Anda di halaman 1dari 17

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Disusun Oleh:

Liana Maisyaroh ( 1221700091)


Intan Tivany A. (1221700135)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA


BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Penelitian adalah sebuah proses untuk menemukan jawaban dari suatu
masalah. Peneltian itu bukanlah hal yang sulit, dan tidak semua penelitian itu
komplek dan rumit. Bahkan anda dalam kehidupan sehari hari baik secara sengaja
atau tidak sengaja telah melakukan kegiatan yang mengandung unsur penelitian,
meskipun tidak dapat dikatakan sebagai sebuah penelitian. Sebagai contoh: saat
anda kehilangan ponsel anda, dengan sedikti bukti-bukti kemudian anda menduga
bahwa pnsel anda diambil oleh salah seorang teman anda. Selanjutnya anda akan
mencari bukti bukti lain untuk dapat membuktikan bahwa dugaan anda benar.
Saat ini mahasiswa strata S1 diwajibkan untuk menulis skripsi diakhir
perkuliahan mereka. Skripsi itu adalah suatu karya tulis ilmiah berupa hasil penelitian
yang ditulis oleh mahasiswa sarjana S1. Untuk mahasiswa dengan program studi
atau jurusan akuntansi dsb. Penelitian secara umum atau kebanyakan dilakukan
untuk menyeleidiki dan menjawab masalah-masalah yang ada diruang lingkung
pendidikan. Secara umum penelitian dibidang pendidikan saat ini, dapat dibagi
menjadi 4 macam jenis penelitian, yaitu: penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif,
penelitian tindakan kelas, serta penelitian dan pengembangan (R&D).

Untuk menyelesaikan penelitian, biasanya mahasiswa diminta untuk membuat


terlebih dahulu proposal penelitian. Proposal tersebut selanjutnya diajukan kepada
dosen pembimbing untuk mendapatkan bimbingan dan koreksi. Saya memahami
banyak dari mahasiswa yang terkadang mengalami kesulitan dalam membuat
proposal penelitian. Oleh sebab itu artike ini dibuat untuk menjadi panduan dalam
menyusun proposal penelitian dengan baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat
adalah:
Apakah yang dimaksud penelitian kuantitatif?
Bagaimana penyusunan proposal penelitian kuantitatif?

C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa khususnya strata 1
memahami mengenai penelitian kuantitatif beserta cara penyusunan proposal
penelitian kuantitatif.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENELITIAN KUANTITATIF

Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang


spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila
disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya. Namun bukan berarti
penelitian kuantitatif bersih dari data yang berupa informasi kualitatif.

Penelitian kuantitatif dibangun oleh paradigma positivisme. Sebuah paradigma


yang di ilhami oleh David Hume, John Locke, dan Berkeley yang menekankan
pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan memandang pengetahuan memiliki
kesamaan hubungan dengan aliran filsafat yang dikenal dengan nama positivisme.
Untuk selanjutnya penelitian kuantitatif dikembangkan oleh para penganut paham
positiviesme yang dipelopori oleh August Comte.

Berdasar pada paradigma di atas maka lingkup penelitian kuantitatif sama


dengan besaran ruang lingkup social, seperti pendidikan, sosiologi, politik, ekonomi,
hukum, administrasi, komunikasi dan sebagainya, karena semua objek
kemasyarakatan menjadi objek dan ruang lingkup penelitian kuantitatif. Sehingga
penelitian kuantitatif ini menekankan pada hasil survey yang berbeda dengan
penelitian kualitatif yang menekankan pada studi kasus.

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF


Proses pembuatan proposal penelitian biasanya dimulai dari pembuatan judul,
maka disini penulis menitikberatkan pada penulisan proposal penelitian kuantitatif.
Pengajuan Judul
Judul penelitian ilmiah umumnya mencerminkan isi dan tujuan utama penelitian
itu sendiri, bahkan bisa juga menunjukan kira-kira metode penelitannya. Ketika
kita membaca laporan penelitian yang berjudul : “Hubungan antara X dan Y”,
predikisi kita tentang isi dan metode penelitian akan berbeda dengan laporan
penelitian yang berjudul “Pengaruh X terhadap Y. Setelah kita pelajari isi laporan
penelitian tersebut, kita bisa menilai apakah judul penelitian tersebut sudah tepat
atau tidak.
Judul yang baik memuat butir-butir item berikut :
Judul berbentuk pernyataan
Memperlihatkan adanya hubungan dua variable atau lebih berupa hubungan
korelasi/hubungan kausal
Adanya satuan analisis(populasi) : kelompok tertentu terhadap siapa
inferensi/generalisasi akan dibuat
Adanya satuan pengamatan(sampel) : kelompok dari mana informasi diperoleh

Contoh Judul:

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Internet Terhadap Hasil


Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V

2. Pengajuan Masalah (BAB I)


Biasanya Pengajuan masalah ini terdapat pada proposal penelitian BAB I.
Masalah dalam penelitian ini diartikan sebagai penyimpangan atau kesenjangan
antara yang seharusnya (das sollen) dengan apa yang benar-benar terjadi
(dassein). Selain itu, masalah juga bersifat tidak terisolasi dengan faktor-faktor
lainnya. Secara kronologis dapat disimpulkan dengan lima kegiatan dalam
langkah, yaitu :
a. Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang
sedang terjadi pada suatu obyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu,
sekarang tampak ada penyimpangan-penyimpangan dari standard yang ada,
baik standard yang besifat keilmuan ataupun aturan-aturan. Oleh karena itu
dalam latar belakang ini, peneliti harus dapat menunjukkan
adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dan menuliskan
mengapa hal ini perlu diteliti. Adanya kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
b. Identifikasi Masalah
Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada
obyek yang diteliti. Semua masalah dalam obyek, baik yang akan diteliti
maupun yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan. Peneliti
harus benar-benar menguasai masalah dengan baik sehingga dapat
mengumpulkan masalah yang relevan dan terfokus pada Y dan dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan
baik, maka penelti perlu melakukan studi pendahuluan ke obyek yang diteliti,
melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua
permasalahan dapat diidentifikasi. Berdasarkan berbagai permasalahan
yang telah diketahui tersebut, selanjutnya dekemukakan hubungan satu
masalah dengan masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti
kedudukannya di mana di antara masalah yang akan diteliti. Masalah apa
saja yang diduga berpengaruh positif dan negative terhadap masalah yang
diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
variable.
Contoh identifikasi masalah yang diambil dari judul:
Apakah yang menyebabkan hasil belajar PKn rendah?
Apakah ada pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis internet
terhadap hasil belajar PKn?
Apakah dalam mempengaruhi hasil belajar PKn perlu adanya media
pembelajaran?
Pembatasan Masalah
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan
supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak
semua masalah yang telah diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka
peneliti member batasan dimana akan dilakukan penelitian, variabel apa saja
yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel
lain. Masalah perlu dibatasi agar :
Peneliti dapat melakukan penelitian secara tepat guna dan menghindari
ruang lingkup yang kompleks
Menjadikan masalah menjadi jelas dan terfokus
Peneliti bisa memperhatikan masalah yang benar-benar dapat dikelola, data
mudah diperoleh, menarik dan signifikan terhadap kenyataan di
lapangan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka selanjutnya dapat
dirumuskan masalah penelitian. Setelah masalah yang akan diteliti
ditemukan (variabel apa saja yang akan diteliti, dan bagaimana hubungan
variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah dapat terjawab secara
akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik.
Seperti telah diuraikan dalam bab rumusan masalah, sebaiknya rumusan
masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Masalah yang akan diteliti
haruslah baru, memiliki nilai, tidak bermakna ganda atau harus jelas yaitu
semua orang harus memberikan persepsi yang sama, menarik serta
menantang, terdesia data dan metode, tersedianya biaya, tenaga dan waktu
yang cukup dan tidak membahayakan fisik ataupun mental.
Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang
dipilih layak dan relevan untuk diteliti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002),
meliputi :
Masalah masih baru
“Baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah diungkap
atau diteliti oleh orang lain dan topik masih hangat di masyarakat,
sehingga agar tidak sia-sia usaha yang dilakukan, sebelum menentukan
masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian
maupun media elektronik tentang penelitian terkini.
Aktual
Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di
masyarakat. Sebagai contoh, ketika seorang dosen keperawatan akan
meneliti tentang masalah gangguan konsep diri pada pasien yang telah
mengalami hemodialise berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut
harus melakukan survey dan memang menemukan masalah tersebut,
meskipun tidak pada semua pasien.
Praktis
Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, artinya
hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu
pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa manfaat praktis
yang bermakna.
Memadai.
Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas,
tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan
memberikan hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber daya,
sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit akan memberikan
hasil yang kurang berbobot.
Sesuai dengan kemampuan peneliti
Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai
kemampuan penelitian dan kemampuan di bidang yang akan diteliti, jika
tidak, hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan dari segi
ilmiah (akademis) maupun praktis
Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah
Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah,
undang-undang ataupun adat istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena
akan banyak menemukan hambatan dalam pelaksanaan penelitiannya
nanti.
Ada yang mendukung
Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga sejak awal sudah
dipertimbangkan darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak
jarang masalah-masalah penelitian yang menarik akan mendapatkan
sponsor dari instansi-instansi pendukung, baik pemerintah maupun
swasta.
Rumusan masalah yang baik adalah yang mempertanyakan adanya
hubungan antara dua variable atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan. Misalnya tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti apakah ada
hubungan antara motivasi kerja dosen dengan kinerja dosen. Bentuk-bentuk
permasalahan penelitian (Sugiyono; 2014) :
1) Permasalahan Deskriptif
Maksud dari rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah
yang berhubungan dengan keberadaan variabel mandiri, baik hanya
pada satu variabel atau lebih. Jadi dalam ini peneliti tidak membuat
perbandingan variabel pada sampel yang lain, dan mencari hubungan
variabel tersebut dengan variabel yang lain. Berikut contoh rumusan
masalah deskriptif :
Seberapa baik kinerja kepala daerah di provinsi X?
Bagaimana sikap masyarakat menaggapi kehadiran perguruan tinggi A?
Seberapa tinggi efektivitas kebijakan dilarang merokok di ruang terbuka
hijau?
Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan
puskesmas di daerah B?
Berdasarkan beberapa contoh dari rumusan masalah deskriptif di atas,
dapat disimpulkan bahwa setiap pertanyaan penelitian berhubungan
dengan satu variabel atau lebih secara mandiri.
2) Permasalahan Komparatif
Maksud dari rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah
yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua
atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Berikut
contoh rumusan masalah komparatif :
Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pengawai Negeri Sipil
dengan Pengawai Swasta?
Adakah kesamaan cara pelayanan di perusahan X dan perusahaan Y?
Adakah perbedaan, kecerdesan dan keahlian antara siswa daerah
dengan siswa yang ada di kota?
Adakah perbedaan kenyamanan naik angkot dan naik bus umum
menurut berbagai lapisan masyarakat?
Adakah perbedaan tingkat kepuasan masyarakat di daerah A dan B
dalam pelayanan pendidikan?
Dari beberapa contoh di atas dapat kita lihat bahwa setiap pertanyaan
penelitian mencoba membandingkan keberadaan satu variabel atau
lebih pada dua atau lebih sampel penelitian. Sangat terlihat sekali
perbedaannya dengan rumusan masalah deskriptif.
3) Permasalahan Asosiatif
Maksud dari hubungan masalah assosiatif adalah rumusan masalah
yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih.
Dalam hal ini terdapat tiga klasifikasi bentuk rumusan masalah assosiatif,
adapun tiga bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
Hubungan simetris
Maksud hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua
variabel atau lebih yang kebetulan muncul bersama. Jadi bukan
hubungan kausal atau pun timbal balik. Berikut contohnya :
Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon jambu dengan
tingkat manisnya buah jambu?
Adakah hubungan antara tinggi badan dengan kemampuan
kepemimpinan?
Adakah hubungan antara banyaknya jumlah katak di suatu
daerah dengan seringnya hujan turun?
Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut :
Hubungan antara banyak semut di pohon jambu dengan tingkat
manisnya buah jambu.
Hubungan antara tinggi badan dengan kemampuan kepemimpinan.
Hubungan antara banyaknya jumlah kata di suatu daerah dengan
seringnya hujan turun.
Hubungan Kausal
Maksud daru hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat
sebab akibat. Dalam penelitian yang menggunakan rumusan
masalah ini terdapat variabel independen dan dependen, yang
mempengaruhi dan dipengaruhi. Berikut contohnya :
Adakah pengaruh tingkat gaji dengan kinerja karyawan?
Seberapa besar pengaruh kepemimpinan presiden terhadap
kedisiplinan masyarakat?
Seberapa besar pengaruh AC terhadap efisiensi kinerja karyawan?
Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Contoh satu varibel : Pengaruh insentif terhadap kinerja


karyawan di perusahaan C
Contoh dua variabel : Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang
terhadap kinerja karyawan di perusahaan D.
Hubungan timbal balik/interaktif
Maksud dari hubungan timbal balik/interaktif adalah hubungan yang
saling mempengaruhi. Dalam hal ini tidak diketahi yang mana
variabel dependen yang mana variabel independen. Contohnya
adalah sebagai berikut :
Adakah hubungan antara kedisplinan dan motivasi?
Adakah hubungan antara kegigihan dengan kekayaan?

Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut :

Hubungan antara kedisiplinan dan motivasi.


Hubungan antra kegigihan dan kekayaan.

Contoh rumusan masalah yang diambil dari judul:

Bagaimana penggunaan media pembelajaran berbasis internet memberikan


pengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V?

e. Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau
tujuan penelitia dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara
akurat maka sekarang manfaatnya apa. Manfaat hasil penelitian ada dua hal
yaitu:
Manfaat untuk mengembangkan ilmu/ manfaat teoritis.
Manfaat praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah
yang ada pada obyek yang diteliti.

Kajian Pustaka (BAB II) a.


Deskripsi Teori
Deskripsi teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan
untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar
untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen penelitian. Teori-teori yang
digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat penguasa,
tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya secara empiris.
Di sini juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada
sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang akan diteliti. Jumlah
teori yang dikemukakan tergantung pada variabel yang diteliti. Kalau variabel
yang diteliti ada lima, maka jumlah teori yang dikemukakan juga ada lima.

Contoh beberapa point yang dibahas dalam deskripsi teoritik:


Hakekat hasil belajar PKn
Pengertian hasil belajar
Mata pelajaran PKn Kelas V SD
Hakekat penggunaan media pembelajaran berbasis internet
Pengertian media pembelajaran
Pengertian media pembelajaran berbasis internet berupa website b.
Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan acuan bagi peneliti dalam
membuat penelitian. Penelitian yang relevan ini berisikan tentang penelitian
orang lain yang dijadikan sebagai sumber atau bahan dalam membuat
penelitian. Dalam hal ini peneliti tidak boleh menjiplak penelitian orang lain,
tetapi hanya menjadikan penelitian orang lain tersebut sebagi acuan dalam
membuat penelitian sendiri.
c. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu
dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau
lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara
mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi
teoritis untuk masing- masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi
besaran variabel yang diteliti. Contoh kerangka pemikiran:
Penggunaan Media Hasil Belajar PKn
Internet (Y)

(X)

Gambar I. Kerangka pemikiran


d. Hipotesis Penelitian
Jika anggapan dasar merupakandasar pikiran yang memungkinkan kita
mengadakan penelitian tentang permasalahan kita, maka hipotesis
merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih
harus dibuktikan, dites, atau diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan
sesuatu di mana penelitian kita arah-pandangkan ke sana, sehingga ada
yang menuntut kegiatan kita.
4. Metodologi Penelitian (BAB III)
a. Tujuan Penelitian
Strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang
valid yang sesuai sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian.
Dalam penelitian experimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah
yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel
lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat.
Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian experimental selalu
mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian nonexperimental,
bahasa dalam sub bab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis
penelitian yang akan dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya.
b. Tempat dan Waktu Penelitian
Dimana lokasi penelitian tersebut dilakukan harus dijelaskan
sedemikian rupa sehingga pembaca mendapatkan gambaran dan mengenal
lokasi penelitian itu dilaksanakan. Tempat dalam penelitian ini adalah di
mana si peneliti akan mengambil sampel untu penelitian. Kalau waktu
penelitian berisikan kapan si peneliti akan melakukan penelitian dan selama
berapa bulan. Di dalamnya akan dimasukkan jadwal penelitian dan apa saja
yang akan dilakukan di pertemuan pertama, kedua dan selanjutnya.
c. Metode Penelitian
Metode atau cara mengadakan penelitian seperti halnya: ekperimen
atau non eksperimen. Tetapi di samping itu juga menunjukkan jenis atau tipe
penelitian yang akan diambil, dipandang dari segi tujuan misalnya
eksploratif, deskriptif atau historis. Masih ada lagi pandangan dari subjek
penelitiannya, misalnya populasi atau kasus. Termasuk didalamnya metode
penarikan sampel, model penelitian yang akan digunakan.
d. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian serta menganalisis data. Dalam
judul yang kita berikan terdapat desain atau rancangan penelitian
menggunakan desain eksperimen Random Two Group Posttest Only
Design.
e. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, dapat berupa manusia,
wilayah geografis, waktu, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata,
surat kabar, majalah dan sebagainya. Populasi bukan sekedar jumlah yang
ada pada objek, tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki objek yang
diteliti.
Sedangkan sampel adalah sebahagian dari jumlah atau karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative (mewakili).
Berapa banyak sampel itu hingga bisa dikatakan representative
terhadap populasinya ? besarnya sampel tergantung pada beberapa hal,
yaitu : (1) tipe sampel yang digunakan (sempel sederhana, berstrata,
berjenjang, dan lain-lain ; (2) spesifikasi hipotesisnya ; (3) persentasi
kemungkinan salah yang diterima, dan (4) biaya (dalam arti waktu dan
uang). Penggunaan teknik pengambilan sampel dan penentuan besarnya
jumlah sampel, harus dibarengi dengan alasan-alasan yang kuat dari
peneliti.
f. Teknik Pengumpulan Data
Yang diperlukan di sini adalah teknik pengumpulan data mana yang
paling tepat, sehingga betul-betul didapat data yang valid dan reliabel.
Jangan semua metode pengumulan data (angket, observasi, wawancara)
diicantumkan kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan. Selain itu
konsekuensi dari mencantumkan ke tiga metode pengumpulan data itu
adalah: setiap metode pengumpulan data yang dicantumkan harus disertai
datanya. Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan obyektif
penggunaan berbagai metode sangat diperlukan, tetapi bila satu metode di
pandang mencukupi maka metode yang lain bila digunakan akan menjadi
tidak efisien.
g. Instrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan
menggunakan instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan
tergantung pada variabel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya
lima, maka akan menggunakan lima instrumen. Dalam hal ini perlu
dikemukakan instrumen apa saja yang akan digunakan untuk penelitian,
skala pengukuran yang ada pada setiap jenis instrumen, prosedur pengujian
validitas dan reliabilitas instrumen.
h. Teknik Analisis Data
Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka analisis data
penelitian ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana
yang diajukan, akan menentukan teknik statistik mana yang digunakan. Jadi
sejak membuat rancangan, maka analisis data penelitian ini telah ditentukan.
Bila penelititidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian
itulah yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab,
maka sulit membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan
hanya dapat berlaku untuk sampel yang digunakan, tidak dapat berlaku
untuk populasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak
awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Proses pembuatan proposal
penelitian biasanya dimulai dari pembuatan judul. Selanjutnya jika judul sudah
tepat, maka dapat lmemulai penulisan BAB I sampai dengan II, dimana pada
pada Bab I terdapat 5 bagian, yaitu; (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah,
Perumusan masalah, (4) Pembatasan masalah, dan (5) Kegunaan Penelitian.
Pada Bab II terdapat 4 bagian, yaitu; (1) Deskripsi teoritik, (2) Penelitian yang
relevan, (3) Kerangka berpikir, dan (4) Hipotesis penelitian. Pada Bab III terdapat
8 bagian, yaitu; (1) Tujuan Penelitian, (2) Tempat dan waktu penelitian, (3)
Metode penelitian, (4) Desain penelitian, (5) Populasi dan sampel, (6) Teknik
pengumpulan data, (7) Instrumen penelitian, dan (8) Teknik analisis data.

Saran
Dengan uraian diatas, sebaiknya dibuat dengan kata – kata yang lebih
sederhana agar mudah dipahami dan dengan contoh tiap poin yang lebih jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Chairunnissa, Connie. 2017. Metode Penelitian Ilmiah Aplikasi dalam Pendidikan


dan Sosial. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Ibrahim, Theresia Kristianty. 2014. Penelitian Ilmiah Konsep dan Implementasi


(Pedoman untuk membuat skripsi, tesis dan disertasi). Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta.

Prof. Dr. Sugiyono (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Penerbit Alfabeta, Bandung.

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808346/pendidikan/SISTEMATIKA+PROPO
SAL+PENELITIAN+KUANTITATIF.pdf. Diakses pada: 12 Oktober 2017, pukul 20:16
WIB.

http://en.wikipedia.org/wiki/Correlation_does_not_imply_causation. Diakses
pada: 12 Oktober 2017, pukul 22:37 WIB.

Anda mungkin juga menyukai