Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

TINDAKAN KELAS (PTK)

Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Dosen Pengampu : Dr.Afi Parnawi,M.Pd,M.Si

Di Susun Oleh
Pradasari Miranda 1207.20.0071

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


IBNU SINA
BATAM
2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan
secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau
mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu. Langkah-langkah yang
dilakukan yang dilakukan harus serasi dan saling mendukung satu sama lain, agar
penelitian yang dilkukan memiliki bobot yang cukup memadai dan memberikan
kesimpulan yang tidak meragukan. (Suryabrata, 1983: 59-60)
Sebelum membicarakan langkah-langkah dalam penelitian tindakan, ada baiknya jika
kita mempertimbangkan penerapan prinsip-prinsip dalam penelitian diantaranya adalah:
optimistik dan realistik, sensitif pada situasi dan strategik, dan fleksibel dan tetap
terfokus. (Madya, 2007: 100-101)
Beberapa butir yang perlu dicatat diantaranya adalah peneliti tndakan akan berurusan
dengan kelompok orang yang mencakup peserta peneliti, penelitia akan berurusan
dengan orang dalam ajang organisosional dan kelembagaan, dan peneliti perlu selalu
ingat bahwa tidak semua orang akan setuju dengannya karena pada dasarnya penelitian
tindakan menjamin hak untuk berpendapat. (Madya, 2007: 101)
Terdapat beberapa langkah yang hendaknya diikuti dalam melaksanakan penelitian
tindakan diantaranya adalah: menidentifikasi dan merumuskan masalah, menganalisis
masalah, merumuskan hipotesis tindakan, membuat rencana tindakan, mengolah dan
menafsirkann data dan melaporkan. (Madya, 2007: 102)
Secara alami, langkah-langkah itu biasanya tidak sesuai dengan dengan alur yang
lurus. Apabila terjadi perubahan masalah pada waktu analisis masalah, maka diperlukan
identifikasi masalah yang baru. Data diperlukan untuk memfokuskan masalahnya dengan
mengidentifikasi faktor penyebab dalam menetukan hipotesis tindakan, dalam evaluasi
dan sebagainya.
B. Rumusan masalah
1. Apakah ruang lingkup Masalah itu?
2. Bagaimana Identifikasi masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
3. Bagaimana Pemilihan Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
4. Bagaimana Rumusan Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)?
5. Bagaimana menganalisis Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
BAB II
IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

A. Ruang Lingkup Masalah


Penelitian tindakan kelas digunakan untuk mengubah perilaku penelitinya,
perilaku orang lain, atau mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang
pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku para penelitinya atau orang
lain yang terkait. Singkatnya, penelitian tindakan dilakukan untuk meningkatkan
praktik kerja tertentu dalam situasi kerja. Sesuai dengan keragaman situasi lapangan,
beragam pula konteks tempat yang layak untuk pelaksanaan penelitian tindakan.
Berbagai konteks penelitian tindakan telah diidentifikasi, misalnya oleh Coben dan
Manion (1980:75). Dalam konteks-konteks berbeda, penelitian tindakan memiliki
peranan yang berbeda pula, misalnya berperan sebagai pemacu dilakukannya
tindakan, yang tujuannya agar sesuatu dilakukan secara lebih tepat guna (Madya.
2007:102).
Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan telah digunakan dalam
pengembangan kurikulum tingkat sekolah (mekanisme pengambilan keputusan
kurikulum), program perbaikan sekolah contohnya penataran guru dan penggunaan
media, dan pengembangan kebijakan yang berkaitan dengan kebijakan tentang
peraturan kelas, penilaian tidak bersaing, dan peran konsultasi.

B. Identifikasi Masalah
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu tersedia
dan cukup banyak, tinggallah peneliti mengidentifikasinya dan merumuskannya.
Walaupun demikian agar peneliti mempunyai mata yang cukup jeli untuk menemukan
masalah tersebut, ia harus berlatih. Hal-hal yang dapat menjadi sumber masalah
antara lain:
1. Bacaan
Terutama bacaan yang berisi laporan penelitian, mudaj dijadikan sumber
masalah penelitian, karena laporan penelitian yang baik akan mencantumkan
rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dengan arah tertentu. Hal yang
demikian itu mudah dimengerti, karena tidak pernah ada penelitian yang tuntas.
Kadang-kadang suatu peneliti menampilkan masalah lebih banyak daripada yang
dijawab. Justru karena hal yang demikian itulah maka ilmu pengetahuan itu selalu
mengalami kemajuan.
2. Diskusi
Sumber yang kedua yaitu diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya
juga merupakan sumber masalah penelitian yang cukup kaya. Karena pada
umumnya dalam penemuan ilmiah demikian para peserta melihat hal-hal yang
dipersoalkannya secara profesional. Dengan kemampuan profesional peneliti
menemukan, melihat, menganalisis, menyimpulkan , dan mempersoalkan hal-hal
yang dijadikan pokok pembicaraan. Dengan demikian mudah sekali muncul
masalah-masalah yang memerlukan penggarapan melalui penelitian.
3. Pernyataan pemegang otoritas
Pernyataan pemegang otoritas baik pemegang otoritas dalam
pemerintahan maupun pemegang otoritas dalam bidang ilmu tertentu dapat
menjadi sumber masalah penelitian. Demikianlah misalnya pernyataan seorang
menteri pendidikan dan kebudayaan mengenai rendahnya daya serap murid-
,murid SMA, atau pernyataan seorang direktor Jendral Pendidikan Tinggi tentang
kecilnya daya tampung perguruan tinggi dapat secara langsung mengundang
berbagai penelitian.
4. Pengamatan sepitas
Seringkali seseorang menemukan masalaha penelitian dalam suatu
perjalanan atau peninjauan. Ketika berangkat dari rumah seringkali tidak ada
rencana untuk menemukan masalah penelitian. Tetapi ketika menyaksikan hal-hal
tertentu di lapangan, timbullah pertanyaan-pertanyaan dalam hati yang akhirnya
terkristalisasikan dalam penelitian.
5. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi seringkali menjadi sumber bagi ditemukannya
masalah penelitian. Mungkin pengalaman pribadi itu berkaitan dengan sejarah
perkembangan dan kehidupan pribadi, mungkin pula berkaitan dengan kehidupan
profesional.
6. Perasaan Intuitif
Tidak jarang terjadi masalah penelitian muncul dalam pikiran peneliti
pada pagi hari setelah bangun tidur, atau pada saat-saat hebis istirahat. Rupanya
selama tidur terjadi semacam konsolidasi atau pengendapan berbagai informasi
yang berkaitan dengan maslalah yang akan diteliti yang lalu muncul dalam
bentuk pertanyaan atau masalah
Seperti dalam jenis penelitian lain, langkah pertama dalam penelitian tindakan
adalah mengidentifikasi masalah. Langkah ini merupakan langkah yang menentukan.
Masalah yang akan diteliti harus dirasakan dan diidentifikasi oleh peneliti sendiri
bersama kolaborator meskipun dapat dengan bantuan seorang fasilitator supaya
mereka betul-betul terlibat dalam proses penelitiannya. Masalahnya dapat berupa
kekurangan berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, etos kerja, kelancaran,
komunikasi, kreativitas, dan sebagainya.
Masalahnya hendaknya bersifat tematik seperti disebutkan diatas, dan dapat
diidentifikasikan dengan pertolongan tabel dua arah model Aristoteles. Misalnya
dalam bidang pendidikan, ada empat sel aljur dan kolom, sehubungan dengan adanya
anggapan bahwa ada empat komponen pokok yang ada dalamnya yaitu guru, siswa,
bidang studi, dan lingkungan. Semua komponen tersebut berimteraksi dalam proses
belajar mengajar, dan oleh karena itu dalam usaha memahami komponen tertentu,
peneliti harus memikirkan hubungan diantara komponen-komponen tersebut. berikut
adalah beberapa kriteria dalam penentuan masalah, diantaranya:
1. Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan
dilihat dari segi pengembangan lembaga atau program.
2. Masalah hendaknya dalam jangkauan pengalaman, jangan sampai memilih
masalah yang memerlukan komitmen terlalu besar dari pihak penelitinya dan
waktunya terlalu lama.
3. Pernyataan masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental
mengenai penyebab dan faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan dengan
berdasarkan hal-hal fundamental daripada berdasarkan fenomena dangkal.
Berikut ini beberapa contoh masalah yang diidentifikasi sebagai fokus
penelitian tindakan: 1) rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan kritis
dikalangan mahasiswa, 2) rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran,
3) Rendahnya kualitas pengelolaan interaksi guru dan siswa, 4) Rendahnya kualitas
pembelajaran bahasa inggris ditinjau dalam keterampilan dalam bahasa tersebut, dan
5) Rendahnya kemandirian belajar siswa di suatu sekolah menengah atas.
Masalah hendaknya diidentifikasi melalui proses refleksi dan evaluasi, yang
dalam model Kemmis dan Taggart disebut Reconassains terhadap data pengamatan
awal. Maslah rendahnya kualitas belajar bahasa Inggris ditinjau dari kemampuan
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa tersebut. diidentifikasi
berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran bahasa inggris di
kelas. Data awal tersedia dalam beberapa vignette yang dicermatibersama oleh
peneliti dan kolaboratornya dalam suasana terbuka dimana setiap peserta penelitian
mendapatkan hak berbicara sehingga terjadi dialog profesional yang enak. Tentu saja
masalah yang ditemukan tidak mungkin hanya satu, biasanya ada sederet masalah.
Maka peneliti bersama kolaboratornya perlu membatasi masalah, atau menentukan
fokus penelitian. Dlam kasus pembelajaran bahasa Inggris diatas, kualitas
pembelajaran dikelas dianggap sebagai masalah yang perlu segera dipecahkan agar
hasil pembelajaran yang diharapkan dapatv dicapai, yaitu keterampilan menggunakan
bahas Inggris untuk berkomunikasi. Setelah ditentukan, masalah perlu dirumuskan
(Madya. 2007:105-107).

C. Pemilihan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jamian bahwa masalah
tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya, dalam usaha mengidentifikasi atau
menemukan masalah penelitian dikemukakan lebih dari satu masalah. Dari masalah-
masalah tersebut perlu dipilih salah satu yaitu mana yang paling layak dan sesuai
untuk diteliti. Jika yang dikemukakan sekiranya hanya satu masalah, masalah tersebut
juga harus dipertimbangkan layak atau tidaknya serta sesuai tidaknya untuk diteliti.
Pertimbangan arah masalah, dimana untuk menentukan layak tidaknya suatu
permasalahan untuk diteliti, dibuat atas dasar sejauh mana penelitian mengenai
masalahnya yang bersangkutan itu akan memberi sumbangan kepada pengembangan
teori dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar teoritis penelitiannya, dan
pemecahan maslah-masalah praktis. Sementara pertimbangan dari arah calon peneliti
perlu dipertimbangkan apakah masalahh itu sesuai dengan calon peneliti. Sesuai atau
tidaknya masalah tersebut ditentukan atau bergantung pada apakah masalah tersebut
menmanagable atau tidak oleh calon peneliti. Managable tersebut terutama dilihat dari
lima segi yaitu biaya yang tersedia, waktu yang dapat digunakan, alat-alat dan
perlengkapan yang tersedia, bekal kemampuan teoritis, dan penguasaan metode yang
diperlukan.
D. Rumusan Masalah
Penelitian Tindakan yang merupakan kesenjangan antara keadaan nyata dan
keadaan yang diinginkan hendaknya dideskriptikan untuk dapat merumuskannya.
Pada intinya rumusan masalah harus mengandung deskripsi tentang kenyataan yang
ada dan yang diinginkan. Pustaka yang ditinjau hendaknya mencakup teori-teori dan
hasil penelitian yang relevan. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa teori dalam
penelitian tindakan bukan untuk diuji, melainkan untuk menuntun peneliti dalam
membuat keputusan-keputusan selam proses penelitian berlangsung. Wawasan teoritis
sangat mendukung proses analisis masalah (Madya. 2007:108-109).
Perumusan ini penting karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-
langakh selanjutnya. Tidak ada aturan umum mengenai cara merumuskan masalah,
namun dapat disarankan hal-hal berikut (Suryabrata. 1983:65):
1. Masalah hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
2. Rumusan itu hendaklah pada dan jelas.
3. Hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna
menjawab pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu,

E. Menganalisis Masalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah bentuk penelitian yang dilakukan
secara kolaboratif dan partisipatif. Artinya, guru atau dosen titdak melakukan
penelitian itu sendiri, ada kemungkinan mereka berkolaborasi atau bekerjasama dan
dibantu oleh rekan sejawat sesama guru/ dosen., mungkin juga oleh kawan dosen
LPTK yang dikenal itu, atau mungkin bersama-sama kepala sekolah atau bahkan
dengan dekan yang ingin mengetahui bagaimana penelitian tindakan kelas
dilaksanakan, Contoh, diskusikanlah fokus permasalahan dengan mitra peneliti.
Apakah fokus itu sudah tepat untuk diteliti, apakah urgensinya untuk diteliti sangat
kuat karena solusinya tidak boleh ditunda-tunda lagi, atau apakah fokus itu masalah
dalam jangkauan guru atau dosen untuk dicari penyelesaiannya dan bukan yang
sebetulnya merupakan masalah makro yang semestinya dicari jawaban
permasalahannya oleh para pengambil keputusan dibidang pendidikan.
Guru atau dosen boleh saja menulis surat kepada lembaga tersebut atau
penerbit untuk keberatan tersebut. akan tetapi, guru/dosen sendiri tidak dapat
mengubah teks buku tersebut tanpa sepengetahuan penulis dan penerbit karena hal itu
akan melanggar undang-undang hak cipta. Jadi, pilihlah permaslahan yang kecil saja,
yang dapat digarap dengan baik, masalah yang menyangkut kepentingan guru/ dosen
dan para siswa/mahasiswa di kelas atau di ruang kuliah. Topik itu sebaiknya
mendorong motivasi untuk dengan semangat memulai dan menyelesaikan langkah-
langkah penelitian sampai tuntas, dan bukan yang ditengah jalan apabila timbul
kesulitan menyebabkan guru/dosen dan mitra peneliti merasa kehilangan semangat
untuk melanjutkannya. Kolaborasi dan partisipasi dengan mitra peneliti sangat
berguna, antara lain untuk saling memberikan dorongan dan semangat dalam
mengembangkan profesi masing-masing sebagai guru pendidik.
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi masalah
yang mungkin ada untuk mengidentifikasikan aspek-aspek pentingnya dan untu
memebrikan penekanan yang memadai. Analisis masalah melibatkan beberapa jenis
kegiatan, bergantung pada kesulitan yang ditunjukkan dalam pertanyaan masalahnya,
analisis sebab dan akibat tentang kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang
dibuat kajian terhadap data penelitian yang tersedia, atau mengamankan data
pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah perspektif orang-
orang yang terlibat dalam penelitian tentang masalahnya. Kegiatan-kegiatan ini dapat
dilakukan melalui diskusi di antara para peserta penelitian dan fasilitatornya, juga
kajian pustaka yang gayut (Madya. 2007:109).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan diantaranya adalah:
1. Penelitian tindakan kelas digunakan untuk mengubah perilaku penelitinya,
perilaku orang lain, atau mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain
yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku para penelitinya atau
orang lain yang terkait.
2. Cara untuk mengidentifikasi masalah salah melalui beberapa cara, yaitu: Masalah
harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan dilihat
dari segi pengembangan lembaga atau program, masalah hendaknya dalam
jangkauan pengalaman, dan pernyataan masalahnya harus mengungkapkan
beberapa dimensi fundamental mengenai penyebab dan faktor,
3. Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah suatu masalah layak untuk
diteliti, pada dasarnya dilakukan dari dua arah yaitu arah masalahnya, dan arah si
calon peneliti.
4. Cara merumuskan masalah melalui beberapa cara, yaitu: masalah hendaklah
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, rumusan itu hendaklah pada dan jelas
dan hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna
menjawab pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
5. Analisis masalah melibatkan beberapa jenis kegiatan, bergantung pada kesulitan
yang ditunjukkan dalam pertanyaan masalahnya, analisis sebab dan akibat tentang
kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang dibuat kajian terhadap data
penelitian yang tersedia, atau mengamankan data pendahuluan untuk
mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah perspektif orang-orang yang
terlibat dalam penelitian tentang masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Madya, Suwarsih. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi.1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai