PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Akuntansi Keuangan Menengah, juga ingin manambah wawasan tentang Kerangka
Konseptual untuk Pelaporan Keuangan khususnya, dan untuk mengetahui secara
lebih rinci tujuan pelaporan keuangan, pembagian level-level kerangka konseptual,
dan karakteristik kualitatif laporan keuangan, serta untuk mengetahui bagaimana
pengukuran dan pengakuan unsur-unsur laporan keuangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
konvergensi IFRS di Indonesia. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah mengesahkan eksporsure drop kerangka
konseptual pelaporan keuangan (ED KKPK) menjadi kerangka konseptual
pelaporan keuangan (KKPK) dalam rapatnya pada tanggal 28 September 2016
KKPK merupakan adopsi dari konseptual primework for financial reporting per 1
Januari 2016. Kemudian KKPK ini yang akan menggantikan kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan (KDPPLK) (penyesuaian 2014) yang
berlaku efektif per 1 Januari 2015. KKPK ini berlaku efektif sejak tanggal
pengesahan pada 28 September 2016.
Keputusan oleh investor yang ada dan potensial tentang membeli, menjual,
atau memegang instrumen ekuitas dan hutang tergantung pada tingkat
pengembalian yang mereka harapkan dari investasi di instrumen tersebut,
pembayaran misalnya, dividen, pokok dan bunga, atau kenaikan harga pasar.
Demikian pula, keputusan oleh pemberi pinjaman yang ada dan potensi dan kreditur
lainnya tentang menyediakan atau menetap dan bentuk lain pinjaman kredit
tergantung pada pembayaran pokok dan bunga atau pendapatan lain yang mereka
harapkan.
Investor yang ada dan potensial, serta para kreditur tidak dapat meminta
entitas pelaporan untuk memberikan informasi secara langsung kepada mereka dan
harus bergantung pada laporan keuangan untuk tujuan umum banyak informasi
keuangan yang mereka butuhkan. Akibatnya, mereka adalah pengguna utama
kepada siapa laporan keuangan bertujuan umum diarahkan.
4
Namun, laporan keuangan bertujuan umum tidak pernah dan tidak dapat
memberikan semua informasi yang ada. Para pengguna perlu mempertimbangkan
informasi terkait dari sumber lain, misalnya, kondisi ekonomi umum dan harapan,
peristiwa politik dan iklim politik, dan industri dan pandangan perusahaan.
Tujuan umum laporan keuangan tidak dirancang untuk menampilkan nilai
dari suatu entitas pelaporan; tetapi mereka memberikan informasi untuk membantu
investor yang ada dan potensial, kreditur dan kreditur lainnya untuk memperkirakan
nilai dari entitas pelaporan.
1. Informasi tentang sumber daya pelapor ekonomi, klaim, dan perubahan sumber dan
klaim
Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi
keuangan suatu entitas pelaporan, yaitu informasi tentang sumber daya ekonomi
entitas dan tuntutan terhadap perusahaan pelapor. Laporan keuangan juga
memberikan informasi tentang dampak transaksi dan peristiwa lain yang mengubah
sumber daya ekonomi suatu entitas pelaporan dan klaim. Kedua jenis informasi
yang memberikan masukan yang bermanfaat untuk keputusan tentang penyediaan
sumber daya untuk suatu entitas.
2. Ekonomi Sumberdaya dan Klaim
Informasi tentang sifat dan jumlah sumber ekonomi suatu entitas pelaporan
dan klaim dapat membantu pengguna untuk mengidentifikasi kekuatan keuangan
entitas pelaporan dan kelemahan. Informasi tersebut dapat membantu pengguna
untuk menilai likuiditas entitas pelaporan dan solvabilitas, kebutuhan untuk
pembiayaan tambahan, dan seberapa sukses kemungkinan berada dalam
memperoleh pembiayaan. Informasi tentang prioritas dan kebutuhan pembayaran
klaim yang ada membantu pengguna untuk memprediksi bagaimana arus kas masa
depan akan didistribusikan di antara mereka dengan klaim terhadap perusahaan
pelapor.
3. Perubahan Ekonomi Sumberdaya dan Klaim
Informasi tentang kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang membantu
pengguna untuk memahami kembali bahwa entitas telah menghasilkan sumber daya
ekonomi. Informasi tentang pengembalian entitas telah menghasilkan memberikan
5
indikasi seberapa baik manajemen telah melaksanakan tanggungjawabnya untuk
membuat penggunaan yang efisien dan efektif sumber daya perusahaan pelapor itu.
Informasi tentang variabilitas dan komponen pengembalian yang juga penting,
terutama dalam menilai ketidakpastian arus kas masa depan. Informasi tentang
kinerja masa lalu keuangan suatu entitas pelaporan dan bagaimana pengelolaannya
melaksanakan tanggungjawabnya biasanya membantu dalam memprediksi
keuntungan masa mendatang entitas atas sumber-sumber ekonomi.
4. Kinerja Keuangan Tercermin oleh Akuntansi Akrual.
Akuntansi akrual menggambarkan efek dari transaksi, dan peristiwa lain
dan keadaan pada sumber-sumber ekonomi suatu entitas pelaporan dan klaim pada
periode dimana efek tersebut terjadi, bahkan jika penerimaan kas yang dihasilkan
dan pembayaran terjadi dalam periode yang berbeda. Hal ini penting karena
informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu entitas pelaporan dan klaim dan
perubahan dalam sumber daya ekonomi dan klaim selama periode itu memberikan
dasar yang lebih baik untuk menilai kinerja entitas lalu dan masa depan daripada
hanya informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama periode itu.
5. Kinerja Keuangan Tercermin oleh Arus Kas lalu
Informasi tentang arus kas suatu entitas pelaporan selama suatu periode juga
membantu pengguna untuk menilai kemampuan entitas untuk menghasilkan arus
kas bersih masa depan. Hal ini menunjukkan bagaimana memperoleh entitas
pelaporan dan menghabiskan kas, termasuk informasi mengenai pinjaman dan
pembayaran utang, dividen tunai atau distribusi kas lainnya kepada investor, dan
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas atau solvabilitas entitas.
Informasi tentang arus kas membantu pengguna memahami operasi suatu entitas
pelaporan itu, evaluasi pembiayaan dan kegiatan investasi, menilai likuiditas atau
solvabilitas, dan menginterpretasikan informasi lain mengenai kinerja keuangan.
6. Perubahan Ekonomi Sumberdaya dan Klaim Bukan Akibat Kinerja Keuangan.
Sumber daya ekonomi sebuah entitas pelaporan dan klaim juga bisa berubah
untuk alasan lain selain kinerja keuangan, seperti menerbitkan kepemilikan saham
tambahan. Informasi tentang jenis perubahan yang diperlukan untuk memberikan
pengguna pemahaman lengkap tentang mengapa sumber daya ekonomi perusahaan
6
pelapor dan klaim berubah dan implikasi dari perubahan-perubahan untuk kinerja
masa depan keuangan.
Level Pertama yaitu Tujuan Utama yang terdiri Tujuan Pelaporan Keuangan,
Level Kedua yaitu Konsep Fundamental yang terdiri dari Karakteristik Kualitatif
Informasi Akuntansi dan Elemen Laporan Keuangan,
Level Ketiga yaitu Konsep Pengakuan dan Pengukuran yang terdiri dari komponen
Asumsi, Prinsip, dan Batasan, dan
Pelaporan keuangan dibuat dengan tujuan tertentu dan pasti yaitu sebagai
media pemberi informasi yang diharapkan memiliki manfaat terhadap para pembuat
keputusan; membantu menentukan jumlah, waktu, hingga memperkirakan
ketidakpastian aliran kas yang mungkin terjadi; sampai menyediakan informasi
yang memuat sumber-sumber ekonomi, tuntutannya, dan perubahan yang mungkin
terjadi di dalamnya.
7
Laporan keuangan memiliki tujuan secara luas sebagai pemuat informasi
untuk penggunanya dalam pembuatan keputusan.Tujuan secara sempit laporan ini
adalah penyampaian informasi yang memiliki kaitan dengan kepentingan berbagai
pihak. Lantas, tujuan yang terakhir adalah menyampaikan informasi yang bisa
berfungsi menentukan prospek aliran kas suatu bisnis.
Karakter relevan dan bisa dipercaya pun memiliki sub karakter lagi yang
memperkuat informasi akuntansi tersebut sebagai informasi yang kuat. Sub
karakter relevan adalah memiliki keunggulan nilai prediksi (prediktif value), nilai
balikan (feedback value) dan ketepatan waktu (timelines). Sedangkan karakter bisa
dipercaya terdiri dan sub karakter memiliki daya uji atau verifiability, tidak
memihak alias netal (neutrality), dan bisa disajikan apa adanya (representational
faithfulness).
8
2. Elemen Laporan Keuangan
1. Asumsi Dasar
Poin ini penting untuk dipahami sehingga kita bisa mengerti cara-cara
tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Inilah dasar struktur akuntansi
keuangan. Asumsi dasar dibagi menjadi empat bagian dasar antara lain: entitas
ekonomik, kesinambungan usaha, unit moneter, dan periodisasi akuntansi.
9
a. Kos Historis menjelaskan tentang pengakuan aktiva dan kewajiban setara
dengan kos atau harga perolehan.
b. Pengakuan Pendapatan merupakan prinsip dasar untuk mengakui pendapatan
dengan memenuhi syarat telah atau bisa direalisasikan dan telah menjadi hak.
c. Penandingan adalah prinsip yang menyebutkan biaya harus disetarakan
dengan pendapatan secara layak pada periode tertentu.
d. Pengungkapan Penuh merupakan prinsip yang mengatur soal informasi yang
harus dilaporkan agar bisa memengaruhi pertimbangan tentang keputusan
yang harus diambil para pengguna informasi.
3. Batasan
Empat batasan akuntansi keuangan antara lain hubungan antara kos dan
manfaat, materialitas, praktik dalam industri, dan konservatif. Hubungan antara kos
dan manfaat menjelaskan bahwa manfaat informasi akuntansi harus bisa lebih besar
jika dibandingkan dengan kos atau harga perolehan.
10
Karakteristik fundamental dari dua yaitu relevance dan represesntational
faithfulness. Untuk dapat relevance laporan keuangan harus memiliki predictive
value, confirmatory value. Agar informasi relevan dalam pengambilan keputusan
hartus diperhatikan aspek materiality dan measurement uncertainnty. untuk dapat
memenuhi represesntational faithfulness harus memiliki karakteristik
completeness, neutrality, dan free from ereror. Karakteristik yang meningkatkan
relevansi laporan keuangan terdiri dari comparibility, verifiability, timelines, dan
understandbility.
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk meksud ini,
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya
dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar
pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untukdapat dipahami oleh
pemakai tertentu.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika
dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, serta menegaskan
atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevan berarti juga harus
berguna untuk peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) atas transaksi
yang berkaitan satu sama lain.
11
3. Keandalan
Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur
(faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan. Agar dapat diandalkan maka informasi harus
memenuhi hal sebagai berikut.
a. Penyajian jujur.
Menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan. Penggambaran tersebut harus memenuhi kriteria pengakuan,
walaupun terkadang mengalami kesulitan yang melekat untuk
mengidentifikasi transaksi baik disebabkan oleh kesulitan yang melekat pada
transaksi atau oleh penerapan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai
dengan makna transaksi atau peristiwa tersebut.
b. Substansi mengungguli bentuk.
Dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi yang
sesuai dengan prinsip dan bukan hanya bentuk hukumnya.
c. Netral.
Harus diarahkan untuk kebutuhan umum pemakai dan bukan pihak tertentu
saja.
d. Didasarkan atas pertimbangan yang sehat.
Adakalanya di dalam menyusun sebuah laporan keuangan akan menghadapi
ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Oleh karena itu, perlu
pertimbangan yang mengandung unsure kehati-hatian pada saat melakukan
perkiraan atas ketidakpastian tersebut.
e. Materialitas.
Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keungan. Materialitas
tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan
12
situasi khusus dari kelalaian dalam mencantunkan (omission) atau kesalahan
dalam mencatat (misstament). Oleh karenanya, materialitas lebih merupakan
suatu ambang batas atua titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif
pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.
4. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan antar periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Agar dapat
dibandingkan, informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan
tersebut juga harus diungkapkan termasuk ketaatan atas standar akuntansi yang
berlaku. Bila pemakai akan membandingkan posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan antarperiode, maka entitas perlu menyajikan informasi
periode sebelumnya dalam laporan keuangan.
13
F. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN UNSUR-UNSUR LAPORAN
KEUANGAN
14
Terdapat empat pos pengakuan dalam unsur laporan keuangan, yaitu:
a. Aset.
Akan diakui ketika terdapat perkiraan akan memiliki manfaat ekonomi di
masa depan bagi perusahaan. Pos aset akan diakui dalam neraca.
b. Kewajiban
c. Beban
Hal lain yang penting dalam unsur laporan keuangan adalah pengukuran.
Pengukuran unsur laporan keuangan memiliki tiga jenis pengukuran, yaitu :
a. Biaya Historis.
Pengukuran biaya historis mencatat aset sebesar dengan kas yang dikeluarkan
atau dibayar, atau sebesar nilai yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut. Sedangkan kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima, atau
setara dengan kas yang dibayarkan untuk memenuhi kewajiban.
15
b. Biaya Kini (Current Cost)
Pengukuran biaya kini mencatat aset sejumlah kas yang seharusnya, atau
sesuai dengan nilai aset jika diperoleh sekarang. Sedangkan pernyataan
kewajiban dicatat sebesar kas yang mungkin akan diperlukan untuk
menyelsaikan kewajiban sekarang. (Baca juga: Transaksi Bisnis Perusahaan)
c. Nilai Realisasi
Dalam pengukuran ini, pencatatan aset dinyatakan sejumlah kas yang dapat
diperoleh sekarang jika aset tersebut dijual secara normal. Sedangkan
pencatatan kewajiban dinyatakan sebesar jumlah kas yang diharapkan untuk
dibayar dalam pelaksanaan operasional normal.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) merupakan peraturan
yang merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka konseptual bukan merupakan PSAK
sehingga tidak mendifinisikan standar untuk pengukuran atau pengungkapan isu
tertentu. Revisi Kerangka Konseptual merupakan bagian dari wujud komitmen
konvergensi IFRS di Indonesia. DSAK IAI pada tanggal 28 September 2016 telah
mengesahkan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) yang merupakan
adopsi dari the Conceptual Framework for Financial Reporting per 1 Januari2016.
KKPK ini menggantikan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan (KDPPLK) (Penyesuaian 2014) yang berlaku efektif per 1 Januari 2015.
KKPK berlaku efektif sejak tanggal pengesahan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18