Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI-TEORI DALAM PEMBELAJARAN

DI SUSUN OLEH:

ABDUL HAMID KADIR

ABDIALLAH DOPU

PRODI

PGSD

SEMESTER III

DOSEN: KHUMAIRA MARSYIDAH BADDU,S.Or.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

(PGSD)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP)

MUHAMMADIYAH KALABAHI

2022/2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan

faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Dalam pembelajaran terjadi proses informasi,

untuk diolah sehingga menghasilkan bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi

adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi eksternal individu. Kondisi internal

yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses

kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari

lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.Tahapan proses

pembelajaran meliputi delapan fase:1) Motifasi, 2) Pemahaman, 3) Pemerolehan, 4)

Penyimpanan, 5) Ingatan kembali, 6) Generalisasi, 7) Perlakuan, 8) Umpan Teori Pemrosesan

Informasi

B.  Rumusan Masalah

Untuk mendapatkan makalah yang terarah diperlukan adanya rumusan masalah sebagai

berikut :

1.      Bagaimana konsep dari teori pemrosesan informasi?

2.      Bagaimana penerapan teori pemrosesan informasi di kelas?

C.  Tujuan Pembuatan Makalah

Pemakalah harus memiliki tujuan yang jelas. Pemakalah dalam hal ini memiliki tujuan

mengetahui tentang konsep dasar dari teori pemrosesan informasi dan penerapan teori

pemrosesan informasi di kelas. 


BAB II

PEMBAHASAN

A.Konsep Teori Belajar Pemrosesan Informasi


Teori belajar pemrosesan informasi merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan
dengan teori-teori belajar lainnya.Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi
dan ilmu informasi.Menurut teori ini belajar adalah mengolah informasi. Sekilas teori ini mirip
dengan teori kognitif yaitu lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil. Dalam teori
pemrosesan informasi, proses memang penting, namun yang lebih penting adalah sistem
informasi yang diproses itu yang akan dipelajari siswa.Proses informasi yang efektif meliputi
perhatian, memori, dan proses berfikir.
Sebuah kiasan komputer dapat mengilustrasikan bagaimana pendekatan proses-informasi
dapat diterapkan dalam perkembangan. Proses informasi komputer dibatasi oleh perangkat keras
dan perangkat lunaknya. Proses informasi pada anak juga dibatasi oleh kapasitas dan
kecepatannya serta kemampuannya memanipulasi informasi dengan kata lain, menerapkan
strategi-strategi yang teapt untuk mendapatkan dan menggunakan pengetahuan. Dalam
pendekatan proses-informasi, perkembangan kognitif anak merupakan hasil dari kemampuan
mereka untuk menyelesaikan batasan-batasan proses dengan terus-menerus meningkatkan
pelaksanaan operasi-operasi dasar, memperluas kapasitas proses informasi, dan meraih
pengetahuan dan strategi-strategi lain. Bagaimana proses belajar berlangsung, sangat ditentukan
oleh sistem informasi dari pesan tersebut. Oleh sebab itu, teori sibernetik berasumsi bahwa tidak
ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat
ditentukan oleh sistem informasi.
Tujuh  rumpun model pemrosesan informasi, yaitu:

1.   Model berfikir induktif, dirancang untuk pengembangan proses mental induktif dan penalaran

akademik, atau pembentukan teori.

2.    Model latihan inkuiri, dirancang untuk menghadapi penalaran kausal dan untuk lebih fasih dan

tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep dan hipotesis.

3.    Inkuiri ilmiah, dirancang untuk mengajar sistem penelitian dari suatu disiplin tetapi juga

diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain.

4.    Pencapaian konsep, dirancang untuk mengembangkan penalaran induktif, juga untuk

perkembangan dan analisis konsep.

5.    Model penata lanjutan, dirancang  untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan

informasi untuk menyerap dan mengaitkan bidang-bidang pengetahuan.


6.    Memori, dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengingat.

7.    Sinektik, dirancang untuk perkembangan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah

kreatif

B.Tokoh-Tokoh Teori Pemrosesan Informasi

a.       Pandangan Robert M Gagne


Menurut Robert M Gagne,belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi.
Pembelajaran di kelas merupakan teori proses informasi yang berkaitan secara langsung dengan
proses kognitif. Teori informasi memberikan perspektif baru pada pengolahan pembelajaran
yang akan menghasilkan belajar yang efektif.Dalam teori pengolahan informasi terdapat
persepsi, pengkodean, dan penyimpanan di dalam memori jangka panjang.Teori ini mengajarkan
kepada siswa siasat untuk memecahkan masalah.
Robert Gagne merupakan salah satu tokoh pencetus teori ini. Teori ini memandang
bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi,
serta mengingat kembali informasi yang dikontrol oleh otak.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu: (1) motivasi;
(2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7)
perlakuan dan (8) umpan balik.
Gagne menggabungkan ide-ide berhaviorisme dan kognitivisme dalam pembelajaran.
Menurut Gagne, dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi
antara kondisi internal dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah keadaan dalam
diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi di
dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Kondisi eksternal ini oleh Gagne disebut sebagai Sembilan peristiwa pembelajaran.
1.   Memberikan perhatian. Contoh sederhana tunjukan es krim, ceritakan kelezatan yang diperoleh
dari memakannya.
2.   Memberi tahu siswa tentang tujuan pembelajara, biarkan siswa mengetahui apa yang akan
dipelajarinya. Contohnya: Hari ini kita akan belajar membuat es krim.
3.   Dibangun atas pengetahuan yang telah lalu. Contohnya: Apakah ada yang pernah membuat es
krim? Di mana, kapan, dan bahan apa saja yang diperlukan?
4.   Menyajikan pembelajaran sebagai rangsangan. Contoh: Tunjukkan kepada siswa bagaimana
membuat es krim.
5.   Memberikan panduan belajar, bantulah siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik
pada saat pembelajaran berlangsung.
6.   Menampilkan kinerja, mintalah para siswa mengerjakan apa-apa yang baru dipelajarinya.
Contoh, berikan kepada siswa bahan-bahan untuk membuat es krim dan mintalah agar siswa
membuat es krim sendiri.
7.   Memberikan umpan balik, beritahu siswa kinerjanya masing-masing. Contoh, guru berkeliling
kelas melihat bagaimana setiap siswa membuat es krim sendiri.
8.   Menilai kinerja, nilailah siswa tentang pengetahuannya mengenai topik pembelajaran. Contoh:
amati es krim hasil karya siswa, jika mereka benar cara membuatnya diperbolehkan
memakannya
9.   Meningkatkan retensi/ingatan dan transfer pengetahuan. Buatlah siswa dalam mengingat-ingat
dan menerapkan keterampilan baru itu. Contoh, siswa ditugasi membuat es krim pada saat karya
wisata sekolah.

b.      Pandangan Slavin (2000)


Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan
pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak.Teori ini
menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam
waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang
dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.
Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar informasi dari indera dan
menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik. Bila tidak terjadi
suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register penginderaan, maka dengan cepat
informasi itu akan hilang. Keberadaan register penginderaan mempunyai dua implikasi penting
dalam pendidikan.
Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus
diingat.Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat
dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, Interpretasi seseorang terhadap rangsangan
dikatakan sebagai persepsi.
Persepsi dari stimulus tidak langsung seperti penerimaan stimulus, karena persepsi
dipengaruhi status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan banyak faktor
lain.Informasi yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer ke komponen
kedua dari sistem memori, yaitu memori jangka pendek. Memori jangka pendek adalah sistem
penyimpanan informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Satu cara untuk
menyimpan informasi dalam memori jangka pendek adalah memikirkan tentang informasi itu
atau mengungkapkannya berkali-kali.
Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori tempat menyimpan
informasi untuk periode panjang. membagi memori jangka panjang menjadi tiga bagian:
1.   Memori Episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yangmenyimpan gambaran dari
pengalaman-pangalaman pribadi kita,
2.   Memori Semantik, yaitu suatu bagian dari memori jangka panjang yangmenyimpan fakta dan
pengetahuan umum
3.   Memori Prosedural adalah memori yang menyimpan informasi tentang bagaimana melakukan
sesuatu.

c.       Pandangan Ausubel (1968)


Ausubel mengemukakan bahwa perolehan pengetahuan baru merupakan fungsi srtuktur
kognitif yang telah dimiliki individu. Ini berarti pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang
diperoleh lebih dulu oleh individu dapat mempermudah perolehan pengetahuan baru yang rinci
proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi
(encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan
mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).
Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan informasi:
1.  Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
2.  Penyajian pengetahuan memenuhi aspek
3.  Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
4. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
5.  Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
6.  Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu
7.  Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah
dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.

d.      Pandangan Siegler dan STevenso (1993 )


Teori pemrosesan informasi didasarkan atas tiga asumsi umum,pertama pikiran
dipandang sebagai suatu system penyimpanan dan pengembalian informasi.Kedua individu-
individu memproses informasi dari lingkungannya,dan yang ketiga terdapat keterbatasan pada
kapasitas memproses informasi dari seorang individu.
.Jadi inti dari pendekatan pemrosesan informasi adalah proses memori dan proses
berfikir.Menurut pendekatan ini anak didik secara bertahap mengembangkan kapasitan
memperoleh informasi dan secara bertahap pula mereka mendapatkan pengetahuan dan keahlian
yang kompleks.
Menurut Robert Siegler (1998), ada tiga mekanisme kerja yang bersama-sama
menciptakan perubahan-perubahan pada keahlian kognitif anak :
1)      penyandian adalah proses informasi mencapai memori, perubahan-perubahan dalam keahlian
kognitif anak bergantung pada meningkatnya keahlian menyandikan informasi yang relevan,
sekaligus mengabaikan informasi yang tidak relevan. Contohnya bagi seorang anak berusia 4
tahun, huruf S tulisan tangan sangat berbeda dengan huruf S yang dicetak.Akan tetapi, seorang
anak berusia 10 tahun (yang telah belajar menyandikan fakta yang relevan) memahami bahwa
huruf tersebut adalah S.
2)      otomatisasi mengacu pada kemampuan memproses informasi dengan usaha minimal atau tanpa
usaha sama sekali. Latihan akan memampukan anak menyandikan informasi secara otomatis,
dalam jumlah lebih besar. Contohnya, saat seorang anak telah mampu membaca dengan baik,
mereka tidak membaca huruf demi huruf; melainkan menyandikan keseluruhan kata.Saat tugas
tersebut menjadi otomatis, usaha sadar tidak diperlukan lagi.Akibatnya, ketika pemrosesan
informasi menjadi lebih otomatis, kita dapat menyelesaikan tugas-tugas lebih cepat dan dapat
menangani lebih banyak tugas dibandingkan sebelumnya.
3)      konstruksi strategi adalah pembentukan prosedur baru pemrosesan informasi. Contohnya, anak
menyerap lebih banyak keuntungan dalam membaca ketika mereka mengembangkan strategi
‘berhenti sesaat’ (sembari menyerap apa yang telah dibacanya sejauh itu).
Kebanyakan, peristiwa lupa terjadi karena informasi di dalam memori jangka pendek tidak
pernah ditransfer ke memori jangka panjang. Tapi bisa juga terjadi karena seseorang kehilangan
kemampuannya dalam mengingat informasi yang telah ada di dalam  memori jangka panjang.
Bisa juga karena interferensi, yaitu terjadi apabila informasi bercampur dengan atau tergeser oleh
informasi lain.Ada dua bentuk pelancaran dalam membangkitkan ingatan, yaitu:
1.  Pelancaran Proaktif  : Seseorang mengingat informasi sebelumnya apabila informasi yang
baru dipelajari memiliki karakter yang sama.
 2. Pelancaran Retroaktif : Seseorang mempelajari informasi baru akan memantapkan ingatan
informasi yang telah dipelajari
C.  Penerapan Teori Pemrosesan Informasi Di Kelas

Dalam sensori input dan sensori register infomasi hanya beberapa detik, sangat singkat,

didapat dari penglihatan, sentuhan dan lain sebagainya. Dio dalam short term memory, informasi

tersebut akan ada dalam beberapa detik antara 20-30 detik, ada rehaorsal buffer yang diulang

terus menerus dihubungkan dengan informasi lain yang telah ada dalam ingatan. Sedangkan

dalam long term memory, waktunya adalah berhario-hari, berbulanp-bulan, bertahun-tahun dan

sepanjang masa; informasi yang tidak terproses dengan baik akan hilang atau terlupakan; pada

saat kita mengingat sesuatu segala items akan tergambar di sini. Dari penjelasan di atas dapat

diuraikan sebai berikut:

1.  Dari lingkungan, pembelajar mendapat rangsangan yang mengativasikan reseptor dan

transformasikan pada informasi saraf. Pada awalnya informasi ini masuk ke dalam struktur yang

disebut sensory register (SR) dan tersimpan dalam waktu yang sangat singkat dalam hitungan

perseratus detik.

2.  Tidak seluruh gambaran informasi yang direkam dalam SR akan bertahan, karena informasi

tersebut ditrasformasikan ke dalam bentuk rangsang melalui proses persepsi selektif, yaitu proses

pemberian perhatian terhadap gambaran tertentu dari informasi yang ada dalam SR dan

mengabaikan informasi lain (misalnya: tekstur, kemiringa, objek tiga dimensi dsb). Proses

persepsi selektif ini membentuk jenis input baru yang akan masuk ke dalam short term memory

storage (STM).

3. Dalam STM, informasi akan bertahan sampai sekitar 20 detik. Ada dua bentuk penyimpanan

dalam STM, yaitu:

Dari penjelasan di atas dapat diuraikan sebai berikut:


1.  Dari lingkungan, pembelajar mendapat rangsangan yang mengativasikan reseptor dan

transformasikan pada informasi saraf. Pada awalnya informasi ini masuk ke dalam struktur yang

disebut sensory register (SR) dan tersimpan dalam waktu yang sangat singkat dalam hitungan

perseratus detik.

2.  Tidak seluruh gambaran informasi yang direkam dalam SR akan bertahan, karena informasi

tersebut ditrasformasikan ke dalam bentuk rangsang melalui proses persepsi selektif, yaitu proses

pemberian perhatian terhadap gambaran tertentu dari informasi yang ada dalam SR dan

mengabaikan informasi lain (misalnya: tekstur, kemiringa, objek tiga dimensi dsb). Proses

persepsi selektif ini membentuk jenis input baru yang akan masuk ke dalam short term memory

storage (STM).

3. Dalam STM, informasi akan bertahan sampai sekitar 20 detik. Ada dua bentuk penyimpanan

dalam STM, yaitu:

a).Bentuk akustis (informasi yang secara internal didengar oleh pembelajar.

b).bentuk artikulator (pembelajar mendengar dirinya sendiri mengatakan informasi). Sebagai

contoh, saat seseorang mengingat nomor telepon karena akan menelepon, maka ia akan

mendengarkan dirinya sendiri mengulang nomor tersebut. Kapasitas STM terbatas, item bisa

berupa huruf, angka, atau kata dengan satu suku kata. Bila kapasitasnya sudah terisi penuh, maka

item lama akan terbuang saat ada item baru masuk.

5. Transformasi informasi yang paling oenting terjadi saat informasi keluar dari STM dan masuk ke

dalam LTM. Proses ini disebut pengkodean (encoding). Informasi yang terdapat dalam STM

demgam gfambaran perspektual tertentu ditransformasikan ke dalam bentuk konseptual, bentuk

yang bermakna. Jadi informasi tidak lagi disimpan dalam bentuk suara atau bentuk rupa, tapi
sebagai konsep yang diketahui maknanya dan dapat dirujuk dengan cepat dalam lingkungan

pembelajar. Informasi yang disimpan ini diorganisasikan dalam berbagai cara, tidak hanya

dikumpulkan.

6. Penyimpanan dalam LTM bersifat permanen. Tetapi, karena berbagai faktor informasi-informasi

tersebut bisa jadi tidak dapat akses, misalnya karena interferensi antara memori lama dengan

memori baru. Salah satu contoh akibat kesulitan mengakses informasi dari LTM ini adalah

terjadinya lupa.

7. Untuk menemukan kembali informasi dari LTM biasanya dibutuhkan adanya cues baik melalui

situasi eksternal maupun oleh si pembelajar itu sendiri (dari sumber memori lain) cues ini

diperlukan untuk memasangkan atau mengaitkan apa yang telah dipelajari sehingga informasi

yang dicari dapat dikenali dan ditemukan kembali.

8. Recall dari apa yang sudah dipelajari  dapat terjadi segera setelah proses belajar terjadi, tapi bisa

pula tertunda. Kadang membutuhkan rekontruksi dari kejadian yang perlu diingat

9. Transfer of Learning terjadi bila recall terhadap apa yang dipelajari mencakup aplikasi terhaap

situasi atau masalah baru. Dalam hal ini seseorang yang perlu menerapkan pengetahuan atau

ketrampilannya dalam situasi masalah baru harus mengarahkan suatu proses pencarian yang

lebih kompleks dari pada menggunakannya pada situasi atau masalah yang biasa ditemui.

10. STM juga memiliki peran sebagai memori aktif atau memori kerja yang sangat penting. Proses

pencarian dapat dilakukan dalam memori kerja untuk menemukan kembali bahan-bahan yang

disimpan dalam LTM. Sebagai hasilnya, bahan tersebut dapat kembali ke dalam memori kerja

dalam suatu bentuk yang dapat disimpan dan dipasangkan dengan input yang baru diterima.

11. Generator respon menentukan, partama, bentuk dasar dari respon manusia, yaitu apakah muncul

dalam bentuk perkataan, otot besar tubuh, otot kecil tangan atau lainnya. Kedua menentukan pola
dari performance, urutan dan waktu dari gerakan yang masuk tindakan. Secara umum proses

yang dihubungkan dengan generator respon menjamin bahwa performance akan

terorganisasikan.

12. Tahapan berikutnya adalah aktifasi dari efektor; pola aktivitas yang dapat diamati secara

eksternal.

Dalam kegiatan belajar seseorang, menurut teori pemrosesan informasi terdapat efek eksternak

yang mempengaruhi, yaitu:

a)   Kejadian eksternal bisa mempromosikan belajar dan memori dalam jangka waktu yang sangat

singkat sebelum sesuatu disimpan. Proses yang terjadi dalam pembelajaran berkait dengan

memasukkan stimulus yag relevan ke dalam belajar. Tahapan persiapan ini terdiri atas; pertama

kewaspadaan terhadap rangsang yang disebutsebagai perhatian. Kedua; persepsi selektif.

Merupakan proses penyarinagan dan pengorganisasian yang sangat penting dari rangsang, yang

membawa pada seluruh penyimpanan dari ciri rangsang yang relevan dalam STM. Dari sinilah

informasi yang telah ditransformasikan kembali (diberi kode) untuk bisa masuk ke dalam LTM.

b) Untuk belajar, pertama pembelajar haruslah menerima stimulus artinya panca indera mereka

harus diarahkan pada sumber stimulasi dan mereka harus siap menerimanya. Memberikan

perhatian merupakan langkah awal dalam belajar yang dapat dideteksi dengan mengamati apa

yang dilihat atau didengarkan oleh pembelajar. Stimulasi eksternal yang menghasilkan

kewaspadaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya membuat keadaan menjadi lebih

terang atau mengeraskan suara. Secara umum membuat perubahan tiba-tiba, baik meningkatkan

maupun menurun, merupakan stimulus yang efektif untuk membuat pembelajar wapada.
c)   Persepsi selektif bisa diarahkan dengan intruksi verbal atau bentuk stimulasi lainnya. Misalnya,

pada teks bacaan persepsi selektif bisa diarahkan dengan membuat garis bawah atau cetak miring

pada kata tertentu yang harus diperhatikan.

Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran adalah

sebagai berikut:

1.  Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar bagi

perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pemndidikan. Belajar dimulai dengan

pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang mengikuti performance

pembelajar. Diantara kejadian-kejadian ini ada beberapa tahapan dari pemrosesan internal.

Pembelajaran tidak hanya merupakan prose sederhana dari penyajian stimulus, melainkan

merupakan komposisi dari berbagai jenis stimulasi eksternal yang berbeda, yang mempengaruhi

beberapa proses belajar yang berbeda.

2.   Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama pembelajaran

berfungsi mensupport yang terjadi pada pembelajaran. Kejadian  eksternal yang disebut

pembelajaran bisa mendukung proses internal dengan mengakyifkan mental set (keadaan mental)

yang mempengaruhi perhatian dan persepsi seklektif. Kejadian eksternal bisa meningkatkan

proses internal dengan memberikan pengorganisasian yang dibuat oleh pembelajar. Pembelajar

juga memantapkan pengioperasian proses pengendali tindakan, seperti harapan akan hasil

performance.

3.      Penerapan Teori Belajar Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran


1)      Strategi pembelajaran daya ingat
Salah satunya adalah dengan Pembelajaran verbal. Pembelajaran verbal adalah
pembelajaran kata-kata (atau fakta yang diungkapkan dalam kata-kata). Dalam banyak studi,
misalnya siswa diminta mempelajari daftar kata-kata atau suku kata yang tidak masuk akal.
Ada tiga jenis tugas pembelajaran verbal yang biasanya dilihat diruangan kelas seperti:
a.       Pembelajaran Pasangan-Berkaitan (Paired-Associate Learning)
Melibatkan pembelajaran untuk menyebutkan satu anggota pasangan ketika diberikan
anggota lain pasangan tersebut. Biasanya ada suatu daftar pasangan untuk dihapal. Contoh
pendidikan tugas pasangan-berkaitan meliputi pembelajaran ibu kota Negara bagian, nama dan
tanggal perang saudara, table penambahan dan perkalian, dan ejaan kata.
Dalam pembelajaran pasangan-berkaitan, siswa harus menghubungkan tanggapan dengan
masing-masing rangsangan. Misalnya, kepada siswa tersebut diberikan gambar tulang
(rangsangan) dan harus menjawab tulang kering, atau diberikan symbol Au dan harus menjawab
emas. Salah satu aspek penting pembelajaran rangsangan berkaitan ialah tingkat pengenalan
yang telah dimiliki siswa dengan rangsangan dan tanggapan tersebut.
Misalnya dengan GAMBAR lebih ampuh dalam membantu mengingat hubungan. Salah
satu metode kuno untuk meningkatkan daya ingat dengan menggunakan gambaran ialah
penciptaan cerita-cerita untuk menggabungkan informasi. Misalnya gambar-gambar dari mitos
yunani dan sumber-sumber lain yang telah lama digunakan untuk membantu orang mengingat
peta bintang.

nada balok, janji kesetiaan, unsure-unsur dalam susunan berat atom, dan puisi serta lagu
adalah tugas-tugas pembelajaran serial. Pembelajaran serial kurang terjadi dalam pengajaran di
ruang kelas dari pada tugas-tugas pembelajaran pasangan-berkaitan.

c.       Tugas Pembelajaran Ingatan Bebas (Free-Recall Learning)


Juga melibatkan penghafalan daftar, tetapi bukan dalam urutan khusus. Mengingat nama ke-50
negara bagian Amerika Serikat, jenis-jenis rangsangan, jenis- b.      Pembelajaran Serial (Serial
Learning)
Melibatkan pembelajaran suatu daftar istilah dalam urutan tertentu. Penghafalan not
dalam jenis penggalan baris puisi, dan system organ dalam tubuh adalah tugas-tugas ingatan
bebas.

2)      Strategi Yang Membantu Siswa Dalam Belajar


a.   Membuat Catatan
Strategi studi umum yang digunakan dalam membaca maupun dalam belajar dari
pengajaran dikelas ialah membuat catatan. Pembuatan catatan dapat efektif untuk jenis bahan
tertentu, karena hal itu dapat meminta pengolahan gagasan-gagasan utama dalam  pikiran, karena
seseorang mengambil keputusan tentang apa yang harus ditulis. Namun efek pembuatan catatan
ditemukan tidak selalu konsisten. Efek positif paling mungkin diperoleh apabila pembuatan
catatan digunakan untuk bahan konseptual yang rumit dimana tugas yang sangat penting ialah
mengindentifikasi gagasan-gagasan utama. Juga, pembuatan catatan yang memerlukan
pengolahan mental akan lebih efektif dari pada sekedar menuliskan apa yang dibaca. Misalnya
Bretzing dan Khulhavy menemukan bahwa membuat catatan paraphrase (menyebutkan gagasan
utama dengan kata-kata yang berbeda) dan membuat catatan sebagai persiapan untuk
mengajarkan bahan tersebut kepada orang lain adalah strategi pembuatan catatan yang efektif,
karena hal itu meminta tingkat pengolahan mental yang tinggi tentang informasi tersebut.
b.      Menggaris Bawahi
Barangkali strategi studi yang paling umum ialah menggarisbawahi atau memberi stabilo.
Namun, riset tentang penggarisbawahan pada umumnya menemukan sedikit manfaat.
Persoalannya ialah bahwa kebanyakan siswa tidak berhasil mengambil keputusan tentang bahan
mana yang dianggap penting dan benar-benar menggarisbawahi terlalu banyak. Ketika siswa
diminta menggarisbawahi satu kalimat dalam masing-masing paragraph yang merupakan yang
terpenting, mereka malah mengingat lebih banyak, barangkali karena untuk memutuskan mana
kalimat yang penting diperlukan tingkat pengolahan yang lebih tinggi.
c.       Meringkas
Dalam meringkas diperlukan penulisan kalimat-kalimat singkat yang menggambarkan
gagasan utama informasi yang sedang dibaca. Keefektifan strategi ini bergantung pada
bagaimana hal itu digunakan. Salah satu cara yang efektif ialah meminta siswa menuliskan
ringkasan satu kalimat setelah membaca masing-masing alenia. Cara lainnya ialah meminta
siswa menyiapkan ringkasan yang dimaksudkan untuk membantu orang-orang lain mempelajari
bahan tersebut-sebagian karena kegiatan ini memaksa orang yang meringkas untuk singkat dan
mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh apa yang penting dan apa yang tidak. Namun,
penting dicatat bahwa beberapa studi tidak menemukan efek ringkasan, dan dalam kondisi apa
strategi ini meningkatkan pemahaman atau daya ingat tentang bahan yang ditulis tidak dipahami
dengan baik.
d.      Menulis untuk Belajar
Makin banyak himpunan bukti mendukung gagasan bahwa, dengan meminta siswa
menjelaskan secara tertulis isi yang mereka pelajari, mereka akan tentu memahami dan
mengingatnya. Misalnya meminta anak kelas enam dalam suatu pelajaran pengetahuan alam
tentang keadaan zat menuliskan pemahaman mereka tentang konsep dalam beberapa unit
tersebut. Kelompok yang menulis tersebut mengingat jauh lebih banyak hingga ujian.
e.       Membuat garis besar dan memetakan
Kelompok strategi studi terkait memerlukan siswa menggambarkan bahan yang dipelajari
dalam bentuk kerangka. Strategi ini meliputi pembuatan garis besar, jejaring dan pemetaan.Garis
besar menyajikan butir-butir utama bahan tersebut dalam format herarkis, dengan masing-masing
penjelasan yang diorganisasikan dalam kategori yang lebih tinggi.

D.Penerapan Teori Belajar Pemrosesan Informasi dalam Desain Pesan Pembelajaran


Teori belajar pemrosesan informasi termasuk dalam lingkup teori kognitif yang
mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung
dan kemampuannya berubah pada situasi tertentu. Desain pesan pembelajaran perlu adanya
media untuk menyajikan informasi. Kemampuan sensorik mengacu pada jalur pemrosesan
informasi yang dipakai untuk memproses informasi yang diperoleh, seperti proses penerimaan
informasi visual atau auditorial. Misalnya media audiovisual yang digunakan  untuk
menyampaikan materi  dirancang sebaik mungkin agar lebih mudah dipahami oleh penerima
informasi. Sebenarnya istilah desain pesan mengacu pada proses manipulasi, atau rencana
manipulasi dari sebuah pola tanda yang  memungkinkan untuk mengkondisi  pemerolehan
informasi. Jadi, dalam penyampaian informasi lewat multimedia instruksional baru akan
bermakna jika informasi yang diterima diseleksi pada setiap penyimpanan, diorganisasikan ke
dalam representasi yang berhubungan, serta dikoneksikan dalam tiap penyimpanan.
Manfaat teori pemrosesan informasi antara lain :

a. Membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu beradaptasi pada

lingkungan yang selalu berubah

b. Menjadikan strategi pembelajaran yang berorientasi pada proses lebih menonj


BAB III

PENUTUP

  A. Kesimpulan

Pemahaman dan penerapan yang benar mengenai pemrosesan informasi dalam hal ini di
dunia pendidikan, maka diharapkan di masa yang sekarang dan yang akan datang ada perubahan
yang berarti dalam pendidikan negara kita, antara lain :
(1) Pendidikan yang bersifat open access sehingga siapa saja dapat menikmati proses pendidikan
dengan beragam media teknologi informasi yang ada,
(2) Terbentuknya kerjasama yang sinergis antar lembaga penyelenggara pendidikan, lembaga
penyelenggara industri media untuk meningkatkan mutu pendidikan,
(3) Tersedianya akses bersama terhadap sumber informasi pengetahuan sehingga terwujud
sharing knowledge, dan
(4) Terwujudnya masyarakat “ramah media”.
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asih. 2005. Belajar danPembelajaran. Jakarta: Rineka Ciprta

Putra, Yovan. 2008. Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya

Asri Budingsih. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: FIP UNY

http://arjunabelajar.wordpress.com/2011/12/01/teori-pemrosesan-informasisimbe
http://blogzulkifli.wordpress.com/2011/06/08/teori-pemrosesan-informasi

http://www.undiksha.ac.id/e-learning/ staff/images/img_info/4/12-548.pdf

http://aguswedi.blogspot.com/2011/11/makalah-tugas-teori-sibernetik

Anda mungkin juga menyukai