Anda di halaman 1dari 9

Nama Anggota Kel 7 :

1. Muhammad Bagas Amirudin (222301005)


2. Irvan Hendra Maulana (222301015)
3. Deva Henanda Putri (222301022)
4. Salsabila Dwi Maharani (222301029)
5. Nashihatul Islamiyah Azzahro(222301043)
6. Nasywa Felisha Zahra (222301066)

KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN

A. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual (conceptual framework) menetapkan konsep yang mendasari p
elaporan keuangan. Kerangka konseptual adalah sistem konsep yang koheren yang meng
alir dari tujuan. Tujuan tersebut mengidentifikasi tujuan pelaporan keuangan. Konsep lai
nnya memberikan panduan untuk (1) mengidentifikasi batasab pelaporan keuangan; (2)
memilih transaksi, peristiwa lain, dan kondisi yang akan disajikan; (3) bagaimana peristi
wa diakui dan diukur; dan (4) bagaimana peristiwa harus dirangkum dan dilaporkan.
Kerangka Konseptual ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya dapat disebut standar.
Tujuannya adalah sebagai acuan bagi :
1. Penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya;
2. Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur
dalam standa;
3. Pemeriksa dalam Anggotaikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan standar dan;
4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan pada
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar.
Kerangka Konseptual ini berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah
akuntansi yang belum dinyatakan dalam standar akuntansi pemerintahan.
Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar, maka
ketentuan standar diunggulkan relatif terhadap kerangka konseptual ini. Dalam jangka
panjang, konflik demikian diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan
standar akuntansi pemerintahan di masa depan.
Kerangka konseptual ini membahas:
1. Tujuan kerangka konseptual;
2. Lingkungan akuntansi pemerintahan;
3. Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna;
4. Entitas akuntansi dan entitas pelaporan;
5. Peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta dasar
hukum;
6. Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam
laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi dan;
7. Unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan pengukurannya.
Kerangka konseptual ini berlaku bagi pelapor

B. Kebutuhan Kerangka Konseptual


Pertama, agar menjadi berguna, pembuatan aturan harus dibangun dan berkaitan den
gan konsep-konsep yang dibangun.
Kedua, sebagai hasil dari kerangka konseptual yang dikembangkan dengan baik, pro
fesi harus mampu lebih cepat memecahkan masalah praktis baru dan sedang berkembang
dengan mengacu pada kerangka teori dasar yang ada.

C. Pengembangan Kerangka Konseptual


IASB dan FASB memiliki kerangka konseptual. Kerangka konseptual IASB dijelask
an dalam dokumen, "Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan." K
erangka konseptual FASB dikembangkan dalam serangkaian pernyataan konsep, yang u
mumnya disebut sebagai Kerangka Konseptual. IASB dan FASB saat ini bekerja pada se
buah proyek bersama untuk mengembangkan kerangka konseptual umum yang baik dan
memberikan dasar yang kuat untuk mengembangkan standar akuntansi di masa depan. K
erangka dasar tersebut adalah penting untuk memenuhi tujuan Dewan Standar untuk men
gembangkan standar yang berbasis prinsip, konsisten secara internal, dan konvergen seca
ra internasional, dan yang mengarah pada pelaporan keuangan yang menyediakan inform
asi yang diperlukan investor untuk membuat keputusan yang kuat dan efektif.
D. Tinjauan Kerangka Konseptual
Tingkat pertama mengidentifikasi tujuan pelaporan keuangan, yaitu kegunaan pelapo
ran keuangan. Tingkat kedua memberikan karakteristik kualitatif yang membuat informa
si akuntansi berguna dan unsur-unsur laporan keuangan (aset, liabilitas, dan sebagainya).
Tingkat ketiga mengidentifikasi pengakuan, pengukuran, dan konsep pengungkapan yan
g digunakan dalam pembentukan dan penerapan standar akuntansi dan konsep tertentu lai
nnya untuk melaksanakan tujuan. Konsep ini meliputi asumsi, prinsip, dan kendala yang
menggambarkan lingkungan pelaporan saat ini. Bagian ini akan membahas ketiga tingkat
an dari kerangka dasar berikutnya.

TINGKAT PERTAMA
A. Tujuan Dasar
Tujuan pelaporan keuangan (objective of financial reporting) merupakan dasar dari F
ramework. Aspek lain dari Framework–karakteristik kualitatif, unsur laporan keuangan,
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan–mengalir secara logis dari tujuan.
Tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum adalah untuk memberikan informasi
keuangan tentang entitas pelaporan yang berguna untuk investor ekuitas saat ini dan pote
nsial, pemberi pinjaman, dan kreditor lain untuk membuat keputusan dalam kapasitas me
reka sebagai penyedia modal.
Informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan (decision-useful) bagi penyed
ia modal juga dapat berguna untuk pengguna pelaporan keuangan lainnya, yang bukan m
erupakan penyedia modal.
Untuk memberikan informasi kepada pengambil keputusan, perusahaan menyusun la
poran keuangan untuk tujuan umum. Pelaporan keuangan untuk tujuan umum membantu
pengguna yang tidak memiliki kemampuan untuk meminta seluruh informasi keuangan y
ang mereka butuhkan dari suatu entitas, dan karena itu harus mengandalkan informasi ya
ng diberikan di laporan keuangan. Namun, asumsi implisit adalah bahwa pengguna mem
butuhkan pengetahuan yang wajar tentang bisnis dan akuntansi keuangan untuk memaha
mi informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Hal ini penting, artinya penyusu
n laporan keuangan mengasumsikan tingkat kompetensi pada bagian pengguna. Asumsi i
ni memengaruhi cara dan sampai sejauh mana perusahaan melaporkan informasinya.
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya
keuangan;
2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yangdilakukan
selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi
mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi, transfer,
pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih,
surplus/defisit-Laporan Operasional (LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu
entitas pelaporan.

TINGKAT KEDUA
B. Konsep Dasar
Tujuan (tingkat pertama) berfokus pada tujuan pelaporan keuangan. Kemudian, bagi
an ini akan membahas cara-cara di mana tujuan ini diimplementasikan (tingkat ketiga). T
ingkat kedua memberikan blok pembangun konseptual yang menjelaskan karakteristik ku
alitatif dari informasi akuntansi dan menentukan unsur-unsur laporan keuangan.

KOMPONEN KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN

1. Karakteristik Mendasar
a. Kualitas Mendasar - Relevasi
Relevasi adalah salah satu dari kualitas dasar yang membuat informasi akuntansi ber
guna untuk pengambilan keputusan. Relevasi dan komponen terkait kualitas dasar ini tun
jukkan sebagai berikut :
Agar Relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam keputus
an, informasi yang tidak terkait dengan keputusan merupakan informasi yang tidak relefa
n. Informasi keuangan mampu membuat perbedaan ketika memiliki nilai prediktif, nilai
konfirmasi, atau keduannya.
Informasi keuangan memiliki nilai prediktif (predictive value) jika informasi memiliki
nilai sebagai input guna proses prediksi oleh investor untuk membentuk harapan mereka
tentang masa depan.
Informasi keuangan memiliki nilai konfirmasi (confirmatory value), membantu pengg
una mengkonfirmasi atau memperbaiki harapan sebelumnya.
Materialitas (materiality), informasi dianggap material jika mengabaikan atau salah
menyatakan yang bisa memengaruhi pengguna dalam membuat keputusan atas dasar
informasi keuangan yang telah dilaporkan. Dalam menilai materialitas memerlukan
evaluasi ukuran relatif dan kepentingan, informasi haarus membuat perbedaan atau
perusahaan tidak perlu mengungkapkan hal itu dengan begitu ukuran relative sangat
penting untuk menentukan materialitas. Maka perusahaan harus mempertimbangkan
faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif dalam menentukan apakah suatu pos adalah
material.

b. Kualitas Dasar - Penyajian Jujur


Penyajian jujur adalah angka-angka dan penjelasan sesuai denga apa yang terjadi,
suatu keharusan karna sebagian besar pengguna tidak memiliki waktu atau keahlian
untuk mengevaluasi isi faktual dari itu informasi.

Kelengkapan berarti bahwa tersedianya semua informasi yang diperlukan untuk


penyajian jujur. Kelalaian dalam mencantumkan dapat menyebabkan informasi menjadi
tidak benar atau menyesatkan sehingga tidak akan membantu pengguna laporan
keuangan.

Netralitas berarti perusahaan tidak dapat memilih informasi untuk mendukung


sekelompok pihak yang berkepentingan atas pihak yang lain. Dan informasi yang tidak
bias harus menjadi pertimbangan utama.
Bebas dari Kesalahan. Bagian dari informasi yang bebas dari kesalahan akan menjadi
penyajian dari bagian keuangan yang lebih akurat (tulus atau jujur). Namun, penyajian ju
jur bukan berarti terbebas secara total dari kesalahan karena sebagian besar pengukuran p
elaporan keuangan meliputi perkiran berbagai jenis yang menggabungkan penilaian man
ajemen seperti memperkirakan jumlah piutang tak tertagih untuk menentukan beban utan
g. Penentuan beban penyusutan membutuhkan estimasi umur manfaat aset tetap sebagai
nilai sisa asset.

c. Karakteristik Peningkatan Kualitas


1) Dapat dibandingkan.Informasi yang diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama
untuk perusahaan yang berbeda dianggap sebanding. Dapat dibandingkan komparabilitas
(comparability) memungkinkan pengguna untuk incogidentifikas kesamaan dan
perbedaan yang nyata dalam peristiwa ekonomi antar persusahaan.
2) Diverifikasi (verifiability) terjadi pada saat pengukur independen, menggunakan
metode yang sama, mendapatkan hasil yang sama. Dapat diverifikasi terjadi dalam
situasi sebagai berikut.
3) Dua orang auditor independen menghitung persediaan PepsiCo dan memperoleh
fumlah kuantitas fisik persediaan yang sama. Verifikasi jumlah untuk aset dapa
dilakukan dengan hanya menghitung persediaan (disebut sebagai verifikasi langsung).
4) Dua orang anditor independen menghitung nilai persediaan PepsiCo pada akhir tahan
dengan menggunakan metode penilaian persediaan FIFO. Verifikasi dapat terjadi dengan
memeriksa input (kuantitas dan biaya) dan menghitung kembali output (nilai persediaan
akhir) menggunakan konvensi atau metodologi akuntansi yang sama (disebut verifikasi
tidak langsung) .
5) Aspek penting pengembangan struktur teoretis adalah bagian unsur dasar (bosie
elements) atau definisi untuk dimasukkan di dalamnya. Akuntansi menggunakan
banyak istilah dengan makna yang khas dan spesifik. Istilah-istilah ini merupakan
bahasa bisnis .

d. Unsur Dasar
Aspek penting pengembangan struktur teoretis adalah bagian unsur dasar (bosie ele
ments) atau definist untuk dimasukkan di dalamnya. Ini merupakan istilah dengan makna
yang khas dan spesifik dan merupakan bahasa bisnis atau jargon akuntansi.
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan sebagai
berikut :
1) Aset, sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi perusahaan diharapkan akan diperoleh
di masa depan.
2) Liabilitas, utang perusahaan masa kini dari entitas yang timbul dari peristiwa m
asa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
3) Ekuitas, hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas.

Unsur penghasilan dan beban didefinisikan sebagai berikut :


1) Penghasilan, kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang mengakib
atkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
2) Beban, penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bent
uk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

e. Asumsi Dasar
Asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi keuangan terdiri dari:
1) Entitas Ekonomi, Asumsi entitas ekonomi berarti bahwa kegiatan ekonomi dapa
t didefinisikan dengan unit akuntabilitas tertentu.
2) Kelangsungan Usaha, Asumsi kelangsungan hidup, bahwa perusahan akan mem
iliki umur panjang.asumsi kelangsungan usaha diterapkan pada sebagian besar situasi
bisnis, asumsi ini tidak diterapkan hanya jika likuidasi akan segera terjadi.
3) Unit Moneter, Asumsi unit moneter bersifat relevan bersifat relevan, sederhana,
tersedia secara universal, dimengerti, dan berguna.

4) Periodistas, Asumsi perioditas atau periode waktu, pelaporan keuangan yang di


sajikan dalam periode untuk dapat dilihat kinerja pada periode tersebut dan kondisi k
euangan setiap akhir periode.
5) Akuntansi berbasis akrual, berarti bahwa transaksi yang mengubah laporan keua
ngan perusahan dicatat pada periode dimana peristiwa itu terjadi.

f. Kendala
Dalam memberikan informasi dengan karakteristik kualitatif yang membuat
informasi tersebut berguna, perusahaan memperhatikan faktor utama yang membatasi
(kendala) pelaporan. Kendala (contraints) tersebut adalah biaya.
Sering kali pengguna menganggap bahwa suatu informasi bebas biaya. Namun
penyusunan dan penyedia informasi akuntansi mengetahui bahwa anggapan tersebut
tidak tepat. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan kendala biaya.
Perusahaan harus mempertimbangkan biaya penyediaan informasi terhadap manfaat
yang dapat di peroleh dari penggunanya.
Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan yang lainnya adalah setiap
keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan
informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan
(limitations) atau karena alasan-alasan kepraktisan. Tiga hal yang menimbulkan kendala
dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan pemerintah, yaitu:
1. Materialitas;
2. Pertimbangan biaya dan manfaat;
3. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif.

1. Materialitas
Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan pemerintah hanya
diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi dipandang
material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat
informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas
dasar laporan keuangan.
2. Pertimbangan biaya dan manfaat
Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh
karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi
yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya
dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya itu juga tidak harus
dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga
dinikmati oleh pengguna lain di samping mereka yang menjadi tujuan informasi,
misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor mungkin akan mengurangi biaya
yang dipikul oleh suatu entitas pelaporan.
3. Keseimbangan antar karakteristik kualitatif
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu
keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi
oleh laporan keuangan pemerintah. Kepentingan relatif antar karakteristik dalam
berbagai kasus berbeda, terutama antara relevansi dankeandalan. Penentuan tingkat
kepentingan antara dua kara

Anda mungkin juga menyukai