Anda di halaman 1dari 10

Akuntansi Forensik

FRAUD PADA LEMBAGA PEMERINTAH PUSAT


KEMENPORA (Kementrian Pemuda dan Olahraga)
LKPP 2018

Kelompok 3 (Tiga)
Anggota Kelompok :
Putri Maylina Permatasari 1221700003
Mety Aprilyani Nur Fadhiyah 1221700007
Niya 1221700010
Liana Maisyaroh 1221700091
Intan Tivany Ariana 1221700135

PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2019

A. Latar Belakang
1
Akuntansi Forensik

Hasil pemeriksaan BPK dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat atau yang biasa
disebut LKPP menyebutkan bahwa masih ada lembaga yang mendapatkan opini WDP
(Wajar Dengan Pengecualian). Opini ini didapatkan karena masih ada kesalahan dalam
pembuatan laporan keuangan tersebut maupun dalam proses penyidikan terdapat hal yang
ganjil terkait laporan keuangan dan laporan pertanggungjawaban yang telah diterima atau
diserahkan kepada BPK.
Dari 91 Kementrian atau Lembaga yang disingkat K/L yang tertera dalam LKPP ada 4
K/L yang diberikan opini WDP oleh BPK. Diantaranya Kementrian dan Lembaga
tersebut adalah Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Komisi Pemilihan
Umum, Kementrian Pemuda dan Olahraga, dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

B. Gambaran Umum Kasus


Mendapatkan Opini WDP oleh BPK menimbulkan asumsi-asumsi yang beredar siampang
siur dalam masyarakat terkait Kementrian Pemuda dan Olahraga. Opini Wajar Dengan
Pengecualian tersebut didapatkan karena laporan pertanggung jawaban yang diterima
BPK berbeda dengan yang diberikan oleh Kemenpora. serta Anggaran penyelenggaraan
Asian Games dan Asian Para Games yang dirasa membengkak. Selain itu, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menetapkan Menteri Pemuda dan Olahraga
(Menpora) Imam Nahrawi sebagai tersangka kasus suap hibah Kemenpora kepada
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tahun 2018. Imam Nahrawi menerima total
fee sebesar Rp 26,5 miliar. Uang itu diduga merupakan commitment fee atas pengurusan
proposal hibah yang diajukan oleh pihak KONI kepada Kemenpora tahun anggaran 2018.
Kasus ini terungkap setelah KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di kantor
Kemenpora dan kantor KONI. Dalam OTT tersebut KPK menemukan uang sekitar Rp 7
miliar yang dibungkus di dalam plastik di kantor KONI.

C. Permasalahan
1. Laporan Pertanggung Jawaban Belanja Barang yang berbeda dengan yang didpatkan
BPK terhadap pihak terkait.
2. Imam Nahrawi menerima total fee sebesar Rp 26,5 miliar. Uang itu diduga merupakan
commitment fee atas pengurusan proposal hibah yang diajukan oleh pihak KONI
kepada Kemenpora tahun anggaran 2018.

D. Tinjauan Pustaka

2
Akuntansi Forensik

FRAUD TREE
Penyimpangan Atas Asset (Asset Misappropriation) :
Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset atau harta
perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud yang paling mudah dideteksi
karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur (defined value).

Pernyataan Palsu (Financial Statement Fraud) :


Financial Statement Fraud meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau
eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan
yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa keuangan (financial engineering)
dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan atau mungkin
dapat dianalogikan dengan istilah window dressing.

Korupsi (Corruption) :
Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan
pihak lain seperti suap dan korupsi, dimana hal ini merupakan jenis yang terbanyak
terjadi di negara-negara berkembang yang penegakan hukumnya lemah dan masih
kurang kesadaran akan tata kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih
dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena para pihak yang
bekerja sama menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme). Termasuk didalamnya
adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest),
penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan
pemerasan secara ekonomi (economic extortion). Sedangkan Delf (2004)
menambahkan satu lagi tipologi fraud yaitu cybercrime. Ini jenis fraud yang paling
canggih dan dilakukan oleh pihak yang mempunyai keahlian khusus yang tidak selalu
dimiliki oleh pihak lain. Cybercrime juga akan menjadi jenis fraud yang paling
ditakuti di masa depan di mana teknologi berkembang dengan pesat dan canggih. 
Dalam kasus ini, termasuk ke dalam fraud tree corruption. Karena tersangka
diduga melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 12 B atau Pasal 11 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo.
Pasal 64 ayat (1) KUHP.

3
Akuntansi Forensik

FRAUD TRIANGLE

A. Pressure
Pressure ini merupakan alasan sesorang melakukan kecurangan atau fraud. Tiga
hal umum yang motivasi seorang melakukan fraud adalah :
a. Tekanan ekonomi
b. Tekanan emosi karena merasa diperlakukan tidak adil
c. Gaya hidup mewah di luar kemampuan gajinya.

Sedangkan di sisi korporasi tekanan yang menyebabkan petinggi-petinggi


perusahaan melakukan kecurangan adalah :
a. Tekanan keuangan perusahaan
b. Tekanan industri
c. Manajer yang mencari aman

B. Opportunity
Adanya kesempatan seseorang untuk melakukan fraud biasanya ada tiga hal :
a. Kesempatan melakukan
b. Kesempatan menyembunyikan kecurangan
c. Kesempatan mendapatkan keuntungan diri

C. Rationalization
Rasionalisasi ini biasanya ada tiga hal yaitu :
a. Pembenaran diri sendiri
b. Attitude yang kurang baik
c. Kurangnya integritas diri

D. Pembahasan
1. Laporan Pertanggung Jawaban Belanja Barang yang berbeda dengan yang didpatkan
BPK terhadap pihak terkait.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mendapat opini Wajar Dengan
Pengecualian (WDP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal itu terjadi
saat Imam Nahrawi, Menpora yang sudah mengundurkan diri, ditetapkan sebagai
tersangka oleh KPK. BPK menyebut WDP Kemenpora didapat karena persoalan bukti

4
Akuntansi Forensik

pertanggungjawaban belanja barang. "Belanja barang belum didukung bukti


pertanggungjawaban serta terdapat ketidaksesuaian informasi yang tercantum dalam
bukti pertanggungjawaban dengan hasil konfirmasi yang diberikan oleh pihak lainnya
yang terkait," tulis BPK dalam laporannya. Uang itu diterima secara bertahap, yakni
Rp14,7 miliar dalam rentang waktu 2014-2018 melalui asisten pribadinya, Miftahul
Ulum, yang juga menjadi tersangka dalam perkara ini.

Berdasarkan realisasi belanja menurut jenis belanja (ekonomi), nilai realisasi


terbesar terjadi pada belanja pegawai yang mencapai 346,89T atau 94,86% dari pagu
APBN 2018, diikuti Belanja Barang yang mencapai 347,46T atau 102,16% dari pagu
APBN 2018. Untuk belanaja barang dan modal, realisasi anggaran didorong oleh
akselerasi kegiatan dan pengadaan barang dan jasa, termasuk penyaluran berbagai
program bantuan pemerintah, seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), bantuan
pemerintah berbasis infrastruktur kepada masyarakat, keperluan operasional Pemilihan
Umum (Pilkada serentak tahun 2018 dan persiapan pemilu tahun 2019), serta
operasional penyelenggaraan Asian Games XVIII, Asian Para Games, dan sidang
tahunan IMF-World Bank.

5
Akuntansi Forensik

Pagu alokasi anggaran Kementerian Pemuda dan olahraga mengalami kenaikan


sebesar101,30% dari pagu anggaran tahun 2017 sebesar Rp4.687.002.079.000,-
menjadi Rp9.434.847.434.000,-pada tahun 2018. Berikut adalah capaian realiasi
anggaran Kemenpora 3 (tiga) tahun terakhir.
Grafik 3.10Capaian Realisasi Anggaran Kemenpora Tahun 2016-2018

2. Imam Nahrawi menerima total fee sebesar Rp 26,5 miliar. Uang itu diduga merupakan
commitment fee atas pengurusan proposal hibah yang diajukan oleh pihak KONI
kepada Kemenpora tahun anggaran 2018.
Dari 12 orang yang diamankan, sebanyak 5 orang yang merupakan pegawai
Kemenporan dan KONI ditetapkan sebagai tersangka. Mereka yakni Deputi IV
Kemenpora Mulyana, Pejabat pembuat komitmen pada Kemenpora Adhi Purnomo, staf
Kemenpora Eko Triyanto, Sekretaris Jenderal KONI Ending Fuad Hamidy dan
Bendahara Umum KONI Jhonny E Awuy.
Dari staf pribadinya Miftahul Ulum, Imam Nahrawi mendapatkan uang dengan rincian:
1. Pada 2018 menerima total Rp11,5 miliar dari Sekjen Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) Ending Fuad Hamidy yang merupakan “commitment fee” atas
proses pengurusan sampai dengan pencairan proposal hibah yang diajukan oleh pihak
KONI kepada Kemenpora pada tahun anggaran 2018.
2. Pada 6 Agustus 2017 mendapat sejumlah Rp400 juta dari Deputi IV Bidang
Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Mulyana, Pejabat Pembuat Komitmen
Chandra Bhakti dan Bendahara Supriyono sebagai “honor” selaku Ketua Dewan
Pengarah Satlak Prima di luar nilai kewajaran sebagaimana tercantum dalam Standar
Biaya Umum (SBU) yang diatur oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
6
Akuntansi Forensik

3. Pada akhir 2017, Imam mendapat sekitar Rp1,5 miliar dari Ending Fuad Hamidy
4. Pada akhir 2017, Imam mendapat sekitar Rp1 miliar dari Satlak Prima yang diambil
oleh Miftahul Ulum di rumah Taufik Hidayat
5. Pada 6 Agustus 2015, sejumlah Rp300 juta dari Alfitra Salamm atas permintaan
Miftahul Ulum untuk kepentingan Imam Nahrawi pada acara Muktamar salah satu
Ormas keagamaan.
Selain penerimaan tersebut, terdapat juga permintaan sejumlah uang oleh Imam Nahrawi
selaku Menpora yang rinciannya adalah:
1. Sekitar November 2018, sejumlah Rp7 miliar dari Sekjen KONI Ending Fuad Hamidy
melalui bendahara KONI Lina Nurhasanah untuk penanganan perkara pidana yang
sedang dihadapi oleh adik Imam, Syamsul Arifin yang penanganannya dilakukan di
salah satu instansi penegak hukum.
2. Pada 12 Januari 2017, Imam menerima sebesar Rp800 juta melalui Taufik Hidayat
untuk penanganan perkara pidana yang sedang dihadapi oleh Syamsul Arifin yang
penanganannya dilakukan di salah satu instansi penegak hukum.
3. Pada 2016, Imam total memperoleh Rp4 miliar dengan rincian Rp2 miliar diterima
melalui salah seorang PNS Kemenpora untuk disetorkan ke kas negara sebagai
penggantian kerugian keuangan negara terkait pemeriksaan BPK dan pada sekitar
November 2016, mendapat Rp2 miliar melalui Reiki Mamesah untuk memuluskan
pengajuan anggaran Olympic Center di APBN-P 2016.
Imam juga diduga meminta uang Rp11,8 miliar dalam rentang waktu 2016-2018.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menjadi salah satu lembaga dari empat
kementerian lembaga (K/L) yang meraih opini Wajar Dengan Pengecualian oleh Badan
Pemeriksa Keuangan. Opini Wajar Dengan Pengecualian merupakan jenis penilaian
terhadap laporan keuangan lembaga dengan kriteria sistem pengendalian internal
memadai, namun terdapat salah saji yang material pada beberapa pos laporan keuangan.
Dari catatan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) opini WDP dapat diandalkan,
tetapi pemilik kepentingan harus memperhatikan beberapa permasalahan yang
diungkapkan auditor atas pos yang dikecualikan tersebut agar tidak mengalami
kekeliruan dalam pengambilan keputusan. Opini WDP di bawah opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) yang memiliki kriteria sistem pengendalian internal memadai dan
tidak ada salah saji yang material atas pos-pos laporan keuangan. Secara keseluruhan
laporan keuangan telah menyajikan secara wajar sesuai dengan SAP.

7
Akuntansi Forensik

Sumber dari gambar diatas merupakan temuan yang diuangkapkan oleh BPK
dalam IHSP tahun 2019 semester 1. Yang membuktikan bahwa Kemenpora memiliki
Sistem Pengendalian Intern yang buruk dalam kinerja nya. Permasalahan kelemahan SPI
pada umumnya terjadi karena: ● Pejabat dan/atau pelaksana yang bertanggung jawab
belum optimal dalam melakukan perencanaan, pengawasan dan pengendalian, menaati
ketentuan dan prosedur, berkoordinasi dengan pihak terkait serta menindaklanjuti
rekomendasi BPK atas hasil pemeriksaan sebelumnya.● Pejabat dan/atau pelaksana yang
bertanggung jawab tidak/belum melakukan pencatatan dan rekonsiliasi secara cermat dan
memadai. ● Pejabat yang bertanggung jawab belum optimal dalam mengidentifikasi
kebutuhan petunjuk pelaksanaan yang diperlukan.
Atas 5 K/L yang belum memperoleh opini WTP karena terdapat akun-akun dalam
laporan keuangan yang disajikan tidak sesuai dengan SAP dan/atau tidak didukung
dengan bukti yang cukup, antara lain :
1. Aset lancar, antara lain sisa dana belanja dari Surat Perintah Membayar Langsung
(SPM LS) Bendahara tahun 2018 tidak dapat diyakini ketepatan jumlahnya,
penggunaan uang oleh bendahara pengeluaran tidak dapat dipertanggungjawabkan,
dan mekanisme pengelolaan barang rampasan belum ditetapkan secara formal.
2. Aset tetap, antara lain pencatatan yang berasal dari kelebihan pembayaran belanja
modal belum disesuaikan dan konstruksi dalam pengerjaan tidak dapat diperinci
sesuai dengan jenis barang dan harganya.
3. Belanja, antara lain tidak dapat dilakukan pengujian atas belanja barang karena
dokumen pendukung dalam penanganan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
serta terdapat kelebihan pembayaran atas pekerjaan yang tidak ada dalam kontrak
dan pekerjaan yang belum selesai.
Ke depan, Badan Pemeriksa Keuangan akan memberikan rekomendasi kepada
Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait mekanisme pemberian hibah kepada Komite
Olahraga Nasional Indonesia "Hibah sih sebenarnya boleh saja tapi untuk KONI
sebaiknya memakai satker (satuan kerja) sendiri, khusus, nanti BPK merekomendasikan
soal itu," kata Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara di Istana Merdeka Jakarta.
"WDP Kemenpora itu tidak dikaitkan dengan [perkara suap] itu. Laporan keuangan
sesuai dengan standar, kewajaran begitu kan? Jadi tidak dikaitkan dengan itu, tapi
memang ada beberapa masalah pertanggungjawaban," tambah Moermahadi. Namun,
8
Akuntansi Forensik

KPK menyatakan bahwa dugaan uang suap senilai Rp26,5 miliar tersebut digunakan
untuk kepentingan pribadi Imam Nahrowi selaku Menpora dan pihak Iain yang terkait.

E. Kesimpulan
Dalam kasus ini, mendapatkan Opini Wajar Dengan Pengecualian tersebut
didapatkan karena laporan pertanggung jawaban yang diterima BPK berbeda dengan
yang diberikan oleh Kemenpora. serta Anggaran penyelenggaraan Asian Games dan
Asian Para Games yang dirasa membengkak. Pagu alokasi anggaran Kementerian
Pemuda dan olahraga mengalami kenaikan sebesar101,30% dari pagu anggaran tahun
2017 dan 2018. Selain itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menetapkan
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi sebagai tersangka kasus suap
hibah Kemenpora kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tahun 2018..
BPK akan memberikan rekomendasi kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait
mekanisme pemberian hibah kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia. KPK
menyatakan bahwa dugaan uang suap tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi
Imam Nahrowi selaku Menpora dan pihak Iain yang terkait.

F. Lampiran

9
Akuntansi Forensik

DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190919174541-12-432050/imam-nahrawi-jadi-
tersangka-kemenpora-raih-wdp-dari-bpk
https://kabar24.bisnis.com/read/20190919/15/1150247/apa-itu-wdp-opini-yang-disematkan-
bpk-ke-kemenpora-dan-kpk
https://kabar24.bisnis.com/read/20190919/15/1150270/pemberian-hibah-bpk-akan-beri-
rekomendasi-ke-kemenpora

10

Anda mungkin juga menyukai