Laporan keuangan antar negara biasa berbeda satu dengan yang lainnya dengan tingkat perbedaan yang
bervariasi. Perbedaan ini akan menyulitkan investor dalam membandingkan kinerja antar perusahaan
dengan sistem akuntansi yang berbeda
Secara umum terdapat 2(dua) kelompok model pelaporan keuangan yaitu :
1. Pendekatan kinerja ekonomi (Economic Performance Report) ; kinerja ekonomi dari entitas
pelapor
2. Pendekatan hukum pajak dan perdagangan (comercial and tax law approach); ketaatan peratutan
pajak yang berlaku di negararanya, secara sengaja tidak berpihak pada kinerja ekonomi.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap institusi harus memenuhi beberapa standar kualitas
berikut ini :
1. Dapat dipahami
Kemudahan untuk dapat dipahami oleh pengguna, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan
yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari
informasi tersebut.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan
keputusan . Informasi memiliki kulitas yang relevan jika dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi dengan cara membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.
3. Materialis
Jika penghapusan informasi atau mensalahsajikan informasi dapat mempengaruhi keputusan yang
pengguna buat atas dasar informasi keuangan yang dilaporkan Materialitas bervariasi baik dengan
jumlah relatif maupun tingkat pentingnya
4. Keandalan/Reliabilitas
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal. Informasi akan memiliki kualitas
yang andal jika bebas dari kesalahan matarial dan bias, serta menyajikan secara jujur apa yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan tidak
bebas dari bias, jika dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatan keputusan atau kebijakan
demi tujuan mencapai hasil tertentu.
5. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa, dan kondisi lain dicatat serta disajikan dengan substansi dan realitas
ekonomi, dan bukan hanya bentuk hukumnnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan laporan
keuangan.
6. Pertimbangan yang sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian ketika memberikan pertimbangan yang
diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih
tinggi dari kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah.
7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap menurut batasan
materialistas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan akan mengakibatkan
inforamasi menjadi tidak benar atau menyesatkan sehingga tidak dapat diandalkan dan kurang
mencukupi ditinjau dari segi relevansi.
8. Dapat dibandingkan/Komparabilitas
Laporan keuangan harus dapat dibandingkan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan
posisi dari kinerja keuangan. Dan harus dapat juga diperbandingkan antarentitas untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Karena itu,
pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lainnya yang serupa
harus dilakukan secara konsisten untuk suatu entitas, antarperiode untuk entitas tersebut, dan
untuk entitas yang berbeda. Selain itu. pengguna laporan keuangan juga harus mendapatkan
informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
9. Tepat Waktu
Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan
keputusan, untuk tidak kehilangan relevansi.
10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Dalam evaluasi
manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat yan
dinikmati oleh pengguna eksternal
Terdapat beberapa hal yang menjadi asumsi dasar dan melandasi struktur akuntansi:
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan
untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan.
PSAK-ETAP ; Laporan keuangan yang dibuat berguna untuk memberikan tujuan umum kepada
pengguna eksternal saja. Standar akuntansi ini bentuknya lebih sederhana dari PSAK-IFRS karena
ditujukan pada badan usaha menengah dan kecil. Bentuk penyederhanaannya berupa tidak adanya laporan
laba rugi yang bersifat komprehensif serta penilaian untuk aset tetap dan aset tidak berwujud.
PSAK-Syariah ; sebuah pedoman akuntansi yang digunakan untuk lembaga yang menggunakan prinsip
dan kebijakan syariah dalam kegiatan bisnisnya. Standar ini digunakan bersamaan dengan standar
akuntansi umum.
PSAK-EMKM ; PSAK Entitas Mikro, Kecil dan Menengah. Standar akuntansi keuangan ini ditujukan
bagi entitas yang belum mampu memenuhi persyaratan sesuai Standar akuntansi ETAP.
1. Aktiva (assets): Sumber daya yang dikendalikan oleh peusahaan sebagai hasil dari kejadian masa
lalu dan dari aset tersebut diharapkan manfaat ekonomis masa depan diperoleh perusahaan;
2. Kewajiban (liabilities): Kewajiban perusahaan saat ini sebagai hasil dari kejadian masa lalu yang
penyelesaiannya diharapkan dilakukan dengan cara menyerahkan sumber daya perusahaan.
3. Ekuitas (Stockholders’ Equity): nilai/hak kepentingan sisa terhadap aktiva perusahaan yang
masih tersedia setelah dikurangkan dengan seluruh kewajibannya.
4. Penghasilan (Income): Peningkatan dalam benefit ekonomis selama periode akuntansi dalam
bentuk bertambahnya aset atau berkurangnya kewajiban yang menghasilkan peningkatan ekuitas,
selain dari kontribusi dari partisipan ekuitas.
5. Beban (Expenses): Penurunan dalam benefit ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk
penurunan sumber daya atau deplesi aset atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan
penurunan ekuitas, selain dari distribusi kepada partisipan ekuitas.