
tangguhan di neraca dan laba-rugi perusahaan dan tidak
tergabung dalam nilai individu asset atau kewajiban, penghasilan
atau biaya, seperti halnya pada metode pajak netto.

4. Kelemahan yang serius pada metode pajak tangguhan adalah


tidak terdapatnya konsep mendasar atau teori yang rasional yang
mempermasalahkan kredit paja tangguhan. Kredit tersebut tidak
memiliki atribut yang lazimnya sebagai utang menurut akuntansi,
dan malahan. Seolah-olah merupakan klaim pemilik atas asset
perusahaan. Para direksi lebih memfokuskan pada masalah
laporan laba-rugi dan obyektivitas pengukuran beban pajak
dalam metode pajak tangguhan, dibandingkan dengan
perhatiannya terhadap neraca perushaan dan konstitensi teori
kredit pajak tangguhan dengan ekuitas lainnya.
2) Liability Method ( Metode Kewajiban)
Metode ini menggunakan pendekatan neraca (balance sheet
approach) yang menekankan pada kegunaan laporan keuangan
dalam mengevaluasi posisi keuangandan memprediksi aliran kas

pada masa yang akan datang. Pendekatan neraca memandang


perbedaan perlakuan akuntansi dan perpajakan dari sudut
pandang neraca, yaitu perbedaan antara saldo buku menurut
komersial dan dasar pengenaan pajaknya. Pendekatan ini mengenal
istilah perbedaan temporer dan non temporer. Beban pajak
tangguhan di laporkan di laba rugi bagian taksiran PPh sebagai
komponen pajak tangguhan, sedangkan penghasilan pajak
tangguhan harus dilaporkan di laba rugi sebagai komponen
negative dari beban pajak tangguhan
3) Net of Tax Method (Metode Pajak Netto)
Pada metode ini tidak ada pajak tangguhan yang diakui.
Konsekuensi dari pajak atas perbedaan temporer tidak
dilaporkan secara terpisah, sebaliknya diperlakukan sebagai
penyesuian atas niali aktiva atau kewajiban tertentu dan
penghasilan atau bebanyang terkait. Dalam metode ini, beban
pajak yang disajikan dalam laporan laba rugi sama dengan
jumlah pajak penghasilan yang terutang menurut SPT Tahunan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK 46 ) di antara
ketiga metode tersebut,hanya Deferral Method ( Metode Pajak
Tangguhan ) yang diperkenankan digunakan.Terpilihnya
metode pajak tangguhan untuk digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan,karena secara umum dapat dikatakan
bahwa metode ini memasukkan alokasi perbedaan temporer
yang komprehensif dan bukan alokasi perbedaan temporer
yang parsial.
Selain itu keunggulan dan kelemahan dari metode ini adalah :
metode pajak tangguhan lebih menekankan pada pengukuran
berapa besar penghematan pajak kini akibat perbedaan
temporer tersebutyang dialokasikan pada periode mendatang.
Sedangkan di lain pihak, metode kewajiaban tekanannya pada
berapa besar pengeluaran kas yang akan dilakukan di masa
mendatang untuk keperluan pajak penghasilan terutang.
Terima Kasih
Referensi materi

https://pajakmania.com/perhitungan-pajak-kini-
dan-pajak-tangguhan/

https://www.academia.edu/37824761/Pajak_Tang
guhan_dan_Pajak_Kini_docx

Anda mungkin juga menyukai