Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Pemerosesan Informasi Dan Intraksi Sosial
Dosen Pengampu : Qurratul Aini, S.Pd., M.Pd

Di Susun Oleh :
1. TAUPIKUL ROHMAN (2204011...)
2. ZURIYATI PAZIAH (220401129)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS HAMZANWADI
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pemerosesan informasi dan intraksi sosial” ini seatas pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menabah pengetahuan.
Makalah ini ditulis dengan tujuan menambah pengetahuan bagi penulis pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Selain itu ditunjukan untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Belajar Dan Pembelajaran.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Qurratul Aini, S. Pd, M. Pd selaku
dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak sekali kekurangan. Oleh karna itu, penulis
megharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.


Pancor, 25 Oktober 2023

Penyusunan
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUANA.

A. Latar Belakang
Pemrosesan informasi dan intaksi sosial ini didasari oleh asumsi bahwa
pembelajaran merupakan faktor terpenting dalam perkembangan, dan oleh
sebab itu perkembangan ini merupakan hasil yang kumulatif
dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses pe
nerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran
dalam bentuk hasil belajar.
Pemrosesan informasi merupakan bagian dari teori belajar sibernetik
teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal
untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Asumsi ini didasarkan
pada suatu pemahaman yaitu cara belajar sangat ditentukan oleh sistem
informasi. Dengan penjelasan saat seorang siswa dapat memperoleh informasi
dengan satu proses, dan siswa yang lain juga dapat memperoleh informasi yang
sama namun dengan proses belajar yang berbeda.
Pemrosesan informasi ini sendiri secara sederhana dapat diartikan suatu
yang bentuk proses pada terjadi pada peserta didik untuk mengolah informasi,
kemudian diolah, sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
pada memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan
informasi tersebut dengan inti pendekatannya lebih kepada proses memoridan
cara berpikir. Menurut teori ini proses belajar tidak berbeda halnya dengan
proses menerima, menyimpan dan mengungkapkan kembali dengan informasi-
informasi yang telah diterima sebelumnya. Uraian dibawah ini mencoba
menyajikan pemahaman dari sudut pandang tentang penerapan teori
pemrosesan informasi dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pemerosesan Informasi?
2. Krateristik Pemerosesan Informasi?
3. Apa itu Intraksi Sosial?
4. Penerapan dari Pemerosesan Informasi dan Intraksi Sosial?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pemerosesan Informasi
2. Mengetahui Krateristik dari pemerosesan informasi
3. Mengetahui Intraksi Sosial
4. Mengetahui Penerapan dari Pemerosesan Informasi dan intaksi sosial
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemrosesan Informasi
Pemrosesan informasi merupakan teori belajar yang relatif baru
dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya.Teori ini berkembang sejalan
dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi .Menurut teori ini belajar
adalah mengolah informasi. Sekilas teori ini mirip dengan teori kognitif yaitu
lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil. Dalam teori pemrosesan
informasi, proses memang penting, namun yang lebih penting adalah sistem
informasi yang diproses itu yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang
akan menentukan proses. Bagaimana proses belajar siswa akan berlangsung,
sangat ditentukan oleh informasi yang dipelajari. Dalam teori pemrosesan
informasi tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi dan
cocok untuk semua siswa.
Menurut Robert M Gagne, belajar dipandang sebagai proses
pengolahan informasi. Robert M. Gagne adalah seorang psikolog pendidikan
berkebangsaan Amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa Condition
Of Learning. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi, untuk kemudian diolah, sehingga menghasilkan keluaran
dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya
interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.
Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk
mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

B. Karakteristik Pemrosesan Informasi


Pemrosesan Informasi ini maksudnya adalah bagaimana seseorang dapat
memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup
lama. Robert Siegler (1998) mendeskripsikan tiga karakteristik utama dari
pendekatan pemrosesan informasi : proses berpikir, mekanisme pengubah, dan
modifikasi diri.
1. Proses Berfikir
Siegler berpendapat bahwa berpikir adalah pemrosesan informasi,
dengan penjelasan ketika anak merasakan, kemudian melakukan penyandian,
merepresentasikan, dan menyimpan informasi, maka proses inilah yang
disebut dengan proses berpikir. Walaupun kecepatan dalam memproses dan
menyimpan informasi terbatas pada satu waktu.
Proses berfikir merupakan pendekatan pembelajaran yang
menggunakan konsep dalam belajar yaitu berupa kategori-kategori yang
mengelompokkan objek, kejadian dan karakteristik berdasarkan properti
umum. Konsep merupakan elemen dari kognisi yang membantu
menyederhanakan dan meringkas informasi.
Konsep dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Konsep konkret adalah suatu pengertian yang menunjuk pada objek-objek
dalam lingkungan fisik. Konsep ini mewakili golongan benda tertentu,
meja, kursi, lemari, dan sebagainya ; golongan sifat tertentu, warna, sifat,
bentuk, dan sebagainya ; golongan perbuatan tertentu, duduk, lari,
meloncat, dan sebagainya.
b. Konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup,
tetapi bukan lingkungan hidup fisik. Misalnya lingkaran adalah garis yang
berbentuk bundar yang mempunyai jari-jari yang sama panjang.
2. Mekanisme Pegubah
Siegler berpendapat dalam pemrosesan infromasi fokus utamanya
adalah pada peran mekanisme pengubah dalam perkembangan. Ada empat
mekanisme yang bekerja untuk menciptakan perubahan dalam ketrampilan
kognitif anak :
a. Encoding (penyandian)
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori.
Seperti halnya teori Gagne yang menyatakan informasi dipilih secara
selektif, maka dalam encoding menyandikan informasi yang relevan
dengan mengabaikan informasi yang tidak relevan adalah aspek utama
dalam problem solving.
b. Otomatisitas
Istilah otomatisitas (automaticity) adalah kemampuan untuk memproses
informasi dengan sedikit atau tanpa usaha. Seiring dengan bertambahnya
usia dan pengalaman, pemrosesan informasi menjadi makin otomatis, dan
anak bisa mendeteksi hubungan-hubungan baru antara ide dan kejadian.
c. Konstruksi Strategi
Konstruksi strategi adalah penemuan prosedur baru untuk
memproses informasi. Dalam hal ini Siegler menyatakan bahwa anak perlu
menyandikan informasi kunci untuk suatu problem dan mengkoordinasikan
informasi tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan untuk
memecahkan masalah.
d. Generalisasi
Agar mendapat manfaat penuh dari strategi baru itu,
diperlukan generalisasi. Anak perlu melakukan generalisasi, atau
mengaplikasikan, strategi pada problem lain. Transfer terjadi saat anak
mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk
mempelajari atau memecahkan problem dalam situasi yang baru.
3. Modifikasi Diri
Modifikasi diri dalam pemrosesan informasi secara mendalam tertuang
dalam metakognisi, yang berarti kognisi atau mengetahui tentang
mengetahui, yang di dalamnya terdapat dua hal yaitu pengetahuan kognitif
dengan aktivitas kognitif.
Pengetahuan kognitif melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada
pemikiran seseorang pada saat sekarang, sedangkan aktivitas kognitif terjadi
saat murid secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi pemikiran
mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan suatu tujuan.
Konsep Dasar pemrosesan Informasi
Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja
disimpan pada memori panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara
tersusun. Tahapan pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori
kerja berfokus pada bagaimana pengatahuan baru yang dimodifikasi.
Urutan dari penerimaan informasi dalam diri manusia dijelaskan
sebagai berikut: pertama, manusia menangkap informasi dari lingkungan
melalui organ-organ sensorisnya yaitu: mata, telinga, hidung dan sebagainya.
Beberapa informasi disaring pada tingkat sensoris, kemudian sisanya
dimasukkan dalam ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek mempnyai
kapasitass pemeliharaan informasi yang terbatas sehingga kandungannya
harus diproses secara sedemikian rupa (misalnya dengan pengulangan atau
pelatihan), jika tidak akan lenyap dengan cepat.
Bila diproses, informasi dari ingatan jangka pendek dapat ditransfer
dalam ingatan jangka panjang. Ingatan jangka panjang merukan hal penting
dalam proses belajar. Karena ingatan jangka panjang merupakan tempat
penyimpanan informasi yang faktual (disebut pengetahuan deklaratif) dan
informasi bagaimana cara mengerjakan sesuatu.
C. Interaksi Sosial
Menurut Bonner interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua
individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Sedangkan menurut Astrid. S.
Susanto Interaksi Sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan
hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.
Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang
diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini. Interaksi sosial
adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial, tak
akan mungkin ada kehidupan bersama. Dengan kata lain bahwa interaksi sosial
merupakan intisari kehidupan sosial. Artinya, kehidupan sosial dapat terwujud
dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain.. Sedangkan
menurut Gillin Interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis
yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-
kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia.
Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi: Faktor imitasi yaitu
dorongan untuk mengikuti atau meniru orang lain. Melalui indra pendengaran
dan penglihatan dirasa, faktor sugesti yaitu pengaruh psikis dari diri sendiri
maupun yang datang dari orang lain, sehingga orang yang diberikan pengaruh
(sugesti) menuruti atau melaksanakan apa yang diberikan tanpa berfikir lagi
secara rasional. Faktor identifikasi menurut Freud tokoh psikologi yaitu
merupakan dorongan untuk menjadi sama atau identik dengan orang lain.
Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Suatu interaksi sosial tidak akan
mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu :
Adanya kontak sosial (social contact) Kontak berasal dari bahasa latin yaitu
Con atau Cum artinya bersamasama. Tango artinya menyentuh, berarti kontak
adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi bila adanya
hubungan badaniah. suatu kontak social dapat bersifat positif maupun negative.
Bersifat positif akan mengarah pada kerjasama, sedangkan bila bersifat negatif
akan mengarah pada pertentangan atau konflik. Terjadinya hubungan fisik
bukanlah merupakan syarat mutlak dari kontak social. Kontak social
merupakan syarat terjadinya interaksi social, tanpa adanya kontak maka
interaksi social pun tidak akan terjadi. Terdapat beberapa macam kontak social
yang terbagi menjadi beberapa yaitu menurut sifat, cara, bentuk dan tingkat
hubungannya.kontak sosial dapat bersifat, yakni : positif, mengarah ke
kerjasama negatif, mengarah kepada pertentangan atau bahkan tidak
menghasilkan interaksi sosial.Primer, terjadi hubungan langsung yaitu bertemu
secara bertatap muka, contoh berjabat tangan, memerlukan perantara yang
terdiri atas sekunder secara langsung dan tidak langsung. Bentuk-bentuk
kontak social berdasarkan caranya : Primer: tatap muka Sekunder:
menggunakan perantara Sekunder langsung: menggunakan alat tertentu
(telepon, handphone, sms). Sekunder tidak langsung: mengguaka orang ketiga
sebagai perantara (misalnya berbicara dengan orang asing dengan didampingi
penerjemah). Kontak sosial dapat berlangsung dalam 3 bentuk berdasarkan
sifatnya, yaitu :
a. Antara orang-perorangan Hal ini terjadi apabila dua individu bertemu, dan
saling terjadi interaksi yang dimulai dari berjabat tangan, saling berbicara,
ataupun saling bertikai.
b. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia Hal ini terjadi
antar individu dengan orang yang berkompeten dengan kelompok, didalam
satu kelompok. Contoh: guru mengajar didepan kelas.
c. Antara kelompok manusia dengan kelompok manusia Hal ini terjadi antara
kelompok satu dengan kelompok lain sebagai satu kesatuan bukan merupakan
pribadi anggota kelompok yang bersangkutan. Kontak social berdasarkan
bentuknya yaitu: Kontak social positif adalah kontak social yang membentuk
hubungan social yang berpola kerjasama Kontak social negative adalah
kontak social yang membentuk hubungan social yang bertentangan dan
bahkan berakibat hilangnya hubungan sosia seperti putusnya interaksi
tersebut Macam kontak social bila dilihat dari tingkat hubungannya terdiri
atas dua yaitu: Kontak social primer adalah kontak social yang terjadi bila
adanya huibungan langsung seperti bertemu atau bertatap muka secara
langsung atau dengan kata lain tanpa danya perantara sehingga pihak yang
satu dan pihak lain dapat saling mengetahui perwujuda masing-masing.
Kontak social sekunder adalah kontak social yang tidak memungkinan kedua
pihak untuk mengetahui perwujudan masing-masing dikarenakan adanya
mediator atau perantara. Sehingga, terjadi kontak social yang kuran sempurna
seperti melalui telepon, email, surat, acara televise dan lainnya.
Adanya komunikasi adalah suatu proses bahwa sesorang memberikan
tafsiran pada perilaku orang lain (berwujud: pembicaraan, gerak gerik badan,
sikap, perasaan) apa yang ingin disampaikan pada orang tersebut dan yang
bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan
kepadanya. Jadi dengan adanya komunikasi berarti: sikap-sikap dan perasaan
suatu kelompok manusia (orang perorang) diketahui oleh orang lain
(kelompok manusia lain). Suatu kontak dapat terjadi tanpa komunikasi.
Contoh: orang Indonesia bertemu dengan orang Taiwan saling bicara tetapi
masing-masing tidak mengerti apa yang dibicarakan. komunikasi adalah
suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Ciri-Ciri Interaksi Sosial, ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang. ada
komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol ada dimensi
waktu (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang) yang menentukan sifat
aksi yang sedang berlangsung. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama
atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan oleh pengamat.
Sedangkan Pola Interaksi adalah bentuk-bentuk dalam proses terjadinya
interaksi. Bentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan kelompok
bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu. Apabila interaksi sosial
tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka waktu
yang lama, akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan.
D. Penerapan Pemrosesan Informasi Di Kelas
Dalam sensori input dan sensori register infomasi hanya beberapa detik,
sangat singkat, didapat dari penglihatan, sentuhan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam long term memory, waktunya adalah berhari-hari,
berbulanp-bulan, bertahun-tahun dan sepanjang masa; informasi yang tidak
terproses dengan baik akan hilang atau terlupakan; pada saat kita mengingat
sesuatu segala items akan tergambar di sini. Dari penjelasan di atas dapat
diuraikan sebai berikut:
1. Dari lingkungan, pembelajar mendapat rangsangan yang mengativasikan
reseptor dan transformasikan pada informasi saraf. Pada awalnya informasi
ini masuk ke dalam struktur yang disebut sensory register (SR) dan
tersimpan dalam waktu yang sangat singkat dalam hitungan perseratus
detik.
2. Tidak seluruh gambaran informasi yang direkam dalam SR akan bertahan,
karena informasi tersebut ditrasformasikan ke dalam bentuk rangsang
melalui proses persepsi selektif, yaitu proses pemberian perhatian terhadap
gambaran tertentu dari informasi yang ada dalam SR dan mengabaikan
informasi lain (misalnya: tekstur, kemiringa, objek tiga dimensi dsb).
Proses persepsi selektif ini membentuk jenis input baru yang akan masuk
ke dalam short term memory storage (STM).
3. Dalam STM, informasi akan bertahan sampai sekitar 20 detik. Ada dua
bentuk penyimpanan dalam STM, yaitu:
a). Bentuk akustis informasi yang secara internal didengar oleh pembelajar.
b). Bentuk artikulator pembelajar mendengar dirinya sendiri mengatakan
informasi. Sebagai contoh, saat seseorang mengingat nomor telepon
karena akan menelepon, maka ia akan mendengarkan dirinya sendiri
mengulang nomor tersebut. Kapasitas STM terbatas, item bisa berupa
huruf, angka, atau kata dengan satu suku kata. Bila kapasitasnya sudah
terisi penuh, maka item lama akan terbuang saat ada item baru masuk.
4. Dalam STM, ada suatu proses yang disebut rehearsal, yaitu: suatu proses
pengulangan mental (pengulangan secara tenang) dari informasi. Proses
rehearsal ini, selain membantu memperpanjang masa bertahannya
informasi dalam STM, juga membantu dalam pengkodean informasi,
sehingga akan bisa masuk (menjadi input) ke dalam struktur berikutnya,
yaitu: long term memory stotage (LMT) tapi tidak membentu dalam
meningkatkan jumlah item yang disimpan dalam STM.
5. Transformasi informasi yang paling sering terjadi saat informasi keluar
dari STM dan masuk ke dalam LTM. Proses ini disebut pengkodean
(encoding). Informasi yang terdapat dalam STM demgam gambaran
perspektual tertentu ditransformasikan ke dalam bentuk konseptual, bentuk
yang bermakna. Jadi informasi tidak lagi disimpan dalam bentuk suara atau
bentuk rupa, tapi sebagai konsep yang diketahui maknanya dan dapat
dirujuk dengan cepat dalam lingkungan pembelajar. Informasi yang
disimpan ini diorganisasikan dalam berbagai cara, tidak hanya
dikumpulkan.
6. Penyimpanan dalam LTM bersifat permanen. Tetapi, karena berbagai
faktor informasi-informasi tersebut bisa jadi tidak dapat akses, misalnya
karena interferensi antara memori lama dengan memori baru. Salah satu
contoh akibat kesulitan mengakses informasi dari LTM ini adalah
terjadinya lupa.
7. Untuk menemukan kembali informasi dari LTM biasanya dibutuhkan
adanya cues baik melalui situasi eksternal maupun oleh si pembelajar itu
sendiri (dari sumber memori lain) cues ini diperlukan untuk memasangkan
atau mengaitkan apa yang telah dipelajari sehingga informasi yang dicari
dapat dikenali dan ditemukan kembali.
8. Recall dari apa yang sudah dipelajari dapat terjadi segera setelah proses
belajar terjadi, tapi bisa pula tertunda. Kadang membutuhkan rekontruksi
dari kejadian yang perlu diingat.
9. Transfer of Learning terjadi bila recall terhadap apa yang dipelajari
mencakup aplikasi terhaap situasi atau masalah baru. Dalam hal ini
seseorang yang perlu menerapkan pengetahuan atau ketrampilannya dalam
situasi masalah baru harus mengarahkan suatu proses pencarian yang lebih
kompleks dari pada menggunakannya pada situasi atau masalah yang biasa
ditemui.
10. STM juga memiliki peran sebagai memori aktif atau memori kerja yang
sangat penting. Proses pencarian dapat dilakukan dalam memori kerja
untuk menemukan kembali bahan-bahan yang disimpan dalam LTM.
Sebagai hasilnya, bahan tersebut dapat kembali ke dalam memori kerja
dalam suatu bentuk yang dapat disimpan dan dipasangkan dengan input
yang baru diterima.
11. Generator respon menentukan, partama, bentuk dasar dari respon
manusia, yaitu apakah muncul dalam bentuk perkataan, otot besar tubuh,
otot kecil tangan atau lainnya. Kedua menentukan pola dari performance,
urutan dan waktu dari gerakan yang masuk tindakan. Secara umum proses
yang dihubungkan dengan generator respon menjamin bahwa performance
akan terorganisasikan.
12.Tahapan berikutnya adalah aktifasi dari efektor; pola aktivitas yang dapat
diamati secara eksternal.
Dalam kegiatan belajar seseorang, menurut teori pemrosesan informasi
terdapat efek eksternal yang mempengaruhi, yaitu:
a) Kejadian eksternal bisa mempromosikan belajar dan memori dalam
jangka waktu yang sangat singkat sebelum sesuatu disimpan. Proses
yang terjadi dalam pembelajaran berkait dengan memasukkan stimulus
yag relevan ke dalam belajar. Tahapan persiapan ini terdiri atas; pertama
kewaspadaan terhadap rangsang yang disebutsebagai perhatian. Kedua;
persepsi selektif. Merupakan proses penyarinagan dan pengorganisasian
yang sangat penting dari rangsang, yang membawa pada seluruh
penyimpanan dari ciri rangsang yang relevan dalam STM. Dari sinilah
informasi yang telah ditransformasikan kembali (diberi kode) untuk bisa
masuk ke dalam LTM.
b) Untuk belajar, pertama pembelajar haruslah menerima stimulus artinya
panca indera mereka harus diarahkan pada sumber stimulasi dan mereka
harus siap menerimanya. Memberikan perhatian merupakan langkah
awal dalam belajar yang dapat dideteksi dengan mengamati apa yang
dilihat atau didengarkan oleh pembelajar. Stimulasi eksternal yang
menghasilkan kewaspadaan bisa dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya membuat keadaan menjadi lebih terang atau mengeraskan
suara. Secara umum membuat perubahan tiba-tiba, baik meningkatkan
maupun menurun, merupakan stimulus yang efektif untuk membuat
pembelajar wapada.
c) Persepsi selektif bisa diarahkan dengan intruksi verbal atau bentuk
stimulasi lainnya. Misalnya, pada teks bacaan persepsi selektif bisa
diarahkan dengan membuat garis bawah atau cetak miring pada kata
tertentu yang harus diperhatikan.
Adapun implikasi pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi
yang besar bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses
pemndidikan. Belajar dimulai dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan
diakhiri dengan umpan balik yang mengikuti performance pembelajar.
Diantara kejadian-kejadian ini ada beberapa tahapan dari pemrosesan
internal. Pembelajaran tidak hanya merupakan prose sederhana dari penyajian
stimulus, melainkan merupakan komposisi dari berbagai jenis stimulasi
eksternal yang berbeda, yang mempengaruhi beberapa proses belajar yang
berbeda.
2. Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama
pembelajaran berfungsi mensupport yang terjadi pada pembelajaran.
Kejadian eksternal yang disebut pembelajaran bisa mendukung proses
internal dengan mengakyifkan mental set (keadaan mental) yang
mempengaruhi perhatian dan persepsi seklektif. Kejadian eksternal bisa
meningkatkan proses internal dengan memberikan pengorganisasian yang
dibuat oleh pembelajar. Pembelajar juga memantapkan pengioperasian proses
pengendali tindakan, seperti harapan akan hasil performance.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemrosesan informasidan intaksi sosial juga dikenal sebagai teori
sebernetik yang baru dalam belajar yang lebih mengutamakan sistem informasi
dari materi yang dipelajari, sehingga dalam pembelajaran dalam proses.
teori pemrosesan informasi ini proses belajar tidak berbeda halnya dengan
yang proses menerima, menyimpan dan mengungkapkan kembali dengan
informasi-informasi yang telah diterima sebelumnya. Pemrosesan informasi
sendiri secara sederhana dapat diartikan suatu proses yang terjadi pada peserta
didik untuk mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun
strategi berkenaan dengan informasi tersebut dengan inti pendekatannya lebih
kepada proses memoridan cara berpikir.
Komponen pemrosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi,
kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya "lupa". Ketiga kom-ponen te
rsebut adalah sensory receptor, long term memory, dan working memory.
Kondisi internal dan eksternal sangat mempengaruhi proses belajar
melalui pengolahan informasi yang perlu diperhatikan oleh seorang guru ketika
melakukan pembelajaran kepada peserta didik.
Saran
Penulis berharap kita sebagai seorang calon pendidik dapat menerapkan
prinsip dan asas pokok pendidikan yang berlaku di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta


Putra, Yovan. 2008. Memori dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya
Syaiful sagalas. 2010. Supervisi pembelajaran dalam profesi pendidikan.
Bandung: Alfabeta
AhmadMulyadiprana.http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/
196209061986011-/PDF/Model_Pengembangan_Pembelajaran.pdf. Diakses 6
Maret 2015.
0http://carapedia.com/
pengertian_definisi_interaksi_sosial_menurut_para_ahli_info965.html diunduh
15 agustus 2014 11Astrid.s, susanto, 1974,
http://carapedia.com/pengertian_definisi_interaksi_sosial_menurut_para_ahli_i
nfo965.html diunduh 15 agustus 2014 12
naldohatake.blogspot.com201207pengertian-interaksi-sosial.htmlm=1 diunduh
15 agustus 2014
Putra, Yovan. 2008. Memori dan Pembelajaran Efektif . Bandung: Yrama
WidyaSelviyana,Damyke. 2013.“Teori Pemrosesan Informasi”.
http://damyke0330.blogspot.com/2013/04/teori-pemrosesan-informasi-oleh-
damyke.html . 28 Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai