Anda di halaman 1dari 19

RESUME 5 PENELITIAN PENDIDIKAN II

Tentang

Desain Proposal Penelitian Pendidikan

OLEH :

Ika Nurjannah (18129060)

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Melva Zainil, S.T, M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
A. Desain Penelitian Kualitatif
Metode kualitatif yang berpandangan bahwa, dipandang sesuatu holistik, kompleks,
dinamis, penuh makna,pola pikir induktif , sehingga permasalahan belum jelas, maka
penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki
objek penelitian atau situasi sosial.
Proposal penelitian berarti persiapan kemungkinan dan perlengkapan. Kemungkinan
dan perlengkapan itu dalam hal ini dinamakan sebagai komponen- komponen
penelitian. Ada beberapa komponen penelitian yang harus dirumuskan dalam proposal
penelitian, beberapa komponen yang harus disusun dan dijelaskan sebagai berikut ini.
Sistematika penulisan penelitian kualitatif terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang dalam penelitian kualitatif merupakan tema yang masih bersifat
sementara, tentatif, dan dapat berkembang mengikuti situasi di lapangan. Terdapat tiga
kemungkinan mengenai perumusan masalah dengan judul penelitian kualitatif. Pertama,
bisa saja judul tidak berubah atau masih tetap karena telah sesuai dengan masalah.
Kedua, masalah dapat berkembang sehingga diperlukan sedikit penyesuaian pada judul
yang dikemukakan. Ketiga, masalah berubah total sehingga bahkan diperlukan
penggantian judul penelitian.

B. Fokus Penelitian
Merupakan pokok masalah yang akan diteliti. Berisi gambaran keseluruhan situasi
sosial yang diteliti,meliputi aspek tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara
sinergis.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal-hal apa saja yaningin dicapai melalui penelitian
yang dilakukan. Tujuan penelitian hendaklah berkaitan dengan fokus penelitian dan
ditulis dengan singkat dan jelas.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis dan praktis bagi pihak-pihak yang memiliki implikasi secara langsung
maupun tidak langsung terkait dengan hasil penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Meskipun masalah penelitian masih bersifat sementara, metode penelitian kualitatif
tetap harus memiliki kajian kepustakaan. Namun, kajian yang digunakan dalam
penelitian kualitatif juga bersifat sementara, dapat berkembang setelah peneliti memasuki
lapangan atau konteks sosial bahkan bisa saja sampai pada penemuan teori baru. Pada
penelitian kualitatif, jumlah teori tidak disesuaikan dengan jumlah variabel, melainkan
jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang dalam
perspektif yang lebih holistik.

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
Peneliti harus menjelaskan jenis penelitian yang digunakan. Hendaknya peneliti
menjelaskan mengapa menggunakan metode kualitatif. Selain itu, peneliti juga harus
menuliskan rencana pendekatan yang digunakanuntuk melakukan penelitian seperti
grounded theory, fenomenology, etnografi, atau studi kasus.

B. Setting Penelitian
Merupakan penjelasan mengenai lokasi di mana situasi sosial akan diteliti.

C. Instrumen Penelitian
Pada penelitian kualitatif, instrumen utama yang berperan adalah peneliti itu sendiri.
Namun peneliti membutuhkan instrumen untuk membantunya menggali data. Instrumen
tersebut perlu dikemukakan pada bagian ini.

D. Sumber Data
1. Subyek Penelitian
Merupakan narasumber utama yang menjadi fokus penelitian. Kriteria harus
jelas untuk memastikan sumber data yang diperoleh.
2. Informan Penelitian
Narasumber pendukung yang dapat menguatkan informasi yang diperoleh dari
sumber utama. Fungsinya adalah membantu pemeriksaan keabsahan data
(triangulasi).
E. Teknik Pengumpulan Data
Menjelaskan cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Apakah dengan
wawancara, observasi, maupun penelusuran dokumen, atau lainnya.

F. Teknik Analisis dan Interpretasi Data


Menjelaskan proses yang direncanakan untuk menganalisis data penelitian, cara
menginterpretasikan data sampai dengan pembuatan simpulan.

G. Teknik Keabsahan Data


Beberapa teknik dapat dipilih dalam teknik pengujian keabsahan data, antara lain
melakukan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,
tiangulasi, diskusi teman sejawat (interrater), analisis kasus negatif dan member check.

B. Desain dan Proposal Penelitian Kuantitatif


Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah
yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam menyusun
rencana penelitian, perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan
untuk mendukung dan menghambat terlaksananya penelitian.
Penelitian berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah merupakan
“penyimpangan” dari apa seharusnya dangan apa terjadi, penyimpangan antara rencana
dengan pelaksanaan, penyimpangan antara teori dan praktek, dan penyimpangan antara
aturan dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang (tempat) dan waktu tertentu.
Rencana penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan
pedoman yang betul-betul mudah diikuti
Rancangan penelitian yang sering disebut proposal penelitian paling tidak berisi 4
komponen utama, yaitu Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode
Penelitian, Organisasi dan Jadwal Penelitian.
Proposal penelitian berarti persiapan kemungkinan dan perlengkapan. Kemungkinan
dan perlengkapan itu dalam hal ini dapat dinamakan sebagai komponen-komponen
penelitian. Ada beberapa komponen yang harus dirumuskan dalam proposal penelitian,
beberapa komponen yang harus disusun dijelaskan berikut ini:
1. Pengajuan Judul
Judul penelitian ilmiah umumnya mencerminkan isi dan tujuan utama
penelitian itu sendiri, bahkan bisa juga menunjukan kira-kira metode penelitiannya.
Ketika membaca laporan penelitian berjudul : “Hubungan antara X dan Y”, hal
tersebut bisa diprediksi tentang isi dan metode penelitian akan berbeda dengan
laporan penelitian yang berjudul ‘Pengaruh X terhadap Y”. setelah mempelajari isi
laporan penelitian tersebut, penulis bisa menilai apakah judul penelitian tersebut
sudah tepat atau tidaknya.
Judul yang baik mmuat butir-butir item berikut:
a. Judul berbentuk pernyataan
b. Memperlihatkan adanya hubungan dua variabel atau lebih berupa hubungan
korelasi/hubungan kausal
c. Adanya satuan analisis (populasi)
d. Adanya satuan pengamatan (sampel) : kelompok dari mana informasi diperoleh
Contoh judul:
“Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen Terhadap Hasil belajar IPA siswa Kelas
IV SD “

2. Pengajuan Masalah (BAB I)


Biasanya pengajuan masalah terdapat pada proposal penelitian BAB I.
Masalah dalam penelitian ini diartikan sebagai penyimpangan atau kesenjangan
antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi. Selain itu, masalah
juga bersifat tidak terisolasi dengan factor-faktor lainnya. Secara kronologis dapat
disimpulkan dengan lima kegiatan dalam langkah, yaitu:
a. Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang
sedang terjadi pada suatu obyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu,
sekarang ini tampak ada penyimpangan-penyimpangan dari satandart yang
ada, baik standart yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan.
Oleh karena itu dalam latar belakang ini, peneliti harus melakukan
analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis
masalah ini, peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan
yang ditunjukkan dengan data dan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.
Ada tiga hal yang harus ada dalam latar belakang masalah, yaitu:
1) Konsep dan isi dokumen yang relevan dengan topik penelitian.
2) Pernyataan para ahli (expert), para pemegang kebijakan terutama yang
mendukung terhadap rencana penelitian.
3)  Hasil pelacakan studi topik yang sama yang pernah dilakukan oleh orang
lain. Hal ini penting dilakukan untuk menjamin keorisinilan penelitian.
b. Identifikasi Masalah
Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada
obyek yang diteliti. Semua masalah dalam obyek, baik yang akan diteliti
maupun yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan.
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti
perlu melakukan studi pendahuluan ke obyek yang diteliti, melakukan
observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua masalah dapat
di identifikasikan.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah diketahui tersebut,
selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah lain.
Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya dimana diantara masalah yang
akan diteliti. Masalah apasaja yang diduga berpengaruh positif dan negatif
terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan
dalam bentuk variabel.
Contoh identifikasi masalah :
1) Apakah yang menyebabkan hasil belajar IPA rendah?
2) Apakah ada pengaruh menggunakan metode Eksperimen terhadapt hasil
belajar IPA ?

c. Pembatasan Masalah
Suatu hal yang disadari bahwa pada hakikatnya suatu masalah tidak
pernah berdiri sendiri dan terisolasi dari faktor-faktor yang lain selalu terdapat
konstalasi (keadaan) yang merupakan latar belakang dari suatu latar belakang
tertentu.
Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan
supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua
masalah yang diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi
batasan, dimana akan dilakukan penelitian, variabael apa yang akan diteliti,
serta bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain. Berdasarkan
masalah ini, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah penelitian.
d. Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan diteliti itu ditentukan (variabel apa yang
akan diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan
supaya masalah dapat terjawab dengan akurat, maka masalah yang akan
diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik. Seperti telah diuraikan dalam bab
rumusan masalah, sebaiknya rumusan masalah itu dapat dinyatakan dalam
kalimat pernyataan sesuai dengan judul penelitian.
Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang
dipilih layak dan relevan untuk diteliti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002)
meliputi:
1) Masalah masih baru
2) Aktual
3) Praktis
4) Sesuai dengan kemampuan peneliti
5) Memadai

e. Tujuan Penelitian
Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan diluar
pola pikir dalam merumuskan masalah. Tetapi keduanya ada keterkaitannya
dengan permasalah, oleh karena itu dua hal ini ditempatkan pada bagian ini.
Tujuan penelitian disini tidak sama dengan tujuan yang ada pada sampul
skripsi atu tesis, yang merupakan tujuan formal (misalnya untuk memenuhi
salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana), tetapi tujuan disini berkenaan
dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian
berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Manakala masalah
yang diteliti ada tiga masalah, maka tujuannyapun ada tiga. Setelah
merumuskan satu rumusan masalah sebaiknya segera merumuskan tujuan
penelitiannya.

f. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian merupakan dampat tercapainya tujuan , kalau
tujuan dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat.
Adapun kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu :
1) Kegunaan untuk mengembangkan ilmu atau kegunaan teoritis
2) Kegunaan praktis, yaitu membantu memcahkan dan mengantisipasi
masalah yang ada pada proyek yang diteliti.

2. Kajian Pustaka (BAB II)


a. Deskripsi Teori
Deskripsi teori adalah, teori-teori yang relevan yang dapat digunakan
untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar
untuk memberi jawaban sememntara terhadap rumusan masalah yang
diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen penelitian.
Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang,
pendapat penguasa, tetapi teori-teori yang telah teruji kebenarannya. Disini
juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya
yang ada kaitannya dengan variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti
ada lima, maka teori yang dikemukakan juga ada lima.

b. Penelitian yang relevan


Penelitian yang relevan merupakan acuan bagi peneliti dalam membuat
penelitian. Penelitian yang relevan ini berisikan tentang penelitian orang lain
yang dijadikan sebagai sumber atau bahan dalam membuat penelitian. Dalam
hal ini peneliti tidak boleh menjiplak penelitian orang lain, tetapi hanya
menjadikan penelitian orang lain tersebut sebagai acuan dalam membuat
penelitian sendiri.

c. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
konsep teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir dalam satu penelitian perlu
dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau
lebih. Apabila peneliti hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara
mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi
teoritis untuk masing-masing variabel juga argumentasi terhadap variasi
besaran variabel yang diteliti. Contoh kerangka pemikiran:
Penggunaan metode Hasil belajar IPA
Eksperimen
(Y)
(X)

d. Hipotesis Penelitian
Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang memungkinkan
mengadakan penelitian tentang permasalahan, maka hipotesis penelitian
merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih
harus dibuktikan, dites atau diuji kebenarannya. Oleh sebab itu merumuskan
hipotesis disebabkan karena meragukan sesuatu hipotesis yang merumuskan
dalam kalimat deklaratif yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan , ada
atau tidaknya perbedaan dan ada atau tidaknya pengaruh antara dua variabel
atau lebih.
Penelitian dengan rumusan masalah yang lebih dari dua variabel dan
menggunakan pendekatan kuantitatif, merumuskan suatu hipotesis
merupakan suatu keharusam, sebab pada proses penelitian selanjutnya akan
mengumpulkan dan menganalisis data dalam menguji hipotesis yang
diajukan.

3. Metodologi Penelitian ( BAB III )


a. Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis diperlukan
metode penelitian, seperti metode survey.
b. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam hal ini dimana lokasi penelitian tersebut dilakukan harus
dijelaskan sedemikian rupa sehingga pembaca mendapatkan gambaran dan
mengenal lokasi penelitian itu dilaksanakan. Tempat dalam penelitian ini
adalah dimana si peneliti akan mengambil sampel untuk penelitian. Kalau
waktu penelitian berisikan kapan peneliti akan melakukan penelitian dan
selama berapa bulan. Didalamnya akan dirumuskan juga jadwal penelitian
dan apa saja yang akan dilakukan di pertemuan pertama, kedua dan
selanjutnya.
c. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat
digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan
(kesimpulan data sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka
sampel yang digunakan sebagai sumber data dapat dilakukan dengan cara
mengambil sampel dari populasi secara random sampai jumlah tertentu
d. Instrumen Penelitian
Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala yang akan
menggunakan instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan
tergantung pada variabel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya
lima, maka akan menggunakan lima instrumen
e. Teknik Pengumpulan Data
Yang diperlukan disini ialah teknik pengumpulan data yang diperlukan
sehingga didapat data yang valid dan reliable. Jangan semua metode
pengumpulan data seperti angket, observasi dan wawancara dicantumkan
kalau tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan
ketiga metode pengumpulan data itu adalah setiap metode pengumpulan data
yang dicantumkan harus disertai datanya. Memang untuk mandapatkan data
yang lengkap dan obyektif penggunaan berbagai metode sangat diperlukan,
tetapi bila satu metode di pandang mencukupi maka metode yang lain bila
digunakan akan menjadi tidak efisien.
f. Teknik Analisis Data
Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis
data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah
dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan
akan menentukan teknik statistik mana yang digunakan. Jadi sejak membuat
rancangan , maka teknik analisis data penelitian telah ditentukan. Bila
peneliti tidak membuat hipotesis maka rumusan masalah penelitian itulah
yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab, maka
sulit membuat generalisasi sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya dapat
berlaku untuk sampel yang digunakan tidak dapat berlaku untuk populasi.
C. Desain Proposal Penelitian Campuran Termasuk Penelitian Pengembangan dan
PTK
1. Desain Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memmvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
pembelajaran. Produk yang dihasilkan antara lain:bahan penelitian untuk guru, materi
beljara, media, soal dan sistem pengelolaan dalam pembelajaran. Adapun komponen-
kompoen yang dirumuskan dalam proposal penelitian, adapun komponennya antara
lain:

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang masalah menguraikan apa yang akan dikembangkan dalam
masalah yang akan dipecahkan. Latar belakang ini membahas tentang kesenjangan-
kesenjangan yang ada antara kondisi ideal (das sain) dan kondisi riil (das sollen),
serta dampak yang disebabkan oleh hal tersebut. Berbagai alternatif untuk mengatasi
kesenjangan itu perlu dipaparkan secara singkat disertai uraian faktor penghambat
dan pendukungnya. Alternatif yang ditawarkan sebagai pemecah masalah beserta
rasionalnya dikemukakan pada bagian akhir dari paparan latar belakang masalah.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dijelaskan secara singkat, padat, dan jelas dalam bentuk
pertanyaan atau pernyataan yang relevan dari latar belakang masalah. Rumusan
masalah hendaknya disertai dengan alternatif pemecahan yang ditawarkan serta
rasional mengapa alternatif yang dipilih sebagai cara pemecahan yang paling tepat
terhadap masalah yang ada.

C. Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan menjelaskan tujuan pengembangan yang bertolak dari
masalah yang ingin dipecahkan dengan menggunakan alternatif yang telah dipilih.
Rumusan tujuan pengembangan diarahkan ke pencapaian kondisi ideal seperti yang
telah dijabarkan pada latar belakang masalah.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan


Spesifikasi produk menjelaskan semua identitas penting yang dapat digunakan
untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya. Produk yang dimaksud bisa
berupa media, modul, perangkat pembelajaran, buku teks, model pembelajaran, atau
produk lain yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

E. Manfaat Pengembangan
Bagian ini peneliti menjelaskan atau memberi argumentasi mengapa perlu ada
pengubahan kondisi nyata ke kondisi ideal. Dengan kata lain, manfaat pengembangan
menggungkapkan mengapa masalah yang ada perlu dan mendesak. Dalam bagian ini
diharapkan menjelaskan kaitan antara urgensi pemecahan masalah dengan konteks
permasalahan yang lebih luas. Pengaitan ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa
pemecahan suatu masalah konteks mikro benar-benar dapat memberi sumbangan
bagi pemecahan masalah lain yang konteks lebih luas.

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan


Dalam pengembangan hendaknya diperoleh dari teori-teori yang sudah teruji atau
pandangan ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang hendak
dipecahkan dengan menggunakan produk yang akan dikembangkan. Keterbatasan
pengembangan menggungkapkan tentang keterbatasan peneliti dalam
mengembangkan produk yang dihasilkan untuk memecahkan masalah yang lebih
luas.

G. Definisi Istilah
Istilah menjelaskan defenisi istilah-istilah yang berhubungan dengan
pengembangan produk.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


Menjelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang
dipecahkan. Pada akhir kajian pustaka, peneliti harus memaparkan penelitian yang
relevan dari penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain.

BAB III METODE PENGEMBANGAN


A. Model Pengembangan
Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan
model teoritik. Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, yaitu
menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk.
Model konseptual adalah model yang bersifat analitis yang memaparkan
komponenkomponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antar
komponen (misalnya model pengembangan rancangan pengajaran). Model teoritik
adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan antar-peristiwa.

B. Prosedur Pengembangan
Bagian ini memaparkan langkah-langkah prosedural yang ditempuh oleh
pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan
model pengembangan. Apabila model pengembangannnya adalah prosedural, maka
prosedur pengembangannya tinggal mengikuti langkah-langkah seperti yang terlihat
dalam modelnya. Model pengembangan juga bisa berupa konseptual atau teoritiknya.
Kedua model ini tidak secara langsung memberi petunjuk tentang bagaimana langkah
prosedural yang dilalui sampai keproduk yang dispesifikasi. Oleh karena itu, perlu
dikemukakan lagi langkah produknya.

C. Uji Coba Produk


Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat kevalidan, kepraktisan, dan
keefektifan. Pada bagian uji coba ini perlu juga disajikan desain uji coba, subjek uji
coba, jenis data, instrument pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Dalam uji coba produk dilakukan dalam tiga tahapan yaitu uji perseorangan,
uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Pelaksanaan tiga tahapan ini tergantung pada
urgensi dan data yang dibutuhkan melalui uji coba itu. Desain uji coba produk bisa
menggunakan desain yang biasa dipakai dalam penelitian kuantitatif, yaitu desain
deskriptif atau eksperimental. Yang perlu diperhatikan adalah ketepatan memilih
desain untuk tahapan (perseorangan, kelompok kecil, atau lapangan) agar data yang
dibutuhkan untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara lengkap.
1. Subjek Uji Coba
Subjek uji coba produk bisa terdiri dari ahli di bidang isi produk, ahli di
bidang perancangan produk dan/atau sasaran pemakai produk. Subjek uji coba
yang ahli di bidang isi produk adalah yang berkualifikasi
2. Jenis Data
Uji coba produk dimaksudkan untukmengumpulkan data yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat kevalidan, kepraktisan, dan
keefektifan. Dalam konteks ini pengembang sering tidak bermaksud
mengumpulkan data secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja, sesuai
dengan kebutuhan pengembangan, pengembang hanya melakukan uji coba untuk
melihat daya tarik dari suatu produk atau hanya untuk melihat tingkat
efisiensinya atau keduanya. Keputusan ini tergantung pada pemecahan masalah
yang telah ditetapkan di Bab I, apakah valid,praktis, dan efektif
Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan data
tentang efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan
penekanan pada validitas, dan efektivitas. Atas dasar ini, maka jenis data yang
perlu dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi apa yang dibutuhkan
tentang produk yang dikembangkan itu. Penjelasan tentang jenis data yang
dikumpulkan haruslah dikaitkan dengan desain dan pemilihan subjek uji coba.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Jika menggunakan instrumen yang sudah ada, maka pengembang perlu
menguraikan karakteristik instrumen tersebut, terutama mengenai kesahihan dan
keterandalannya. Jika instrumen dikembangkan sendiri oleh pengembang, maka
uraikanlah prosedur pengembangannya.
4. Teknik Analisis Data
Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk menganalisis data uji coba
dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya. Uraikan secara rinci
teknik analisis datanya.

2. Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran merupakan salah satu tuntutan kompetensi guru, oleh karena itu
siapapun guru dan calon guru dituntut mampu melakukan penelitian tindakan kelas
untuk peningkatan keprofesionalan mereka. Tulisan ini sengaja dirancang guna
membekali para guru dan mahasiswa calon guru untuk pegangan pelaksanaan tugas
pewujudan kinerjanya sekaligus pedoman bagi calon penulis jurnal ini. Hal ini
penting mengingat berdasarkan pengalaman penulis mendampingi guru baik yang
sudah bersertifikat pendidik profesional maupun yang belum, kesulitan utama mereka
dalam PTK adalah bagaimana menyusun proposal, dan bagaimana menulis laporan
PTK setelah mulai mengadakan serangkaian tindakan. Bagian pertama sajian ini
tentang Penyusunan Proposal PTK berisi tentang: isi proposal, bagian pokok dan
bagian akhir dari proposal PTK. Bagian kedua Penyusunan Laporan Hasil PTK
menguraikan tentang bagian awal, bagian pokok dan bagian akhir laporan hasil PTK
(yang akan terbit pada edisi mendatang).
Penyusunan usulan/proposal penelitian merupakan langkah awal penulisan
penelitian. Penyusunan proposal mencakup beberapa langkah yaitu 1) pengajuan
usulan judul, 2) persetujuan judul, 3) pembimbingan (jika perlu), 4) revisi dan 5)
pengesahan proposal yang telah disetujui.
PTK merupakan kegiatan nyata, untuk meningkatkan mutu PBM; merupakan
tindakan oleh guru kepada siswa yang harus berbeda dari kegiatan biasanya. PTK
terjadi dalam siklus berkesinambungan; minimum dua siklus. Judul memuat
gambaran upaya yang dilakukan untuk perbaikan pembelajaran sesuai hasil analisis
karakteristik siswa dalam pembelajaran sebelumnya, tindakan yang diambil untuk
merealisasikan upaya perbaikan pembelajaran, dan setting penelitian. Judul
sebaiknya tidak lebih dari 15 kata/frasa.
Desain penelitian tindakan terdiri dari 5 yaitu: (1) pendahuluan: latar belakang
masalah, rumusan masalah dan pemecahannya, tujuan dan manfaat penelitian; (2)
kajian pustaka: kajian teori, kerangka pikir dan (3) metode penelitian: pendekatan
dan jenis penelitian, setting penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian. (4)
hasil penelitian dan pembahasan: kondisi awal, siklus 1, siklus 2, siklus 3 dst,
pembahasan antar siklus. (5) simpulan dan saran.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan harus berasal dari data empirik dan pembelajaran yang aktual.
Masalah yang diteliti, digali, atau didiagnosis secara kolaboratif atau sistematis
oleh guru dan narasumber dari masalah yang nyata dihadapi guru dan/atau siswa
di sekolah. Identifikasi masalah penelitian hendaknya disertai dengan data
pendukung dan analisis akar penyebab masalah serta alternatif solusi pemecahan
masalah.
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi hasil identifikasi yang terdapat dalam latar
belakang masalah. Rumusannya ditulis dalam bentuk kalimat tanya.
2. Pemecahan Masalah
Solusi yang dipilih peneliti untuk memecahkan masalah.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan dirumuskan secara singkat dan jelas berdasarkan
permasalahan dan cara pemecahan masalah yang dikemukakan.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian tindakan diuraikan secara jelas, khususnya untuk
perbaikan kualitas pendidikan dan/atau pembelajaran. Manfaat hasil penelitian,
khususnya bagi guru dan komponen pendidikan terkait di sekolah. Sebagai
tambahan kemukakan juga inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian yang
diusulkan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori
Dalam kajian teori peneliti harus mengemukakan kajian teoretis dan empiris,
yaitu ulasan hasil penelitian terdahulu yang relevan sebagai landasan pemilihan
tindakan.
B. Kerangka Berpikir
Pengusul harus dapat menyusun kajian teoretis dan empiris menjadi dasar
penyusunan kerangka berpikir yang menunjukkan keterkaitan antara (1)
masalah, (2) teori, (3) hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan (4) pilihan
tindakan. Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan,
diagram, uraian, argumentatif, atau bentuk penyampaian lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN


Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan-tindakan observasi/evaluasi-
refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan
penelitian dengan menguraikan tingkat keberhasilan yang dicapai dalam satu siklus
sebelum pindah ke siklus lainnya. Jumlah siklus disyaratkan lebih dari dua siklus.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pada bagian ini dijelaskan pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian
kualitatif/kuantitatif dan jenis penelitian tindakan. Selanjutnya, uraikan
alasanalasan singkat mengapa pendekatan dan jenis penelitian tersebut
digunakan.

B. Setting Penelitian
Pada bagian ini deskripsikan tempat, kondisi, dan tempat penelitian akan
dilakukan.

C. Subjek Penelitian
Deskripsikan subjek penelitian yang mencakup jumlah, jenis kelamin, dan
kondisi subjek yang diteliti.

D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan yang akan dilakukan diuraikan secara rinci mulai
dari rencana, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, dan seterusnya.
Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan maksudnya memformulasikan secara rinci
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah dan menggambarkan hal-hal
yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan. Misalnya, menyiapkan
rencana tindakan berupa skenario, materi, media, bahan dan alat, instrumen,
observasi, evaluasi, dan refleksi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan siklus yang berisikan
tahapan tindakan yang dilakukan oleh peneliti maupun siswa dalam
pembelajaran. Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan
peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang
dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang
dilakukan dalam penelitian hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan
teoretis dan empiris agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja
dan hasil program yang optimal.
3. Observasi Tindakan
Observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan hal-hal
yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam observasi hal-hal yang
harus diperhatikan adalah perencanaan bersama, fokus, penentuan kriteria,
keterampilan observasi, dan umpan balik. Sedangkan dalam melakukan
observasi ada tiga fase kegiatan, yaitu pertemuan perencanaan, observasi
kelas, dan pembahasan umpan balik. Observasi juga dapat dilakukan dengan
menggunakan video, tape recorder, atau catatan siswa.
4. Analisis dan Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis,
dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan
tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi
yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan
kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan.
DAFTAR PUSTAKA

Dekan FIP UNP. 2016. Panduan Penyusunan Skripsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan.
Padang: FIP UNP.

Lapau Buchari.2012.Metode Penelitian Kesehatan:Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis,


dan Disertasi.Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Lexy J. Moeloeng, M.A. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Slameto. (2015). Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas. Scholaria Vol. 5, (No.2),
60-69.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2014).

Wina Sanjaya, 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: PT. Fajar
Interpratama Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai