Anda di halaman 1dari 17

TEORI BELAJAR

SIBERNETIK

Oleh :
1. Siti Dede Rosidah (20168300093)
2. Siti Suryani (20208310013)
3. Raden mohammad Luluk Herdiawan (20208300012)
4. Trophy Hutagalung (20208300018)
Pengertian Teori Belajar Sibernetik
Teori belajar sibernetik adalah yang paling baru dari
semua teori belajar yang telah dikenal. Teori ini
berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu
informasi. Menurut teori ini, belajar adalah
pengolahan informasi (Uno, 2008:17). Teori ini
memiliki kesamaan dengan teori kognitif yang
mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar. Proses belajar memang penting dalam
teori sibernetik. Namun, yang lebih utama lagi
adalah sistem informasi yang akan dipelajari oleh
siswa.
Teori Pemrosesan Informasi dalam
Teori Belajar Sibernetik
Teori pemrosesan informasi umumnya berpijak
pada tiga asumsi berikut.

01 1)Antara stimulus dan respons berpijak pada


asumsi, yaitu pemrosesan informasi ketika pada
masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah
waktu tertentu.
2)Stimulus yang diproses melalui tahap-tahapan tadi
akan mengalami perubahan bentuk ataupun
isinya.
Salah satu tahapan mempunyai kapasitas yang
terbatas.
Komponen-komponen pemrosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi,
kapasitas bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”. Ketiga komponen tersebut
adalah sebagai berikut.
1) Sensory Receptor (SR)
Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari
luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu
sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau terganti.
2) Working Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi
perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas (informasi
hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat
disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulasi aslinya. Artinya, agar informasi dapat
bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasi tidak melebihi kapasitas, disamping
melakukan pengulangan.
3) Long Term Memory (LTM)
Dalam Long Term Memory (LTM), diasumsikan bahwa:
a. Berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu;
b. Mempunyai kapasitas tidak terbatas;
c. Sekali informasi disimpan di dalam LTM, ia tidak akan pernah
terhapus atau hilang;
d. Persoalan lupa pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau
01
kegagalan memunculkan kembali informasi yang di perlukan.
Proses pengelolaan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian
informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri
dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam
ingatan (retrival). Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan
belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Ada Sembilan
tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi
mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah sebagai berikut:
1) Menarik perhatian;
2) Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa;
3) Merangsang ingatan pada pra syarat belajar;
4) Menyajikan bahan rangsangan;
5) Memberikan bimbingan belajar;
6) Mendorong untuk kerja;
7) Memberikan balikan informatif;
8) Menilai untuk kerja;
9) Meningkatkan retensi dan alih belajar;
Teori pemrosesan informasi memiliki keunggulan dalam strategi
pembelajaran, yaitu:
1) Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol;
2) Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis;
3) Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap;
4) Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang
ingin dicapai;
5) Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang
sesungguhnya;
6) Control belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing
individu;
Implementasi teori belajar sibernetik yang berikutnya dalam kegiatan
pembelajaran dikembangkan oleh konsepsi Landa dalam model pendekatannya yang
disebut algoritmik dan heuristik juga termasuk teori sibernetik.

Pendapat Para Pakar tentang Teori Sibernetik


1) Landa
A
Menurut Landa, ada dua macam proses berpikir, yaitu:
a. Proses berpikir algoritmik, yaitu proses berpikir linier, konvergen, dan lurus
menuju ke satu target tertentu.
Contoh: kegiatan menelpon, menjalankan mesin C mobil, dan lain-lain.
b. Cara berpikir heuristik, yaitu cara berpikir divergen menuju ke beberapa
target sekaligus.
Contoh: operasi pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara pemecahan
masalah, dan lain-lain.
1) Pask dan Scott
Pendekatan serialis yang diusulkan oleh Pask dan Scott sama
dengan pendekatan algoritmik. Contohnya, saat melihat lukisan,
bukan detail-detail yang diamati terlebih dahulu, melainkan
seluruh lukisan itu sekaligus, baru sesudah itu ke bagian-bagian
yang lebih kecil. Pendekatan yang berorientasi pada pengelolaan
informasi menekankan beberapa hal seperti ingatan jangka
pendek (short term memory), ingatan jangka panjang (long term
memory), yang berhubungan dengan apa yang terjadi dalam otak
pada proses pengelolahan informasi.
Keunggulan dan Kelemahan Teori Belajar
Sibernetik dalam suatu Pembelajaran
1) Keunggulan
a. Kesemua teori belajar dalam aliran-aliran yang
menekankan aspek yang berbeda-beda ini sebenarnya
memiliki kesamaan karena melihat bahwa belajar
adalah suatu proses yang berlangsung pada diri
seseorang yang melalui tahapan-tahapan tertentu.
b. Isi proses belajar adalah sistem informasi yang
diperoleh melalui pengalaman akan suatu kejadian
tertentu yang disusun sebagai suatu konsep, teori, atau
informasi umum.
c. Hasil proses teori belajar ini adalah adanya perubahan,
baik yang dilihat sebagai perubahan tingkah laku
maupun secara kemampuan pada ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
1) Kelemahan
Teori aliran ini dikritik karena tidak secara langsung
membahas proses belajar sehingga menyulitkan
dalam penerapan. Ulasan teori ini cenderung ke
dunia psikologi dan informasi dengan mencoba
melihat mekanisme kerja otak. Karena
pengetahuan dan pemahaman akan mekanisme ini
sangat terbatas, terbatas pula kemampuan untuk
menerapkan teori ini.
Aplikasi Teori Belajar Sibernetik dalam suatu
Pembelajaran
Aplikasi teori belajar sibernetik yang dikemukakan oleh Suciati dan
prasetya Irwan dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
2) Menentukan materi pembelajaran
3) Mengkaji system informasi yang terkandung dalam materi
pembelajaran
4) Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan system
informasi tersebut (apakah algoritmik atau heuristik)
5) Menyusun materi pembelajaran dalam urutan yang sesuai dengan
system informasinya.
6) Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola
yang sesuai dengan urutan materi pembelajaran
Kasus Pelaksanaan Pembelajaran Sibernetik
Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika melalui pembelajaran
sibernetik teori-praktek pada siswa kelas X. SMA Haluleo :
1) Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,
akan tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang menganggap pelajaran tersebut
sulit sehingga mengakibatkan siswa kurang berminat dan rendahnya kemampuan
berpikir kritis siswa.
2) Kemampuan Berpikir kritis Matematika
a. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis1Matematika
Proses berpikir adalah suatu kegiatan mental siswa melalui penalaran sebagai upaya
pemecahan masalah, membuat suatu keputusan, atau untuk memenuhi hasrat
keingin tahuan siswa. Paling sedikit ada tiga aspek penting keterampilan berpikir,
yaitu berpikir kritis, berpikir kreatif dan problem solving. Antara berpikir kritis
dan berpikir logis ada perbedaan dasar diantara keduanya, yakni bahwa berpikir
kritis dilakukan untuk membuat keputusan. Sedangkan, berpikir logis untuk
membuat kesimpulan.
a. Fase-Fase dalam Berpikir Kritis
a) Brookfield
Lima fase berpikir kritis :
Trigger event (cepat tanggap terhadap peristiwa)
Appraisal (penaksiran)
Exploration (mencari makna ke resolusi)
Development alternative perspective (mengembangkan cara berpikir baru)
Intregation (menegosiasikan prespektif baru)
b) Norris dan Ennis
Lima fase berpikir kritis :
Elementary clarification(klarifikasi tingkat rendah)
Basic support(pendukung dasar)
Inference(kesimpulan)
Advanced clarification(klarifikasi tingkat tinggi)
Strategi and tactics(strategi dan cara-cara)
c) Bullen
Clarification (menilai poin-poin pandangan yang berbeda)
Assessing avidence (menilai fakta)
Making and judging inference(membuat dan menarik kesimpulan)
Using appropriate strategies and tactics(menggunakan strategi dan cara-
cara yang tepat)
d) Knedler
Mengidentifikasi merumuskan permasalahan-permasalahan pokok,
membandingkan kesamaan dan perbedaan, memilih informasi yang
relevan, dan merumuskan masalah.
Menilai informasi yang relevan, terdapat lima beberapa langkah, yaitu
menyeleksi fakta, opini dan hasil nalar.
Mengecek konsistensi, mengidentifikasi asumsi, mengenali kemungkinan
bisa karena salah penafsiran, dan perbedaan orientasi nilai dan ideology.
Pemecahan masalah dan penarikan kesimpulan.
e) Garrison, Anderson, dan Archer
Trigger event(cepat tanggap terhadap peristiwa)
Exploration(memikirkan ide personal)
Intregation(mengontruksi arti dari gagasan)
Resolution(mengulangi penyelesaian)

Add your words here, Add your words here,


according to your need to dr according to your need to dr
aw the text box size. aw the text box size.
Please read the instructions Please read the instructions
and more work at the end of and more work at the end of
the manual template. the manual template.
Kesimpulan
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Asumsi lain dari
teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk
segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Teori tentang komponen
struktural dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol) antara lain:
01
a. Sensory Receptor (SR)
Keyword
b. Working Memory (WM)
c. Long Term Memory (LTM)
Teori Belajar Menurut Landa, ada dua macam proses berfikir yaitu proses
berfikir algoritmik dan proses berfikir heuristik.
Keyword
Teori Belajar Menurut Pask
04
dan Scott, ada dua macam cara berfikir, yaitu cara berfikir serialis dan cara
berfikir wholist atau menyeluruh. Kelebihan strategi pembelajaran yang
berpijak pada teori pemrosesan informasi adalah cara berfikir yang berorientasi
pada proses lebih menonjol. Kelemahan dari teori ssibernetik adalah terlalu
menekankan pada sistem informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan
bagaimana proses belajar.

Anda mungkin juga menyukai