Anda di halaman 1dari 11

SUMBER MASALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kulian Metodologi Penelitian Kelas

Dosen Pengampu :

Esti Yuli Widayanti, M.Pd

Kelompok IV/ PAI.I:

Erika Indri Lufianasari_201200284

Fitria Angga Riza Permana_201200293

Galang Damar jati_201200297

PROGRAM S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PTK adalah penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas dan
dirasakan/ dihadapi oleh guru. Pengertian kelas bukan sekedar ruang kelas tetapi
semua hal yang berkait dengan sejumlah siswa yang sedang belajar sehingga
permasalahan yang timbul di kelas berkait dengan semua faktor penentu pembelajaran
seperti kurikulum sebagai masukan instrumental, manajemen sebagai pengelolaan
baik yang bersifat akademik maupun non akademik, siswa sebagai masukan, guru
sebagai perencana sekaligus sebagai pelaksana dan evaluator, sarana-prasarana, dan
lingkungan baik informal, formal, maupun nonformal. Dengan adanya upaya guru
untuk memperbaiki hal-hal yang berkait dengan aktualisasi proses pembelajaran maka
PTK menjadi ajang untuk meningkatkan profesinalitas guru. PTK juga menjadi ajang
kreasi guru untuk melakukan inovasi-inovasi dalam upaya mengatasi permasalahan di
kelas. Namun demikian, intervensi tindakan yang dilakukan harus dalam konteks
keutuhan kegiatan pembelajaran (Suharsimi dkk. 2006).
Didalam Penelitian terdapat suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-
langkah yang dilakukansecara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan
masalah ataumendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Langkah-langkah yang dilakukan yang dilakukan harus serasi dan saling mendukung
satu sama lain, agar penelitian yang dilkukan memiliki bobot yang cukup memadai
dan memberikankesimpulan yang tidak meragukan.
Terdapat beberapa langkah yang hendaknya diikuti dalam melaksanakan
penelitiantindakan diantaranya adalah: menidentifikasi dan merumuskan masalah,
menganalisismasalah, merumuskan hipotesis tindakan, membuat rencana tindakan,
mengolah danmenafsirkann data dan melaporkan. Maka Secara alami, langkah-
langkah itu biasanya tidak sesuai dengan dengan alur yanglurus. Apabila terjadi
perubahan masalah pada waktu analisis masalah, maka diperlukan identifikasi
masalah yang baru.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Ruang lingkup masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ?
2. Bagaimana Identifikasi masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ?
3. Bagaimana Rumusan Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ?
4. Bagaimana cara menganalisis Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ?
5. Bagaimana contoh judul PTK ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Ruang lingkup masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
2. Untuk mengetahui identifikasi masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
3. Untuk mengetahui rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4. Untuk mengetahui cara menganalisis masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
5. Untuk mengetahui contoh judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian tindakan kelas digunakan untuk mengubah perilaku penelitinya,
perilaku orang lain, atau mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lain yang
pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku para penelitinya atau
oranglain yang terkait. Singkatnya, penelitian tindakan dilakukan untuk meningkatkan
praktik kerja tertentu dalam situasi kerja. Sesuai dengan keragaman situasi lapangan,
beragam pula konteks tempat yang layak untuk pelaksanaan penelitian
tindakan.Berbagai konteks penelitian tindakan telah diidentifikasi, misalnya oleh
Coben danManion (1980:75). Dalam konteks-konteks berbeda, penelitian tindakan
memiliki peranan yang berbeda pula, misalnya berperan sebagai pemacu
dilakukannyatindakan, yang tujuannya agar sesuatu dilakukan secara lebih tepat
guna.1
Penelitian tindakan dalam bidang pendidikan telah digunakan dalam
pengembangan kurikulum tingkat sekolah (mekanisme pengambilan
keputusankurikulum), program perbaikan sekolah contohnya penataran guru dan
penggunaanmedia, dan pengembangan kebijakan yang berkaitan dengan kebijakan
tentang peraturan kelas, penilaian tidak bersaing, dan peran konsultasi. Contoh-contoh
bidang garapan peneliti dalam pengajaran adalah:
1. Masuk mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode
penemuan.
2. Strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran dari pada
satu gaya belajar mengajar.
3. Prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam penilaian
otentik/kontiyu.
4. Penanaman atau perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong timbulnya
sikapyang lebih positif terhadap aspek kehidupan.
5. Pengembangan profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan
mengajar,mengembangkan metode yang baru, menambah kemampuan analisis,
ataumeningkatkan kesadaran diri.
6. Pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi perilaku.
7. Administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah.

Mengacu bahwa penelitian tindakan harus mempertimbangkan situasi


secarakeseluruhan, istilah tematik yang dikenalkan oleh Kemmis dan McTaggart
tampaknya baik digunakan untuk memperbaiki situasi.lebih jelasnya, berikut ini
dijelaskan tiga contoh:

1. Masalah tematik: mengembangkan kepekaan kurikulum dan pengayaan terhadap


lingkungan rumah siswa.

1
Suwarsih Madya,”Teori dan Praktik Penelitian Tindakan”, Bandung: Alfabeta, 2007, h. 102.
Metode: meningkatkan kesangkilan (keefektifan ) peran serta orangtua siswa.

2. Masalah tematik: mengembangkan dalam diri siswa rasa yang lebih mendalam
danaktif terhadap pemikiran ilmiah.
Metode: menambah pembelajaran aktif dalam sains.
3. Masalah tematik: mengembangkan dalam diri siswa keterampilan menggunakan
bahasa sasaran (inggris) untuk betkomunikasi melalui pembelajaran di kelas.
Metode: melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang secara terpadu
untukmengembangkan kompetensi lingistik dan pragmatik.2
B. Identifikasi Masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu tersedia dan
cukup banyak, kemudian peneliti mengidentifikasikan dan merumuskannya.
Walaupun demikian agar peneliti mempunyai mata yang cukup jeli untuk menemukan
masalah tersebut. terdapat hal-hal yangdapat menjadi sumber masalah antara lain:
1. Bacaan
Terutama bacaan yang berisi laporan penelitian, mudah dijadikan sumber
penelitian, karena laporan penelitian yang baik akan mencantumkan rekomendasi
untuk penelitian lebih lanjut dengan arah tertentu. Hal yang demikian itu mudah
dimengerti, karena tidak pernah ada penelitian yang tuntas. Karena terkadang
peneliti menampilkan masalah lebih banyak daripada yang dijawab. Maka dengan
hal itu ilmu pengetahuan selalu mengalami kemajuan.
2. Diskusi
Sumber yangg kedua yaitu diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya juga
merupakan sumber masalah penelitian yang cukup kaya. Karena pada umumnya
dalam penemuan ilmiah demikian para peserta melihat hal-hal yang
dipersoalkannya secara profesional. Dengan kemampuan profesional peneliti
menemukan, melihat, menganalisis, menyimpulkan, dan mempersoalkan hal-hal
yang dijadikan pokok pembicaraan. Dengan demikian mudah sekali muncul
masalah-masalah yang memerlukan penggarapan melalui penelitian.
3. Pernyataan pemegang otoritas
Pernyataan pemegang otoritas baik pemegang otoritas dalam pemerintahan
maupun pemegang otoritas dalam bidang ilmu tertentu dapat menjadi sumber
masalah penelitian. Demikianlah misalnya pernyataan seorang menteri pendidikan
dan kebudayaan mengenai rendahnya daya serap murid-,murid SMA, atau
pernyataan seorang direktor Jendral Pendidikan Tinggi tentang kecilnya daya
tampung perguruan tinggi dapat secara langsung mengundang berbagai penelitian.
4. Pengamat sepitas
Seringkali seseorang menemukan masalah penelitian dalam suatu perjalanan atau
peninjauan. Ketika berangkat dari rumah seringkali tidak ada rencana untuk
menemukan masalah penelitian. Tetapi ketika menyaksikan hal-haltertentu di

2
Suwarsih Madya,”Teori dan Praktik Penelitian Tindakan”, Bandung: Alfabeta, 2007, h. 104-105.
lapangan, timbulah pertanyaan-pertanyaan dalam hati yang akhirnya
terkristalisasikan dalam penelitian.
5. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi seringkali menjadi sumber bagi ditemukannya masalah
penelitian. Mungkin pengalaman pribadi itu berkaitan dengan sejarah
perkembangan dan kehidupan pribadi, mungkin pula berkaitan dengan kehidupan
profesional.
6. Perasaan Intuitif
Tidak jarang terjadi masalah penelitian muncul dalam pikiran peneliti pada pagi
hari setelah bangun tidur, atau pada saat-saat habis istirahat. Rupanya selama tidur
terjadi semacam konsolidasi atau pengendapan berbagai informasi yang berkaitan
dengan maslalah yang akan diteliti yang lalu muncul dalam bentuk pertanyaan
atau masalah.

Apapun sumbernya, masalah penelitian hanya akan muncul atau dapat


didenitifikasikan juka calon peneliti cukup “berisi”. Orang yang masih “kosong”,
yaitu yang miskin akan pengetahuan mengenai sesuatu cabang ilmu hampir
tidakmungkin atau sekurang-kurangnya sulit untuk menemukan masalah penelitian
untukdilakukannya penelitian.3

Seperti dalam jenis penelitian lain, langkah pertama dalam penelitian tindakan
adalah mengidentifikasi masalah. Langkah ini merupakan langkah yang menentukan.
Masalah yang akan diteliti harus dirasakan dan diidentifikasi oleh peneliti sendiri
bersama kolaborator meskipun dapat dengan bantuan seorang fasilitator supaya
mereka betul-betul terlibat dalam proses penelitiannya. Masalahnya dapat berupa
kekurangan berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, etos kerja,
kelancaran,komunikasi, kreativitas, dan sebagainya. Pada dasarnya, masalahnya
berupa kesenjangan antara kenyataan dan keadaan yang diinginkan.

Masalahnya hendaknya bersifat tematik seperti disebutkan diatas, dan dapat


diidentifikasikan dengan pertolongan tabel dua arah model Aristoteles. Misalnya
dalam bidang pendidikan, ada empat selajur dan kolom, sehubungan dengan adanya
anggapan bahwa ada empat komponen pokok yang ada dalamnya yaitu guru, siswa,
bidang studi, dan lingkungan. Semua komponen tersebut berimteraksi dalam proses
belajar mengajar, dan oleh karena itu dalam usaha memahami komponen tertentu,
peneliti harus memikirkan hubungan diantara komponen-komponen tersebut. berikut
adalah beberapa kriteria dalam penentuan masalah, diantaranya:

1. Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan
dilihat dari segi pengembangan lembaga atau program.
2. Masalah hendaknya dalam jangkauan pengalaman, jangan sampai memilih
masalah yang memerlukan komitmen terlalu besar dari pihak penelitinya dan
waktunya terlalu lama.

3
Sumadi Suryabrata, “Metodologi Penelitian”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1983, h. 60-63
3. Pernyataan masalhnya harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental
mengenai penyebab dan faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan dengan
berdasarkan hal-hal fundamnetal daripada berdasarkan fenomena dangkal.

Berikut ini beberapa contoh masalah yang diidentifikasi sebagai fokus


penelitian tindakan: 1) rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan
kritisdikalangan mahasiswa, 2) rendahnya keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran,3) Rendahnya kualitas pengelolaan interaksi guru dan siswa, 4)
Rendahnya kualitas pembelajaran bahasa inggris ditinjau dalam keterampilan dalam
bahasa tersebut, dan 5) Rendahnya kemandirian belajar siswa di suatu sekolah
menengah atas

Masalah hendaknya diidentifikasi melalui proses refleksi dan evaluasi,


yangdalam model Kemmis dan Taggart disebut Reconassains terhadap data
pengamatanawal. Maslah rendahnya kualitas belajar bahasa Inggris ditinjau dari
kemampuanmengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa tersebut.
diidentifikasi berdasarkan hasil pengamatan awal terhadap proses pembelajaran
bahasa inggris dikelas. Data awal tersedia dalam beberapa vignette yang
dicermatibersama oleh peneliti dan kolaboratornya dalam suasana terbuka dimana
setiap peserta penelitian mendapatkan hak berbicara sehingga terjadi dialog
profesional yang enak. Tentu sajamasalah yang ditemukan tidak mungkin hanya satu,
biasanya ada sederet masalah.Maka peneliti bersama kolaboratornya perlu membatasi
masalah, atau menentukan fokus penelitian. Dlam kasus pembelajaran bahasa Inggris
diatas, kualitas pembelajaran dikelas dianggap sebagai masalah yang perlu segera
dipecahkan agar hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai, yaitu
keterampilan menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Setelah ditentukan,
masalah perlu dirumuskan.4

Memurut Wiriaatmadja (2005:83) dalam bukunya yang berjudul


“MetodePenelitian Tindakan Kelas” dikutip bahwa terdapat beberapa hal yang
harusdiperhatikan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana
sebaiknyadilakukan semacam feasibility study terlebih dahulu seperti:

1. Apakah Guru/Dosen bersedia dan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas


ini dalam peran sebagai peneliti/mitra peneliti ?
2. Apakah kegiatan ini tidak merepotkan atau menyita waktu guru/dosen ?
3. Apakah siswa di kelas sudah dipersiapkan untuk kegiatan ini dan mereka siap dan
bersedia untuk membantu atau berpartisipasi dalam kegiatan penelitian ini ?
4. Apakah suasan kelas/iklim sekolah kondusif (antara lain dukungan kepala
sekolah) untuk pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). ?
5. Apakah sarana kelas/ sekolah cukup tersedia untuk kebutuhan penelitian?5

4
Suwarsih Madya,”Teori dan Praktik Penelitian Tindakan”, Bandung: Alfabeta, 2007, h. 105-107.
5
Rochiati Wiriaatmadja, “Metode Penelitian Tindakan Kelas”, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005,
h.83
C. Rumusan Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan yang merupakan kesenjangan antara keadaan nyata dan
keadaan yang diinginkan hendaknya dideskripsikan untuk dapat merumuskannya.
Pada intinya rumusan masalah harus mengandung deskripsi tentang kenyataan yang
ada dan yang diinginkan. Pustaka yang ditinjau hendaknya mencakup teori-teori dan
hasil penelitian yang relevan. Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa teori dalam
penelitian tindakan bukan untuk diuji, melainkan untuk menuntun peneliti dalam
membuat keputusan-keputusan selam proses penelitian berlangsung. Wawasan teoritis
sangat mendukung proses analisis masalah.6
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka perlu dirumuskan. Perumusan ini
penting karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langakh
selanjutnya.Tidak ada aturan umum mengenai cara merumuskan masalah, namun
dapat disarankan hal-hal berikut :
1. Masalah hendanya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
2. Rumusan itu hendanya padat dan jelas
3. Hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna
menjawab pertanyaan yang terkadang dalam rumusan itu.

Sebagai ilustrasi, dibawah ini disajikan beberapa contoh, yaitu:

1. Apakah mengajar dengan metode diskusi lebih berhasil dibanding mengajar


dengan metode ceramah ?
2. Bagaimana hubungan antara IQ dengan prestasi belajar di perguruan tinggi ?
3. Apakah mahasiswa yang tinggi nilai ujian masuknya juga tinggi indeks prestasi
belajarnya ?
4. Apakah mahasiswi lebih konformistik dapipada mahasiswa ?
5. Apakah mahasiswa fakultas tarbiyah yng berasal dari jurusan PAI berbeda
prestasinya dari mereka yang berasal dari jurusan PGMI ?7
D. Menganalisis Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah bentuk penelitian yang dilakukan
secara kolaboratif dan partisipatif. Artinya, guru atau dosen titdak melakukan
penelitian itu sendiri, ada kemungkinan mereka berkolaborasi atau bekerjasama
dandibantu oleh rekan sejawat sesama guru/ dosen., mungkin juga oleh kawan dosen
LPTK yang dikenal itu, atau mungkin bersama-sama kepala sekolah atau
bahkandengan dekan yang ingin mengetahui bagaimana penelitian tindakan
kelasdilaksanakan. Secara partisipatif bersama-sama mitra peneliti akan
melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah. Contoh, diskusikanlah fokus
permasalahandengan mitra peneliti. Apakah fokus itu sudah tepat untuk diteliti,
apakah urgensinyauntuk diteliti sangat kuat karena solusinya tidak boleh ditunda-
tunda lagi, atau apakahfokus itu masalah dalam jangkauan guru atau dosen untuk
dicari penyelesaiannya dan bukan yang sebetulnya merupakan masalah makro yang

6
Suwarsih Madya,”Teori dan Praktik Penelitian Tindakan”, Bandung: Alfabeta, 2007, h. 108-109.
7
Sumadi Suryabrata, “Metodologi Penelitian”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1983, h. 65
semestinya dicari jawaban permasalahannya oleh para pengambil keputusan dibidang
pendidikan.
Sebagai contoh, apakah mungkin guru atau dosen mengubah teks buku paket
IPS yang disusun dan diterbitkan oleh depdiknas atau buku teks di perguruan
tinggimelalui Penelitian Tindakan Kelas. Guru atau dosen boleh saja menulis surat
kepadalembaga tersebut atau penerbit untuk keberatan tersebut. akan tetapi,
guru/dosensendiri tidak dapat mengubah teks buku tersebut tanpa sepengetahuan
penulis dan penerbit karena hal itu akan melanggar undang-undang hak cipta. Jadi,
pilihlah permaslahan yang kecil saja, yang dapat digarap dengan baik, masalah
yangmenyangkut kepentingan guru/ dosen dan para siswa/mahasiswa di kelas atau
diruang kuliah. Topik itu sebaiknya mendorong motivasi untuk dengan semangat
memulai dan menyelesaikan langkah-langkah penelitian sampai tuntas, dan bukan
yang ditengah jalan apabila timbul kesulitan menyebabkan guru/dosen dan mitra
peneliti merasa kehilangan semangat untuk melanjutkannya. Kolaborasi dan
partisipasi dengan mitra peneliti sangat berguna, antara lain untuk saling memberikan
dorongan dan semangat dalam mengembangkan profesi masing-masing sebagai guru
pendidik. Ada gunanya, apabila masalah penelitian guru/dosen itu sesuai atau relevan
dengan rencana perkembangan sekolah atau fakultas, atau prioritas yang diutamakan
dalam kegiatan sekolah/ fakultas secara keseluruhan.8
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi-dimensi
masalahyang mungkin ada untuk mengidentifikasikan aspek-aspek pentingnya dan
untuk memeberikan penekanan yang memadai. Analisis masalah melibatkan beberapa
jeniskegiatan, bergantung pada kesulitan yang ditunjukkan dalam pertanyaan
masalahnya,analisis sebab dan akibat tentang kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan
asumsi yangdibuat kajian terhadap data penelitian yang tersedia, atau mengamankan
data pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah perspektif
orang-orang yang terlibat dalam penelitian tentang masalahnya. Kegiatan-kegiatan ini
dapatdilakukan melalui diskusi di antara para peserta penelitian dan fasilitatornya,
jugakajian pustaka yang gayut.9
E. Contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Peningkatan Hasil Belajar Materi Berbagai Kelompok Sosial Dalam Masyarakat
Melalui Media Gambar Siswa Kelas V SDN 4 Surabaya
2. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Budaya Demokrasi Melalui Metode
Diskusi Siswa Kelas IV SDN 1 Surabaya
3. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penggunaan Media Pengajaran
(Alat Peraga)
4. Perananan Penggunaan Metode Ceramah dan Tanya Jawab Terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu KELAS VI

8
Rochiati Wiriaatmadja, “Metode Penelitian Tindakan Kelas”, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005,
h.83-84
9
Suwarsih Madya,”Teori dan Praktik Penelitian Tindakan”, Bandung: Alfabeta, 2007, h. 109.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas digunakan untuk mengubah perilaku penelitinya, perilaku


orang lain, atau mengubah kerangka kerja, organisasi, atau struktur lainyang pada gilirannya
menghasilkan perubahan pada perilaku para penelitinya atauorang lain yang terkait. Cara
untuk mengidentifikasi masalah salah melalui beberapa cara, yaitu: Masalahharus penting
bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan dilihatdari segi pengembangan
lembaga atau program, masalah hendaknya dalam jangkauan pengalaman, dan pernyataan
masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental mengenai penyebab dan
faktor. Cara merumuskan masalah melalui beberapa cara, yaitu: masalah hendaklah
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, rumusan itu hendaklah pada dan jelasdan hendaknya
memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data gunamenjawab pertanyaan yang
terkandung dalam rumusan itu. Analisis masalah melibatkan beberapa jenis kegiatan,
bergantung pada kesulitanyang ditunjukkan dalam pertanyaan masalahnya, analisis sebab dan
akibat tentangkesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang dibuat kajian terhadap data
penelitian yang tersedia, atau mengamankan data pendahuluan untukmengklarifikasi
persoalan atau untuk mengubah perspektif orang-orang yangterlibat dalam penelitian tentang
masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Madya, Suwarsih. 2007. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi.1983.Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005.Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai