Anda di halaman 1dari 5

Nama : Chantika Putri Amelia

Kelas : D3 Akuntansi Pagi


NIM : 192422001
Tugas Lab Akuntansi Menengah 1

Konsep Laporan Keuangan

Laporan keuangan antar negara biasa berbeda satu dengan yang lainnya dengan tingkat perbedaan yang
bervariasi. Perbedaan ini akan menyulitkan investor dalam membandingkan kinerja antar perusahaan
dengan sistem akuntansi yang berbeda
Secara umum terdapat 2(dua) kelompok model pelaporan keuangan yaitu :
1. Pendekatan kinerja ekonomi (Economic Performance Report) ; kinerja ekonomi dari entitas
pelapor
2. Pendekatan hukum pajak dan perdagangan (comercial and tax law approach); ketaatan peratutan
pajak yang berlaku di negararanya, secara sengaja tidak berpihak pada kinerja ekonomi.

Tujuan Laporan Keuangan :


Menyajikan informasi keuangan mengenai entitas pelaporan yang berguna kepada calon dan investor
ekuitas, lender serta kreditor lainnya saat ini dalam mengambil keputusan terkait sumber daya ke entitas.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :


 Neraca
 Laporan laba rugi komprehensif
 Laporan perubahan ekuitas
 Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan
arus dana
 Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap institusi harus memenuhi beberapa standar kualitas
berikut ini :

1. Dapat dipahami
Kemudahan untuk dapat dipahami oleh pengguna, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan
yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari
informasi tersebut.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan
keputusan . Informasi memiliki kulitas yang relevan jika dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi dengan cara membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.
3. Materialis
Jika penghapusan informasi atau mensalahsajikan informasi dapat mempengaruhi keputusan yang
pengguna buat atas dasar informasi keuangan yang dilaporkan Materialitas bervariasi baik dengan
jumlah relatif maupun tingkat pentingnya
4. Keandalan/Reliabilitas
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal. Informasi akan memiliki kualitas
yang andal jika bebas dari kesalahan matarial dan bias, serta menyajikan secara jujur apa yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan tidak
bebas dari bias, jika dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan keputusan atau kebijakan
demi tujuan mencapai hasil tertentu.
5. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa, dan kondisi lain dicatat serta disajikan dengan substansi dan realitas
ekonomi, dan bukan hanya bentuk hukumnnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan laporan
keuangan.
6. Pertimbangan yang sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian ketika memberikan pertimbangan yang
diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih
tinggi dari kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah.
7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap menurut batasan
materialistas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan akan mengakibatkan
inforamasi menjadi tidak benar atau menyesatkan sehingga tidak dapat diandalkan dan kurang
mencukupi ditinjau dari segi relevansi.
8. Dapat dibandingkan/Komparabilitas
Laporan keuangan harus dapat dibandingkan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan
posisi dari kinerja keuangan. Dan harus dapat juga diperbandingkan antarentitas untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Karena itu,
pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lainnya yang serupa
harus dilakukan secara konsisten untuk suatu entitas, antarperiode untuk entitas tersebut, dan
untuk entitas yang berbeda. Selain itu. pengguna laporan keuangan juga harus mendapatkan
informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
9. Tepat Waktu
Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan
keputusan, untuk tidak kehilangan relevansi.
10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Dalam evaluasi
manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat yan
dinikmati oleh pengguna eksternal

Terdapat beberapa hal yang menjadi asumsi dasar dan melandasi struktur akuntansi:

1. Kesatuan Usaha Khusus (Economic Entity)


Informasi akuntansi mempunyai hubungan dengan kesatuan atau entitas yang membatasi ruang
lingkup kepentingan. Dalam akuntansi keuangan, perusahaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi
yang terpisah dari para.pemiliknya dan setiap unit usaha lainnya.
2. Kontinuitas Usaha (Going Concern)
Perusahaan dianggap akan terus melanjutkan usahanya selama tidak ada bukti-bukti yang
menunjukkan kebalikannya (dibubarkan). Oleh karena itu, aktiva pada neraca akan dilaporkan
berdasarkan cost (harga perolehan) atau bagian dari harga pokok yang akan memberi
manfaat/jasa/kegunaanuntuk masa yang akan datang dan bukan dinilai dengan nilai realisasinya
(nilai jualnya) dalam hal likuidasi (voluntary liquidation) atau penjualan segera (forced sale).
3. Penggunaan Unit Moneter (Monetary Unit)
Informasi akuntansi meliputi informasi yang dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan moneter
(rupiah) dan juga meliputi informasi lain yang tidak dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan
moneter (sikap dan integritas pegawai terhadap perusahaan, motivasi manajemen, jumlah
pegawai). Akan tetapi untuk dapat dimasukkan dalam laporan keuangan, suatu informasi harus
dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan moneter. Dalam penggunaan satuan moneter (mata
uang) tersebut, diasumsikan bahwa satuan moneter tersebut merupakan sebagai satuan
pengukuran yang stabil sepanjang waktu
4. Periode Waktu (Time-Period)
Suatu gambaran yang lengkap dan tepat mengenai tingkat kesuksesan suatu perusahaan hanya
dapat diketahui pada saat perusahaan tersebut menghentikan usahanya dan mencairkan seluruh
hartanya menjadi kas. Akan tetapi, banyak keputusan yang berkaitan dengan perusahaan harus
diambil oleh manajemen selama berlangsungnya kegiatan perusahaan. Pengambilan keputusan
tersebut tidak dapat menunggu sampai saat operasi dihentikan. Oleh karenanya, aktivitas ekonomi
perusahaan dipecah kedalam periode-periode pelaporan, yang biasanya selama periode 1 tahun,
dengan dIlengkapi laporan interim kuartalan.
5. Akrual (Accrual /Matching Cost and Revenue)
Perusahaan menyiapkan laporan keuangan dengan menggunakan basis akuntansi akrual. Basis
akuntansi akrual berarti transaksi yang merubah laporan keuangan perusahaan dicatat dalam
periode dimana transaski tersebut terjadi. Sebagai contoh, menggunakan dasar akrual berarti
bahwa perusahaan mengakui penghasilan pada saat perusahaan telah memenuhi kewajiban
pelaksanaannya. Hal ini berbeda dengan pengakuan yang didasarkan atas diterimanya kas.

International Financial Reporting Standards (IFRS)


IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard
Board (IASB). Dalam penyusunannya IASB melibatkan empat organisasi utama dunia yakni Badan
Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar
Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC)
Awalnya, IFRS merupakan perkembangan dari standar akuntansi global yang ditujukan untuk mendorong
penggunaan standar akuntansi global dengan kualitas tinggi yang dipelopori oleh IASB yang dahulu
bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC).

Keuntungan menggunakan IFRS:


 IFRS dapat meningkatkan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi laporan
keuangan yang berkualitas dalam pasar modal Internasional.
 IFRS dapat menghilangkan hambatan arus modal Internasional dengan mengurangi perbedaan
dalam ketentuan pelaporan keuangan.
 IFRS dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan perusahaan menuju best practice

Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan
untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan.

Tata Urutan (Hierarchy) dari IFRS :


 IFRS, International Accounting Standards (dikeluarkan oleh pendahulu IASB), dan IFRS
Intepretation yang dikeluarkan oleh IFRS Intepretation Committte (dan sebelumnya, yaitu IAS
Interpretation Committee)
 Kerangka acuan Pelaporan Keuangan (The Conceptual Framework for Financial Reporting)
 Keputusan2 (pronouncements) dari badan pembuat standar lainnya yang menggunakan kerangka
konsepsual yang sama (misal US GAAP, accounting literatur dan praktek2 industri lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan di atas.

Tantangan Pelaporan Keuangan


 IFRS dalam lingkungan politik
 Expectation Gap
 Masalah Pelaporan Laporan Keuangan
 Etika dalam lingkungan akuntansi keuangan
PSAK – IFRS ; Artinya, badan usaha tersebut telah terdaftar atau sedang dalam proses mendaftar di
pasar modal sebagai emiten. Contohnya adalah perusahaan asuransi, BUMN, perbankan, dan perusahaan
dana pensiun.

PSAK-ETAP ; Laporan keuangan yang dibuat berguna untuk memberikan tujuan umum kepada
pengguna eksternal saja. Standar akuntansi ini bentuknya lebih sederhana dari PSAK-IFRS karena
ditujukan pada badan usaha menengah dan kecil. Bentuk penyederhanaannya berupa tidak adanya laporan
laba rugi yang bersifat komprehensif serta penilaian untuk aset tetap dan aset tidak berwujud.
PSAK-Syariah ; sebuah pedoman akuntansi yang digunakan untuk lembaga yang menggunakan prinsip
dan kebijakan syariah dalam kegiatan bisnisnya. Standar ini digunakan bersamaan dengan standar
akuntansi umum.

PSAK-EMKM ; PSAK Entitas Mikro, Kecil dan Menengah. Standar akuntansi keuangan ini ditujukan
bagi entitas yang belum mampu memenuhi persyaratan sesuai Standar akuntansi ETAP.

Lembaga yang terlibat dalam penyusunan standar :


1. Securities and Exchange Commission (SEC)
2. American Institute of Certifed Public Accountans (AICPA)
3. Financial Accounting Standards Boards (FASB)
4. Governmental Accounting Standards Board (GASB)
5. GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)
6. PABU (Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum)
7. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
8. International Financial Reporting Standards (IFRS)
9. PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
10. PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan)
11. CPA (Certified Puplic Accountant)
12. Badan Standar Akuntansi International (IASB)

Prinsip Dasar Akuntansi (Basic Principles of Accounting)

1. Pengukuran (measurement) ; Pengukuran yang umumnya banyak digunakan didasarkan atas


biaya historis dan nilai wajar.
2. Pengakuan pendapatan (revenue recognition) ; Prinsip pengakuan penghasilan oleh karenanya
mensyaratkan bahwa perusahaan mengakui pendapatan dalam periode akuntansi dimana
penyelesaian kewajibannya diselesaikan.
3. Pengakuan biaya (expense recognition) ; Biaya2 diartikan sebagai penurunan atau penggunaan
aset atau terjadinya kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode sebagai hasil
dari penyerahan atau memproduksi barang atau pemberian jasa.
4. Pengungkapan penuh (full disclosure) ; Menuntut bahwa informasi laporan keuangan yang cukup
bagi pembacanya. Pengertian cukup ini dilakukan dengan trade-off antara perbedaan detail yang
dapat diterima dengan dapat dimengertinya laporan tersebut. Laporan keuangan biasanya
disajikan dengan ringkas, kemudian disertai dengan catatan atas laporan keuangan yang
menyertainya.

Elemen Laporan Keuangan:

1. Aktiva (assets): Sumber daya yang dikendalikan oleh peusahaan sebagai hasil dari kejadian masa
lalu dan dari aset tersebut diharapkan manfaat ekonomis masa depan diperoleh perusahaan;
2. Kewajiban (liabilities): Kewajiban perusahaan saat ini sebagai hasil dari kejadian masa lalu yang
penyelesaiannya diharapkan dilakukan dengan cara menyerahkan sumber daya perusahaan.
3. Ekuitas (Stockholders’ Equity): nilai/hak kepentingan sisa terhadap aktiva perusahaan yang
masih tersedia setelah dikurangkan dengan seluruh kewajibannya.
4. Penghasilan (Income): Peningkatan dalam benefit ekonomis selama periode akuntansi dalam
bentuk bertambahnya aset atau berkurangnya kewajiban yang menghasilkan peningkatan ekuitas,
selain dari kontribusi dari partisipan ekuitas.
5. Beban (Expenses): Penurunan dalam benefit ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk
penurunan sumber daya atau deplesi aset atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan
penurunan ekuitas, selain dari distribusi kepada partisipan ekuitas.

Anda mungkin juga menyukai