Anda di halaman 1dari 9

Dosen Pengampuh:

Prof. Dr. H. Syahrul, M.Pd

RESUME PERKULIAHAN PERTEMUAN 3


Permasalahan Penelitian

Oleh:
Afdaliah Alif
NIM. 220020301002

PTK Kelas A

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
Latar belakang
Masalah penelitian merupakan suatu pondasi dalam melakukan suatu penelitian. Singkatnya,
masalah penelitian adalah adanya gap atau kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, teori
dengan praktek, yang seharusnya dengan yang terjadi. Masalah penelitian bukan merupakan suatu
rumusan tujuan. Ketika ditanya apa masalah penelitianmu? Beberapa menjawab: ”Ingin
mengetahui…” dan itu adalah rumusan tujuan, bukan suatu masalah penelitian.
Menentukan masalah penelitian bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena itu untuk
menentukan masalah penelitian, perlu mengetahui dulu apa masalahnya. Sebagian besar pemecahan
masalah tergantung pada pengetahuan peneliti tentang masalah tersebut. Sebagian lain ditentukan oleh
pengetahuan peneliti tentang sifat dan hakekat masalah tersebut. Dengan kata lain, masalah adalah
sebuah kalimat Tanya atau kalimat pertanyaan
Oleh karena pentingnya masalah dalam suatu penelitian maka dalam makalah ini penulis
mencoba membahas tentang menentukan masalah penelitian yang didalamnya menjelaskan tentang
urgensi menentukan masalah penelitian, latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan
masalah, dan pembatasan masalah.

Sumber Masalah
masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari teori, ulasan kepustakaan, masalah
sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman pribadi. Masing-masing dapat dijelaskan
sebagai berikut
Observasi
1. Observasi
merupakan sumber yang kaya masalah penelitian. Kebanyakan keputusan praktis didasarkan
atas praduga tanpa didukung oleh data empiris. Masalah penelitian dapat diangkat dari hasil
observasi terhadap hubungan tertentu yang belum mempunyai dasar penjelasan yang
memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas otiritas
atau tradisi
2. Dedukasi dari teori
Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsir-prinsip umum yang penerapannya
belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan terhadap masalah
yang diangkap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori
3. Kepustakaan
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian ulang
(replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil
penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering juga
menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut
4. Masalah social
Masalah sosial dapat pula menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya: seringnya menjadi
perkelahian siswa antar sekolah dapat memunculkan pertanyaan tentang efektivitas
pelaksanaan pendidikan moral dan agama serta pembinaan sikap disiplin
5. Situasi praktis
Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk dilakukan penelitian evaluatif.
Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan lebih lanjut

MENGIDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting
diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga
menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara
umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey,
dsb).

Ada dua bagian dalam identifikasi masalah. Jadi nggak cuma asal, identifikasi masalah pun harus
memuat dua bagian ini, yakni:
1. Identifikasi dengan Jelas Akar Penyebab Masalah
Identifikasi masalah harus memuat akar penyebab yang jelas. Di dalamnya memuat asal-
muasal masalah terjadi. Misalnya, kamu membahas masalah kemiskinan. Untuk mengidentifikasi
masalah tersebut, kamu harus menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan seperti
sempitnya lapangan pekerjaan, rendahnya upah, dan sebagainya.
2. Mengembangkan Pernyataan Masalah Secara Rinci yang Mencakup Efek Masalah pada Suatu
Fenomena.
Setelah mnejelasan penyebab masalah, kamu harus mengebangkan efek atau dampak masalah
tersebut secara lebih luas.Mengambil contoh sebelumnya, kamu harus menerangkan dampak
kemiskinan untuk kondisi perekonomian dalam lingkup nasional. Jadi tak hanya sebatas menjelaskan
penyebab masalah, identifikasi masalah pun berisi tentang dampak masalah terhadap suatu fenomena
tertentu

Sumber untuk Mendapatkan Bahan Identifikasi Masalah

Ada beberapa sumber yang bisa kamu manfaatkan untuk menemukan masalah atau topik tertentu
sebagai berikut :
1. Perbanyak membaca literature
Kamu bisa membaca banyak bahan seperti jurnal penelitian dan laporan penelitian. Bacaan-
bacaan tersebut memberikan masalah sekaligus dapat menginspirasimu. Ada banyak bahan bacaan
seperti buku, media cetak, media online, rilis, dan sebagainya. Terpenting, bahan yang kamu baca
memang dari sumber yang kredibel dan dapat dipercaya.

2. Ikuti seminar atau diskusi untuk memperkaya wawasan


kamu bisa mengikuti pertemuan ilmiah seperti seminar atau diskusi. Selain wawasan
bertambah, kamu bisa lebih terbuka melihat situasi terkini. Sumber lainnya, kamu bisa melakukan
pengamatan atau observasi secara langsung. Dengan pengamatan yang baik, kamu bisa melihat
kondisi sekitar dengan lebih kritis.

3. Gunakan wawancara atau kuesioner untuk mendapatkan data


Selain sumber di atas, kamu bisa juga memanfaatkan wawancara dan angket atau kuesioner.
Misalnya, melalui wawancara kamu dapat menemukan masalah yang dihadapi masyarakat tertentu.
Demikian juga dengan menyebarkan angket, kamu bisa mendapatkan gambaran tentang masalah yang
tengah dialami orang lain.

Dalam membatasi permasalahan juga dapat dilakukan dengan cara menegaskan permasalahan
secara operasional masalah tersebut yang akan memudahkan untuk melakukan penelitian. Dari sekian
banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan yang akan
diteliti. Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang
sudah teridentifikasi.Adapun beberapa fungsi dari batasan masalah ialah sebagai berikut :
a. Memeberikan gambaran terkait apa saja yang akan kita dibahas pada penelitian, percobaan atau
pemecahan suatu masalah.
b. Menghasilkan suatu permasalahan yang akan terselesaikan.
c. Membatasi jangkauan suatu proses yang akan dibahas.
d. Membantu untuk mengidentifikasi suatu masalah yang akan dibahas.
e. Memfokuskan pada satu persoalan.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat batasan masalah


a. Tujuan umum dan sasaran (tujuan) dari penelitian
b. Subjek apa yang akan diteliti, dan variabel-variabel yang termasuk
c. Lokasi atau lingkungan studi, misalnya tempat pengumpulan data dan kepada entitas mana data
akan dimiliki
d. Jangka waktu dimana data akan dikumpulkan
e. Materi subjek studi dan populasi dari mana mereka akan dipilih.
Cara Mengetahui Jika Masalah Telah Didefinisikan dan Dibatasi dengan Baik
a. Ringkas dan padat
Masalah harus dituliskan dengan singkat, padat, jelas dan mudah untuk dimengerti.
b. Relevan
Walaupun tingkat pentingnya masalah merupakan hal yang sangat relatif dan subjektif, penulis
harus pandai untuk menyajikannya sehingga sumber daya yang digunakan tidak akan terbuang
dengan sia-sia. Tingkat relevansi juga bergantung pada bagaimana penulis menjelaskan efek dari
masalah, risiko serta kontribusi penelitian dengan ringkas & padat.
c. Kontekstual
Masalah penelitian yang diangkat harus dibatasi oleh ruang geografis, waktu dan latar belakang.
d. Spesifik

Sangat dianjurkan agar masalah penelitian merupakan suatu yang benar-benar terjadi dan menyasar
satu masalah spesifik yang terjadi di satu daerah tertentu. Jika penulis berusaha untuk membahas
banyak hal, penelitian menjadi tidak fokus dan sulit untuk mendapatkan hasil yang sesuai

KESIMPULAN

Menentukan masalah penelitian merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam penelitian
ilmiah, dan menjadi pusat perhatian dalam penyusunan proposal penelitian. Masalah yang akan
digarap dan dipecahkan dalam penelitian pada umumnya berupa sesuatu yang ideal. Namun perlu
diperhatikan bahwa ídealnya suatu masalah yang dipilih harus diikuti dengan pendekatan yang paling
tepat, memiliki peluang berhasil paling tinggi, dan sedapat mungkin paling sederhana agar kepastian
untuk dapat menyelesaikan tugas dalam mencari jawaban atas masalah tersebut dapat terwujud
Dosen Pengampuh:
Prof. Dr. H. Syahrul, M.Pd

RESUME PERKULIAHAN PERTEMUAN 4


Kajian Pustaka

Oleh:
Afdaliah Alif
NIM. 220020301002

PTK Kelas A

PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
Latar Belakang

Penulisan kajian pustaka dan landasan teori terkadang disatukan terkadang juga
dipilah. Pemilahan terjadi jika peneliti memahami bahwa kajian Pustaka adalah penelusuran
hasil-hasil terdahulu yang relevan atau memiliki kedekatan objek Penelitian dengan
Penelitian yang akan dilakukan, sementara landasan teori dipagami sebagai penyusunan teori-
teori yang relevan dengan penelitian melalui penelurusan sejumlah sumber kepustakaan yang
berisi teori-teori yang ssuai dengan objek penelitian.

Dari segi penamaan pun isrtilah kajian pustaka juga bervariasi. Ada yang
menyebutnya kajian atau studi literatur, studi pustaka, tinjauan pustaka, ulasan kepustakaan,
studi kepustakaan dan lainnya. Apapun namanya maksudnya tetap sama, secara umum kajian
pustaka berisi dua komponen utama yaitu, (1) penelusuran kajian-kajian terdahulu, dan
(2)landasan teori.

Tujuan utama kajian pustaka adalah untuk membentuk landasan pengetahuan yang
sedang dilakukan sehingga dapat mencerminkan pemahaman peneliti tentang teori. Ada
beberapa manfaat yang diperoleh peneliti dari kajian pustaka. Pertama, peneliti akan
mengetahui apakah topik penelitian yang akan diteliti telah diselidiki orang lain atau belum,
sehingga pekerjaan peneliti tidak merupakan duplikasi (pengulangan studi sebelumnya secara
tidak disengaja). Jika ada penelitian yang memiliki kedekatan dengan objek kajiannya,
peneliti dapat memanfaatkannya untuk mendukung penelitiannya. Penelitian terdahulu yang
relevan selain menambah informasi dan wawasan juga dapat menjadi bahan untuk
mempertajam orientasi dan dasar teoritis tentang masalah penelitian yang akan diteliti.
Penelitian yang ada juga dapat dimanfaatkan oleh peneliti untuk mempertajam arah berpikir
peneliti sehingga dapat berpikir lebih kritis dan sistematis. Kedua, peneliti dapat
memanfaatkan metode atau teknik-teknik yang telah diterapkan pada penelitian sebeluimnya
terutama untuk keperluan operasional di lapangan (pengumpulan data) dan saat menganalisis
data. Melalui penelaahan kepustakaan yang berkaitan, para peneliti dapat mengetahui
prosesdur dan instrumen mana yang telah terbukti berguna dan mana yang nampaknya
kurang memberikan harapan sehingga peneliti dapat menentukan prosedur, metode dan
instrumen yang lebih tepat untuk penelitiannya.

Macam-Macam Sumber Kepustusan

Menurut Ibnu Hadjar (1999) dalam (Rahmadi, 2011), ada tiga sumber yang dapat digunakan
untuk menulis ulasan kepustakaan, yaitu:

1. Sumber primer, yaitu sumber yang berisi hasil penelitian atau tulisan yang merupakan
karya asli peneliti atau teoritis yang orisinal. Contoh sumber primer adalah hasil penelitian
yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah profesional, laporan penelitian, tesis, disertasi.
2. Sumber sekunder, yaitu sumber yang berisi hasil penelitian atau tulisan yang
dipublikasikan oleh penulis yang tidak secara langsung melakukan penelitian atau bukan
penemu teori. Contoh sumber sekunder seperti buku bacaan, buku , teks, dan ensiklopedi.
Artikel-artikel dalam majalah ilmiah yang diterbitkan oleh perguruan tinggi di Indonesia
pada umumnya merupakan sumber sekunder karena sedikit sekali yang melaporkan teori
baru.
3. Sumber preliminer, berisi bahan-bahan rujukan yang dimaksudkan untuk membantu
pembaca menemukan sumber primer dan sekunder. Contoh sumber preliminer adalah indeks
dan abstrak.
Dari ketiga jenis sumber ini, sumber primer merupakan sumber yang paling ditekankan untuk
dijadikan sebagai rujukan dalam menyusun kajian pustaka. Jika tidak ditemukan, peneliti
dapat menggunakan sumber sekunder untuk menyusun kajian pustaka

Ada beberapa sumber yang harus dijadikan prioritas dalam menyusun daftar pustaka
karena dianggap memiliki kekuatan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu
ensiklopedi (terutama yang disusun oleh tim yang terdiri dari ilmuwan yang memiliki otoritas
di bidangnya masingmasing), jurnal ilmiah (terutama jurnal yang terakreditasi), buku teks
yang ditulis oleh pakar di bidangnya, makalah yang telah diseminarkan, dan karya ilmiah
(skripsi, tesis dan disertasi). Sumber pustaka yang berasal dari internet (e-book dan e-journal
misalnya) dapat digunakan sebagai sumber dalam menyusun kajian pustaka. Hanya saja
peneliti harus selektif dan hati-hati karena ada sejumlah tulisan di internet yang tidak layak
untuk dijadikan sumber pustaka

Jumlah Referensi Yang Diperlukan

Apabila memakai refrensi dengan beberapa edisi, maka yang harus digunakan adalah
yang edisi terbaru, sedangkan apabila referensi sudah tidak diterbitkan lagi, maka referensi yang
dipakai adalah yang terakhir diterbitkan. Untuk pengunaan jurnal sebagai bahan referensi, maka
pembatasan tahun penerbitan tidak berlaku.
Menurut Jahja (Perbanas Institute, 2017), jumlah referensi yang diperlukan untuk publikasi awal
cukup angka 10-an. Sementara kalau untuk kepentingan prosiding diperlukan angka 20-30.
Adapun untuk artikel di jurnal nasional 30-40. Lovaglia (1991) mengemukakan jawaban terkait
pertanyaan “The ideal number of references”, jawabannya adalah adequacy (kecukupan). seorang
penulis memiliki pandangan tersendiri, jumlah referensi yang mencukupi untuk sebuah artikel.
Di Indonesia sendiri, Jumlah referensi yang digunakan dalam penelitian biasanya
mengacu pada buku pedoman masing-masing instansi terkait. Dalam pedoman penulisan oleh
Puslitjak Kemendikbud, banyaknya pustaka acuan atau referensi yang digunakan minimal
berjumlah 10 pustaka terbitan 10 tahun terakhir, kemudian dari jumlah tersebut 80% berasal dari
sumber primer. (Kemendikbud, n.d.)

Kesimpulan

Tujuan utama kajian pustaka adalah untuk membentuk landasan pengetahuan yang
sedang dilakukan sehingga dapat mencerminkan pemahaman peneliti tentang teori. Dari segi
penamaan pun istilah kajian pustaka juga bervariasi. Ada yang menyebutnya kajian atau studi
literatur, studi pustaka, tinjauan pustaka, ulasan kepustakaan, studi kepustakaan dan lainnya.
Secara umum kajian pustaka berisi dua komponen utama, yaitu (1) penelusuran kajian-kajian
terdahulu, dan (2) landasan teori.
Ada beberapa sumber yang harus dijadikan prioritas dalam menyusun daftar pustaka
karena dianggap memiliki kekuatan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu
ensiklopedi, buku teks yang ditulis oleh pakar di bidangnya, makalah yang telah
diseminarkan, dan karya ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi). Sumber pustaka yang berasal
dari internet (e-book dan e-journal misalnya) dapat digunakan sebagai sumber dalam
menyusun kajian pustaka. Dalam pedoman penulisan oleh Puslitjak Kemendikbud,
banyaknya pustaka acuan atau referensi yang digunakan minimal berjumlah 10 pustaka
terbitan 10 tahun terakhir, kemudian dari jumlah tersebut 80% berasal dari sumber primer

Anda mungkin juga menyukai