Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

PERTEMUAN KE -3
“AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH SEBAGAI BAGIAN DARI MANAJEMEN
KEUANGAN DAERAH”

Kelompok 2 :
1. Liana Maisyaroh (1221700091)
2. Riana Fatmasari (1221700131)
3. Intan Tivany Ariana (1221700135)
4. Muazan Kurmawan (1221700171)
5. Shelyana Aristyarini (1221700182)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945


SURABAYA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut dan selayaknya kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat perkenanan-Nya, sehingga kami biasa menyelesaikan makalah tentang
Akuntansi Keuangan Daerah Sebagai Bagian Dari Akuntansi dalam Mata Kuliah Akuntansi
Sektor Publik.
Dalam makalah yang berjudul “Akuntansi Keuangan Daerah Sebagai Bagian Dari
Akuntansi” ini, kami membahas beberapa hal tentang Keuangan Negara dan Ruang Lingkupnya,
APBN dan APBD, Keuangan Daerah, Manajemen Keuangan Daerah dan Akuntansi Keuangan
Daerah, Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah, Lingkungan Akuntansi Keuangan Daerah.
Sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, kami menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu, kami memohon saran dan kritikan yang
konstruktif dari para pembaca.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini berguna bagi para dosen, mahasiswa, dan
para pembaca umumnya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN
a.       LATAR BELAKANG ………………………………………………….. 1
b.      RUMUSAN MASALAH …………………………………………………. 2

BAB II ISI
a.       Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah………………………………………. 3-5
b.      Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah Sebagai Bagian dari Akuntansi……. 5-7
c.       Ruang Lingkup Akuntansi Keuangan Daerah …………………………………. 7

BAB III PENUTUP


a.       KESIMPULAN………………………………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar  Belakang

Akuntansi keuangan daerah merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran,


pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah – Pemda
(kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam ranka pengambilan
keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda.
Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi
keuangan daerah tersebut antara lain adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD); badan
pengawas keuangan; investor, kreditur, dan donatur; analisis ekonomi dan pemerhati pemda;
rakyat; pemda lain; dan pemerintah pusat yang seluruhnya berada dalam lingkungan akuntansi
keuangan daerah.
Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan dan dasar akuntansi tertentu
pada era pra dan pasca reformasi. Selain itu, dasar atau basis akuntansi merupakan salah satu
asumsi dasar yang penting dalam akuntansi. Hal ini disebabkan karena asumsi ini menentukan
kapan pencatatan suatu transaksi dilakukan, yang dikenal dalam tata buku keuangan daerah
selama era pra reformasi keuangan daerah.
Dari definisi menurut American Accounting Association yang mendefinisikan akuntansi sebagai
suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi, maka
dapat diketahui bahwa akuntansi terdiri atas beberapa tahap. Setelah tahap terakhir selesai, maka
selanjutnya akan berputar kembali ke tahap pertama, dan terus seperti itu. dengan kata lain,
akuntansi adalah suatu siklus atau urutan tahap-tahap yang terus berulang. Tahap-tahap yang ada
dalam siklus akuntansi lebih rinci dari keempat tahap yang ada dalam definisi di atas, karena
tahap-tahap dalam definisi akuntansi merupakan garis besar dari tahap-tahap yang ada dalam
siklus akuntansi.

B.      RUMUSAN MASALAH


1. Pengertian Akuntansi Daerah ?
2. Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah sebagai bagian dari Akuntansi?
3. Ruang Lingkup Akuntasi Keuangan Daera?

BAB II
A. PENGERTIAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Akuntansi keuangan daerah adalah Kegiatan mencatat dan membuat laporan keuangan
perusahaan manufaktur, perdagangan, maupun jasa mungkin sudah sering Anda pelajari secara
mendalam. Namun, ada satu jenis pencatatan dan pelaporan yang terbilang berbeda dengan
pencatatan pelaporan terhadap ketiga jenis usaha di atas.

1. Penjelasan Singkat Siklus Akuntansi Keuangan Daerah

Siklus Akuntansi Keuangan Daerah sejatinya sama dengan Siklus Akuntansi pada
umumnya. Perbedaannya terdapat di langkah atau alurnya. Pada Akuntansi Keuangan Daerah,
setelah penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (NSSP) bisa langsung dibuatkan Laporan
Perhitungan APBD. Namun untuk alasan kemudahan pembuatan laporan, setelah NSSP dibuat
maka akan ditutup oleh Jurnal Penutup dan akan langsung dibuatkan Laporan Arus Kas, Laporan
Perubahan Modal (R/K Pemda), dan Neraca.
Tentunya setiap pencatatan transaksi harus disertakan dengan dokumen-dokumen dan
bukti transaksi yang sah untuk kemudian dimasukkan ke dalam jurnal dan buku besar pembantu.
Bukti transaksi pada Sistem Akuntansi Daerah dikategorikan menjadi tiga, yaitu Bukti
Penerimaan Kas, Bukti Pengeluaran Kas, dan Bukti Memorial yang kemudian dimasukkan ke
Jurnal Umum.
Menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006, terdapat empat proses dalam Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah, yaitu Akuntansi Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas, Selain Kas, dan Aset.
Untuk info lengkap dari Permendagri No.13.
Berikut overview singkat mengenai Akuntansi Keuangan Daerah. Jika Anda membutuhkan
instrumen pencatatan dan pelaporan Akuntansi berterima umum, Jurnal solusinya.
Jurnal adalah software akuntansi online yang memberikan fitur-fitur terkait pencatatan
transaksi bisnis dan menyediakan laporan keuangan yang dibutuhkan untuk pihak-pihak
berkepentingan seperti Laporan Laba-Rugi, Neraca, dan lainnya.

2. Mengenal Akuntansi Keuangan Daerah


Apa itu Akuntan Keuangan Daerah? Akuntansi Keuangan Daerah masih menganut
prinsip dasar Akuntansi pada umumnya. Namun terdapat beberapa perbedaan dari segi teknis
pencatatan dan lingkup yang dituju. Akuntansi Keuangan Daerah adalah proses mencatat,
menilai, dan mengidentifikasi semua transaksi bisnis yang terjadi pada entitas Pemerintah
Daerah, seperti provinsi, kota, atau kabupaten. Output berupa laporan keuangan dari Akuntansi
Keuangan Daerah ditujukan kepada pihak-pihak seperti Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD), Badan Pengawas Keuangan (BPK), kreditor, investor, donatur, dan pihak
berkepentingan lainnya.

3. Output dari Akuntansi Keuangan Daerah

Pemberlakuan Akuntansi Keuangan Daerah diatur oleh Peraturan Pemerintah (PP)


Nomor 24 Tahun 2005 mengenai Standar Akuntansi Pemerintah, PP Nomor 58 Tahun 2005
mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
nomor 13 Tahun 2006. Output yang akan dipakai oleh pihak-pihak berkepentingan terkait
Akuntansi Keuangan Daerah adalah:

a. Laporan Realisasi Anggaran

b. Laporan Neraca

c. Laporan Arus Kas

d. Laporan Perubahan Ekuitas Dana

e. Catatan atas Laporan Keuangan

4. Metode Pencatatan Akuntansi Keuangan Daerah

Terdapat tiga metode pencatatan dalam Akuntansi Keuangan Daerah, yaitu Single Entry,
Double Entry, dan Triple Entry. Metode pencatatan Single Entry sekarang ini semakin
ditinggalkan, walau masih ada beberapa area Pemda yang masih memakai karena mempunyai
beberapa kelemahan seperti: tidak mencerminkan kinerja secara riil, dan tidak memberikan
informasi yang komprehensif. Maka dari itu, metode Double Entry hadir untuk mengisi
kelemahan dari metode Single Entry.
a. Double Entry

Prinsipnya, metode pencatatan Double Entry sama dengan metode pencatatan debit-kredit
pada prinsip dasar Akuntansi berterima umum. Namun, ada sedikit perbedaan formulasi
Persamaan Dasar Akuntansi di ranah Akuntansi Keuangan Daerah. Formulasi Persamaan Dasar
Akuntansi untuk Akuntansi Keuangan Daerah adalah: Belanja + Aset = Kewajiban + Ekuitas +
Pendapatan

Pencatatan dengan metode Double Entry menggunakan Basis Kas modifikasian. Maksud
dari Basis Kas Modifikasian adalah pencatatan Akuntansi hanya berlaku pada pencatatan yang
berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan pencatatan di luar penerimaan
dan pengeluaran kas dicatat dengan basis akrual.

b. Triple Entry

Metode pencatatan Triple Entry merupakan pengembangan dari metode Double Entry.
Lagi dan lagi, prinsipnya sama dengan Double Entry dengan tambahan pencatatan pada buku
anggaran. Sederhananya ketika pencatatan Double Entry dilakukan, metode Triple Entry akan
bekerja dengan melakukan pencatatan yang dilakukan oleh PPK SKPD (Pejabat Pengelola
Keuangan Surat Ketetapan Pajak Daerah) dan SKPKD (Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan
Daerah).

B. KEDUDUKAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH SEBAGAI BAGIAN DARI


AKUNTANSI

Dasar akuntansi merupakan salah satu dari beberapa asumsi dasar yang ada dalam
akunatnsi. Asumsi dasar merupakan landasan bagi proses akuntansi. Asumsi dasar selain dasar
akuntansi adalah asumsi entitas akuntansi, asumsi kelangsungan usaha, asumsi periodisasi, dan
asumsi moneter. Asumsi accounting entity menetapkan bahwa semua transaksi keuangan yang
diakuntansikan adalah yang berkaitan dengan entitas (kesatuan atau organisasi)  yang
dilaporkan,dalam hal ini transaksi ekonomi Pemerintah Daerah. Asumsi goin concern atau
kelangsungan usaha berarti bahwa entitas yang membuat laporan keuangan di 
asumsikan mampu melanjutkan usahanya dimasa yang akan datang dan tidak akan
membubarkan diri dalam waktu dekat. Asumsi monetery unit menetapkan bahwa akuntansi
menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu objek atau aktivitas entitas, dan
menganggap bahwa nilai uang itu stabil dari waktu ke waktu.
Dalam defenisi akuntansi diatas terdapat kata ”entitas”. Entitas adalah ”satuan”, yang
dapat diartikan sebagai satuan organisasi. Contoh satuan organisasi adalah organisasi perusahaan
dan organisasi pemerintahan. Contoh organisasi pemerintahan adalah pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah. Akuntansi yang berkaitan dengan organisasi perusahaan (bisnis) biasanya
dikenal dengan akuntansi sektor privat, dan yang berkaitan dengan organisasi pemerintahan atau
lembaga non profit dikenal dengan akuntansi pemerintahan atau akuntansi sektor publik. Oleh
karena Pemerintah Daerah merupakan suatu satuan organisasi yang non profit, maka akuntansi
yang berkaitan dengan Pemerintah Daerah, yakni akuntansi keuangan daerah termasuk ke dalam
akuntansi sektor publik.
Akuntansi terdiri atas tiga bidang utama dikemukakan oleh Sugijanto, dkk. Yang dikutip
oleh Abdul Halim (2004:27) yakni ”akuntansi komersial/perusahaan, akuntansi pemerintahan,
dan akuntansi sosial”. Dalam akuntansi komersial data akuntansi digunakan untuk memberikan
informasi keuangan kepada manajemen, pemilik modal, penanam modal kreditor, dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Dalam akuntansi pemerintahan, data
akuntansi digunakan untuk memberikan informasi mengenai transaksi ekonomi dan keuangan
pemerintah kepada pihak eksekutif, legislatif, yudikatif, dan masyarakat. Akuntansi sosial
merupakan bidang akuntansi khusus untuk diterapkan pada lembaga dalam artian makro, yang
melayani perekonomian nasional. Sebagai contoh adalah neraca pembayaran negara, rekening
arus dana, rekening pendapatan dan produksi nasional, serta neraca nasional.
Lingkup akuntansi pemerintahan menurut Abdul Halim (2004:2) adalah :
1. Akuntansi pemerintahan Pusat
2.      Akuntansi pemerintahan Daerah terdiri atas :
a.       Akuntansi pemerintahan Provinsi
b.      Akuntansi pemerintahan Kabupaten/Kota

Kedudukan akuntansi keuangan daerah berdasarkan entitas pelapor


Selain klasifikasi di atas, akuntansi sering pula dikelompokkan berdasarkan pemakai laporan
keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi menjadi dua yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang ditujukan untuk menyediakan informasi
bagi pihak luar (eksternal) entitas pembuat laporan keuangan, sedangkan akuntansi manajemen
adalah akuntansi yang ditujukan untuk menyediakan informasi bagi pihak dalam (internal)
entitas pembuat laporan keuangan.

Berdasarkan klasifikasi tersebut akuntansi keuangan daerah adalah proses


pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelapoaran transaksi ekonomi dari entitas
pemerintah daerah yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan
ekonomi oleh pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah yang memerlukan. Di lain pihak,
akuntansi manajemen daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan
pelaporan transaksi ekonomi dari entitas pemerintah daerah yang dijadikan sebagai informasi
dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak internal entitas pemerintah
daerah yang memerlukan, yakni pemerintah daerah itu sendiri. Dari uraian diatas jelas bahwa
kedudukan akuntansi keuangan daerah termasuk dalam akuntansi keuangan dan kedudukan
akuntansi manajemen daerah dalam akuntansi manajemen.

C. RUANG LINGKUP KEUANGAN DAERAH


Pengelolaan keuangan daerah mencakup
a. Hak daerah memngut pajak-retribusi daerah & melakukan pinjaman
b. Kewajiban daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan
c. Penerimaan daaerah
d. Pengeluaran daerah
e. Kekayaann daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain : uang,surat berharga,piutang barang,serta
hak-hak lian.
f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintahan daerah.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah kita membahas tentang Akuntansi keuangan Daerah sebagai bagian dari
manajemen keuangan daerah. Kita dapat menyimpulkan bahwa Keuangan Negara suatu
proses pengidentifikasian ,pengukuran,pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi yang
diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda.
Menurut Pemendagri No.13 thun 2006 terdapat empat proses dalam pengeluaran
kas,selain kas dan asset.
Output yang akan dipakai oleh pihak-pihak berkepentingan terkait Akuntansi
Keuangan Daerah adalah :
a. Lapporan Realisasi Anggaran
b. Laporan Neraca
c. Laporan Perubahan Ekuitas Dana
d. Catatan atas laporan keuangan
Tingkat Akuntansi Pemerintahan meliputi :
1. Akuntansi Pemerintahan Pusat
2. Akuntansi Pemerintahan Daerah
3. Akuntansi Pemerintahan Profinsis
Ruang Lingkup akuntansi keuangan daerah,pengelolaan keuangan daerah mencakup :
a. Hak daerah memungut pajak,retribusi daerah dan melakukan pinjaman
b. Kewajiban daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar
tagihan
c. Penerimaan daerah
d. Pengeluaran daerah
e. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri/oleh pihak lain,uang,surat berharga,piutang
barang,serta hak-hak lain
f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim,2002.Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai