DI SUSUN OLEH:
ABDIALLAH DOPU
PRODI
PGSD
SEMESTER III
(PGSD)
(STKIP)
MUHAMMADIYAH KALABAHI
2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN
Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan
faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Dalam pembelajaran terjadi proses informasi,
untuk diolah sehingga menghasilkan bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi
adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi eksternal individu. Kondisi internal
yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses
kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
Informasi
Untuk mendapatkan makalah yang terarah diperlukan adanya rumusan masalah sebagai
berikut :
Pemakalah harus memiliki tujuan yang jelas. Pemakalah dalam hal ini memiliki tujuan
mengetahui tentang konsep dasar dari teori pemrosesan informasi dan penerapan teori
PEMBAHASAN
1. Model berfikir induktif, dirancang untuk pengembangan proses mental induktif dan penalaran
2. Model latihan inkuiri, dirancang untuk menghadapi penalaran kausal dan untuk lebih fasih dan
3. Inkuiri ilmiah, dirancang untuk mengajar sistem penelitian dari suatu disiplin tetapi juga
7. Sinektik, dirancang untuk perkembangan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah
kreatif
Dalam sensori input dan sensori register infomasi hanya beberapa detik, sangat singkat,
didapat dari penglihatan, sentuhan dan lain sebagainya. Dio dalam short term memory, informasi
tersebut akan ada dalam beberapa detik antara 20-30 detik, ada rehaorsal buffer yang diulang
terus menerus dihubungkan dengan informasi lain yang telah ada dalam ingatan. Sedangkan
dalam long term memory, waktunya adalah berhario-hari, berbulanp-bulan, bertahun-tahun dan
sepanjang masa; informasi yang tidak terproses dengan baik akan hilang atau terlupakan; pada
saat kita mengingat sesuatu segala items akan tergambar di sini. Dari penjelasan di atas dapat
transformasikan pada informasi saraf. Pada awalnya informasi ini masuk ke dalam struktur yang
disebut sensory register (SR) dan tersimpan dalam waktu yang sangat singkat dalam hitungan
perseratus detik.
2. Tidak seluruh gambaran informasi yang direkam dalam SR akan bertahan, karena informasi
tersebut ditrasformasikan ke dalam bentuk rangsang melalui proses persepsi selektif, yaitu proses
pemberian perhatian terhadap gambaran tertentu dari informasi yang ada dalam SR dan
mengabaikan informasi lain (misalnya: tekstur, kemiringa, objek tiga dimensi dsb). Proses
persepsi selektif ini membentuk jenis input baru yang akan masuk ke dalam short term memory
storage (STM).
3. Dalam STM, informasi akan bertahan sampai sekitar 20 detik. Ada dua bentuk penyimpanan
transformasikan pada informasi saraf. Pada awalnya informasi ini masuk ke dalam struktur yang
disebut sensory register (SR) dan tersimpan dalam waktu yang sangat singkat dalam hitungan
perseratus detik.
2. Tidak seluruh gambaran informasi yang direkam dalam SR akan bertahan, karena informasi
tersebut ditrasformasikan ke dalam bentuk rangsang melalui proses persepsi selektif, yaitu proses
pemberian perhatian terhadap gambaran tertentu dari informasi yang ada dalam SR dan
mengabaikan informasi lain (misalnya: tekstur, kemiringa, objek tiga dimensi dsb). Proses
persepsi selektif ini membentuk jenis input baru yang akan masuk ke dalam short term memory
storage (STM).
3. Dalam STM, informasi akan bertahan sampai sekitar 20 detik. Ada dua bentuk penyimpanan
contoh, saat seseorang mengingat nomor telepon karena akan menelepon, maka ia akan
mendengarkan dirinya sendiri mengulang nomor tersebut. Kapasitas STM terbatas, item bisa
berupa huruf, angka, atau kata dengan satu suku kata. Bila kapasitasnya sudah terisi penuh, maka
5. Transformasi informasi yang paling oenting terjadi saat informasi keluar dari STM dan masuk ke
dalam LTM. Proses ini disebut pengkodean (encoding). Informasi yang terdapat dalam STM
yang bermakna. Jadi informasi tidak lagi disimpan dalam bentuk suara atau bentuk rupa, tapi
sebagai konsep yang diketahui maknanya dan dapat dirujuk dengan cepat dalam lingkungan
pembelajar. Informasi yang disimpan ini diorganisasikan dalam berbagai cara, tidak hanya
dikumpulkan.
6. Penyimpanan dalam LTM bersifat permanen. Tetapi, karena berbagai faktor informasi-informasi
tersebut bisa jadi tidak dapat akses, misalnya karena interferensi antara memori lama dengan
memori baru. Salah satu contoh akibat kesulitan mengakses informasi dari LTM ini adalah
terjadinya lupa.
7. Untuk menemukan kembali informasi dari LTM biasanya dibutuhkan adanya cues baik melalui
situasi eksternal maupun oleh si pembelajar itu sendiri (dari sumber memori lain) cues ini
diperlukan untuk memasangkan atau mengaitkan apa yang telah dipelajari sehingga informasi
8. Recall dari apa yang sudah dipelajari dapat terjadi segera setelah proses belajar terjadi, tapi bisa
pula tertunda. Kadang membutuhkan rekontruksi dari kejadian yang perlu diingat
9. Transfer of Learning terjadi bila recall terhadap apa yang dipelajari mencakup aplikasi terhaap
situasi atau masalah baru. Dalam hal ini seseorang yang perlu menerapkan pengetahuan atau
ketrampilannya dalam situasi masalah baru harus mengarahkan suatu proses pencarian yang
lebih kompleks dari pada menggunakannya pada situasi atau masalah yang biasa ditemui.
10. STM juga memiliki peran sebagai memori aktif atau memori kerja yang sangat penting. Proses
pencarian dapat dilakukan dalam memori kerja untuk menemukan kembali bahan-bahan yang
disimpan dalam LTM. Sebagai hasilnya, bahan tersebut dapat kembali ke dalam memori kerja
dalam suatu bentuk yang dapat disimpan dan dipasangkan dengan input yang baru diterima.
11. Generator respon menentukan, partama, bentuk dasar dari respon manusia, yaitu apakah muncul
dalam bentuk perkataan, otot besar tubuh, otot kecil tangan atau lainnya. Kedua menentukan pola
dari performance, urutan dan waktu dari gerakan yang masuk tindakan. Secara umum proses
terorganisasikan.
12. Tahapan berikutnya adalah aktifasi dari efektor; pola aktivitas yang dapat diamati secara
eksternal.
Dalam kegiatan belajar seseorang, menurut teori pemrosesan informasi terdapat efek eksternak
a) Kejadian eksternal bisa mempromosikan belajar dan memori dalam jangka waktu yang sangat
singkat sebelum sesuatu disimpan. Proses yang terjadi dalam pembelajaran berkait dengan
memasukkan stimulus yag relevan ke dalam belajar. Tahapan persiapan ini terdiri atas; pertama
Merupakan proses penyarinagan dan pengorganisasian yang sangat penting dari rangsang, yang
membawa pada seluruh penyimpanan dari ciri rangsang yang relevan dalam STM. Dari sinilah
informasi yang telah ditransformasikan kembali (diberi kode) untuk bisa masuk ke dalam LTM.
b) Untuk belajar, pertama pembelajar haruslah menerima stimulus artinya panca indera mereka
harus diarahkan pada sumber stimulasi dan mereka harus siap menerimanya. Memberikan
perhatian merupakan langkah awal dalam belajar yang dapat dideteksi dengan mengamati apa
yang dilihat atau didengarkan oleh pembelajar. Stimulasi eksternal yang menghasilkan
kewaspadaan bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya membuat keadaan menjadi lebih
terang atau mengeraskan suara. Secara umum membuat perubahan tiba-tiba, baik meningkatkan
maupun menurun, merupakan stimulus yang efektif untuk membuat pembelajar wapada.
c) Persepsi selektif bisa diarahkan dengan intruksi verbal atau bentuk stimulasi lainnya. Misalnya,
pada teks bacaan persepsi selektif bisa diarahkan dengan membuat garis bawah atau cetak miring
sebagai berikut:
1. Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar bagi
perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pemndidikan. Belajar dimulai dengan
pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik yang mengikuti performance
pembelajar. Diantara kejadian-kejadian ini ada beberapa tahapan dari pemrosesan internal.
Pembelajaran tidak hanya merupakan prose sederhana dari penyajian stimulus, melainkan
merupakan komposisi dari berbagai jenis stimulasi eksternal yang berbeda, yang mempengaruhi
berfungsi mensupport yang terjadi pada pembelajaran. Kejadian eksternal yang disebut
pembelajaran bisa mendukung proses internal dengan mengakyifkan mental set (keadaan mental)
yang mempengaruhi perhatian dan persepsi seklektif. Kejadian eksternal bisa meningkatkan
proses internal dengan memberikan pengorganisasian yang dibuat oleh pembelajar. Pembelajar
juga memantapkan pengioperasian proses pengendali tindakan, seperti harapan akan hasil
performance.
nada balok, janji kesetiaan, unsure-unsur dalam susunan berat atom, dan puisi serta lagu
adalah tugas-tugas pembelajaran serial. Pembelajaran serial kurang terjadi dalam pengajaran di
ruang kelas dari pada tugas-tugas pembelajaran pasangan-berkaitan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman dan penerapan yang benar mengenai pemrosesan informasi dalam hal ini di
dunia pendidikan, maka diharapkan di masa yang sekarang dan yang akan datang ada perubahan
yang berarti dalam pendidikan negara kita, antara lain :
(1) Pendidikan yang bersifat open access sehingga siapa saja dapat menikmati proses pendidikan
dengan beragam media teknologi informasi yang ada,
(2) Terbentuknya kerjasama yang sinergis antar lembaga penyelenggara pendidikan, lembaga
penyelenggara industri media untuk meningkatkan mutu pendidikan,
(3) Tersedianya akses bersama terhadap sumber informasi pengetahuan sehingga terwujud
sharing knowledge, dan
(4) Terwujudnya masyarakat “ramah media”.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yovan. 2008. Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya
http://arjunabelajar.wordpress.com/2011/12/01/teori-pemrosesan-informasisimbe
http://blogzulkifli.wordpress.com/2011/06/08/teori-pemrosesan-informasi
http://www.undiksha.ac.id/e-learning/ staff/images/img_info/4/12-548.pdf
http://aguswedi.blogspot.com/2011/11/makalah-tugas-teori-sibernetik