Anda di halaman 1dari 53

Kelompok 3 :

Syafira Tantri Adriyani 1614190018


Deviyanti 1714190010
Dyas Octavia Utami 1714190013
Maharani Jati Utami 1714190017
Mita Lestiany 1714190020

Kerangka Konseptual Yang Mendasari Akuntansi Keuangan

Kerangka Konseptual
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar
yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan
keuangan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari
konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan,
menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
Tujuan Dan Ruang Lingkup
Tujuan rerangka konseptual tersebut pada intinya sejalan dengan tujuan rerangka konseptual milik
FASB. Tujuan rerangka konseptual (konsep dasar) adalah untuk membantu berbagai pihak dalam
mencapai tujuan berkaitan dengan masalah akuntansi yang muncul. Rerangka konseptual dapat
digunakan sebagi acuan berbagai pihak yaitu :
1.     Komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelaksanaan tugasnya;
2.     Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah-masalah akuntansi yang belum diatur
dalam standar akuntansi keuangan;
3.     Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum; dan
4.     Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Komponen Rerangka Konseptual
a). SFAC No. 1 : Objectives of  Financial Reporting by Business Enterprise tahun 1978. Isi : tujuan pelaporan
keuangan.
b). SFAC No. 2 : Qualitative Charateristics of Accounting Information tahun 1980. Isi : kualitas informasi yang
harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan.
c). SFAC No. 3 : Elemennts of  Financial Statements of Business Enterprises tahun 1980. Isi : tujuan yang
akan dicapai dalam pelaporan keuangan organisasi nir laba.
d). SFAC No. 4 : Objectives of  Financial Reporting by Nonbusiness Organizations tahun 1980. Isi : kriteria
pengakuan dan atribut pengukuran elemen laporan keuangan.
e). SFAC No. 5 : Recognition dan Measurement in Financial Statement of Business Enterprises tahun 1984.
Isi : Definisi dan karakteristik elemen laporan keuangan.
f). SFAC No. 6 : Elements of Financial Statements : A Replacement of  FASB Concepts Statement No. 3 tahun
1985. Isi : mengganti SFAC No. 3 dan berlaku juga bagi organisasi nir laba.
g). SFAC No. 7 : Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurement . Isi :
menggunakan estimasi aliran kas dimasa datang.
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi
keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Asumsi Dasar
1. Dasar akrual. Atas dasar asumsi ini, pengaruh pristiwa atau transaksi diukur dan diakui/dicatat dalam
laporan keuangan pada saat terjadinya, bukan pada saat diterima atau dikeluarkannya kas.
2. Kelangsungan hidup. Atas dasar asumsi ini perusahaan akan hidup terus dan akan melanjutkan
usahanya di masa mendatang atau dengan kata lain, perusahaan dianggap tidak bermaksud melikuidasi
usahanya dan memperkecil atau mengurangi secara material skala usahanya.Karakteristik Kualitas
Laporan Keuangan Menurut PSAK
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk
dipahami oleh pemakainya. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktifitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan

Agar laporan keuangan bermanfaat, informasi di dalamnya harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi di dalam laporan keuangan memilki kualitas
relavan jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka
dimasa lalu.

3. Materialitas

Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitas laporan keuangan. Informasi dipandang
material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keungan. Materialitas
tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian
dalam mencantunkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstament).

4. Keandalan

Supaya laporan keuangan bermanfaat, informasi juga harus handal ( reliable). Informasi memilki kualitas
yang handal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat dihandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur ( faithful representation) dari yang seharusnya disajikan
secara wajar diharapkan dapat di sajikan.

5. Penyajian Jujur

Informasi keuangan di laporan keuangan pada umumnya tidak luput dari resiko penyajian yang dianggap
kurang jujur dari pada apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena
kesenjangan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam
mengidentifikasikan transaksi serta peristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun atau
menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan pristiwa tersebut.

6. Subtansi Mengungguli Bentuk


Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta pristiwa lain yang seharusnya
disajikan, peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan
bukan hanya bentuk hukum. Subtansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang
tampak dari bentuk hukum.

7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung pada kebutuhan dan
keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan
beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang
berlawanan.

8. Pertimbangan Sehat
Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidak pastian suatu peristiwa dan keadaan
tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan,
dengan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Namun demikian, penggunaan pertimbangan
sehat tidak memperkenankan, misalnya: pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan, berlebihan,
dan sengaja menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau
beban yang lebih tinggi sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral, dan karena itu tidak memilki
kualitas yang handal.

9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan,informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya.

 
Unsur-unsur Laporan Keuangan
Laporan Penghitungan Laba Rugi Laporan penghitungan laba rugi merupakan ringkasan pendapatan
(revenue) dan beban (expenses) dari suatu kesatuan usaha untuk periode waktu tertentu. Penyajian
laporan laba rugi adalah sebagai berikut.
1.       Memuat secara rinci unsur-unsur pendapatan dan beban.
2. Menyusun unsur-unsur tersebut dalam bentuk urutan ke bawah.
3. Memisahkan antara pendapatan utama dengan pendapatan usaha lainnya serta pos luar biasa.
Laporan Laba rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan pendapatan dan beban untuk satu periode tertentu.
Fungsi laporan laba rugi antara lain untuk:
1. menetapkan besarnya pajak penghasilan;
2. menilai keberhasilan perusahaan dengan memperhitungkan tingkat profitabilitas (keuntungan);
3. menilai laba perusahaan dengan membandingkan dengan laba dalam laporan tahun yang lalu;
4. menilai efisiensi perusahaan dengan melihat besarnya biaya/beban dan jenis komposisinya.

Pengakuan Unsur Laporan Keuangan


1.       Pengakuan Aset
Aset diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi dimasa depan diperoleh entitas
syariah dan aset tersebut memiliki nilai atau biaya yang dapat diukur dengan handal.
2.       Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca jika besarkemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarangdan jumlah yang
harus diselaikan dapat diukur secara andal.
3.       Pengakuan Dana Syirkah Temporer
Pengakuan dana syirakah temporer dalam neraca hanya dilakukan jika entitas syariah memilki kewajiban
untuk mengembalikan dana yang diterima melalui pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur secara handal.
4.       Pengukuran Penghasilan
Pengukuran penghasilan diakuai dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi masa depan yang
berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur.
5.       Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan
penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diakui andal.

Pengukuran Unsur Laporan Keuangan


1.    Kos historis (historical cost). Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau
sebesar nilai wajar dari imbalan ( consideration) yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban ( obligation)
atau ke dalam keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas) yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.
2.    Biaya terkini (current cost). Aset dinilai dalam jumlah kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar
nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat sekarang. Kewajiban
dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan ( undiscounted) yang mungkin
akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban ( obligation) sekarang;
3.    Nilai realisasi/penyelesaian ( realizable/statement value). Aset dinyatakan dalam jumlah kas (atau
setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal ( orderly
disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian : yaitu, jumlah kas (atau setara kas) yang tidak
didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha
normal; dan
4.    Nilai sekarang (present value). Aset dinyatakan sebesar aliran kas masuk bersih di masa depan yang
didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan
usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar aliran kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan
ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan
usaha normal.   

SOAL
1. dibawah ini yang bukan termasuk ciri kerangka konseptual adalah ?
a. Relevan
b. Keandalan
c. A dan B Benar

2. Sebutkan Unsur – Unsur Laporan Keuangan ?


a. Memisahkan antara pendapatan utama dengan pendapatan usaha lainnya serta pos luar biasa
b. Memuat secara rinci unsur-unsur pendapatan dan beban.
c. A dan B Benar
3. Fungsi Laporan Laba Rugi adalah ?
a. menilai keberhasilan perusahaan dengan memperhitungkan tingkat profitabilitas
(keuntungan);
b. menilai laba perusahaan dengan membandingkan dengan laba dalam laporan tahun yang
lalu;
c. A dan B benar
4. Sebutkan pengakuan unsur laporan keuangan?
a. Pengakuan Aset, Pengakuan Beban, Pengukuran Penghasilan
b. Pengukuran luas perusahaan
c. A dan B benar

5. Sebutkan pengukuran laporan keuangan ?


a. Kas historis, Biaya terkini
b. Nilai Realisasi/ Penyelesaian, Nilai sekarang
c. A dan B benar

. Sistem Informasi Akuntansi

Dalam materi akuntansi, kita mengenal sistem informasi akuntansi atau SIA. Apa itu SIA? Untuk
mengetahui definisi sistem informasi akuntansi, berikut adalah penjabarannya. Dilansir dari
Wikipedia, sistem merupakan sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya
yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya dibuat untuk
menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.

Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat. Karakteristik informasi yang realible harus memenuhi syarat
relevan, tepat waktu, akurat dan lengkap. Sistem Informasi adalah sebuah sistem yang
memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermafaat untuk
merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi


Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sistem informasi berbasis komputerisasi yang
bertujuan untuk mengolah data keuangan. Data ini berhubungan dengan data transaksi dalam
siklus akuntansi dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan kepada manajemen perusahaan.

Sistem informasi akuntansi menghasilkan 2 jenis informasi akuntansi, yakni:


 Informasi akuntansi keuangan, artinya informasi yang dibuat dalam bentuk laporan
keuangan yang ditujukan kepada pihak ekstern.
 Informasi akuntansi manajemen, informasi ini berguna bagi pihak manajemen dalam
rangka pengambilan keputusan.

Tujuan Sistem Informasi Akuntansi


Sistem informasi akuntansi memiliki beberapa tujuan, diantaranya:

1. Mengolah dan menyimpan data seluruh transaksi keuangan.


2. Memproses data keuangan menjadi informasi dalam pengambilan keputusan
manajemen mengenai
3. Perencanaan dan pengendalian usaha.
4. Pengawasan terhadap seluruh aktifitas keuangan perusahaan.
5. Efisiensi biaya dan waktu terhadap kinerja keuangan.
6. Penyajian data keuangan yang sistematis dan akurat dalam periode akuntansi yang
tepat.

Komponen Sistem Informasi Akuntansi

1. Manusia, pelaku yang menjalankan sistem.


2. Transaksi, objek dari sistem informasi akuntansi sebagai masukan, lalu diproses
sehingga menghasilkan informasi.
3. Prosedur, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan transaksi atau
kegiatan perusahaan.
4. Dokumen, formulir yang digunakan sebagai sarana pencatatan pada saat transaksi
5. Peralatan, suatu alat atau sarana yang digunakan dalam melakukan pencatatan pada
sistem informasi yang bersangkutan.

Fungsi Sistem Informasi Akuntansi


Dengan 5 komponen SIA di atas, fungsi dari SIA itu sendiri dalam suatu perusahaan atau
organisasi akan dapat terlaksana. Adapun fungsi sistem informasi akuntansi adalah sebagai
berikut:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh


organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku
yang terlibat dalam aktivitas tersebut, agar para manajemen, para pegawai, dan pihak luar yang
berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi.

2. Mengubah data menjadi informasi. Ini merupakan fungsi vital dari SIA. Ketika data menjadi
informasi, maka informasi tersebut akan sangat bermanfaat baik bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan.
3. Fungsi yang ketiga dari SIA adalah tersedianya pengendalian. Sebagaimana kita tahu bahwa
dalam ranah organisasi yang lingkupnya besar seperti perusahaan, terjadinya fraud atau
kecurangan bukanlah hal yang langka. Dengan adanya SIA, perusahaan akan mampu untuk
menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data
tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan andal.

Apabila fungsi SIA berjalan dengan maksimal sesuai dengan fungsi di atas, maka manajemen
sebuah perusahaan juga akan ikut maksimal. Perlu dicatat bahwa SIA yang efektif penting bagi
keberhasilan jangka panjang organisasi manapun.

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi


Manfaat sistem informasi akuntansi sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan bisnis di
berbagai fungsi manajerial merupakan hal yang sangat penting, terlebih untuk meningkatkan
kinerja keuangan dalam usaha. Ada beberapa manfaat sistem informasi akuntansi dalam
perusahaan, antara lain:

1. Memberikan informasi yang tepat dan akurat sehingga kegiatan utama bisa dilakukan
dengan efektif dan efisien
2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produksi
3. Meningkatkan efisiensi
4. Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan
5. Meningkatkan pengetahuan

Karakteristik Sistem Informasi Akutansi


Sistem informasi akuntansi memiliki karakteristik tersendiri. Ada beberapa pendapat mengenai
karakteristik SIA. Salah satunya dikemukakan oleh James, A. Hall dalam bukunya Sistem
Informasi Akuntansi (2007). Ia berpendapat bahwa karakteristik kualitas informasi akuntansi
dibagi menjadi:

1. Relevan
2. Tepat Waktu
3. Akurat
4. Lengkap
5. Rangkuman (ringkasan)

Adapun penjelasan kriteria-kriteria di atas adalah:

Relevan
Informasi yang relevan merupakan informasi yang perlu diketahui untuk memberikan
pemahaman yang baru. Laporan yang hanya bersifat sementara, dan selanjutnya tidak relevan
harus dihentikan pembuatannya.

Tepat Waktu

Umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaannya. Informasi
harus tidak lebih tua dari periode waktu tindakan yang didukungnya.

Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Kesalahan-kesalahan material ada
ketika jumlah informasi yang tidak akurat menyebabkan pemakainya melakukan keputusan
yang buruk atau gagal melakukan keputusan yang diperlukan.

Lengkap Tidak ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan atau
pelaksanaan tugas yang hilang. Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan,
karena informasi yang tidak disertakan itu akan menjadi unsur ketidakpastian yang besar.

Rangkuman (ringkasan)

Informasi harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi yang ringkas dan
mengikhtisarkan data relevan yang menunjukan bidang-bidang penyimpangan terhadap tingkat
normal, standar, atau yang direncanakan merupakan bentuk informasi yang banyak diperlukan
oleh para pemakai informasi. Sementara itu, menurut Raymond dalam bukunya yang berjudul
Sistem Informasi Manajemen (2001), sistem informasi akuntansi memiliki kriteria sebagai
berikut:

1. Melaksanakan tugas yang diperlukan .Perusahaan tidak memutuskan untuk


melaksanakan pengolahan data atau tidak.Perusahaan diharuskan oleh undang-undang
untuk memelihara catatan kegiatannya.Elemen-elemen dalam lingkungan seperti
pemerintah, pemegang saham dan pemilik, serta masyarakat keuangan menuntut
perusahaan agar melakukan pengolahan data. Tetapi bahkan jika lingkungan tidak
memintanya, manajemen perusahaan pasti menerapkan SIA sebagai cara mencapai dan
menjaga pengendalian.
2. Berpegang pada prosedur yang relatif rendah . Peraturan dan praktek yang diterima
menentukan cara pelaksanaan pengolahan data.Segala jenis organisai mengolah datanya
dengan cara yang pada dasarnya sama.
3. Menagani data yang rinci. Karena berbgai catatan pengolahan data menjelaskan
kegiatan perusahaan secara rinci, catatan tersebut menyediakn jejak audit(audit trail).Jejak
audit adalah kronologi kegiatan yang dapat di telusuri dari awal hingga akhir, dan dari akhir
ke awal.
4. Terutama berfokus historis. Data yang dikumpulkan oleh SIA umumnya menjelaskan apa
yang terjadi di masa lampau.Ini terutama terjadi jika pengolahan berkelompok (batch)
digunakan
5. Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal. SIA menghasilkan sebagian
output informasi bagi manajer perusahaan.Laporan akuntansi dasar seperti laporan rugi
laba dan neraca merupakan contohnya.

Soal Essay :

1. Apa perbedaan antara sistem, subsistem, dan supra sistem?


Jawab :
Sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung
sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi
keseluruhan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan subsistem adalah komponen yang koheren dan
agak independen dari sistem yang lebih besar.Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu
system, subsistem ini bisa phisik ataupun abstrak. Dan supra sistem adalah sistem yang mempunyai
hubungan lebih luas dari sistem. Jika suatu sistem menjadi bagian dari sistem lain yang lebih besar, maka
sistem yang lebih besar tersebut dikenal dengan sebutan supersistem.

2. Sebut dan jelaskan komponen-komponen sistem informasi akuntansi?


Jawab :
1. Manusia adalah pelaku yang menjalankan sistem
2. Transaksi merupakan objek dari sistem informasi akuntansi sebagai masukan, lalu diproses sehingga
menghasilkan informasi
3. Prosedur adalah langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan transaksi atau kegiatan
perusahaan.
4. Dokumen yaitu berupa formulir yang digunakan sebagai sarana pencatatan pada saat transaksi
5. Peralatan adalah suatu alat atau sarana yang digunakan dalam melakukan pencatatan pada sistem
informasi yang bersangkutan.

3. Jelaskan tiga jenis keputusan yang dibuat oleh manajemen?


Jawab :
a.Keputusan tidak terstruktur (non programmed decision)
Adalah keputusan yang sifatnya adalah tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan
ini dilakukan oleh manajemen tingkat atas (top manajer).
b.Keputusan setengah terstruktur (semi programmed decision)
Adalah keputusan yang dapat deprogram. Keputusan tersebut masih membutuhkan pertimbangan-
pertimbangan dari si pengambil keputusan. Keputusan seperti ini sifatnya rumit dan membutuhkan
perhitungan-perhitungan secara analisis yang rinci.
c.Keputusan terstruktur (programmed decision)
Adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan, atau prosedur. Keputusan-keputusan yang
duhasilkan sifatnya rutin dan berulang-ulang.
4.  Apa yang dimaksud dengan proses bisnis?
Jawab :
Proses bisnis adalah suatu kegiatan yang saling terkait untuk menyelesaikan masalah tertentu guna
mengubah input  menjadi ouput berupa barang atau pun jasa yang lebih bernilai. Sementara itu,
Menurut Manganelli& Klein (1994), proses bisnis didefinisikan sebagai: “Interrelated series of activities
that convert business input into business output” atau “Suatu keterkaitan kegiatan atau aktifitas yang
mengubah input menjadi output”

5.Tolong jelaskan bentuk pokok SIA?


Jawab :
Bentuk pokok sistem informasi akuntansi :
a.Mengumpulkan dan memproses data tentang kegiatan organisasi bisnis secara efisiensi dan efektif
b.Menghasilkan informasi yang berguna untuk pembuatan keputusan
c.Melakukan penguasaan yang memadai

LAPORAN POSISI KEUANGAN

A.    Pengertian Laporan Posisi Keuangan


Laporan posisi keuangan atau neraca adalah salah satu laporan keuangan yang memberikan
informasi tentang posisi aktiva, kewajiban, dan modal yang disajikan pada akhir
periode. Laporan ini merupakan sumber informasi utama tentang posisi keuangan entitas karena
merangkum elemen-elemen yang berhubungan dengan pengukuran posisi keuangan, yaitu aset,
liabilitas, dan ekuitas.

Kegunaan
Kegunaan laporan posisi keuangan secara umum adalah untuk menilai resiko-resiko entitas dan
arus kas masa depan. Tujuan pengguna laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut :
1.      Mengevaluasi struktur pendanaan
Dalam hal ini yang dilihat adalah informasi tentang perbandingan sumber pendanaan melalui
utang dibandingkan dengan ekuitas.
2.      Menganalisis liquiditas
Liquiditas adalah seberapa cepat waktu yang diperlukan sampai suatu aset dapat terealisasi atau
dikonversi menjadi kas, atau suatu liabilitas dapat terbayar.
3.      Menilai solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan entitas membayar utangnya pada saat jatuh tempo. Biasanya hal
ini dapat diukur dengan tingkat utang jangka panjang yang dimiliki entitas.
4.      Menilai fleksibilitas keuangan
Liquiditas dan solvabilitas akan menentukan fleksibiitas keuangan entitas, yaitu dengan
mengukur kemampuan entitas dengan mengambil tindakan tertentu sebagai respon terhadap
kebutuhan dan peluang yang ada.
Keterbatasan
Ada beberapa keterbatasan dalam laporan posisi keuangan dan keterbatasan ini disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut:
1.      Pemilihan pengukuran beberapa aset tertentu berdasarkan biaya perolehan atau biaya
perolehan terdepresiasi bukan pada nilai kininya.
2.      Tidak diperkenankan mengakui aset takberwujud yang mengandung nilai manfaat, namun
sulit diukur nilainya secara objektif karena dihasilkan secara internal.
3.      Rekayasa keuangan yang sering kali memungkinkan dilakukan untuk menghasilkan
pembiayaan off balance sheet.
4.      Beberapa pengukuran nilai untuk beberapa unsur dilaporan posisi keuangan melibatkan
pertimbangan dan estimasi.

B.     Elemen Laporan Posisi Keuangan

1.      Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh entitas.
2.      Liabilitas
Liabilitas merupakan kewajiban entitas mas kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomi.
3.      Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas dikurangi semua liabilitas.

C.    Klasifikasi dalam Laporan Posisi Keuangan


Aset dan Liabilitas diklasifikasikan dengan suatu cara yang dapat memfasilitasi pengguna untuk
dapat mengevaluasi struktur modal entitas, liquiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan,
sehingga aset dan liabilitas diklasifikasikan berdasarkan karakteristik operasi entitas.
Menurut PSAK 1 (Revisi 2009) penyajian laporan keuangan, entitas menyajikan aset sebagai
aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek dan jangka panjang
sebagai klasifikasi terpisah dalam laporan posisi keuangan.
Dengan demikian artinya ketika entitas bergerak di bidang penjualan barang dan jasa dalam
siklus operasi dapat diidentifikasi secara jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta
liabilitas jangka pendek dan jangka panjang dalam laporan posisi keuangan memberikan
informasi yang bermanfaat karena menyajikan aset neto yang digunakan sebagai modal kerja
dengan aset neto yang digunakan dalam jangka panjang.
Aset lancar dan Aset tidak lancar
Menurut PSAK 1 (Revisi 2009) penyajian laporan keuangan, entitas mengklasifikasikan aset
sebagai aset lancar jika:
1.   Aset diharapkan dapat direalisasikan, atau terjual, atau digunakan dalam siklus operasi
normal.
2.   Aset yang dimiliki dengan tujuan untuk diperdagangkan.
3.  Aset yang diharapkan akan terealisasi dalam jangka waktu satu tahun setelah periode
pelaporan.
4.   Berupa kas atau setara kas
Contoh aset lancar antara lain kas, piutang, persediaan, investasi jangka pendek, dan biaya
dibayar dimuka. Pengklasifikasian terpisah antara aset lancar dan tidak lancar akan menunjukkan
bagaimana suatu aset difungsikan dalam entitas.
Yang termasuk ke dalam aset tidak lancar adalah sebagai berikut:
1.   Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang mencakup beberapa bentuk seperti investasi dalam obligasi dan saham,
investasi dalam bentuk dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund).
2.    Aset tetap
Adalah aset yang berwujud dan digunakan dalam operasi entitas seperti tanah, gedung, mesin,
dan furnitur.
3.   Aset takberwujud
Merupakan aset tanpa wujud fisik dan bukan berbentuk instrumen keuangan misalnya, hak paten,
hak cipta, frinchise, dan goodwill.
4.   Aset lain yang bersifat tidak lancar
Contohnya piutang jangka panjang dan biaya dibayar dimuka jangka panjang. 
Liabilitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Menurut PSAK 1 (Revisi 2009) Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai jangka pendek:
1.      Liabilitas diharapkan akan diselesaikan dalam siklus operasi normal.
2.      Liabilitas yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan.
3.      Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun setelah
periode pelaporan.
4.      Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurang-kurangnya satu tahun setelah periode pelaporan.
Contoh liabilitas jangka pendek antara lain utang dagang, biaya akrual untuk biaya karyawan,
atau biaya operasi lain. Siklus operasi normal yang sama diterapkan pada aset dan liabilitas.
Kriteria untuk mengklasifikasikan liabilitas jangka pendek atau jangka panjang berdasarkan
kondisi yang ada pada tanggal akhir periode laporan keuangan. Utang jangka panjang yang akan
jatuh tempo dalam satu tahun setelah tanggal akhir periode akan diklasifikasikan sebagai
liabilitas lancar, meskipun entitas sudah melakukan perjanjian untuk pembiayaan kembali atau
perpanjangan (refinancing atau rechedule) menjadi jangka panjang, namun perjanjian tersebut
baru dilakukan setelah tanggal akhir peride laporan keuangan sebelum laporan keuangan terbit.
Liabilitas jangka panjang biasanya mencakup:
1.      Liabilitas yang berasal dari pembiayaan, seperti penerbitan obligasi, utang sewa guna
usaha, dan utang bank jangka panjang.
2.      Liabilitas yang berasal dari kegiatan operasi entitas seperti kewajiban pensiun, dan
kewajiban pajak tangguhan.
3.      Liabilitas yang bergantung pada terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa dimasa depan
seperti provisi untuk kewajiban garansi.
Infomasi Minimum dalam Laporan Posisi Keuangan
Menurut PSAK 1 (Revisi 2009) penyajian laporan keuangan, informasi minimum yang harus
disajikan adalah:
a.       Aset tetap
b.      Properti investasi
c.       Aset takberwujud
d.      Aset keuangan
e.       Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
f.       Persediaan
g.      Piutang dagang dan piutang lainnya
h.      Kas dan setara kas
i.        Aset yang diklasifikasi dimiliki untuk dijual termasuk kelompok lepasan yang dimiliki
untuk dijual
j.        Utang dagang dan uang lainnya
k.      Provisi
l.        Liabilitas keuangan
m.    Liabilitas dan aset untuk pajak kini
n.      Liabilitas dan aset pajak tangguhan
o.      Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasi untuk dijual
p.      Kepentingan non pengendali (sebagai bagian dari ekuitas)
q.      Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Terdapat perbedaan ketentuan mengenai informasi minimum yang harus disajikan pada laoparan
posisi keuangan dengan IFRS, yaitu mengenai “pos aset biolojik”. Menurut IFRS aset biolojik
merupakan pos minimum yang harus disajikan terpisah dilaporan posisi keuangan jika
perusahaan memiliki aset tersebut dalam jumlah material. Sedangkan PSAK 1 tidak
mensyaratkan hal tersebut karena sttandar akuntansi internasional atau IFRS yang mengatur
tentang aset biolojik belum di adopsi kedalam PSAK.
D.    Format Laporan Posisi Keuangan
Secara umum, ada dua bentuk laporan posisi keuangan yang biasa diikuti oleh entitas, yaitu
bentuk akun (account form) dan bentuk laporan (report form). Bentuk akun menyajikan secara
berdampingan bagian kiri adalah aset dan bagian kanan adalah liabilitas dan ekuitas.
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2011

Aset lancar                   Liabilitas Jangka Pendek


Aset tidak lancar          Liabilitas Jangka Panjang
                                    Ekuitas

Sementara bentuk laporan menyajikan secara berurutan kebawah mulai dari aset, liabilitas, dan
ekuitas.
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2011

Aset
Liabilitas
Ekuitas

Sedangkan format yang di ilustrasikan di IFRS berbeda dalam penyajiannya sebagai berikut.
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2011

Aset tidak lancar          Ekuitas


Aset lancar                   Liabilitas Jangka Panjang
                                    Liabilitas Jangka Pendek

E.     Pengungkapan Laporan Posisi Keuangan

Entitas mengungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan atas laporan
keuangan, subklasifikasi dari pos-pos yang disajikan. Perincian subklasifikasi bergantung pada
ketentuan di PSAK misalnya:
1.      Piutang antara piutang usaha pihak ketiga dan piutang usaha dengan pihak berelasi
2.      Persediaan, disublasifikasi antara persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang
jadi.
3.      Aset tetap, di subklasifikasi terpisah menurut kelompok aset tetap, misalnya tanah,
bangunan, dan peralatan.
Pengungkapan yang juga dapat disajikan pada laporan posisi keuangan (atau dapat juga
dilaporan perubahan ekuitas atau catatan atas laporan keuangan) misalnya informasi mengenai
jenis saham, yaitu jumlah saham modal dasar dan jumlah saham yang diterbitkan dan disetor
penuh, dan nilai nominal saham.

CONTOH SOAL
1. pada tanggal 31 Desember 2010 perusahaan Jasa Laundry Nercis menyajikan data sebagai berikut:
Kas Rp. 1.218.000
Perlengkapan Rp. 475.000
Peralatan Rp. 27.600.000

Akumpenyusutan peralatan Rp. 2.410.000


Utang usaha Rp. 1.365.000
Modal armando Rp. 17.112.000
Prive armando Rp. 1.250.000
Pendapatan jasa Rp. 24.915.000
Beban gaji Rp. 7.920.000
Beban sewa Rp. 1.820.000
Beban iklan Rp. 1.115.000
Beban lain-lain Rp.794.000
Beban perlengkaoan Rp. 1.570.000
Beban asuransi Rp. 315.000
Beban penyusutan peralatan Rp.1.810.000
Utang gaji Rp. 85.000
Rp. 45.887.000 Rp. 45.887.000

Dari data diatas, buatlah :


1. laporan laba rugi
2. laporan perubahan modal
3. neraca per 31 desember 2010
Jawab :
1. laporan laba rugi
Laundry Nercis
Laporan Laba Rugi
31 DES 2010

PENDAPATAN
Pendapatan jasa Rp.24.915.000

Total pendapatan Rp.24.915.000


BIAYA-BIAYA
Biaya operasi :
Biaya gaji Rp. 7.920.000
Biaya sewa Rp. 1.820.000
Biaya iklan Rp. 1.115.000
Biaya lain-lain Rp. 794.000
Biaya perlengkapan Rp. 1.570.000
Biaya asuransi Rp. 315.000
Biaya peny peralatan Rp. 1.810.000
Total biaya operasi Rp. 15.344.000
Biaya Adm :
Rp. -
Rp. -
Rp. -
Rp. -
Total Biaya Adm Rp. -
TOTAL BIAYA Rp.15.344.000
Rp. 9.571.000
LABA USAHA
Pendapatan di luar usaha :
Pendapatan Rp. -

Beban di luar usaha Rp. -

Total pendapatan di luar usaha Rp. -

LABA BERSIH Rp.9.571.000

2. laporan perubahan modal


Laundry Nercis
Laporan Perubahan Modal
31 DES 2010

Modal Awal Rp. 17.112.000


Laba bersih Rp. 9.571.000
Prive Rp. (1.250.000)

Penambahan Modal Rp. 8.321.000


Modal Akhir Rp. 25.433.000

3. Neraca
Laundry Necis
NERACA
31 DES 2010

AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar : Kewajiban :
Kas Rp. 1.218.000 kewajiban Lancar :
Perlengkapan Rp. 475.000 Utang Usaha Rp. 1.365.000
Rp. - Utang gaji Rp. 85.000
Rp. - Total Kas Lanca Rp. 1.450.000
Rp. -
Rp. - Kewajiban Jk panjang
Total Aktiva Lancar Rp. 1.693.000 Rp. -
Rp. -
Aktiva Tetap : Total Kew.jk.pjg Rp.-
Peralatan Rp. 27.600.000
Ak.peny peralatan Rp.(2.410.000) TOTAL KEWAJIBAN Rp.1.450.000
Rp. -
Rp. - Modal :
Rp. - Modal Rp.25.433.000
Rp. - TOTAL MODAL Rp.25.433.000
Rp. -
Total Aktiva Tetap Rp. 25.190.000
Total Aktiva Rp. 26.883.000 TOTAL KEW + MODAL
Rp.26.883.000

2. Laporan Posisi Keuangan berikut disiapkan untuk PT. Adam dan PT. Bentara pada tanggal 1
januari 20XX, Sesaat sebelum penggabungan usaha :

Keterangan PT. Adam PT. Bentara


Nilai Buku Nilai Wajar Nilai Buku Nilai Wajar
Kas dan Piutang Rp 150.000.000  Rp150 Juta Rp90.000.000   Rp90 Juta
Persediaan       300.000.000       380 Juta      70.000.000      160 Juta
Bangunan dan Peralatan       600.000.000       430 Juta    250.000.000      240 Juta
( - ) Akm. Penyusutan     (250.000.000)    (80.000.000)
Total Aset  Rp800.000.000  Rp960 Juta Rp330.000.000   Rp490 Juta
Utang Usaha  Rp75.000.000   Rp75  Juta Rp50.000.000    Rp 50 Juta
Wesel Bayar     200.000.000      215  Juta      30.000.000         35 Juta
Saham Biasa,Nilai Psar:
  Rp8.000     180.000.000
  Rp6.000      90.000.000
Tambahan Modal Disetor     140.000.000    55.000.000
Saldo Laba     205.000.000  105.000.000
Total Liabilitas+ Ekuitas  Rp800.000.000 Rp330.000.000

PT. Adam mengakuisisi seluruh aset dan kewajiban PT. Bentara pada tanggal 1 Jan 20XX
sebagai pertukaran untuk saham biasanya. PT. Adam mengeluarkan 8.000 lembar saham untuk
melakukan penggabungan usaha.

Diminta :
Buatlah Laporan Posisi Keuangan penggabungan usaha sesaat setelah akuisisi, asumsikan nilai
pasar saham PT. Adam adalah :
a.       Rp60.000 pada tanggal dikeluarkan
b.      Rp48.000 pada tanggal dikeluarkan
Jawab :

a.       Jika nilai saham Rp60.000 pada tanggal dikeluarkan.


Jurnal yang dibuat PT. Bentara sebagai pihak yang diakuisisi :
Investasi pada saham PT. Bentara                              480.000.000
Kewajiban Lancar                                                         80.000.000
Akumulasi penyusutan                                                  80.000.000
            Kas dan piutang                                                                        90.000.000
            Persediaan                                                                                 70.000.000
            Bangunan dan peralatan                                                         250.000.000
            Keuntungan penjualan aset bersih / good will                         230.000.000

Jurnal yang dibuat PT. Adam sebagai pihak pengakuisisi :


Saham Biasa                                                      90.000.000
Tambahan modal disetor                                  55.000.000
Saldo laba                                                       105.000.000
Keuntungan penjualan aset / good will           230.000.000
            Investasi pada saham PT. Bentara                              480.000.000

PT. Adam dan PT. Bentara


Kertas Kerja Neraca Konsolidasi
1 Januari 20XX
( Dalam Ribuan Rupiah )
Estimasi
Keterangan PT.Adam PT. Bentara Konsolidasi
Debet Kredit
Kas dan Piutang 150.000 90.000 240.000
Persediaan 300.000 70.000 370.000
Bangunan dan Peralatan 600.000 250.000 850.000
( - ) Akm. Penyusutan (250.000) (80.000) (330.000)
Good will 230.000
Total Aset 800.000 330.000 1.360.000
Utang Usaha 75.000 50.000 125.000
Wesel Bayar 200.000 30.000 230.000
Saham Biasa :
Rp.8000 dan 6.000 180.000 90.000 90.000 480.000 660.000
Tambahan Modal 140.000 55.000 55.000 140.000
Saldo Laba 205.000 105.000 105.000 205.000
Total Liabilitas dan 800.000 330.000 1.360.000
Ekuitas

PT. Adam
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
Per 31 Desember 20XX
( Dalam Ribuan )

Aset Liabilitas
Kas 240.000 Utang Usaha 125.000
Persediaan 370.000 Wesel Bayar 230.000
Bangunan dan Peralatan 850.000 Ekuitas
Akm. Penyusutan ( 330.000 ) Saham 140.000
Tambahan Modal 660.000
Good Will 230.000 Saldo Laba 205.000
Total Aset 1360.000 Total Liabilitas & Ekuitas 1.360.000

3. Diperoleh data keuangan PT Sukses Kemilau untuk periode 01 April Sampai 30 April 2020
adalah sebagai berikut :

Untuk membuat laporan laba rugi terlebih dahulu buatlah jumlah harga pokok penjualan,
pembelian bersih dan penjualan bersihnya!

Jawab :

Harga Pokok Penjualan (HPP) :


Hpp  = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir
         = Rp 20.000.000 + Rp 60.000.000 – Rp 10.000.000
         = Rp 70.000.000

Pembelian Bersih :
Pembelian Bersih = Pembelian + Beban Angkut –  Retur Pembelian – Potongan Pembelian
                                 = Rp 60.000.000 + Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000 – Rp 2.000.000
                                 = Rp 66.000.000

Penjualan bersih :
Penjualan bersih     = Penjualan – Retur Penjualan –  Potongan Penjualan
                                    = Rp 130.000.000 – Rp 3.000.000 – Rp 2.000.000

                                    = Rp 125.000.000

4. FOOTBALL TRENDY

NERACA SALDO

PERIODE JANUARI 2018

No Rekening D K
101 Kas  Rp    80.590.000
102 Piutang
103 Perlengkapan  Rp          600.000
104 Sewa dibayar dimuka  Rp       1.000.000
121 Peralatan  Rp          700.000
122 Kendaraan  Rp    45.000.000
121
A Akm. Peny peralatan  Rp          400.000
122
A Akm. Peny kendaraan  Rp       1.000.000
201 Utang usaha  Rp          400.000
202 Utang leasing  Rp    35.000.000
301 Modal  Rp  100.000.000
401 Pendapatan Sponsor  Rp       3.250.000
402 Pendapatan bantuan PSSI  Rp       1.000.000
501 Beban perwatan lapangan  Rp          300.000
502 Beban kesehatan  Rp          100.000
503 Beban gaji dan official  Rp       5.200.000
504 Beban konsumsi  Rp          920.000
505 Beban premi asuransi  Rp       3.500.000
Beban listrik, air, dan
506 telepon  Rp          890.000
507 Beban transportasi  Rp          500.000
508 Beban kesehatan  Rp          350.000
Beban penyusutan
509 peralatan  Rp          400.000
Beban penyusutan
510 kendaraan  Rp       1.000.000
Total  Rp  141.050.000  Rp  141.050.000

Buatlah laporan keuangan untuk data diatas?


Buatlah jurnal penutup untuk data diatas?
Buatlah neraca saldo setelah penutupan untuk data diatas?
Jawab :

FOOTBALL TRENDLY
LAPORAN R/L KOMPREHENSIF
PERIODE JANUARI 2018
Pendapatan :
Pendapatan sponsor Rp. 3.250.000
Pendapatan bantuan dari PSII Rp. 1.000.000
Jumlah pendapatan Rp. 4.250.000
Beban-beban :
Beban perawatan lapangan Rp. 300.000
Beban kesehatan Rp. 100.000
Beban gaji dan official Rp. 5.200.000
Beban konsumsi Rp. 920.000
Beban premi asuransi Rp. 3.500.0000
Beban listrik, air, telepon Rp. 890.000
Beban transportasi Rp. 500.000
Beban kesehatan Rp. 350.000
Beban penyusutan peralatan Rp. 400.000
Beban penyusutan kendaraan Rp. 1.000.000
Jumlah beban Rp. 13.360.000
Rugi bersih Rp. 8.910.000

FOOTBALL TRENDY
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
PERIODE JANUARI 2018
Modal Tn San (awal) Rp. 100.000.000
Prive Rp. -
Rugi bersih Rp. 8.910.000
Modal Tn San (akhir) Rp. 91.090.000

FOOTBALL TRENDY
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
Aset Kewajiban&Ekuitas
Aset Lancar: Kewajiban
Kas                                       Rp       80.590.000
Perlengkapan                       Rp            600.000 Utang usaha                     Rp       400.000
Sewa dibayar dimuka           Rp         1.000.000 Utang leasing                   Rp  35.000.000
  Jumlah aset lancar              Rp       82.190.000
Jumlah Kewajiban         Rp  35.400.000
Aset Tetap:
Peralatan                               Rp            700.000 Ekuitas                             Rp  91.090.000
Akm peny. peralatan             (Rp          400.000)
Kendaraan                            Rp       45.000.000
Akm peny. kendaraan           (Rp      1.000.000)
Jumlah aset tetap                Rp       44.300.000
Jumlah Aset                         Rp     126.490.000 Jumlah Kewajiban&Ekuitas                    
Rp 126.490.000         

FOOTBALL TRENDLY
JURNAL PENUTUP
PERIODE JANUARI 2018

Tanggal Keterangan Debet Kredit

DES Rp       13.160.00
31 Ikhtisar R/L
2018 0

Beban perwatan lapangan  Rp          300.000


Beban kesehatan  Rp          100.000
Beban gaji dan official  Rp       5.200.000
Beban konsumsi  Rp          920.000
Beban premi asuransi  Rp       3.500.000
Beban listrik, air, dan
telepon  Rp          890.000
Beban transportasi  Rp          500.000
Beban kesehatan  Rp          350.000
Beban penyusutan peralatan  Rp          400.000
Beban penyusutan
kendaraan  Rp       1.000.000
31
Pendapatan Sponsor  Rp       3.250.000
Pendapatan bantuan PSSI  Rp       1.000.000
Ikhtisar R/L Rp       4.250.000

Rp         8.910.00
31 Modal
0

Rp         8.910.00
Ikhtisar R/L
0

31 Modal -

Prive -

FOOTBALL TRENDLY
NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN
PERIODE JANUARI 2018

No Rekening D K

101 Kas  Rp    80.590.000


102 Piutang
103 Perlengkapan  Rp          600.000
104 Sewa dibayar dimuka  Rp       1.000.000
121 Peralatan  Rp          700.000
122 Kendaraan  Rp    45.000.000
   121A Akm. Peny peralatan  Rp          400.000
   122A Akm. Peny kendaraan  Rp        1.000.000
201 Utang usaha  Rp          400.000
202 Utang leasing  Rp     35.000.000
301 Modal  Rp   91.090.000
Total  Rp  127.890.000   Rp  127.890.000
5. Transaksi April 2014 atas usaha bengkel Pak Budi bernama BENGKEL MAJU adalah sebagai
berikut:

1 April           Tn. Budi mendirikan BENGKEL MAJU dengan menyetor uang pribadinya ke kas
perusahaan sebesar 30.000.000

5 April            Untuk menambah kas perusahaan, Tn. Budi meminjam uang ke Bank sebesar
10.000.000

8 April            Perusahaan Tn. Budi membeli perlengkapan bengkel sebesar 13.000.000 secara


tunai.

9 April            Tn. Budi mengambil uang kas prusahaan untuk keperluan pribadi sebesar
1.500.000

15 April          Tn. Budi membli perlengkapan bengkel dari toko ERLANGGA sebesar 2.000.000
secara kredit.

19 April          Tn. Budi membayar sebagian hutangnya pada toko ERLANGGA sebesar


5.000.000

21 April           Tn. Budi menerima pendapatan jasa bengkel 5.000.000

22 April           Tn. Budi memayar gaji pegawai 1.500.000

25 April          Tn. Budi melakukan jasa perbaikan mobil sebesar 1.000.000 dan pembayarannya
akan diterima 1 bulan kemudian

27 April           Perlengkapan bengkel yang sudah terpakai sebesar 800.000

30 April           Tn. Budi membayar uang sewa ruko sebesar 700.000 untuk 2 bulan

Diminta:

Buatlah Jurnal Umum, Buku Besar, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah disesuaikan, dan
Laporan Keuangan dari transaksi di atas!
Jawab :

Jurnal Umum

BENGKEL MAJU
JURNAL UMUM
UNTUK PERIODE APRIL 2014
Tgl   Akun/ Keterangan Ref Debit (Rp) Kredit (Rp)

April 1 Kas   30.000.000  


2014
  Modal     30.000.000

         

5 Kas   10.000.000  

  Utang Bank     10.000.000

         

8 Perlengkapan   13.000.000  

  Kas     13.000.000

         

9 Prive   1.500.000  

  Kas     1.500.000

         

15 Perlengkapan   2.000.000  

  Hutang Usaha     2.000.000

         

19 Hutang Usaha   500.000  

  Kas     500.000

         

21 Kas   5.000.000  

  Pendapatan Jasa     5.000.000

         
22 Beban Gaji   1.500.000  

  Kas     1.500.000

         

25 Piutang   1.000.000  

  Pendapatan Jasa     1.000.000

         

27 Beban Perlengkapan   800.000  

  Perlengkapan     800.000

         

27 Sewa dibayar di Muka   700.000  

  Kas     700.000

         

Total 66.000.000 66.000.000


 

 Buku Besar bentuk Saldo

BENGKEL MAJU
BUKU BESAR
UNTUK PERIODE APRIL 2014

Akun: Kas 

Saldo

No Tanggal Penjelasan Ref Debit Kredit Debit Kredit

1. 01-04-14     30.000.000   30.000.000  

2. 05-04-14     10.000.000   40.000.000  

3. 08-04-14       13.000.000 27.000.000  

4. 09-04-14       1.500.000 25.500.000  


5. 19-04-14       500.000 25.000.000  

6. 21-04-14     5.000.000   30.000.000  

7. 22-04-14       1.500.000 28.500.000  

8. 30-04-14       700.000 27.800.000  

Total 27.800.000  

Akun: Modal
Saldo

No Tanggal Penjelasan Ref Debit Kredit Debit Kredit

1. 01-04-14       30.000.000   30.000.000

Total   30.000.000
 

Akun: Piutang
Saldo

No Tanggal Penjelasan Ref Debit Kredit Debit Kredit

1. 25-04-14     1.000.000   1.000.000  

Total 1.000.000  

Akun: Perlengkapan

Saldo

No Tanggal Penjelasan Ref Debit Kredit Debit Kredit

1. 08-04-14     13.000.000   13.000.000  

2. 15-04-14     2.000.000   15.000.000  

3. 27-04-14       800.000   14.200.000

Total   14.200.000
Akun: Beban Gaji

Saldo

No Tanggal Penjelasan Ref Debit Kredit Debit Kredit

1.              

Total 27.800.000  
 

Akun: Sewa Dibayar di Muka

Saldo

No Tanggal Penjelasan Ref Debit Kredit Debit Kredit

1. 30.04-14     700.000 350.000 350.000  

Total 350.000  
 

Akun: Hutang Usaha

Saldo

No Tanggal Penjelasan Ref Debit Kredit Debit Kredit

1. 15-04-14       2.000.000   2.000.000

2. 19-04-14     500.000     1.500.000

Total   1.500.000
 

Akun: Hutang Bank

Saldo

No Tanggal Penjelasan Ref Debit Kredit Debit Kredit

1. 05-04-14       10.000.000    
Total   10.000.000

Akun: Pendapatan

Saldo

No Tanggal Penjelasan Ref Debit Kredit Debit Kredit

1. 21-04-14       5.000.000   5.000.000

2. 25-04-14       1.000.000   6.000.000

               

Total   6.000.000
 

Akun: Beban Perlengkapan

Saldo

No Tanggal Penjelasan Ref Debit Kredit Debit Kredit

1. 27-04-14     800.000   800.000  

Total 800.000  
 

Akun: Prive

Saldo

No Tanggal Penjelasan Ref Debit Kredit Debit Kredit

1. 09-04-14     1.500.000   1.500.000  

Total 1.500.000  

Ayat Jurnal Penyesuaian


BENGKEL MAJU
AYAT JURNAL PENYESUAIAN
UNTUK PERIODE APRIL 2014
Tanggal Keterangan Debit Kredit

Beban Sewa 350.000  

Sewa Dibayar di Muka   350.000

     

Beban Perlengkapan 800.000  

Perlengkapan   800.000

     
31 April
2014      

Total 1.150.000 1.150.000


 

Neraca Saldo Setelah Disesuaikan

BENGKEL MAJU
NERACA SALDO DISESUAIKAN
UNTUK PERIODE APRIL 2014
Nama Akun Debit Kredit

Kas 27.800.000  

Piutang 1.000.000  

Perlengkapan 14.200.000  

Sewa dibayar di muka 350.000  

Modal Tuan Budi   30.000.000

Hutang Bank   10.000.000

Hutang Usaha   1.500.000

Pendapatan   6.000.000

Prive 1.500.000  
Beban Gaji 1.500.000  

Beban Perlengkapan 800.000  

Beban Sewa 350.000  

Total 47.500.000 47.500.000


 

LAPORAN KEUANGAN

1. Laporan Laba-Rugi
BENGKEL MAJU
LAPORAN LABA-RUGI
UNTUK PERIODE APRIL 2014
Pendapatan    

Pendapatan Jasa   6.000.000

     

Beban-beban    

Beban Sewa 350.000  

Beban Gaji 1.500.000  

Beban Perlengkapan 800.000  

Total Beban   (2.650.000)

Laba Bersih   3.350.000


 

2. Laporan Perubahan Modal


BENGKEL MAJU
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
UNTUK PERIODE APRIL 2014
Modal Awal   30.000.000

Laba Bersih 3.350.000  

Prive (1.500.000)  
Penambahan Modal   1.850.000

Modal Akhir (30 April 2014)   31.850.000


 

3. Neraca
BENGKEL MAJU
NERACA
UNTUK PERIODE APRIL 2014
Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar Kewajiban

Kas 27.800.000 Hutang Usaha 1.500.000

Perlengkapan 14.200.000 Hutang Bank 10.000.000

Piutang 1.000.000    

Sewa dibayar di muka 350.000 Modal  

    Modal Akhir 31.850.000

Total Aktiva 43.350.000 Total Pasiva 43.350.000


 

Kas Kecil dan Rekonsiliasi Bank


Pengertian Kas :
1. Kas merupakan suatu aktiva lancar yang meliputi uang logam, uang kertas, dan pos-pos
lain yang dapat digunakan sebagai alat tukar dan mempunyai dasar pengukuran
akuntansi.
2. Kas merupakan harta yang paling lancar (aktiva yang paling liquid) bagi perusahaan.
Disamping paling liquid, kas juga merupakan harta yang paling riskan sehingga
pengamanan terhadap kas perlu dilakukan seketat mungkin, untuk menghindari
kebocoran yang akan merugikan perusahaan.Untuk kepentingan perlakukan akuntansi
kas dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
 Kas kecil (petty cash / cash on hand)
 Kas di bank (cash in bank)

Kas kecil
Adalah uang kas yang ada dalam berangkas perusahaan yang digunakan untuk membayardalam
jumlah yang relatif kecil misalnya pembelian perangko, biaya perjalanan, membayarbiaya
telegram, membayar biaya taxi dan membayar yang berjumlah kecil.

Kas di bank
Adalah uang kas yang dimiliki perusahaan yang disimpan di bank dalam bentuk giro/bilyet dan
kas ini dipakai untuk pembayaran yang jumlahnya besar dengan menggunakan check. Oleh
karena itu perusahaan perlu mempunyai sejumlah kas tertentu yang disediakan untuk keperluan
pembayaran-pembayaran yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakancheck yang
disebut kas kecil.

Prosedur untuk mengisi kembali kas kecil dengan metode imperest fund system adalah sebagai
berikut :
a. Kas kecil dihitung oleh seorang petugas dari bagian akuntansi. Jumlah perintah
pengeluaran kas kecil ditambah dengan sisa uang yang ada harus sama dengan jumlah
pada saat pembentukan.
b. Semua perintah pengeluaran kas kecil diperiksa untuk memastikan bahwa pengeluaran-
pengeluaran itu telah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang dan bahwa
pengeluaran-pengeluaran itu dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Perintah-perintah pengeluaran kas kecil diberi tanda tertentu agar bukti tersebut tidak
dapat digunakan lagi untuk pengeluaran kas kecil di kemudian hari.
d. Perintah-perintah pengeluaran kas kecil dikelompokkan berdasarkan rekening-
rekeningbiaya yang ada dalam buku besar.

Adapun manajemen kas dari kedua di atas menggunakan sistem pencatatan dan metode penilaian
yang berbeda. Untuk kas yang ada di bank digunakan prosedur rekonsiliasi bankyang dilakukan
secara periodik antara pihak perusahaan dengan pihak bank. Sedangkan untuk kas kecil ada dua
metode dalam pencatatan, yaitu :
 Imperest fund system (sistem dana tetap)
Dengan sistem ini dana kas kecil diupayakan memiliki dana yang tetap, kecuali
perusahaan menghendaki perubahan jumlah kas kecil misalnya perusahaan merasakan
kas kecil tidak mencukupi kebutuhan yang diperlukan sehari-hari, maka perlu ada
penambahan jumlah kas kecil atau perusahaan menganggap terlalu besar, maka perlu
ditambah. Kondisi seperti ini maka perusahaan perlu membuat suatu kebijakan baru
yang berkaitan dengan jumlah kas kecil yang ad di perusahaan yaitu dengan cara
melakukan penyesuaian untuk menambah atau mengurangi jumlah kas kecil.
 Fluctuation fund system (sistem dana berubah)
Metode ini jumlah kas kecil tidak harus tetap tetapi boleh berubah sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, misalnya pada waktu membuat suatu kebijakan pertama kali
perusahaan menetapkan jumlah kecil sebesar Rp. 1.000.000, kemudian digunakan
sesuaidengan kebutuhan perusahaan yang jumlahnya kecil dan kemudian diisi kembali.
Kalau dalam sistem dana tetap jumlah pengisiannya harus sebesar kas kecil yang
digunakansehingga saldo akhirnya kan sama dengan jumlah pada waktu pertama kali
kas kecil dibuat, sedangkan dalam sistem dana berubah jumlah pengisiannya tidak harus
sama dengan jumlah yang telah digunakan misalnya Rp. 1.000.000 lagi, tetapi boleh
lebih atau kurang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Perbedaan cara pencatatan fluctuation fund system dan imperest fund system :
Keterangan Sistem Imperest Sistem Fluktuasi
Pada saat kas kecil Sistem imperest pada Sedangkan pada sistem
dibelanjakan saatdibelanjakan tidak perlu fluktuasi harus dicatat
dijurnal (No, Entry) artinya semua jenis pengeluaran
cukup membuat catatan kecil yang berasal dari kas kecil.
yang tujuannya untuk
menghitung jumlah kas kecil
yang masih tersedia. Akan
tetapi membuat bukti
pembayaran dan
menyimpannya sebagai bukti.
Sehingga apabila pada suatu
saatdana kas kecil diperiksa
(petty cash opname) pemegang
dana kas kecil harus dapat
mempertanggungjawabkan
mengenai sisa yang ada
ditambah jumlah bukti
pembayaran yang telah
dilakukan jumlahnya harus
sama dengan dana tetap kas
kecil.
Pada saat kas kecil akan Sistem imperest mengklasifi- Sedangkan sistem fluktuasi,
diisi kembali kasikan rekening yang sejenis tidak perlu mencapai batas
sesuai dengan rekening buku minimum dan jumlahnya
besar. Dan pengisian kas kecil tidak perlu tetap. Artinya
ini harus sesuai dengan perusahaan boleh mengisi
kebijakan perusahaan, yaitu kapan dan jumlah sesuai
batas minimum yang harus dengan kebutuhan kas kecil.
diisi, sehingga jumlah kas kecil
setelah diisi harus sama dengan
kas kecil pada saat dibentuk.
Cara penjurnalan :
Keterangan Imperest Fund System Fluctuation Fund System
Saat pengisian/pembentukan Petty Cash Petty Cash
Cash Cash
Pemakaian kas kecil No, entry Expense
Petty Cash
Pengurangan kas kecil Cash Cash
Petty Cash Petty Cash
Penambahan kas kecil Petty Cash Petty Cash
Cash Cash
Pengisian kembali kas kecil Expense*) Petty Cash
Petty Cash Cash
*) Rekening yang sama dijumlahkan

Rekonsiliasi bank
Rekonsiliasi bank yaitu membuat suatu analisa hal-hal yang menimbulkan perbedaan
antara catatan perusahaan mengenai simpanannya di bank dengan catatan yang disajikan oleh
petugas bank.
Perusahaan secara periodik (misalnya setiap akhir bulan) akan menerima catatan-catatan
secara terperinci dari banknya yang disebut rekening koran. Dari laporan yang diterima akan
diketahui berapa saldo simpanan perusahaan tersebut di bank yang bersangkutan dan selanjutnya
sekaligus dapat dicocokkan dengan catatan-catatan yang dibuat oleh perusahaan sendiri.
Sering terjadi antara saldo simpanan menurut laporan bank dengan catatanperusahaan
terdapat perbedaan. Perbedaan ini akan dianalisa dan selanjutnya akan disusunsuatu laporan yang
dinamakan Bank Rekonsiliasi.
Hal-hal yang biasanya menyebabkan perbedaan antara nilai sisa di bank dengan nilai sisa
buku adalah :
1. Hal-hal yang sudah dicatat oleh perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank :
a. Setoran dalam perjalanan (deposit in transit)
Perusahaan telah mencatat setoran ini tetapi bank belum mencatat, karena setoran
tersebut belum sampai ke bank atau belum sempat dicatat misalnya baru dicatat tanggal
berikutnya. Supaya sama catatan yang ada di bank dan di perusahaan, maka bank harus
mencatat sebagai penambahan setoran sebesar jumlah yang telah dicatat oleh
perusahaan.
b. Cek dalam peredaran (outstanding check)
Cek ini sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan dicatat dalam buku perusahaan tetapi
belum disampaikan oleh pemegang cek atau belum dibayarkan oleh bank, sehingga
catatan yang ada di bankdan di perusahaan tidak sama. Supaya sama maka bank harus
mencatatnya sebagai pengeluaran/mengurangi jumlah saldo yang dimiliki oleh
perusahaan.

2. Hal-hal yang telah dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan :
a. Inkaso
Bank kadang-kadang menerima uang untuk kepentingan nasabah. Banyak perusahaan
yang mempunyai pelanggan yang langsung membayar ke rekening perusahaan di bank.
Misalnya penagihan uang kas oleh bank atas wesel tagihan danpendapatan bunganya
untuk nasabah. Bank akan memberitahukan kepada nasabah mengenai penagihan yang
dilakukannya ini di dalam rekening koran. Hal ini menyebabkan perbedaan catatan
yang ada di perusahaan dengan bank, karena bank telah mencatat atau menambahkan
hasil tagihan dan bunganya sedangkan perusahaan belum mengetahui dan belum
mencatat, baru mengetahui setelah memperoleh laporan rekening koran. Supaya sama
catatan yang ada di perusahaan dan di bank, maka perusahaan harus menambah jumlah
yang telah dicatat oleh bank.
b. Pendapatan bunga atas rekening checking
Banyak bank membayar bunga kepada nasabah yang memiliki nilai sisa yang cukup
banyak di dalam rekeningnya. Bank akan memberitahukan kepada nasabah mengenai
bunga ini di dalam rekening koran. Karena perusahaan belum mencatat, maka
perusahaan perlu menambahkan sejumlah bunga yang telah dicatat oleh bank.
c. Biaya bank
Biaya ini dibebankan kepada perusahaan karena bank telah memberikan jasa pada
perusahaan misalnya bank melakukan penagihan kepada nasabah. Biaya penagihan
telah dicatat oleh bank, tetapi perusahaan belum mengetahui dan baru mengetahui
setelah ada laporan rekening koran dari bank,sehingga terjadi perbedaan antara catatan
yang ada di bank dan di perusahaan.Supaya sama maka perusahaan harus mencatat
sejumlah bunga yang dibebankan oleh bank yaitu dengan mengurangi saldo yang ada
di perusahaan.
d. Cek kosong (non suffecience fund)
Perusahaan telah menerima check dari langganan dan telah mencatat sebagai hasil
penagihan piutang misalnya kemudian cek tersebut dikirimkan ke bank untuk
mencairkan atau menambah simpanan,setelah diteliti ternyata check tersebut kosong
dan ditolak oleh bank (bank tidak melakukan pencatatan). Mengenai penolakan ini
belum sempat dilaporkan keperusahaan, setelah perusahaan mengetahui bahwa cek
tersebut kosong, perusahaan harus mengembalikan cek tersebut. Maka yang tadi telah
dicatat oleh perusahaan sebagai penambahan saldo dikurangi lagi supaya nilainya
menjadi nol dan perusahaan masih memiliki piutang kepada langganannya.
e. Kesalahan yang dilakukan baik oleh bank maupun perusahaan
Kesalahan ini dapat berupa kesalahan dalam angka ataupun kesalahan dalam rekening
dan untuk menyamakan harus dilakukan jurnal koreksi baik koreksi nama rekening
maupun koreksi jumlah angka. Dan untuk angka mungkin akan menambah saldo atau
mungkin akan mengurangi saldo baik yang ada di perusahaan maupun yang ada di
bank.
Soal dan Pembahasan

Soal 1
Pada tanggal 1 Maret 2016, PT JARWO membentuk dana kas kecil sebesar Rp 300.000. Pada
tanggal 31 Maret 2016, dana kas kecil terdiri dari uang tunai dan bukti-bukti pengeluaran kas
kecil sebagai berikut ini:
Uang kertas dan uang logam Rp 8.300
Bukti-bukti pengeluaran kas kecil untuk:
– Biaya pengangkutan pembelian Rp 62.300
– Pembelian perlengkapan kantor Rp 43.900
– Telepon dan telegram Rp 16.700
– Reparasi dan pemeliharaan Rp 33.600
– Piutang karyawan Rp 85.000
– Biaya pengiriman Rp 27.200
– Perangko Rp 23.000
Buatlah jurnal untuk mencatat:
- Pembentukan dana kas kecil
- Mengisi kembali dana kas kecil yang sekaligus dinaikkan menjadi Rp 400.000,-

Pembahasan :
Soal 2
Pada tanggal 1 Juli 2017, CV SOPO memutuskan untuk membentuk dana kas kecil. Transaksi
yang terjadi di perusahaan selama bulan Juli 2017 adalah sebagai berikut:
 Juli 1 Ditarik cek nomor 102 sebesar Rp 200.000 untuk membentuk dana kas kecil.
 Juli 2 Dibuat voucher kas kecil nomor VKK01 senilai Rp 30.600 untuk pembelian
perlengkapan kantor.
 Juli 5 Dibuat voucher kas kecil nomor VKK02 senilai Rp 15.400 untuk pembayaran
beban reparasi mesin kantor.
 Juli 8 Dibuat voucher kas kecil nomor VKK03 senilai Rp 20.400 untuk pembayaran
biaya pengangkutan pembelian.
 Juli 9 Dibuat voucher kas kecil nomor VKK04 senilai Rp 15.000 untuk pembelian
perangko.
 Juli 13 Dibuat voucher kas kecil nomor VKK05 senilai Rp 10.600 untuk mengganti
biaya transport seorang karyawan yang mengunjungi seorang pelanggan.
 Juli 16 Dibuat voucher kas kecil nomor VKK06 senilai Rp 16.200 untuk pembayaran
biaya pengangkutan pembelian.
 Juli 18 Dibuat voucher kas kecil nomor VKK07 senilai Rp 32.800 untuk pembelian
perlengkapan kantor.
 Juli 23 Dibuat voucher kas kecil nomor VKK08 senilai Rp 19.800 untuk pembayaran
biaya pengankutan pembelian.
 Juli 26 Dibuat voucher kas kecil nomor VKK09 senilai Rp 5.500 untuk pembayaran
biaya telegram.
 Juli 31 Ditarik cek nomor 153 untuk pengisian kembali dana kas kecil. Pada tanggal
tersebut, dana kas kecil menunjukkan jumlah uang tunai Rp 33.700.
Diminta:
- Buatlah jurnal kas kecil untuk mencatat transaksi tersebut.
- Buatlah buku kas kecil untuk mencatat mutasi kas kecil atas transaksi tersebut.

Pembahasan :
Jurnal kas kecil

Buku kas kecil :


Soal 3
PT Surla Profit menyimpan dananya di bank AA. Pada awal bulan Februari 2017, saat menerima
rekening koran dari bank AA, akuntan PT Surla Profit melihat perbedaan antara saldo kas di
bank menurut catatannya dengan saldo kas menurut rekening koran.

Menurut catatannya, saldo kas pada akhir Januari 2017 adalah sebesar Rp 45.500.00, sedangkan
menurut rekening koran bank AA adalah sebesar Rp 54.400.000.

Setelah di periksa kembali, akuntan perusahaan tersebut menemukan beberapa informasi


tambahan yang terkait dengan perbedaan saldo tersebut, yaitu:

 Setoran kas ke bank tanggal 31 Januari 2017 sebesar Rp 15.200.000 belum dicatat oleh
bank.
 Tagihan PT Surla Profit kepada PT BB sebesar Rp 9.600.000 yang dilakukan bank AA
telah berhasil dan PT Surla Profit belum mengetahui.
 Pendapatan bunga bank sebesar Rp 1.200.000 belum dicatat PT Surla Profit.
 Beban administrasi bank sebesar Rp 300.000 belum dicatat PT Surla Profit.
 Cek yang diterima PT Surla Profit pada tanggal 25 Januari yang lalu dari PT Maju
sebesar Rp 4.000.000 ternyata tidak ada dananya.
 Cek yang telah dikeluarkan PT Surla Profit pada akhir bulan Januari yang lalu sebesar Rp
13.600.000 ternyata oleh pemegangnya belum dicairkan.
 Cek sebesar Rp 7.500.000 yang diterima PT Surla Profit dari PT Mundur sebagai
pembayaran piutang pada bulan Januari yang lalu, dicatat oleh akuntan PT Surla Profit
sebesar Rp 2.500.000.
 Cek sebesar Rp 3.500.000 yang dikeluarkan oleh PT Surla Profit pada pertengahan bulan
Januari yang lalu untuk membayar beban perbaikan kendaraan, oleh akuntan perusahaan
dicatat sebesar Rp 2.500.000.

Diminta: buatlah rekonsiliasi bank PT Surla Profit!

Pembahasan :

Saldo yang benar baik menurut perusahaan maupun menurut bank adalah sebesar Rp 56.000.000
dan setelah diketahui saldo yang benar, maka harus dibuat jurnal penyesuaian berdasarkan
perhitungan di atas. Untuk membuat jurnal penyesuaian, cukup diperhatikan sisi perusahaan saja.

Soal 4
Pada tanggal 1 juli 2016 perkiraan bank di buku besar PT.DEBET memperlihatkan saldo senilai
Rp. 2.303.000. Di bulan Juli 2016 buku penerimaan kas memeperlihatkan jumlah senilai Rp.
4.730.000.

Tapi pada buku pengeluaran kas memeperlihatkan jumlah senilai Rp 6.572.725. Data yang
berrkaitan rekonsiliasi bank antara lain seperti berikut:

 Cek-Cek yang beredar:


 Sudah di kredit oleh Bank, jasa gito pada bulan Juli 2016 senilai Rp 7.425
 Cek nomor 10203 senilai Rp 157.000 dicatat dalam laporan buku pengeluaran senilai Rp
175.000
 Sedangkan untuk cek nomor 10217 senilai Rp 240.000 dibukukan senilai Rp 24.000.
semuanya untuk pembelian barang dagangan.
 Dan setoran kas senilai Rp 925.000 pada tanggal 31 Juli 2016 belum dicatat dalam
rekening koran bank, sebab kas telah ditutup.
 Bank sudah membebankan biaya administrasi di bulan Juli 2016 senilai Rp 1.000 dan
ongkos buku cek senilai Rp 650. Jumlah itu belum dibukukan oleh PT.DEBET
 Bank sudah mengkredit rekening PT.DEBET atas kiriman uang dengan jumlah Rp
199.950 yang diperoleh dari pelanggan untuk melunasi utangnya.
 Setoran cek yang diperoleh dari PT.DEBET senilai Rp 120.000 pada tanggal 28 Juli 2016
sudah ditolak sebab saldo tidak mencukupi.

Diminta:

 Buatlah Bank rekonsiliasi per 31 Juli 2016 untuk menyesuaikan saldo menurut rekening
korang dengan saldo berdasarkan perkiraan bank
 Buatlah jurnal penyesuaian yang dibutuhkan

Pembahasan :
Laporan Rekonsiliasi
Jurnal Penyesuaian

Soal 3
Saldo rekening Bank TRIO di buku besar PT. Martech pada tanggal 31 Juli 2016
memperlihatkan total sebesar Rp 185.500. Saldo berdasarkan rekening koran bank pada tanggal
itu sebesar Rp 207.000. Sesudah dilakukan pemeriksaan, penyebab perbedaan itu karena hal
berikut ini :

 Biaya adm bank pada bulan Juli 2006bsebanyak Rp 2.800 yang terdapat di reekening
koran bank belum dicatat oleh perusahaan alasanya nota debitnya belum sampai,
 Lima lembar cek sebanyak Rp 40.750 yang sudah dibayarkan kepada pemasok (supplier)
untuk melunasi utang sebenarnya belum diuangkan
 Cek yang ditarik oleh PT. ANDI sebanyak Rp 15.000 sudah salah dibukukan olehpihak
bank kedalam rekening PT Martech. untuk pelunasan utang, kiriman uang dari langganan
lewat transfet bank sebanyak Rp 3.950 belum tercatat dalam pembukuan perusahaan.
 Cek Nomor SR 5220 sebanyak Rp 70.550 dicatat dalam pembukuan PT. Martech dengan
total Rp 65.150

Diminta :

 Buatlah rekonsiliasi bank untuk PT. Martech pada anggal 31 Juli 2006

Pembahasan :
LAPORAN ARUS KAS

Laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan arus kas masuk dan keluar yang utama dari suatu
perusahaan selama satu periode.

Laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan belum menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki
uang kas yang cukup untuk membiayai perusahaan

TUJUAN LAPORAN ARUS KAS

 Untuk memperkirakan arus kas pada masa yang akan datang. Dalam keadaan normal sumber
dan penggunaan dana tidaklah banyak berubah. Karenanya laporan arus kas dapat digunakan
untuk meramalkan arus kas pada masa yang akan datang, Sebagai dasar pengambilan keputusan
untuk memperbaiki kinerja perusahaan oleh manajer dan pihak lainnya.
 Sebagai dasar untuk menentukan apakah perusahaan mampu membayar kewajiban atau tidak,
laporan arus kas menggambarkan saldo kas dan sumber kas serta ramalan pemasukan kas
melalui analisis.
 Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan. Umumnya
perusahaan yang berlaba akan memiliki kas cukup. Sebaliknya perusahaan yang merugi akan
mengalami kesulitan membayar utang.
 Saldo akhir laporan arus kas harus sama dengan jumlah kas dineraca.

AKTIFITAS LAPORAN ARUS KAS

Operasi

- laba/rugi bersih

- aktiva lancar

- hutang lancar

- (penyesuaian penghapusan)

Investasi

- aktiva tetap

- aktiva lain

- investasi jk panjang

Pendanaan

- kewajiban jk panjang

- ekuitas pemilik

METODE PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS

-Metode langsung , disebut metode perhitungan rugi-laba karena dalam metode ini melaporkan berapa
besarnya penerimaan dan pengeluaran dalam pos tersebut. Misalnya kas yang diterima dari pelanggan,
kas yang dibayarkan untuk persediaan.

-Metode tidak langsung , disebut metode Rekonsiliasi, yang dimulai dari pelaporan laba bersih dan
menyesuaikan nilai akrualnya.

SOAL

1. Sebutkan aktifitas apa saja yg terdapat dalam laporan arus kas!

- aktifitas operasi
- aktifitas investasi

- aktifitas pendanaan

2. Di dalam aktifitas operasi terdapat beberapa metode, sebutkan dan jelaskan!

- metode langsung

disebut metode perhitungan rugi-laba karena dalam metode ini melaporkan berapa besarnya
penerimaan dan pengeluaran dalam pos tersebut.

-Metode tidak langsung

disebut metode Rekonsiliasi, yang dimulai dari pelaporan laba bersih dan menyesuaikan nilai akrualnya.

3. Jelaskan definisi laooran arus kas.

- Laporan keuangan yang menggambarkan arus kas masuk dan keluar selama suatu periode tertentu.

4. Sebutkan kegunaan laporan arus kas. (3 saja)

- Kemampuan entitas dalam menghasilkan arus kas di masa depan.

-Kemampuan entitas dalam membayar dividen dan kewajiban.

-Penyebab timbulnya perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasi.

5. Jika diketahui banyaknya data pada sebuah perusahaan dagang PT.Persada dalam periode November
2018 sebagai berikut:

Kas awal sebanyak Rp 30.000.000

Pembelian pada persediaan barang dagang Rp 20.000.000

Pembelian untuk peralatan Rp 1.000.000

Beban operasional pada perusahaan sebanyak Rp 3.000.000

Penjualan barang dagang sebanyak Rp 50.000.000


Piutang penjualan barang dagang pada pelanggan sebanyak Rp 4.500.000

Pendapatan bunga perusahaan Rp 500.000

Penjualan alat yang tak terpakai Rp 10.000.000

Penjualan saham untuk pihak investor Rp 5.000.000

Pajak penghasilan sebanyak Rp 1.500.000

Pembayaran deviden sebanyak Rp 500.000

Pembayaran hutang bank sebanyak Rp 200.000

Pembayaran beban bunga sebanyak Rp 1.000

Laba bersih sebanyak Rp 15.000.000

Pertanyaannya:

Buatlah sebuah laporan arus kas perusahan dagang PT.Persada diatas menggunakan metode langsung.

Penyelesaiannya:

PT.Persada

Laporan Keuangan Arus Kas

Periode 26 Maret 2020

Arus kas yang berasal pada kegiatan operasional:

Penerimaan kas:

Penerimaan kas dari pada pelanggan Rp. 50.000.000

Piutang dagang Rp. 4.500.000

Pendapatan bunga yang diterima Rp. 500.000

Total penerimaan kas Rp. 55.000.000

Pengeluaran kas:

Pembelian pada persediaan barang dagang Rp. 20.000.000


Pembayaran beban operasional Rp. 5.000.000

Pembayaran beban bunga Rp. 1.000.000

Pembayaran beban pajak Rp. 1.500.000

Total pengeluaran kas yang dikerluarkan (Rp. 27.500.000)

Total pengeluaran kas bersih Rp. 27.500.000

Pengeluaran kas yang berasal dari sebuah kegiatan investasi:

Penerimaan kas:

Penjualan alat Rp. 1.000.000

Total penerimaan kas Rp. 1.000.000

Pengeluaran kas:

Pembelian peralatan Rp. 3.000.000

Total pengeluaran kas (Rp. 3.000.000)

Aliran kas bersih (Rp. 2.000.000)

Aliran pengeluaran kas dari sebuah kegiatan keuangan:

Penerimaan kas:

Penjualan saham Rp. 5.000.000

Total penerimaan kas Rp. 5.000.000

Pengeluaran kas:

Pembayaran deviden Rp. 2.000.000

Pembayaran hutang bank Rp. 10.000.000

Jumlah Total pengeluaran kas (Rp. 12.000.000)

Aliran pengeluaran kas bersih (Rp. 17.000.000)

Kenaikan kas Rp. 8.500.000

Saldo kas awal Rp. 30.000.000


Saldo kas akhir Rp. 38.500.000

Anda mungkin juga menyukai