Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KELOMPOK 3

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR
DOSEN PENGAMPU:
Fitriani Rahayu, M.A

Oleh :
-Nurhayati
-Lisa Wenti

PROGRAM STUDI GURU PAUD


SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN KEILMUAN STKIP HAMZAR
LOMBOK UTARA 2023
‫السسالم عليكم ورحمة هللا و ب ر كاته‬

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat,taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang “Teori Pemrosesan
Informasi dalam Belajar”.Sholawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda
Muhammad saw. Sebagai cahaya ummat. Tidak lupa pula dukungan baik secara materil dan
non materil yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu,
izinkan penulis mengucapkan rasa trima kasih kepada:
-Ibu Fitriani Rahayu, M.A., selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan yang
memberikan materi serta motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami bisa memperbaiki
karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat serta inspirasi
untuk pembaca.

Tanjung, Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB 11 PEMBAHASAN
A. TEORI PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR
BAB 111 PENUTUP
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam potensi prilaku sebagai hasil
dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia
dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang
penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar (siswa), sedangkan
respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respons tidak penting untuk
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati
adalah stimulus dan respons. Oleh karena itu, apa yang diberikan oleh guru (stimulus)
dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur. Sehingga
adanya hal ini lahirlah teori pemrosesan informasi. Dimana,teori pemrosesan informasi
didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam
pembelajaran terjadi proses informasi, untuk diolah sehingga menjadi bentuk hasil
belajar.
Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi-kondisi internal dan
eksternal individu. Kondisi internal yang itu keadaan yang ada pada diri individu.
Sedangkan kondisi eksternal yaitu rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran.
Teori pemrosesan informasi ini mengatakan bahwa beberapa informasi bisa di Kelola
dalam ingatan kerja setiap saat. Dan terdapat bagian-bagian yang memberikan beban
terhadap memori kerja ini dapat menyebabkan turunnya dari efektif nya pengolahan
informasi.
Berbagai pemahaman tentang belajar telah banyak dikemukakan oleh para ahli dalam
berbagai aliran. Proses belajar menurut teori ini meliputi kegiatan menerima,
menyimpan dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah diterima.
Sehingga paparan ini mencoba menyajikan pemahaman tentang belajar dari sudut
pandang teori pemrosesan informasi. Karna belajar tidaklah hanya apa yang anda liat.
Yang terpenting adalah bagaimana proses kognitif itu terjadi pada diri pemelajar.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.Apakah yang dimaksud dengan pemrosesan informasi dalam belajar?
2.Apa saja pengertian Konsep-konsep dalam pemerosesan informasi dalam belajar?
3.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Pemrosesan informasi?
4.Bagaimana proses terjadinya lupa dalam belajar?
5.Apa saja penyebab lupa dalam belajar?
6.Bagaimana kiat mengatasi lupa dalam belajar?

1.3. TUJUAN
1.Mengetahui pengertian pemrosesan informasi dalam belajar.
2.Mengetahui dan mengerti konsep- konsep informasi dalam pemrosesan informasi
dalam belajar.
3.Mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemrosesan informasi dalam belajar.
4.Mengetahui proses terjadinya lupa.
5.Mengetahui penyebab terjadinya lupa dalam belajar.
6.Mengetahui cara mengatasi lupa dalam belajar.
BAB 11
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian pemrosesan informasi dalam belajar


Teori pemrosesan informasi adalah pendekatan studi perkembangan kognitif yang
berkembang dari tradisi eksperimental Amerika di bidang psikologi . Psikolog
perkembangan yang mengadopsi perspektif pemrosesan informasi memperhitungkan
perkembangan mental dalam kaitannya dengan perubahan kedewasaan dalam
komponen dasar pikiran anak . Teori ini didasarkan pada gagasan bahwa manusia
memproses informasi yang diterimanya, bukan sekadar merespons rangsangan.
Perspektif ini menggunakan analogi untuk mempertimbangkan bagaimana pikiran
bekerja seperti komputer. Dengan cara ini, pikiran berfungsi seperti komputer biologis
yang bertanggung jawab menganalisis informasi dari lingkungan. Menurut model
pemrosesan informasi standar untuk perkembangan mental, mesin pikiran mencakup
mekanisme perhatian untuk memasukkan informasi, memori kerja untuk memanipulasi
informasi secara aktif, dan memori jangka panjang untuk menyimpan informasi secara
pasif sehingga dapat digunakan di masa depan. Teori ini membahas bagaimana ketika
anak-anak tumbuh, otak mereka juga semakin matang, sehingga meningkatkan
kemampuan mereka untuk memproses dan merespons informasi yang mereka terima
melalui indra mereka. Teori tersebut menekankan pada pola perkembangan yang
berkesinambungan, berbeda dengan teori perkembangan kognitif seperti teori
perkembangan kognitif Jean Piaget yang menyatakan bahwa perkembangan pikiran
terjadi secara bertahap dalam satu waktu.
Pemrosesan informasi adalah perubahan (pemrosesan) informasi dengan cara apa pun
yang dideteksi oleh pengamat . Dengan demikian, ini adalah proses
yang menggambarkan segala sesuatu yang terjadi (perubahan) di alam semesta , mulai
dari jatuhnya batu (perubahan posisi) hingga pencetakan file teks dari sistem komputer
digital. Dalam kasus terakhir, pemroses informasi (printer)
mengubah bentuk presentasi file teks tersebut (dari byte ke mesin terbang). Komputer
hingga periode ini berfungsi berdasarkan program yang disimpan dalam memori, tanpa
memiliki kecerdasannya sendiri.
2.2. Konsep-konsep pemrosesan informasi dalam belajar
2.2.1.Sensasi
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi atau
dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugrahi
dengan indra, atau intelek.
Benyamin B. Wolman (1973, dalam Rakhmat,1994) menyebut sensasi sebagai “
pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau
konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra.

Fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat
indra, menusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat
indralah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan
dunianya. Dari 5 alat indera yang kita kenal adalah pengeliatan, pendengaran, perabaan, perasa
dan penciuman Tanpa alat indra, manusia sama, bahkan mungkin rendah lebih dari rumput-
rumputan, karena rumpu dapat dibagi kedalam tiga kelompok pada tiga macam :

1. Indera penerima sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi bisa berasal dari
dunia luar(eksternal)misalnya telinga atau mata.
2. Informasi berasal dari dalam individu itu sendiri misalnya system peredaran darah.
3. Informasi yang berasal dari gerakan tubuh misalnya organ vestibular.

Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kedasaran yang paling sederhana
yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya
sebatang coklat. Sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan atau objek kesadaran
puncak yang privat dan spontan.

Sensasi berbeda dengan persepsi. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi
pada sebuah hubungan dengan perasaan (tetapi bukan dengan emosi ), sedangkan persepsi
lebih berhubungan dengan kognisi. Sensasi sering digunakan secara sinonim dengan kesan
inderawi, sense datum, sensum, dan sensibilium.
2.2.2. Persepsi

Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat
sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (leavitt,1978). Menurut DeVito(1997:75),
persepsi adalah proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang memengaruhi
indra kita.

Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin
berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yng menentukan kita memilih suatu pesan dan
mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu,
semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuansinya,
semakin cendrung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana,2000:167-
168).

2.2.3. Atensi
Atensi adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar
informasi yang tersedia. Informasi yang didapatkan dari pengindraan, ingatan dan proses
kognitif lainnya. Atensi terbagi menjadi (selective attention ) dan atensi terbagi (devided
ettention). Kesadaran meliputi perasaan sadar maupun hal hal yang disadari yang mungkin
fokus dari atensi.

Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah
besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari pengindraan, ingatan maupun proses
kognitif linnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang
terbatas kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu.

Ada yang mengatakan bahwa perhatian adalah aktivitas jiwa. Pehatian juga dikatakan modus
dari fungsi. Modus yaitu cara berposisi dan menggerakkan. Jadi perhatian adalah cara
menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya jiwa bahan-bahan dalam medan tingkah laku.
Oleh karena itu maka definisi perhatian oleh para ahli psikologi dapat diartikan beberapa
macam, yaitu :

1) Perhatian adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek.


2) Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang
dilakukan.
3) Perhatian adalah reaksi umum yang menyebabkan bertambahnya aktifitas daya
konsentrasi dan fokus terhadap satu objek, baik didalam maupun di luar dirinya.
4) Perhatian adalah konsentrasi atau aktifitas jiwa kita, terhadap pengamatan,
pengertiaan, dan sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain dari pada itu.

Perhatian Berhubungan erat dengan kesadaran jiwa terhadap sesuatu objek yang direaksi
suatu waktu. Terang tidaknya kesadaran kita terhadap sesuatu objek tertentu tidak tetap, ada
kalanya kesadaran kita meningkat (menjadi terang), ada kalanya menurun( menjadi samar-
samar).

2.2.4. Memori

Memori merupakan keberadaan tentang masa lampau yang hidup kembali,catatan yang
berisi penjelasan. Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam
memengaruhi presepsi maupun berfikir. Memori adalah system yang sangat berstruktur yang
menyebabkan organisme sanggup merekap fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing prilakunya (Schlesinger dan Grives 1976).

Setiap stimulasi mengenai indra kita, setiap saat pula stimulasi itu direkam secara sadar atau
tidak sadar. Memori melewati 3 proses:

1. Perekaman(encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indra dan sirkit


saraf internal.
2. Penyimpanan(stronge) adalah menentukan berapa lama informasi itu beradaberada,
beserta kita, dalam bentuk apa dan dimana, penyimpanan bisa aktif atau pasif.
Secara aktif bila menambahkan informasi tambahan, kita mengisi informasi tidak
lengkap berdasarkan kesimpulan kita sendiri(inilah desas desus menyebar lebih
banyak daripada volume asal). Secara pasif terjadi secara penambahan.
3. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, adalah mengingat lagi adalah
menggunakan informasi yang disimpan.

2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemrosesan informasi

Adapun faktor yang mempengaruhi pemprosesan informasi dalam belajar yaitu:

a. Faktor internal (psikologis dan fisiologis) dan eksternal.


b. Tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal.
c. Proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung.
d. Tingkat kesulitan mengungkap kembali informasi-informsi yang telah disimpan
dalam ingatan.
e. Kemampuan otak tiap individu tidak sama.

Ahmadi (dalam Samier, 2008) menyatakan “setiap aktivitas yang dilakukan


oleh seseorang tentu ada faktor – faktor yang mempengaruhinya, baik yang
cenderung mendorong maupun yang menghambat”. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses informasi siswa itu adalah sebagai berikut:

1) Faktor Internal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor
ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

a. Faktor lntelegensi
Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting dalam prestasi
belajar siswa dan penyerapan informasi yang diberikan oleh guru. Karena
tingginya peranan intelegensi dalam mencapai prestasi belajar maka guru
harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang
banyak membutuhkan berpikir rasiologi.
b. Faktor Minat
Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk merasa
tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam pelajaran
tertentu akan menghambat dalam belajar.
c. Faktor Keadaan Fisik dan Psikis
Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan
jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis
menunjuk pada keadaan stabilitas/labilitas mental siswa, karena fisik dan
psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran
dan sebaliknya.

2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi
prestasi belajar dan penyerapan informasi. Faktor eksternal dapat dibagi
rnenjadi beberapa bagian, yaitu:

a. Faktor Guru
Guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan
mengembangkan serta memberikan penalaran teknik karena itu setiap guru
harus memiliki wewenang dan kemampuan profesional, kepribadian dan
kemasyarakatan. Guru juga menunjukkan fleksibilitas yang tinggi yaitu
pendekatan deduktif dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan
dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat
menunjang tingkat prestasi siswa semaksimal mungkin.
b. Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan
mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian
besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang mendukung
situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang
perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya siswa belajar.
c. Faktor Sumber-sumber Belajar
Sumber belajar itu dapat berupa media/alat bantu belajar serta bahan
baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat
digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan belajar. Maka
pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret, mudah dipahami, hemat waktu
dan tenaga serta hasil yang lebih bermakna..
2.4. Pemanfaatan Pemrosesan Informasi Dalam Belajar

Lutfi Koto (academia.edu, 2015) menyatakan beberapa pemanfaatan pemrosesan


informasi dalam belajar, yaitu:
1. Membantu proses terjadinya pembelajaran sehingga individu mampu
beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah.
2. Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir
yang berorientasi pada proses yang lebih menonjol.
3. Kapasitas belajar dapat disajikan secara lengkap.
4. Prinsip perbedaan individu terlayani.
2.5. Lupa Dalam Belajar
2 5.1 Proses Terjadinya Lupa Dalam Belajar

Muhibbin Syah (2012;170) menyatakan, lupa ialah hilangnya kemampuan untuk


menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari.
Secara sederhana, Gulo dan Reber (dalam Syah, 2012;170) mendefinisikan lupa
sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau
dialami. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan
pengetahuan, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari
akal kita.

Dewasa ini ada empat cara untuk menerangkan proses lupa, keempatnya tidak
saling bertentangan melainkan saling mengisi,yaitu :

a. Apa yang telah kita ingat, disimpan didalam bagian tertentu pada otak. Kalau materi
yang seharusnya diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses
metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu akan terhapus dari otak, dan kita
tidak dapat mengingatnya kembali. Sehingga materi itu lenyap.
b. Mungkin materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan-
perubahan secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :

Penghalusan : Materi berubah bentukbentuknya kearah bentuk yang lebih


sistematis, lebih halus dan kurang taham,sehingga bentuk aslinya tidak dapat
diingat lagi.

Penegasan : Bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang paling
mengesankan, dan karena itu bagian-bagian ini dipertegas, sehingga yang diingat
bagian-bagian yang paling mencolok,dan bagian lain tidak terlalu diingat.

Asimilasi : Bentuk yang mirip botol, akan kita ingat sebagai botol, sekalipun hal
tersebut bukan botol sama sekali.

c. Kalau kita mempelajari hal-hal yang baru, mungkin hal-hal yang kita ingat
sebelumnya tidak dapat kita ingat lagi.
d. Adakalanya kita melupakan sesuatu,hal tersebut disebut represi. Pendek kata, semua
hal- hal yang kita alami yang tidak bisa diterima oleh hati nurani kita, akan dilupakan
secara

2.5.2. Penyebab Terjadinya Lupa Dalam Belajar

Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat melalui akun Instagramnya


menjelaskan berbagai hal yang bisa menyebabkan lupa. Sebagai tambahan informasi,
siswa sebaiknya mengetahui hal ini.

1.Informasi hanya tersimpan dalam memori jangka pendek

Penyebab pertama adalah tersimpannya informasi dalam memori jangka pendek. Perlu
diketahui, memori manusia terbagi menjadi memori sensorik, jangka pendek, dan jangka
panjang.

Memori jangka pendek bertahan sangat singkat. Jika memori tersebut tidak dipertahankan
secara aktif, maka informasi yang ada dalam memori ini hanya bisa bertahan dalam hitungan
detik, sekitar 20-30 detik. Hal itulah yang menyebabkan manusia terkadang melupakan hal-hal
yang terbilang simpel.

2. Ada gangguan dari memori lain

Lupa juga bisa disebabkan karena adanya gangguan yang berasal dari memori lain. Dalam
teori interferensi disebutkan lupa tidak sepenuhnya disebabkan hilangnya memori yang
tersimpan di otak. Tapi, bisa juga disebabkan akibat gangguan dari memori lain.

Menurut teori tersebut, banyaknya informasi yang disimpan di otak membuat beberapa memori
saling bertumpuk satu sama lain. Hal tersebut mengakibatkan manusia sulit mengingat sesuatu,
karena memori yang ingin diingat justru terhalang yang lain.

3. Otak gagal mengingat memori yang tersimpan

Lupa juga bisa disebabkan akibat kegagalan otak dalam mengingat memori yang
tersimpan. Ada sebuah teori yang menjelaskan bahwa setiap memori yang disimpan dalam otak
akan membentuk jejak-jejak memori. Teori ini disebut dengan teori peluruhan.

Menurut teori tersebut, seiring waktu maka jejak-jejak memori pudar dan menghilang apabila
jarang diulang kembali. Akhirnya, otak gagal mengingat memori yang diinginkan.

4. Kecenderungan ingin melupakan suatu halk

Keempat, lupa juga bisa terjadi akibat faktor kesengajaan dari individu yang bersangkutan.
Biasanya, memori-memori yang sengaja ingin dilupakan berisi tentang kejadian yang kurang
menyenangkan atau menyebabkan trauma (traumatis).

Selain empat hal tersebut, kondisi fisik juga bisa menyebabkan seseorang mudah lupa
misal kurang tidur dan stress. Dua hal tersebut mengakibatkan otak sulit berkonsentrasi,
sehingga daya ingat menurun.

2.5.3. Kiat Mengatasi Lupa


Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal kita.
Banyak ragam kiat yang dapat kita coba dalam meningkatkan daya ingatan kita diantaranya
yaitu:

1.Jangan belajar saat kondisi badan sakit atau mengantuk sebab akan menganggu konsentrasi
danlemahnya daya ingat. Dengan begitu jaga kondisi badanagar tetap fit.

2.Jaga stamina dan makan makanan bergizi dan mengandung banyak vitamin untuk
mendukung daya pikir

3.Selesaikan satu pelajaran dengan tuntas dahulu sebelum beralih ke pelajaran lainnya dan
pahamilah dengan benar-benar.

4.Usahakan menyusun pertanyaan terhadap sesuatu yang belum dipahami benar lalu siapkan
catatan seperlunya yang bisa mengingatkan kepada pelajaran tersebut.

5.Apabila materi pelajaran itu berupa hafalan, maka hafalkanlah dengan konsentrasi dan
seringlah mengulang-ulang hafalan.

6.Jangan sampai menyepelekan atau meremehkan pelajaran apapun itu.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa :

a. Sensasi, persepsi, atensi dan memori mempengaruhi


pemerosesan informasi seseorang.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemrosesan
informasi yaitu:

a. Faktor stimuli dalam belajar.


b. Faktor metode belajar.
c. Faktor individual.

C.Pemanfataan pemrosesan informasi dalam belajar yaitu :

1. Membantu proses terjadinya pembelajaran


sehingga individu mampu beradaptasi pada
lingkungan yang selalu berubah.
2. Menjadikan strategi pembelajaran dengan
menggunakan cara berpikir yang berorientasi pada
proses yang lebih menonjol.
3. Kapasitas belajar dapat disajikan secara lengkap.
4. Prinsip perbedaan individu terlayani.
d. Pada Lupa ada proses terjadinya, faktor
yang menyebabkan lupa dan lupa dan
diingat dengan melakukan kiat-kiat tertentu.

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menahan pengetahuan serta


wawan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritk dan saran
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Belajarhttps://en-m-wikipedia-

org.translate.goog/wiki/Information_processing_(psychology)?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x
_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

https://id.scribd.com/document/328233746/PEMROSESAN-INFORMASI-DALAM-
BELAJAR

Pdf.328233746-PEMROSESAN-INFORMASI-DALAM-BELAJAR(1)Haryanto. (2015,
February). Pemrosesan Informasi Dalam Belajar.

Koto, Lutfi. 2015. Pemrosesan Informasi dalam Belajar.https://www.pijar.info/blog/jangan-


khawatir-lupa-saat-belajar-bisa-diatasi-dengan-9-cara-ini

https://www.dictio.id/t/bagaimana-proses-terjadinya-lupa/111318/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5655667/4-hal-penyebab-lupa-yang-perlu-siswa-
tahu-gangguan-hingga-gagal-ingat
https://www.kompasiana.com/el-choir/54f38ca9745513942b6c7aaf/kiat-mengatasi-lupa-
dalam-belajar

Anda mungkin juga menyukai