Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR

“Sumber-sumber Belajar Ditinjau dari Teori-teori belajar”


Dosen Pengampu : Muhammad Azwar, M.Hum

Disusun oleh:

Kelompok 1

Jihan Fajria (020.031.043)

Rabiatul Adawiyah (020.031.026)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MADINATUL ILMI DEPOK


Jl. Sawangan Gg. Kampus (Pakis) No.151, Rangkapan Jaya Baru,
Kecamatan Pancoran Mas, Depok.
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada kita semua, terkhusus kepada kami sebagai penyusun sehingga dapat
menyusun makalah ini.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Sebagai
panutan manusia dan kekasih Allah yang sempurna (insan kamil) yang diutus sebagai Nabi
pembawah Rahmat Lil ‘alamin, karenanya alam ini dapat diciptakan. Beserta para keluarga,
sahabat dan para tabi’in yang setia.

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT. Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Sumber-sumber Belajar Ditinjau Dari Teori-Teori Belajar” yang merupakan
bagian dari materi mata kuliah Pengelolaan Sumber Belajar. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya
dalam penyusunan makalah ini telah banyak pihak membantu terhadap penyusunan dengan
berbagai bentuk masukan melalui bagian kecil ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita dan kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu juga kami mengharapkan
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat. mengingat tidak ada yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami minta maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar belakang ................................................................................................................. 1

B. Rumusan masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................... Error! Bookmark not defined.

A. Belajar Menurut Teori Pemerosesan Informasi ............ Error! Bookmark not defined.

B. Belajar Menurut Teori Kognitif .................................... Error! Bookmark not defined.

C. Belajar Menurut Teori Konstruktivistik........................ Error! Bookmark not defined.

D. Belajar Menurut Teori Revolusi Cara Belajar .............. Error! Bookmark not defined.

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 7

A. Kesimpulan ................................................................... Error! Bookmark not defined.

B. Saran ............................................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Belajar adalah bagian dari kehidupan yang tidak dapat dipisahkan belajar menjadi
salah satu ciri penting yang membedakan antara manusia dengan makhluk yang lainnya.
Dengan demikian kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Belajar merupakan suatu proses usaha sadar
yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan sikap dan Perilaku dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil
menjadi terampil melakukan sesuatu.

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dan pendidik juga
beserta seluruh sumber belajar yang lainnya yang menjadi sarana belajar guna mencapai
tujuan yang diinginkan dalam rangka untuk perubahan akan sikap serta pola piker
peserta didik. Belajar dapat diartikan sebagai aktifitas mental atau ( psikhis ) yang
terjadi karena adanya interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya yang
menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat relatif tetap dalam aspek-aspek :
kognitif, afektif dan psikomotor “Taxonomi Bloom” Perubahan tersebut dapat berubah
sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan/penigkatan dari hasil belajar yang
telah diperoleh sebelumnya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana belajar menurut Teori Pemerosesan Informasi?
2. Bagaimana belajar menurut Teori Kognitif?
3. Bagaimana belajar menurut Teori Konstruktivistik?
4. Bagaimana belajar menurut Teori Revolusi Cara Belajar?

C. Tujuan
1. Mengetahui belajar menurut Teori Pemerosesan Informasi.
2. Mengetahui belajar menurut Teori Kognitif.
3. Mengetahui belajar menurut Teori Konstruktivistik.
4. Mengetahui belajar menurut Teori Revolusi Cara Belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Belajar Menurut Teori Pemerosesan Informasi


Menurut teori pemrosesan informasi, pengindraan termasuk kedalam
komponen pertama dari system informasi. Menurut Dahar (1988) beliau menyatakan
bahwa informasi pertama kali yang ditangkap oleh indra langsung di proses dan di
transfer ke dalam memori jangka pendek. Di dalam memori jangka pendek,
informasi yang diterima oleh indra mudah untuk dilupakan (tidak kuat). Hal ini
disebabkan karena memori jangka pendek itu terbatas dan kemampuan pada setiap
individunya berbeda. Maka dari itu, untuk mencapai memori jangka Panjang maka
dibutuhkan informasi yang disampaikan dalam bentuk visual dan verbal. Jika
informasi hanya disampaikan dalam bentuk visual atau verbal saja, maka informasi
ini akan lemah (mudah lupa).1

Model pembelajaran pemrosesan informasi ialah model pembelajaran yang


menerapkan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan proses atau pengolahan
informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran. pada
Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini
berdasarkan teori belajar kognitif sehingga model tersebut berkembang pada
kemampuan siswa memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki
kemampuan tersebut. Pemrosesan informasi menunjuk kepada cara
mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data,
memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep, dan pemecahan masalah, serta
menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal. Model ini berkenaan dengan
kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif, serta
berkenaan dengan kemampuan intelektual umum (general intellectual ability).2

1
Pengelolaan sumber belajar, Dr.Budi Koestoro. H.3
2
MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI, Aminah Rehalat, Prodi IPS FKIP
Unpatti-Ambon. H.2

2
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif
information processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural
sistem informasi, yaitu:

1. Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register,
tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem,
informasi masuk ke working memory yang digabungkan dengan informasi di long-
term memory.

2. Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working


memory, di sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory
sangat terbatas kapasitas isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara
serempak.

3. Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki siswa. Kelemahan- nya
adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya. Fakta bahwa
psikologi kognitif sering kali disebut sebagai pemrosesan informasi pada manusia
(human information pro- cessing) mencerminkan bahwa pendekatan pemrosesan
informasi dominan dipakai oleh para psikologi kognitif. Perolehan informasi,
penyimpanan informasi, mendapatkan kem- bali informasi, dan penggunaan
informasi terdiri atas sejumlah tahapan yang terpisah. Pendekatan pemrosesan
informasi mencaoba mengidentifikasi apa yang terjadi tahapan ini (Haber, 1969).3

B. Belajar Menurut Teori Kognitif.

Dalam istilah pendidikan, kognitif sering disefinisikan sebagai satu teori di


antara teori-teori belajar yang memahami bahwa belajar merupakan
pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman.
Dalam teori kognitif, tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi dan
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Perubahan
tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan berfikir internal
yang terjadi selama proses belajar. Teori belajar kognitif merupakan suatu teori
belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Teori kognitf
pada awalnya dikemukakan oleh Dewwy, dilanjutkan oleh Jean Piaget, Kohlberg,

3
MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI, Aminah Rehalat, Prodi IPS FKIP Unpatti
Ambon. H.3

3
Damon, Mosher, Perry dan lain-lain, yang membicarakan tentang perkembangan
kognitif dalam kaitannya dengan belajar. Kemudian dilanjutkan oleh Jerome
Bruner, David Asubel, Chr. Von Ehrenfels Koffka, Kohler, Wertheimer dan
sebagainya. Bagi penganut aliran ini, belajar tidak sekedar melibatkan hubungan
antar stimulus dan respons. Namun lebih dari itu, belajar melibatkan proses berpikir
yang sangat kompleks. Belajar melibatkan prinsip-prinsip dasar psikologi, yaitu
belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial dan lewat pengalaman sendiri.4

Belajar menurut teori kognitif dapat terjadi jika adanya 3 hal,yaitu:

1. Informasi baru yang dihubungkan dengan struktur kognitif

2. Penghalusan pengetahuan dilihat dari diterima nya informasi

3. Terjadinya penyeimbangan ilmu pengetahuan antara informasi yang baru dengan


informasi yang telah ada di dalam struktur kognitif.5

Hal ini menjelaskan bahwa hasil belajar sangatlah di tentukan oleh kualitas
dan kuantitas informasi yang tertangkap oleh indera. Maka, jika semakin banyak
informasi yang di tangkap oleh indera, maka peluang yang terjadi ketika
memperoleh ilmu pengetahuan yang semakin besar dan berkembang. Dan jika di
tinjau berdasarkan teori kognitif, maka untuk dapat mencari informasi baru, maka
kita membutuhkan berbagai sumber belajar. Sumber belajar inilah yang sangat
dibutuhkan dalam membangun pengetahuan.6

Menurut Merill dan drob, definisi pusat sumber belajar ialah “An organized
activity consisting of a director, staff, and equipment housed in one or more
specialized facilities for production, procurement and presentation of instructional
materials and provision of developmental and planning service related to the
curriculum and teaching on a general university, kampus.” Yang artinya kegiatan
terorganisir yang terdiri dari direktur, staf, dan peralatan yang ditempatkan di satu
atau lebih fasilitas khusus untuk produksi, pengadaan, dan penyajian bahan ajar dan
penyediaan layanan pengembangan dan perencanaan yang berkaitan dengan
kurikulum dan pengajaran di universitas umum, kampus.7

4
Teori Kognitif dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Sutarto. M.Pd H.2
5
Pengelolaan sumber belajar, Dr.Budi Koestoro. H.4
6
Pengelolaan sumber belajar, Dr.Budi Koestoro. H.5.
7
PRINSIP PRINSIP PENGELOLAAAN PUSAT SUMBER BELAJAR.H.9

4
Secara kognitif jika yang dipelajari berupa pengetahuan baru. Jadi pada
hakikatnya belajar pada ranah kognitif juga akan bersinggungan dengan ranah
afektif dan juga dengan ranah psikomotorik. Ketiga ranah ini saling berhubungan
satu sama lainnya.8

C. Belajar Menurut Teori Konstruktivistik


Teori konstruktivistik merupakan teori yang sudah tidak asing lagi bagi dunia
pendidikan, sebelum mengetahui lebih jauh tentang teori konstruktivistik alangkah
lebih baiknya di ketahui dulu konstruktivistik itu sendiri. Konstruktivistik berarti
bersifat membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivistik adalah suatu
9
upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Berdasarkan
penjelasan tersebut di atas, bahwa konstruktivisme merupakan sebuah teori yang
sifatnya membangun, membangun dari segi kemampuan, pemahaman, dalam proses
pembelajaran. Sebab dengan memiliki sifat membangun maka dapat diharapkan
keaktifan dari pada siswa akan meningkat kecerdasannya.

Merasa kurang lengkap untuk mengetahui dari pada teori konstruktivistik


sebelum mengetahui pendapat-pendapat dari pada pakar ahli, diantaranya yaitu: Hill,
mengatakan, sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta
sesuatu makna dari apa yang di pelajari. 10 Menurut hill konstruktivistik merupakan
bagaimana menghasilkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya, dengan kata lain bahwa
bagaimana memadukan sebuah pembelajaran dengan melakukan atau mempraktikkan
dalam kehidupannya supaya berguna untuk kemaslahatan.

Shymansky mengatakan konstruktivistik adalah aktivitas yang aktif, di mana


peserta didik membina sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka
pelajari, dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan
kerangka berpikir yang telah ada dimilikinya.11 Berdasarkan pendapatnya di atas, maka
dapat di pahami bahwa konstruktivistik merupakan bagaimana mengaktifkan siswa
dengan cara memberikan ruang yang seluas-luasnya untuk memahami apa yang mereka

8
Toeri teori belajar dan Dr.Gusnarib Wahab M.pd,pembelajaran H.7
9
Agus N Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual Dan Terpopuler,
(Jogjakarta, Divapres: 2013). H.33
10
Suparlan,”Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran”, Islamika: Jurnal Keislaman dan Ilmu
Pengetahuan, Vol 1, Maret 2023, h.82
11
Agus N Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual Dan Terpopuler,
(Jogjakarta, Divapres: 2013). H.35-36

5
telah pelajari dengan cara menerpakan konsep-konsep yang di ketahuinya kemudian
mempraktikkannya ke dalam kehidupan sehari-harinya. Berdasarkan pendapat para ahli
di atas, maka dapat dibuat sebuah kesimpulan yaitu konstruktivistik merupakan sebuah
teori yang memberikan keluasan berpikir kepada siswa dan memberikan siswa di tuntut
untuk bagaimana mempraktikkan teori yang sudah di ketahuinya dalam kehidupannya.

D. Belajar Menurut Teori Revolusi Cara Belajar


Dryden dan Vos (1999) dan Dryfus (2001) menyatakan jika kita belajar dari apa
yang kita dengar maka kita akan lupa, jika kita belajar dari apa yang kita lihat dan kita
dengar maka kita akan hafal namun jika kita belajar dari apa yang kita lihat. Kita dengar
dan kita lakukan maka kita akan memahami. Pandangan ini mengisyaratkan bahwa agar
hasil belajar yang diperoleh pebelajar adalah hasil belajar pada tingkat yang lebih tinggi
dari hafalan, maka kegiatan belajar perlu melibatkan seluruh indera.12

Implikasi pandangan revolusi cara belajar pada sumber belajar adalah sumber
belajar sebaiknya menyediakan berbagai informasi yang akan melibatkan seluruh
indera saat menggunakan sumber belajar.

Analisis terhadap berbagai teori dan pandangan tentang belajar, bagaimana telah
dideskripsikan diatas, disimpulkan bahwa proses belajar perlu membangun dan
mengembangkan kemampuan berpikir. Kemampuan berpikir sangat dibutuhkan untuk
zaman yang kompleks saat ini. Proses belajar yang demikian membutuhkan sumber
belajar. Sumber belajar yang bagaimanakah untuk dapat memenuhi kebutuhan
semacam ini?. Sumber belajar yang dibutuhkan adalah sumber belajar yang melibatkan
pebelajar menggunakan pikirannya, ketika pebelajar membangun pengetahuan dari
berbagai sumber belajar. Contoh sumber belajar yang demikian adalah sumber belajar
yang menyajikan masalah-masalah untuk dipecahkan pebelajar menggunakan berbagai
sumber belajar.

12
Pengelolaan sumber belajar, Dr.Budi Koestoro. H.7-8

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori belajar pada bahan ajar ini dilihat dari pandangan pemerosesan informasi, teori
belajar kognitif, teori belajar konstruktivistik, dan revolusi dalam belajar.
Belajar menurut pemerosesan informasi adalah proses pengolahan informasi sejak
diterima oleh indera (mata, telinga, tangan, hidung, dan lain-lain) hingga tersimpan dalam
memori jangka panjang pebelajar. Untuk mencapai hasil belajar yang bermakna, perlu
pemaksimalan pemerosesan informasi.
Belajar menurut teori belajar kognitif adalah proses dikaitkan informasi baru dalam
struktur kognitif pebelajar, terjadi penghalusan atau perubahan skema yang telah ada, dan
terjadinya ekuilibrasi. Untuk mencapai hasil belajar yang bermakna perlu dilakukan upaya-
upaya untuk terjadinya proses asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi yang efektif dan efisien.
Belajar menurut pandangan konstruktivistik adalah pembangunan pengetahuan
sendiri, oleh banyak subyek yang belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang bermakna perlu
dilakukan upaya-upaya agar pebelajar dapat membangun pengetahuannya sendiri.
Belajar menurut revolusi cara belajar adalah pelibatan seluruh aktivitas fisik dan
mental. Dengan kata lain belajar adalah aktivitas yang melibatkan seluruh kemampuan
pebelajar. Untuk mencapai hasil belajar yang bermakna, perlu memfasilitasi pebelajar dengan
aktivitas yang melibatkan seluruh indera fisik dan mental.

B. Saran
Saya sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
serta masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih
baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, makalah yang sederhana ini, dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya pagi para pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Agus N Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual Dan Terpopuler,
(Jogjakarta, Divapres: 2013). H.33-36

Aminah Rehalat, MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI, Prodi IPS FKIP


Unpatti-Ambon. H.2-3

Pengelolaan sumber belajar, Dr.Budi Koestoro. H.3-5

PRINSIP PRINSIP PENGELOLAAAN PUSAT SUMBER BELAJAR.H.9

Suparlan,”Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran”, Islamika: Jurnal Keislaman dan Ilmu


Pengetahuan, Vol 1, Maret 2023, h.82

Teori-teori belajar dan Dr.Gusnarib Wahab M.pd,pembelajaran H.7

Teori Kognitif dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Sutarto. M.Pd H.2

Anda mungkin juga menyukai