Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

TENTANG
PEMPROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR

OLEH KELOMPOK 4 :

DINDA MEIZAR IKHRANI (1930106010)

FRENGKY GUNAWAN (1930106015)


MELGA PUTRI AYU (1930106026)

DOSEN PEMBIMBING

OLFAKHRINA, S.Pd.I., M.Pd.

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya. Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.
Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang seluruh ucapannya
adalah kebenaran, dan telah membawa manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Oleh karena itu penulis dapat
menyelesaikan menyeelesaikan makalah yang berjudul “Pemprosesan Informasi dalam Belajar”
tepat pada waktunya.
Penulis menyimpulkan bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas mandiri ini dan bermanfaat bagi
Pembaca pada umumnya.

Batusangkar, Februari 2020


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian
diolah sehingga menciptakan suasanya yang terencana, dan suasana pembelajaran yang
mendukung. Teori pemrosesan informasi ini merupakan teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak
(Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi
dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu
strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses dalam otak melalui
beberapa indera. Proses belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang
situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.

Pemprosesan informasi dalam belajar itu memiliki banyak macamnya. Oleh sebab itu,
disini akan dibahas secara rinci dan jelas mengenai macam-macamnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana penjelasan mengenai Memory & Forgetting?
2. Bagaimana penjelasan mengenai Pemahaman Konseptual dan berpikir?
3. Bagaimana penjelasan mengenai Pemecahan Problem?
4. Bagaimana penjelasan mengenai Transfer dan Metakognisi?
5. Bagaimana penjelasan mengenai Psikologi Gestalt?
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu :
1. Untuk memahami penjelasan mengenai Memory & Forgetting.
2. Untuk memahami penjelasan mengenai Pemahaman Konseptual dan Berpikir.
3. Untuk memahami penjelasan mengenai Pemecahan Problem.
4. Unruk memahami penjelasan mengenai Transfer dan Metakognisi.
5. Untuk memhami penjelasan mengenai Psikologi Gestalt.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Memory & Forgetting
 1.  Konsep Memory

Memori merupakan simpanan informasi - informasi yang diperoleh dan diserap


dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan.  Pada
dasarnya, memori adalah sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan membedakan
manusia dari mahluk hidup lainnya. Memori memberi manusia kemampuan mengingat
masa lalu, dan perkiraan pada masa depan. Memori merupakan kumpulan reaksi
elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran indrawi dan disimpan
dalam jaringan syaraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian otak. Memori yang
sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan dengan bertambahnya
informasi yang disimpan.

2. Konsep Forgetting

Forgetting (lupa) merupakan istilah yang sangat populer di masyarakat. Dari hari ke
hari dan bahkan setiap waktu pasti ada orang-orang tertentu yang lupa akan sesuatu,
entah hal itu tentang peristiwa atau kejadian di masa lampau atau sesuatu yang akan
dilakukan, mungkin juga sesuatu yang baru saja dilakukan. Fenomena dapat terjadi pada
siapapun juga, tak peduli apakah orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat,
profesor, petani dan sebaginya. (Djamarah, 2008 : 206).

Lupa merupakan kegagalan untuk mereproduksi kembali hal-hal yang sebelumnya


telah terjadi yang disebabkan oleh lemahnya item informasi untuk ditimbulkan ulang saat
informasi tersebut dibutuhkan.
3. Penerapan Memory & Forgetting dalam Proses Pembelajaran

Kemampuan untuk mengingat yang lebih maju daripada hafalan, ternyata masih
diperlukan bagi para pembelajar dari segala tingkatan, tentu saja pendidik harus pandai
membuat pelajaran agar melekat terus pada ingatan para peserta didik. Ada beberapa hal
yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu :

a. Hendaknya menyampaikan tujuan pembelajaran pada awal pertemuan

b. Menggunakan variasi dalam beberapa metode pembelajaran

c. Menggunakan bahasa serta tulisan dan simbol-simbol yang menarik dengan porsi
seimbang

d. Menggunakan alat bantu atau media pembelajaran

e. Menjelaskan hal-hal yang dianggap penting secara berulang ulang

f. Membuat ‘kata kunci’ agar mudah diingat

g. Mengkondisikan kelas dalam keadaan bersih, jauh dari kebisingan, dan penerangan
yang cukup.

B. Pemahaman Konseptual dan berpikir

1. Pemahaman Konseptual

Konsep adalah kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik


berdasarkan bentuk-bentuk yang sama. Konsep adalah elemen kognisi yang membantu
kita untuk menyederhanakan dan merangkum informasi. Konsep juga membantu proses
mengingat menjadi efisien. Ketika murid mengelompokkan objek untuk membentuk
sebuah konsep, mereka dapat mengingat konsep tersebut, kemudian menyimpan
karakteristik-karakteristik konsep tersebut.
Konsep tidak hanya membantu untuk menyinggung memori, tetapi juga membuat
komunikasi yang lebih efisien. Konsep membantu siswa untuk menyederhanakan dan
meringkas informasi, serta meningkatkan efisiensi memori, komunikasi, dan penggunaan
waktu. Maka, kesimpulannya, pemahaman konseptual merupakan aspek penting dari
pembelajaran. Tujuan penting dalam pemahaman konseptual adalah membantu siswa
memahami konsep-konsep utama daripada hanya menghafal dalam subjek pembelajaran.

2. Berpikir
Berpikir adalah manipulasi dan mengubah informasi dalam memori. Jenis
pemikiran  meliputi pembentukan konsep, penalaran, berpikir kritis, pengambilan
keputusan, berpikir kreatif, dan pemecahan masalah.
Perlu diingat, bahwa jalannya berpikir itu oleh bermacam-macam faktor. Suatu
masalah yang sama, mungkin menimbulkan adanya pemecahan yang berbeda-beda pada
tiap orang. Sehinggan hasilnya pun kemungkinan berbeda pula. Adapun faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi jalannya berpikir itu antara lain ialah bagaimana seseorang
melihat atau memahami masalah itu, situasi yang sedang dialami seseorang dan situasi
luar yang dihadapi, pengalaman-pengalaman orang itu, dan bagaimana kecerdasan orang
tersebut (Purwanto,1990).

C. Pemecahan Problem
Problem solving atau pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu aktivitas
yang berhubungan dengan pemilihan jalan keluar atau cara yang cocok bagi tindakan dan
pengubahan kondisi sekarang (present state) menuju kepada situasi yang diharapkan
(future state atau desire goal). Sedangkan menurut Hunsaker, problem solving atau
pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu proses penghilangan perbedaan atau
ketidak-sesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan
(Hunsaker, 2005).

Problem solving atau pemecahan masalah melibatkan membandingkan hal-hal,


tetapi selalu ditujukan untuk datang ke semacam solusi. Satu hal yang kita tahu tentang
pemecahan masalah adalah bahwa hal itu biasanya jauh lebih sulit bagi orang untuk
melakukan ketika masih dalam bentuk abstrak.
Salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan
(decision making), yang didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah
alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi
kualitas hasil dari pemecahan masalah. Secara umum dikemukakan bahwa problem
timbul apabila ada perbedaan atau konflik antara keadaan satu dengan lain dalam rangka
untuk mencapai tujuan, atau juga sering dikemukakan apabila ada kesenjangan antara das
Sein dan das Soilen. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam problem solving
adalah directed, yang mencari pemecahan  dan dipacu untuk mencapai pemecahan
masalah tersebut.

D. Transfer dan Metakognisi

1. Transfer

Transfer belajar mengandung arti pemindahan keterampilan hasil belajar dari


situasi ke situasi lainnya. Transfer terjadi jika seseorang menerapkan pengalaman dann
pengetahuan sebelumnya untuk belajar atau memecahkan masalah dalam situasi baru.

Sudah tentu diusahakan agar peserta didik belajar mengadakan transfer belajar
yang posisif supaya para peserta didik mampu menggunakan aneka hasil yang
diperoleh diberbagai bidang yang dipelajarinya. Namun, terjadinya transfer belajar
yang positif tergantung dari beberapa factor, yaitu :Proses belajar, hasil belajar, bahan
atau materi dalam bidang studi, serta sikap dan usaha guru.

2. Metakognisi

Metakognisi pada dasarnya metakognisi mengacu pada tatanan pemikiran yang


lebih tinggi yang melibatkan kesadaran, proses dimana seseorang berpikir tentang
berpikirnya, yang melibatkan kontrol aktif dalam merencanakan, mengatur dan
mengevaluasi proses berpikir seseorang.
Mengingat pentingnya peranan metakognisi dalam keberhasilan belajar, maka
upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan
meningkatkan metakognisi mereka. Mengembangkan metakognisi pembelajar berarti
membangun fondasi untuk belajar secara aktif. Pendidik sebagai sebagai perancang
kegiatan belajar dan pembelajaran, mempunyai tanggung jawab dan banyak
kesempatan untuk mengembangkan metakognisi pembelajaran.

E. Psikologi Gestalt

Psikologi gestalt merupakan salah satu dari beberapa teori belajar. Menurut para ahli,
belajat menurut psikologi gestalt bukan hanya sekedar asosiasi antara stimulus-stimulus yang
makin lama makin kuat karena adanya latihan atau ulangan. Belajar menurut psikologi gestalt
terjadi jika ada pengertian (insight). Insight akan muncul apabila seseorang setelah beberapa saat
mencoba memahami suatu masalah, tiba tiba muncul kejelasan, sehingga dimengerti maknanya.
Belajar adalah suatu proses rentetan penemuan dengan bantuan pengalaman-pengalaman yang
sudah ada. Manusia belajar memahami dunia sekitarnya dengan jalan mengatur, menyusun
kembali pengalaman pengalamnannya yang banyak dan berserakan menjadi suatu struktur dan
kebudayaan yang berarti dan dipahami olehnya (Purwanto,2002).

Jadi, secara singkat belajar menurut psikologi gestalt dapat diterangkan sebgai berikut
: pertama, dalam belajar factor pemahaman atau pengertisn (insight) merupakan factor yang
penting. Dengan belajar dapat memahami atau mengerti hubungan antara pengetahuan dan
pengalaman. Kedua, dalam belajar, pribadi atau organisme memegang peranan yang paling
sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis belaka, tetapi dilakukan dengan
sadar, bermotif, dan bertujuan ( Purwanto,1990).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Didalam pemrosesan informasi ada beberapa pembahasan, yaitu : Memory


Forgetting, Pemahaman Konseptual dan Berpikir, Pemecahan Problem, Transfer dan
Metakognisi.dan Psikologi Gestalt.

Teori pemprosesan informasi menyatakan bahwa hanya sedikit informasi yang


dapat diolah dalam memori kerja seriap saat. Terlalu banyak eleman bisa sangat
membebani memori kerja sehingga dapat menurunkan keefektifam pengolahan
informasi. Dan teori teori tersebut dapat memberikan manfaat, yaitu : membantu
proses pembelajaran sehingga para peserta didik mampu beradaptasi pada
lingkungan yang selalu berubah dan menjadi strategi pembelajaran dengan
menggunakan cara berpikir yang beroientasi pada proses yang lebih menonjol.

B. Saran

Demikian makalah ini kami buat berdasarkan buku pedoman dan berbagai sumber
lainnya. Apabila dalam penyusunan makalah ini kami masih banyak terdapat kekurangan, untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Robert E, Slavin.2000.Educational Psychology : Theory and Practice.Pearson Education.

Djamarah, Syaiful Bahri.2008.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hunsaker, A.2005.Community Work & Problem Solving. London: McMilla.

Purwanto, Ngalim.2002.Psikologi Pendidikan (cetakan 17).Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Purwanto, Ngalim.1990 .Psikologi Pendidikan.Bandung (cetakan 5) : PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai