Anda di halaman 1dari 22

Perencanaan pajak

Laporan keuangan Fiskal


Kelompok 11
Eric Taroreh - 20061104260

Princes Raintung - 20061104283

Zefanya Tamin - 20061104138

Treysia Lomboan - 20061104146


Apa itu laporan Keuangan Fiskal ?
Laporan keuangan fiskal adalah informasi akuntansi yang dibuat
untuk kepentingan perpajakan, penyajiannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku beserta aturan pelaksanaannya.

Laporan keuangan fiskal adalah laporan yang dibuat untuk


kepentingan perpajakan yang mengacu pada semua peraturan
perpajakan, yang mencakup:
Neraca fiskal
Perhitungan laba rugi dan perubahan laba ditahan
Penjelasan laporan keuangan fiskal
Rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan koreksi fiskal
Ikhtisar kewajiban pajak

Fungsi Laporan Keuangan Fiskal

Laporan keuangan fiskal berfungsi sebagai alat


untuk memantau kinerja keuangan dari sebuah
organisasi, entitas atau institusi selama periode
fiskal tertentu. Tujuan umum dari laporan
keuangan fiskal adalah untuk menyajikan
informasi yang objektif dan berkualitas tinggi yang
memungkinkan pengambilan keputusan ekonomi
yang baik. Laporan keuangan juga memberikan
informasi penting tentang kondisi keuangan dari
sebuah organisasi, termasuk laba rugi, arus kas,
neraca keuangan, dan informasi kinerja yang
lainnya.
Beberapa fungsi dari laporan keuangan fiskal adalah:

Mengukur Profitabilitas: Laporan keuangan fiskal membantu


pengambilan keputusan untuk mengetahui seberapa besar
laba yang berhasil dihasilkan oleh organisasi tersebut selama
periode fiskal. Dalam hal ini, laporan laba rugi memiliki peran
penting.

Menilai Kinerja Keuangan: Laporan keuangan fiskal


menunjukkan apakah organisasi tersebut berhasil memenuhi
target keuangan atau tidak, dan memungkinkan pengambilan
keputusan untuk melakukan perubahan pada strategi
keuangan.
Memantau Arus Kas: Laporan keuangan fiskal membantu para
pengambil keputusan mengetahui arus kas yang masuk dan
keluar dari organisasi selama periode fiskal. Informasi ini
sangat penting dalam memastikan kelangsungan hidup
sebuah organisasi.

Membandingkan Kinerja Keuangan: Laporan keuangan fiskal


memungkinkan pengambilan keputusan untuk
membandingkan hasil keuangan suatu organisasi dengan
organisasi lain di bidang yang sama atau sektornya.

Memenuhi Persyaratan Hukum: Laporan keuangan fiskal


merupakan bagian penting dalam memenuhi persyaratan
peraturan dan aturan keuangan dan pajak yang berlaku.
Perbedaan Laporan Keuangan Fiskal
dan Komersial

pada Pendapatan atau Penghasilan


Ini merupakan hal yang wajar, mengingat tujuan dan pembuat


kebijakan pada kedua laporan keuangan tersebut juga
berbeda.
Pada akuntansi atau komersial, pendapatan (revenue) dan
penghasilan (income) adalah hal yang berbeda, tetapi keduanya
masuk dalam laporan keuangan, sedangkan di dalam akuntansi
pajak atau fiskal pendapatan adalah penghasilan.
Definisi pendapatan menurut IFRS dalam IAS 18,
Pendapatan atau revenue adalah arus masuk
bruto atas manfaat ekonomi selama periode
tertentu yang timbul dari aktivitas biasa dari suatu
perusahaan atau entitas di mana arus kas masuk
tersebut menghasilkan peningkatan ekuitas, selain
dari peningkatan yang terkait kontribusi dari para
pemilik modal.

Sedangkan, menurut UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 4


Tentang Pajak Penghasilan, “penghasilan adalah
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak, baik
berasal dari Indonesia atau luar Indonesia yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah
kekayaan Wajib Pajak dengan nama serta dalam
bentuk apapun.”

Atas perbedaan tersebut, maka terjadilah


perbedaan laba dalam akuntansi komersial
dan akuntansi fiskal di mana pada
akuntansi fiskal terdapat penghasilan
yang bukan merupakan objek pajak yang
artinya penghasilan tersebut tidak
menyebabkan kenaikan laba fiskal.
Perbedaan pada Beban atau Biaya
Beban pada akuntansi komersial didefinisikan sebagai
penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya
aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
kepada penanam modal (IAI, 2007:13).
Beban pada akuntansi komersial berbeda dengan biaya.
Perbedaanya terletak pada adanya man faat ekonomi di
masa mendatang untuk biaya.
Pada akuntansi pajak beban didefinisikan sebagai biaya
untuk menagih, memperoleh, dan memelihara penghasilan
atau biaya yang berhubungan langsung dengan
perolehan penghasilan.
Akan tetapi, tidak semua biaya dapat diakui sebagai
pengurang pada laporan keuangan fiskal, meskipun
biaya tersebut digunakan untuk operasional
perusahaan.

Hal ini dikarenakan pada akuntansi fiskal biaya


dikelompokan menjadi dua, yaitu biaya yang boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible
expense) dan biaya yang tidak dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto (non deductible expense).

Adapun rincian biaya-biaya yang termasuk dalam


kelompok deductible dan non deductible diatur oleh
peraturan yang dibuat oleh pemerintah, perusahaan
tidak dapat mengklasifikasikannya sendiri.

Perbedaan inilah yang membuat laba pada laporan


keuangan fiskal dan laporan keuangan komersial
berbeda.
Perbedaan pada Metode Perhitungan Persediaan
Metode perhitungan persediaan menurut Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) ada tiga, yaitu rumus biaya masuk pertama-keluar
pertama ( First In First Out ), rata-rata tertimbang (Weigth Average
Cost Method) dan masuk terakhir keluar pertama (Last In First Out-
LIFO) (SAK 14, 2017).

Namun, undang-undang pajak penghasilan Indonesia, perhitungan


metode persediaan hanya dibolehkan menggunakan dua metode,
yaitu metode rata-rata atau dengan metode FIFO.

Metode LIFO tidak diperbolehkan pada akuntansi fiskal hal ini


dikarenakan perhitungan dengan metode LIFO membuat nilai pajak
terutang menjadi lebih kecil.
Perbedaan Pada Metode Penyusutan

Akuntansi menentukan umur aktiva berdasarkan


umur sebenarnya walaupun penentuan umur
tersebut tidak terlepas dari tafsiran judgement.
Akuntansi komersial memiliki beberapa metode
penyusutan aset yaitu:

Metode garis lurus atau straight line method


yang menghasilkan pembebanan yang tetap
selama umur manfaat aset jika dinilai residunya
tidak berubah.
Metode saldo menurun atau diminishing balance
method yang menghasilkan pembebanan
menurun selama umur manfaat aset.
Metode jumlah unit atau sum of the unit method
yang menghasilkan pembebanan yang menurun
selama umur manfaat aset.

Dalam menyusun laporan keuangan fiskal,


ada 7 dasar yang harus diikuti. yaitu:
1. List Semua Dokumen Dasar
Dasar Cara membuat laporan keuangan fiskal yang
Penyusunan pertama adalah kamu harus melakukan sortir
terhadap dokumen dasar yang akan
Laporan digunakan seperti bukti-bukti perpajakan.
keuangan 2. Mencatat di Buku Jurnal
Setelah melakukan sortir dan meng-input
fiskal dokumen dasar, cara membuat laporan
keuangan fiskal yang kedua adalah kamu
membuat laporan di buku jurnal harian,
tentunya harus dibuat di kolom laporan
keuangan fiskal.
3. Mengelompokkan Laporan
Cara membuat laporan keuangan fiskal selanjutnya adalah
kamu mengelompokkan atau mengklasifikasikan setiap
laporan dengan cara menuliskannya di buku besar. Cara
ini sangat penting untuk menghindari kesalahan saat
menyusun laporan.
4. Membuat Buku Tambahan
Untuk menyusun laporan keuangan fiskal, kamu dapat
membuat buku tambahan yang berguna untuk mencatat
hutang dan piutang, agar memudahkan mencari data dan
tidak tercampur dengan yang lainnya.
5. Membuat Neraca Percobaan
Neraca percobaan biasanya akan disusun di akhir periode
akuntansi sebagai penutup catatan.
6. Membuat Laporan Keuangan Komersial
Walaupun, laporan keuangan fiskal dan laporan
keuangan komersial adalah hal yang berbeda,
tetapi kamu harus menyusun laporan keuangan
komersial setelah membuat neraca percobaan,
karena laporan keuangan komersial biasanya
akan dibuat berdasarkan neraca percobaan .
7. Rekonsiliasi
Cara membuat laporan keuangan fiskal yang
terakhir adalah rekonsiliasi. Laporan keuangan
fiskal akan membahas tentang perpajakan.
Sehingga, perlu dilakukan rekonsiliasi antara
laporan keuangan fiskal dan laporan keuangan
komersial, kemudian ditetapkan sesuai dengan
ketentuan pajak.
Manfaat Pembuatan Laporan
Keuangan Fiskal
Menunjukkan kesehatan keuangan organisasi, Membantu dalam
pengambilan keputusan strategis, Menyediakan informasi untuk
pemegang saham dan investor, Menunjukkan peningkatan atau
penurunan pendapatan dan pengeluaran organisasi,
Memperlihatkan efisiensi pengelolaan keuangan organisasi,
Membantu dalam menentukan kebijakan dan strategi keuangan
organisasi, Membuat organisasi lebih transparan bagi pihak luar
,Memberikan gambaran tentang arus kas organisasi ,Menentukan
pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah ,Membantu
dalam melacak perkembangan keuangan organisasi dari waktu
ke waktu.
Metode Pembuatan Laporan Fiskal

Terpisah
Pendekatan
Untuk mengetahui jumlah PPh terutang, wajib pajak perlu mencatat
semua informasi keuangannya berdasarkan ketentuan pajak dan

juga secara akuntansi untuk keperluan komersial.


Extra Compatible Approach
Pada periode akhir tahun wajib pajak melakukan koreksi laporan
keuangan yang sudah dibukukan sebelumnya berdasarkan
ketentuan akuntansi komersial agar seusai dengan UU Pajak
Penghasilan, jadi bisa digunakan untuk menghitung pajak
terhutangnya. Laporan keuangan komersial dan laporan keuangan
fiskal memiliki keterkaitan karena laporan keuangan komersial
menjadi dasar bagi wajib pajak melakukan penyesuaian pajak.
Penyesuain Laporan Keuangan Fiskal
Penyesuaian Fiskal Positif

1. Biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan investor atau


anggota lain
2. Pembentukan dana cadangan
3. Imbalan kerja atau jasa dalam bentuk natura atau
kenikmatan
4. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan ke
investor atau pihak istimewa sehubungan dengan urusan
pekerjaan
5. Harta yang dihibahkan atau disumbangkan
6. Pajak penghasilan
7. Gaji yang dibayarkan ke anggota persekutuan, Firma atau
CV yang modalnya tidak terbagi atas saham
8. Sanksi administrasi
9. Selisih penyusutan komersial
10. Selisih amortisasi fiskal di atas penyusutan fiskal
11. Biaya yang ditangguhkan pengakuannya
12. Penyesuaian fiskal positif lainnya
Penyesuaian Fiskal Negatif
1. Selisih penyusutan komersial di bawah penyusutan fiskal
2. Selisih amortisasi komersial di bawah amortisasi fiskal
3. Penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya
4. Penyesuaian fiskal negatif lain
Terima Kasih
Referensi materi
https://www.jurnal.id/id/blog/perbedaan-laporan-
keuangan-fiskal-dan-komersial/

https://www.pajakku.com/read/62ce8ff1a9ea8709
cb18af57/Serba-Serbi-Laporan-Keuangan-Fiskal:-
Apa-Perbedaannya-dengan-Laporan-Komersial

https://dailysocial.id/post/bagaimana-cara-
membuat-laporan-keuangan-fiskal

https://www.mas-software.com/blog/laporan-
keuangan-fiskal-dan-komersial-beserta-cara-
pembuatannya

Anda mungkin juga menyukai