Dosen Pengampu:
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sibernetik merupakan bentuk kata serapan dari kata “Cybernetic” yakni
sistem kontrol dan komunikasi yang memungkinkan feedback atau umpan
balik. Kata “cybernetic” yang selanjutnya kita tulis dengan kata sibernetik
berasal dari bahasa yunani yang berarti pengendali atau pilot. Bidang ini
menjadi disiplin ilmu komunikasi yang berkaitan dengan mengontrol mesin
komputer.1 Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi.
Proses belajar memang memegang peranan penting, namun yang lebih
penting lagi adalah pengolahan sistem informasi. Dengan kata lain, sistem
informasi dipandang sangat memegang peranan penting dalam
memudahkan penyampaian materi pembelajaran yang akan disajikan
kepada siswa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kecerdasan dan sibernetik?
2. Apa saja aliran teori sibernetik?
3. Apa kelebihan dan kelemahan teori sibernetik?
4. Bagaimana model pembelajaran yang sesuai dengan aliran sibernetik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan dan sibernetik
2. Untuk mengetahui aliran teori sibernetik
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan teori sibernetik
4. Untuk mengetahui model pembelajaran yang sesuai dengan aliran
sibernetik.
1
Surya Bakti, Halimatus Sakdiah, Pengaruh Penerapan Teori Belajar Sibernetik
Terhadap Efektivitas Pembelajaran Pai Di Smp Putra Jaya Stabat Kabupaten Langkat, Wahana
Inovasi Volume 10 No.1 2021, h.87.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Sapiyah, Konsep Karakter Rendah Hati Perspektif Hadis Nabi (Analisis Relevansi
Terhadap Kecerdasan Intrapersonal Dan Interpersonal Howard Gardner), (Bogor: Guepedia 2021),
h.38.
2
umpan balik (feedback) memungkinkan berlangsungnya proses
komunikasi.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Abror mendefinisikan
sibernetik (cybernetic) merupakan suatu ilmu pengetahuan yang
mempersoalkan prinsip pengendalian dan komunikasi yang diterapkan
dalam fungsi organisme atau mesin yang majemuk, dalam hal ini sering
disamakan artinya dengan umpan balik.3
Jadi kecerdasan cibernetik adalah kecerdasan dalam aspek
pengelolaan informasi.
B. Aliran teori sibernetik
1. Landa
Teori belajar sibernetik dikemukakan oleh beberapa tokoh pencetus,
diantaranya yang paling terkemuka adalah: Lev N Landa yaitu
seorang ahli psikolog yang beraliran sibernetik. Dalam gagasannya
Landa mengemukakan dua macam proses berpikir yaitu:
a) Proses berpikir algoritmik yaitu proses berpikir sistematis, tahap
demi tahap, linear, konvergen, lurus menuju ke satu target tujuan
tertentu.
b) Proses berpikir heuristik yaitu cara berpikir divergen, menuju ke
beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang
mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut
seseorang untuk menggunakan cara berpikir heuristik.4
Contoh anologi model algoritmik adalah kegiatan
menjalankan mesin mobil, dimana dalam menjalankan mesin mobil
kegiatan yang dilakukan dijalankan secara berurutan.
Proses berpikir heuristik adalah cara berpikir divergen,
menuju beberapa sasaran/tujuan sekaligus. Contoh berpikir heuristik
adalah memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda atau
3
Chairal Anwar, Buku Terlengkap Teoriteori Pendidikan Klasik Hingga Kontemporer,
(Yogyakarta: IRCIS D 2017), h.387.
4
Laily Furaida,Suryo Ediyono, Implementasi Teori Belajar Sibernetika Pada
Pembelajaran Filsafat Ilmu, Jurnal EPISTEMA, Vol. 2 No. 1 2021. h.30.
3
multitafsir. Pendekatan heuristik menuntut peserta didik berpikir
divergen dengan memikirkan alternatif jawaban dan beberapa
sasaran. Contoh penerapan pembelajaran yang melibatkan proses
berpikir heuristik misalnya penemuan cara memecahkan masalah
menggunaka metode problem solving.
2. Pasck dan Scott
Tokoh sibernetik yang lain adalah Pasck dan Scott yang
memperkenalkan tipe peserta didik yang holistik dan tipe serial.
Peserta didik tipe holistik cenderung mempelajari sesuatu dari tahap
yang paling umum ke tahap yang paling khusus, sedangkan peserta
didik tipe serial cenderung berpikir algoritmik.
Selanjutnya, Pembelajaran sibernetik sering disinonimkan
dengan umpan balik (feedback) dalam konteks pendidikan. Umpan
balik dari peserta didik ini memungkinkan guru untuk dapat
mengetahui apakah materi yang disampaikan telah dipahami dan apa
kesulitan peserta didik dalam memahami informasi. Berdasarkan
umpan balik tersebut, siswa juga dapat memutuskan hasil belajarnya
jika kurang memuaskan.
Sementara pendekatan serialis yang diusulkan oleh Pask dan
Scott sama dengan pendekatan algoritmik. Namun, cara berpikir
menyeluruh (wholist) tidak sama dengan heuristik. Cara berpikir
menyeluruh adalah berpikir dengan cenderung melompat ke dalam,
langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Contohnya,
saat melihat lukisan, bukan detaildetail yang diamati terlebih dahuu,
melainkan seluruh lukisan itu sekaligus, baru sesudah itu ke bagian-
bagian yang lebih kecil.
Pendekatan yang berorientasi pada pengelolahan informasi
menekankan beberapa hal seperti “ingatan jangka panjang (Long
Time Memory) dan sebagainya yang berhubungan dengan apa yang
terjadi dalam otak kita dalam proses pengolahan informasi. Menurut
teori sibernetik, agar proses belajar berjalan seoptimal mungkin
4
bukan hanya cara kerja otak yang dipahami tetapi juga lingkungan
yang memengaruhi mekanisme itu perlu diketahui.5
3. Kebihan dan kelemahan teori sibernetik
Setiap proses pembelajaran pastinya memiliki tujuan yang
hendak dicapai. Yaitu dengan strategi, metode, teori pembelajaran
yang digunakan dll. Berbicara tentang teori pembelajaran tentunya
setiap teori pembelajaran tidak ada yang sempurna, memiliki
kelebihan maupun kekurangan begitupun dengan teori
pembelajaran Sibernetik. Berikut ini adalah kelebihan maupun
kekurangan dari pembelajaran Sibernetik:
a) Kelebihan
1) Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih
menonjol.
2) Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
3) Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
4) Adanya keterarahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang
ingin dicapai.
5) Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang
sesungguhnya.
6) Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-
masing individu.
7) Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas
tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan
dengan unjuk kerja yang diharapkan.
b) Kelemahan
Pembelajaran ini di kritik karena tidak secara langsung
membahas proses belajar sehingga menyulitkan dalam
5
Muhammad Arifin, Ayu Puspita Sari, Adriawan Maulana Tama, Implikasi Teori Belajar
Sibernetik Dalam Proses Pembelajaran Dan Penerapan It Di Era Modern,Seminar Nasional
Kedua Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan (The Second Progressive and Fun
Education Seminar), h.249.
5
penerapan. Ulasan teori ini cenderung ke dunia psikologi dan
informasi dengan mencoba melihat mekanisme ini sangat
terbatas, terbatas pula kemampuan untuk menerapkan
pembelajaran ini.
Berdasarkan penjelasan di atas pemakalah menyimpulkan
bahwa teori Sibernetik menekankan pada pemrosesan suatu
informasi dengan memerhatikan sistem informasi yang akan diolah
untuk menciptakan sebuah daya ingat yang kuat dari informasi yang
diperoleh oleh siswa.6
4. Model pembelajaran yang sesuai dengan aliran sibernetik
a) Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
Dalam pembelajaran kooperatif, guru memberikan stimulus
berupa kuis atau pertanyaan-pertanyaan sebagai tes kemampuan
prasyarat siswa, sehingga siswa aktif berfikir. Dan belajar
menurut sibernetik adalah pengolahan informasi oleh siswa.
Pengolahan informasi ini terjadi karena adanya stimulus dari guru
yang berupa informasi.
b) Model pembelajaran open ended
Tujuan dari pembelajaran open-ended ialah untuk membantu
mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa
melalui problem solving secara simultan. Dengan kata lain,
kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa harus
dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
setiap siswa. Hal yang harus digarisbawahi adalah perlunya
memberi kesempatan siswa untuk berfikir dengan bebas sesuai
dengan minat dan kemampuannya. Aktivitas kelas yang penuh
dengan ide-ide matematika ini pada gilirannya akan memacu
kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.
6
M. Thobroni, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik, (Yogyakarta, Penerbit Ar-
Ruzz Media, 2015), h.167.
6
Ini sejalan dengan hakekat manajemen pembelajaran
berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha guru untuk
membantu siswa mencapai tujuan belajarnya secara efektif
dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa, terutama
unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui proses
pengolahan informasi.7
7
Suherman, Erman, dkk. 2003, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
7
Kesimpulan
Aliran teori sibernetik ada 2 yaitu menurut Landa dan Pasck dan Scott.
Menurut Landa ada 2 macam proses berpikir yaitu proses berpikir algoritmik dan
heuristik. Sedangkan menurut Pasck dan Scott tipe dari peserta didik adalah holistik
dan tipe serial.
8
Daftar Pustaka
Arifin, M., Sari, A. P., & Tama, A. M. (2017). Implikasi Teori Belajar Sibernetik
Dalam Proses Pembelajaran Dan Penerapan IT Di Era Modern. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Berkemajuan dan Menggembirakan (The
Progressive & Fun Education Seminar) ke-2.