Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGOLAHAN INFORMASI DAN TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kepemimpinan


Dosen Pengampu : WASILATUL ROFIQOH,MA

Disusun oleh :
KELOMPOK 6
Herika zulfania 2027101040029
Inaya Awalia 2027101040009
Hawa Nopita sari 2027101040055
Roni malayansyah 2027101040060
Hayani 2027101040063
Surya hartati 2027101040067

UNIVERSITAS ISLAM ( IAI AN-NUR )


KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN
TAHUN AKADEMIK
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-
Nya yang senantiasa melimpahkan kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Rasulullah SAW, sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Dalam kerangka mata kuliah “psikologi pendidikan ” kami dengan rendah hati
menghadirkan makalah ini yang membahas tentang "pengolahan informasi dan teori
perkembangan kognitif". Makalah ini menjadi kesempatan bagi kami untuk menggali lebih
dalam tentang agama Islam, baik dalam perspektif sendiri maupun dalam relasinya dengan
agama-agama lain.
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini tidak lepas dari berbagai keterbatasan, baik
dalam hal pengetahuan maupun sumber informasi. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya, terutama rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi mata kuliah “psikologi
pendidikan” semoga ilmu yang terkandung dalam makalah ini dapat menjadi pijakan awal
untuk lebih memahami agama Islam serta menghormati perbedaan dan keragaman agama-
agama di dunia.
Jati Agung, 18 oktober 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu


mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah informasi yang telah
diterima individu dari lingkungan. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari
bidang kajian ranah psikologi kognitif.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian pengolahan informasi ?
2. Pengertian model kerja pendek dan jangka panjang ?
3. Faktor yang meningkatkan memori jangka panjang ?
4. Penyebab orang mengingat dan melupakan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGOLAHAN INFORMASI
Pengolahan informasi memfokuskan perhatian pada bagaimana siswa memperhatikan
peristiwa-peristiwa lingkungan, mengkodekan informasi- informasi untuk dipelajari, dan
menghubungkannya dengan pengetahuan yang ada dalam memori, dan menariknya kembali
pada saat dibutuhkan (Shuell, 1986). Sistem gerak manusia disebut sebagai sebuah pengolah
informasi, berawal dari ditangkapnya berbagai stimulus dari berbagai sumber lingkungan oleh
organ pengindera (input), diproses melalui berbagai tahapan, dan diproduksi sebagai gerakan
(output).
Terdapat tiga tahapan pengolahan informasi utama, yaitu:
1. Tahap pengenalan rangsang (stimulus), yang mendeteksi hakikat dari informasi
lingkungan,
2. Tahap pemilihan respons, yang menetapkan gerakan apa yang harus dilakukan,
3. Tahap pemrograman respons, yang mengatur sistem pada tubuh untuk memberikan
respons.
1. Teori-Teori Pengolahan Informasi
Pengolahan informasi terjadi pada tahapan-tahapan yang memisahkan penerimaan
stimulus dan pemberian respon. Jadi sebuah informasi yang dipresentasikan secara mental bisa
berbeda-beda tergantung tahapannya. Asumsi lain tentang pengolahan informasi menyatakan
bahwa pengolahan informasi mampu dianalogikan dengan pengolahan komputer . Fungsi-
fungsi sistem manusia serupa dengan sistem komputer . Sistem manusia menerima informasi,
menyimpannya dalam memori, serta mengambilnya lagi saat membutuhkan. Para peneliti juga
berasumsi bahwa pengolahan informasi terlibat pada seluruh aktivitas kognitif yaitu
melihat/merasakan, mengulang, berpikir, memecahkan masalah, mengingat, lupa, dan
menceritakan. (Farhanham-Diggory, 1992n, mengulang, berpikir, memecahkan masalah,
mengingat, lupa, dan menceritakan. (Farhanham-Diggory, 1992

2. Proses Pengolahan Informasi


Pengolahan informasi dimulai saat input stimulus (visual/auditori) tentang satu atau lebih
pancaindra seperti indera pendengaran, penglihatan, dan peraba. Register sensorik yg sinkron
menerima input serta menyimpannya dalam bentuk rekaman inderawi. lalu terjadi persepsi
(pengenalan pola) yaitu proses memaknai terhadap sebuah input stimulus. Proses ini umumnya
tidak termasuk penamaan, sebab penamaan membutuhkan waktu dan isu pada register sensorik
selama beberapa dtk. pada persepsi ini terjadi pencocokan sebuah input menggunakan
informasi yang diketahui.
Register sensorik mentransfer informasi ke memori jangka pendek (STM/short term
memory). STM ialah sebuah memori kerja(working memory) yang berhubungan dengan
kesadaran atau hal yang tertangkap sang pikiran sadar di waktu eksklusif. Miller (1996)
mengemukaan bahwa WM(working memory) menyimpan tujuh plus atau minus 2 unit berita.
Sebuah unit artinya item yang bermakna. Kapasitas dan durasu WM sangatlah terbatas
sehingga buat dpaat dipertahankan pada WM maka harus sering diulang karena tanpa
pengulangan, isu akan hilang setelah sekian detik.
Saat informasi berada dalam WM, pengetahuan yang terkait dengannya dalam memori
jangka panjang (LTM)/memori permanen akan diaktifkan serta ditempatkan pada WM untuk
digabungkan dengan informasi yang baru. Proses kontrol mengendalikan aliran informasi
diseluruh sistem pengolahan informasi. Pengulangan ialah proses kontrol penting yang terjadi
dalam WM. Untuk materi verbal, pengulangan ada dalam bentuk mengulang informasi dengan
mengucapkannya dengan suara jelas atau lirih. Proses-proses kontrol lainnya meliputi kodean
(menempatkan info dalam sebuah konteks yang bermakna), pencitraaan (merepresentasikan
informasi secara visual), mengimplementasikan aturan-aturan pengambilan keputusan,
mengorganisasikan info, memantau tingkat pemahaman, serta menggunakan strategi
penarikan, pengaturan diri dan motivasional (Schunk, 2012).
Model dua-penyimpanan cenderung mempunyai ciri-ciri bahwa ketika peserta didik
memiliki daftar item buat dipelajari, mereka cenderung mengingat item-item awal dengan baik
serta item terakhir. berdasarkan contoh ini, pada item awal menerima pengulangan paling
banyak dan ditransfer ke LTM, sementara item terakhir masih berada di WM ketika proses
mengingat. Item-item yang ditengah paling sulit diingat sebab menerima bagian pengulangan
paling sedikit dibandingkan dengan item awal serta belum tersimpan dengan baikdanbenar.
model dua-penyimpanan menyatakan bahwa informasi diproses terlebih dahulu oleh register
sensorik, kemudian lanjut di WM, dan terakhir diproses oleh LTM. Dalam model dua-
penyimpanan, sebuah stimulus diperhatikan serta dirasakan maka stimulus tadi akan ditransfer
ke memori kerja jangka pendek (Baddeley, 1992)

WM ialah memori kita asal pikiran sadar yg dapat segera diakses. WM memiliki 2
fungsi penting yaitu memertahankan dan penarikan. informasi yang datang dipertahankan
dalam kondisi aktif pada jangka waktu yang pendek serta diproses menggunakan cara diulang
atau dihubungkan menggunakan informasu yang ditarik dari LTM.
WM mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Dibandingkan dengan siswa
yang memiliki prestasi belajar normal, peserta didik yg mempunyai kelemahan dalam
keterampilan membaca dan matematika menujukkan kerja WM yg lebih buruk(Anderson &
Lyxell, 2007). Implikasi pengajaran yang sangat penting adalah tidak terlalu menyampaikan
beban WM siswa menggunakan materi yang terlalu banyak serta terlalu cepat dalam
menjelaskan materinya.
3. Aplikasi dalam Pembelajara
Prinsip-prinsip pengelolaan informasi semakin sering diaplikasikan pada proses
pembelajaran di kelas. Relevansi teori ini dengan pendidikan akan terus berkembang seiring
penelitian-penelitian dimasa mendatang. 3 aplikasi pengajaran yang mencerminkan prinsip
pengolahan gosip merupakan organisator pengantar, kondisi pembelajaran, serta muatan
kognitif. Berikut penjelasannya, sebagai berikut :

a. Organisator pengantar
Organisator pengantar (advance organizer) ialah pernyataan umum yang diberikan
diawal pembelajaran yg membantu mengoneksikan materi yang baru dengan
pembelajaran sebelumnya (Mayer, 1984). Pengantar seperti ini mengarahkan peserta
didik terhadap konsep-konsep penting untuk dipelajari, menggarisbawahi hubungan-
hubungan antar gagasan, dan mengaitkan materi yang baru menggunakan hal-hal yg telah
diketahui sang siswa.

b. Kondisipembelajaran
Pengajaran merupakan sekumpulan peristiwa eksternal yang dirancang untuk
memfasilitasi proses pembelajaran internal. Persiapan untuk belajar mencakup aktivitas-
aktivitas pembelajaran pendahuluan. Schunk (2012) menguraikan sembilan fase dalam
pembelajaran yaitu:
1. Memperhatikan
Menyampaikan pada siswa bahwa pelajaran akan dimulai
2. Harapan
Menyampaikan tentang tujuan pembelajaran serta tipe dan kualitas prestasi yang
diharapkan
3. Penarikan
Meminta siswa untuk mengingat konsep dan aturan subordinat
4. Persepsi selekti
Menyajikan contoh-contoh dari konsep dan aturan yang baru
5. Pengkodean semantic
Memberikan tanda-tandan yang berkaitan dengan bagaimana menyimpan informasi
dalam memori
6. Penarikan dan pemberian respon
Meminta siswa untuk mengaplikasikan konsep atau aturan terhadap contoh-contoh
baru.
7. Penguatan
Mengonfirmasikan keakuratan dari pembelajaran siswa
8. Pemberian tanda untuk penarikan
Memberikan kuis pendek dari materi-materi yang baru.
9. Generalisasibilita
Memberikan ulasan-ulasan khusus

B. TEORI KOGNITIF
1. Definisi Teori Kognitif
Secara bahasa kognitif berasal dari bahasa latin “Cogitare” yang artinya berpikir.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi berarti segala sesuatu yang berhubungan
dengan atau berkaitan dengan persepsi atau berdasarkan pengetahuan faktual empiris.
Dalam perkemangan selanjutnya istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu
subbidang psikologi baik psikologi perkembangan maupun psikologi pendidikan. Dalam
psikologi persepsi mencakup semua bentuk persepsi termasuk semua perilaku mental
manusiayang berkaitan dengan masalah persepsi memperhatikan merenungkan
mempertimbangkan memproses informasi pemecahan masalah yang bertujuan
membayangkan memperkirakan berpikir percaya dan sebagainya.
Dalam istilah pedagogis, kognisi didefinisikan sebagai teori di antara teori-teori belajar
yang memahami bahwa belajar adalah organisasi aspek kognitif dan persepsi untuk
mendapatkan pemahaman. Dalam teori kognitif, perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi
dan pemahamannya terhadap situasi yang berkaitan dengan tujuannya. Perubahan perilaku
seseorang sangat dipengaruhi oleh pembelajaran dan pemikiran batin yang terjadi selama
proses pembelajaran.
Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar
daripada hasil belajar. Belajar berkaitan dengan dasar-dasar psikologi, yaitu belajar aktif,
belajar melalui interaksi sosial dan melalui pengalaman sendiri. Menurut pemahaman
kognitif, perilaku seseorang tidak dikendalikan semata-mata oleh penghargaan dan
penguatan. Perilaku seseorang selalu didasarkan pada persepsi, yaitu tindakan
mempersepsikan atau memikirkan situasi di mana perilaku itu terjadi. Dalam situasi belajar,
seseorang terlibat langsung dalam situasi tersebut dan memperoleh pemahaman atau
wawasan untuk memecahkan masalah. Pemahaman kognitif berpandangan bahwa perilaku
seseorang sangat bergantung pada pemahaman atau pemahaman tentang hubungan-
hubungan yang ada dalam suatu situasi.

2. Teori Kognitif Menurut Para Ahli


Teori kognitif berpendapat bahwa perilaku seseorang selalu didasarkan pada persepsi,
yaitu tindakan atau perilaku individu ditentukan oleh persepsi atau pemahaman mereka
tentang diri mereka sendiri dan situasi dalam kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam teori kognitif, belajar pada prinsipnya adalah perubahan persepsi dan pemahaman
yang tidak selalu dapat dilihat sebagai perubahan perilaku yang spesifik. Di sisi lain, teori
belajar kognitif menekankan bahwa belajar adalah proses yang terjadi dalam pikiran
manusia. Seperti yang dikatakan Winkel, “belajar adalah aktivitas mental atau spiritual yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap.” , perubahan ini relatif dan
berpotensi serius.

3. Tokoh Aliran Kognitif


1. Jean Piaget
Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget Menurut Piaget,
pengetahuan dibentuk oleh individu melalui interaksi secara terus menerus dengan
lingkungan.Ada empat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget, yaitu :
a) Tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun).
Individu memahami sesuatu atau tentang dunia dengan mengkoordinasikan
pengalaman-pengalamannsoris, (seperti melihat, dan mendengar) dan dengan
tindakan-tindakan motorik fisik. Dengan kata lain, pada usia ini individu dalam
memahami sesuatu yang berada di luar dirinya melalui gerakan, suara atau tindakan
yang dapat diamati atau dirasakan oleh alat inderanya. Selanjutnya sedikit demi
sedikit individu mengembangkan kemampuannya untuk membedakan dirinya
dengan bendabenda lain.
b) Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun).
Individu mulai menggambarkan dunia melalui tindakan dan kata-kata mereka.
Namun, mereka tidak dapat melakukan aktivitas, yaitu melakukan tindakan mental
batin atau melakukan tindakan mental terhadap apa yang sebelumnya dilakukan
secara fisik. Pada usia ini, individu mulai memiliki keterampilan motorik untuk
melakukan sesuatu dari apa yang dilihat dan didengarnya, tetapi belum mampu
memahami secara mental (makna atau sifat)
dari apa yang dia katakan.
c) Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun).
Individu mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian yang bersifat
konkret.Individu sudah dapat membedakan benda yang sama dalam kondisi yang
berbeda.rbuatan kepada tujuan dan merupakan dorongan untuk berbuat lebih giat
dan lebih baik. Bakat seseorang akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya.
Seseorang yang memiliki bakat tertentu akan semakin mudah dan cepat
mempelajarinya.
d) Faktor kebebasan Keleluasaan
Manusia untuk berpikir divergen (menyebar) yang berarti manusia dapat
memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah dan bebas memilih masalah
sesuai kebutuhan

2. Jerome Brunner
Jerome Brunner menegaskan bahwa belajar akan lebih berhasil jika pengajaran
anak diarahkan pada konsep dan struktur yang terkandung dalam mata pelajaran, di
samping hubungan yang terkait antara konsep dan struktur tersebut. Bruner
menyarankan agar anak aktif sepanjang seluruh proses pembelajaran sehingga dapat
mengenali konsep dan struktur yang terkandung dalam materi yang sedang dibahas,
sehingga anak memahami materi yang akan dikuasainya.
Selama proses pembelajaran, siswa harus memiliki kesempatan untuk
memanipulasi objek menggunakan perlengkapan sekolah. Melalui penggunaan bahan
ajar yang ada, siswa akan melihat secara langsung keteraturan dan struktur bahan ajar
yang menarik minat mereka.Tiga tahap pembelajaran yang akan dilewati oleh siswa
adalah sebagai berikut
a. Tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau
pengalamanbaru,
b. Tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna, dan menganalisis
pengetahuan baru serta mentransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin
bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan
c. Tahap evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua
tadi benar atau tidak.

Menurut teori belajar kognitif Jérôme Bruner, ada tiga tahap dalam proses
belajar, yaitu informasi, transformasi, dan evaluasi. Durasi setiap tahapan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jumlah informasi, motivasi, dan
minat siswa. Jérôme Bruner juga memandang belajar sebagai "konseptualisme
instrumental" yang menyiratkan keberadaan alam semesta sebagai realitas, hanya
dalam pikiran manusia. Dengan demikian, pikiran manusia dapat membangun
gambaran mental yang sesuai dengan pemikiran umum tentang konsep-konsep
tertentu. Semakin matang kemampuan kognitif seseorang, semakin besar
kebebasan yang dimilikinya untuk merespon rangsangan.

3. David Ausubel
Teori Kognitif Menurut David Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika
mereka didefinisikan dengan jelas dan disajikan kepada siswa sebagai konsep umum
atau informasi yang mencakup semua isi pelajaran yang akan diajarkan siswa. Kunci
keberhasilan pembelajaran terletak pada tingkat bahan ajar yang sesuai yang diterima
atau dipelajari siswa. David Ausubel tidak setuju dengan pandangan bahwa penemuan
lebih bermakna daripada kegiatan belajar. Ceramah lebih bermakna bagi siswa, apalagi
jika disajikan secara sistematis maka akan tercapai hasil belajar yang
baik..DavidAusubelmengidentifikasikanempat
kemungkinan tipe belajar, yaitu :
a. Belajar dengan penemuan yang bermakna,
b. Belajar dengan ceramah yang bermakna,
c. Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna, dan
d. Menghafal berlawanan dengan bermakna, karena belajar dengan menghafal,
peserta didik tidak dapat mengaitkan informasi yang diperoleh itu dengan pengetahuan
yang telah dimilikinya. Dengan demikian bahwa belajar itu akan lebih berhasil jika
materi yang dipelajari bermakna.

4. Ciri-Ciri Aliran Belajar Kognitif


a) Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia.
b) Mementingkan peranan kognitif
c) Mementingkan kondisi waktu sekarang
d) Mementingkan pembentukan struktur kogniti
e) Mengutamakan keseimbangan dalam diri manusia
f) Mengutamakan insight (pengertian, pemahaman)

Sesuai dengan ciri-ciri di atas, maka belajar lebih cenderung termasuk ke dalam aliran
belajar kognitif yang proses dan hasilnya tidak selalu dapat dilihat langsung dalam konteks
perubahan tingkah laku. Pengetahuan dan pemahaman dapat mengakibatkan perubahan
sikap, dengan terjadinya perubahan sikap, maka akan terjadi perubahanperubahan positif
lainnya (Sutarto, 2017). Sehingga pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang
melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses
interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif
dan berbekas.

 MEMORI JANGKA PENDEK


Memori jangka pendek adalah sistempenyimpanan yang dapat menampung informasi
dalam jumlah terbatas selama beberapa detik.
Istilah ini menekankan bahwa aspek terpentingdari memori jangka pendek
bukanlah durasinya.Tetapi fakta bahwa ia aktif. Memori kerja ataubiasa disebut dengan
memori jangka pendekadalah tempat pikiran beroperasi pada informasi,mengaturnya
untuk penyimpanan atau membuang,dan menghubungkannya ke informasi lainnya.
 MEMORI JANGKA PANJANG
Memori jangka panjang atau long term memory merupakan ingatan yang
disimpan di otak dan dapat diingat kembali di masa yang akan datang. Ingatan ini dibagi
menjadi dua jenis yaitu ingatan sekunder dan ingatan tersier.
Faktor yang Meningkatkan Memori Jangka Panjang
Beberapa faktor berkontribusiterhadap retensi jangka panjang.Pertama,
adalah sejauh mana siswa telahmempelajari materi di tempat pertama.Menarik
untuk dicatat bahwa efekkemampuan pada retensi tidak jelas.kemampuan siswa
mendapat skor lebihbaik pada akhir kursus tetapi seringkalikehilangan
persentase yang sama dariapa yang telah mereka pelajari sebagaisiswa
berkemampuan rendah.Kedua,strategi pengajaran yang secaraaktif melibatkan
siswa dalam pelajaranberkontribusi pada retensi jangkapanjang.

 MODEL PENGOLAHAN INFORMASI


Model pengolahan informasi pada dasarnya merupakan kelompok model yang
menitik beratkan pada cara memperkuat dorongan internal (dorongan yang datang dari
dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan
mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan
pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya
Model-model pembelajaran yang termasuk dalam kelompok ini adalah: (1)
Pencapaian konsep (Concept Attainment), (2) Berpikir induktif (Inductive Thinking),
(3) Latihan Penelitian (Inquiry Training), (4) Pemandu Awal (Advance Organizers),
(5) Memorisasi (Memorization), (6) Pengembangan Intelek (Developing Intellect), (7)
Penelitian Ilmiah (Scientific Inquiry).

 Riset ilmu saraf


Ilmu saraf adalah bidang ilmu yang mempelajari sistem saraf atau sistem
neuron.[1] Area studi mencakup struktur, fungsi, sejarah evolusi,
perkembangan, genetika, biokimia, fisiologi, farmakologi, informatika, penghitungan
neurosains dan patologi sistem saraf. Awalnya merupakan cabang dari ilmu biologi,
namun ilmu ini telah berkembang dan menarik berbagai jenis ilmu lain untuk
memanfaatkan pendekatan ilmu saraf termasuk diantaranya
adalah kognitif, neuropsikologi, ilmu komputer, statistika, fisika dan kedokteran.
Rentang bidang ilmu saraf telah meluas dengan mengikut sertakan percobaan
ilmiah secara sistematis maupun penyelidikan teoritis dari sistem saraf
pusat maupun sistem saraf tepi dari organisme biologis. Metodologi empiris yang
digunakan oleh ilmuwan ilmu saraf saat ini telah berkembang dengan cepat. Dari
studi molekuler dan seluler dari sel-sel saraf individu hingga pemotretan sensor, dan
dan tugas motorik di otak.
Karena semakin berkembangnya jumlah ilmuwan yang mempelajari bidang
studi ini, beberapa organisasi neuroscience terkemuka telah dibentuk untuk
menyediakan forum untuk semua ahli ilmu saraf dan pendidik.
 ● Mengingat dan melupakan
Dalam keseharian ada banyak informasi yang semuanya belum tentu masuk
dalam rekaman memori dan tersimpan dengan baik. Mengingat sesuatu yang baru saja
disebutkan seringkali tidak mudah. Bahkan terkadang baru saja melakukan sesuatu,
seperti menyimpan kunci, dan bermaksud mengambil kunci kembali, sudah tidak ingat
lagi terakhirmenyimpan. Berkenalan dan mengingat nama orang pun bisa menjadi lupa,
padahal kenalan itu belum beranjak jauh dari kita. Apa yang sebenarnya terjadi?
Kemanakah fikiran kita saat menyimpan kunci, atau saat kenalan baru menyebutkan
namanya?
Megingat danmelupakan adalah pekerjaan yang melibatkan kerja
otak.Megingat menjadi mudah saat menghubung-hubungkan apa yang diingat dengan
hal lain yang dengan mudahnya kita dapat mengingat. Mengingat dengan cara membuat
singkatan dengan kata yang akrab dengan keseharian. Mengingat dengan cara
berinteraksi secara intens, dan tentu masih banyak cara untuk mengingat. Mengigat atau
menghafal adalah tahapan dasar kerja kognitif. Bagaimana mengingat kembali
informasi yang pernah didapat. Interaksi dan proses informasi yang terjadi dalam
fikiran memungkinkan sejauhmana kemampuan dan kebertahanan waktu dalam
mengingat sesuatu. Informasi masuk dalam long term memory.
Mengingat sesuatu dapat berjangka waktu dan bertahan lama dalam ingatan saat
interaksi antara korteks dan limbik bekerja sama dengan baik. Tanpa perlu mengulang
dan bekerja keras megingat sesuatu, informasi yang melibatkan emosi bertahan lama
dalam ingatan. Bahkan seumur hidup tidak akan pernah terlupakan, seperti mengingat
wajah guru waktu pertama kali masuk sekolah. Atau saat pertama kali jatuh hati,
sepertinya semua orang mampu mengingatnya, kecuali terjadi kelainan atau kerusakan
otak.
Aspek lain yang turut berperan adalah interaksi dan intensitas dalam interaksi.
Intensitas interaksi memungkinkan untuk mudah mengingat dan menghafal.
Seringnyabertemu dengan seseorang hanya mendengar bunyi sepatunya atau minyak
wangi yang digunakannya kita sudah bisa hafal siapa orang yang dimaksud. Kita bisa
hafal dimana jalan yang berlubang, karena seringnya melewati jalan tersebut.
Meskipun demikian ada juga mahasiswa yang sering berinteraksi dan selalu
hadir di kelas mengikuti perkuliahan, belum tentu ingat apa yang sudah disampaikan
dosen. Hal ini bisa dikarenakan wujud fisik hadir selalu namun pikiran menjelajah
kemana-mana yang tidak memiliki hubungan dengan informasi dalam perkuliahan.
Bagaimana cara melupakan sesuatu yang pernah lekat dalam ingatan? Jawabnya
singkat tidak perlu dipikirkan kembali. Semakin berusaha keras melupakan maka
pastinya semakin ingat.Karena pikiran intens mencari cara melupakan, tetapi yang
dilupakan hadir dalam pikiran.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik
beberapakesimpulan antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana
seorangindividu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah
besar informasiyang diterima individu dari lingkungan.
2. Dalam teori pengolahan informasi terdapat asumsi-asumsi tentang
apa, bagaimana, dimana bisa terjadi teori tersebut.
3. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan
(SensoricMemori), Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan
PenyimpananJangka Panjang (Long Term Memory).
4. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu;
Perhatianke stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar
penyimpanan dan retrival.

DAFTAR PUSTAKA
1. Karwono dan Heni Mularsih.2010.Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar.Ciputat:Penerbit Cerdas Jaya
2. Muhibbin Syah.2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu
3. Rasyad, A. 2003. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press
4. https://www.kompasiana.com/

Anda mungkin juga menyukai