Anda di halaman 1dari 19

PEMROSESAN INFORMASI DALAM BELAJAR

Disusun untuk memenihi tugas pada mata kuliah


Psykologi Pendidikan

Dosen pembimbing : Prof.Dr. Mudjiran, M.S.Kons

Disusun oleh :

Kelompok 6
1. DELLA ROZANA ( 2086206107 )
2. LIA ANGELINA ( 2086206025 )
3. SARDI JUANDA ( 2086206080 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia serta hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan kepada kami,
sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Umum “Psikologi Pendidikan”.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran, waktu, dan tenaga serta bantuan
moril maupun materil khususnya kepada Bapak Prof.Dr. Mudjiran, M.S.Kons
selaku dosen Mata Kuliah Psikologi Pendidikan, dengan penuh kesabaran
memberikan ilmu, pengarahan, masukan serta waktu yang diberikan kepada
penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga bantuan, bimbingan, petunjuk,
arahan, dan kerjasama yang diberikan tidak sia-sia dikemudian hari dan semoga
Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sebuah
kesempurnaan baik segi materi maupun teknik penulisan. Masih banyak hal-hal
yang harus dibenahi dan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bangkinang, 28 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian pemrosesan dalam belajar...........................................................3
B. Konsep sensasi, atensi, persepsi, dan memori..............................................3
1. Sensasi.......................................................................................................3
2. Atensi........................................................................................................4
3. Persepsi......................................................................................................5
4. Memori......................................................................................................5
C. Faktor yang Mempengaruhi Pemrosesan Informasi.....................................6
1. Faktor stimuli dalam belajar......................................................................6
2. Faktor metode belajar mempengaruhi :.....................................................7
3. Faktor-faktor individual............................................................................7
D. Pemanfaatan Pemrosesan Informasi dalam Belajar......................................8
E. Lupa dalam Belajar.......................................................................................8
1. Proses Terjadinya Lupa dalam Belajar......................................................8
2. Faktor-faktor Penyebab Lupa..................................................................10
3. Kiat Mengurangi Lupa dalam Belajar.....................................................12
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam
pembelajaran terjadi proses informasi, untuk diolah sehingga menghasilkan
bentuk hasil belajar.
Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-
kondisi internal dan kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan
dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses
kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah
rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran.
Berbagai pemahaman tentang belajar telah benyak dikemukakan oleh
para ahli dari berbagai aliran. Paparan ini mencoba menyajikan pemahaman
tentang belajar dari sudut pandang teori pemrosesan informasi. Proses belajar
menurut teori ini meliputi kegiatan menerima, menyimpan dan
mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah diterima. Belajar
tidaklah hanya apa yang anda lihat, yang penting bagaimana proses kognitif
itu terjadi dalam diri pembelajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep sensasi, atensi, persepsi dan memori
dalam
2. pemrosesan informasi dalam belajar?
3. Apa saja faktor-faktor yang memperngaruhi pemrosesan informasi?
4. Apa saja pemanfaatan pemrosesan informasi dalam belajar?
5. Bagaimana proses terjadinya lupa dalam belajar?
6. Apa saja faktor-faktor penyebab lupa dalam belajar?
7. Bagaimana kiat mengurangi lupa dalam belajar?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengerti konsep sensasi, atensi, persepsi dan memori dalam pemrosesan
informasi
2. dalam belajar.
3. Mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi pemrosesan informasi.
4. Mengetahui apa saja pemanfaatan pemrosesan informasi dalam belajar.
5. Mengetahui proses terjadinya lupa dalam belajar.
6. Mengetahui faktor-faktor penyebab lupa dalam belajar.
7. Mengetahui apa-apa saja kiat mengurangi lupa dalam belajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pemrosesan dalam belajar


Teori belajar pemrosesan informasi/sibernetik merupakan teori belajar
yang relatif baru dibandingkan teori-teori belajar lainnya. Menurut teori
sibernetik, "belajar" adalah pemrosesan informasi. Teori ini lebih
mementingkan sistem informasi dari pesan atau materi yang dipelajari.
Bagaimana proses belajar berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem
informasi dari pesan tersebut. Oleh sebab itu, teori sibernetik berasumsi bahwa
tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara
belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sekilas teori ini mirip dengan
teori kognitif yaitu lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil.
B. Konsep sensasi, atensi, persepsi, dan memori
1. Sensasi
Tahap awal dalam penerimaan pesan informasi. Sensasi berasal dari
kata sense artinya alat penginderaan yang menghubungkan organisme
dengan lingkungannya. Bila alat-alat indera mengubah informasi menjadi
impuls-impuls syaraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak maka
terjadilah sensasi ( Dennis Coon 1977 - 1979).
Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, tidak memerlukan
penguraian verbal, simbolis atau konseptual dan terutama sekali
berhubungan dengan kegiatan alat indera ( Benyamin B. Wolman 1973 ).
Fungsi alat indera dalam menerima informasi sangat penting, melalui
alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya,
memperoleh pengetahuan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan
dunianya. Dari 5 alat indera yang kita kenal adalah penglihatan,
pendengaran, perabaan, perasa dan penciuman dapat dibagi
kedalam tiga kelompok pada tiga macam:
a. Indera penerima sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi
bisa berasal dari dunia luar ( eksternal) misalnya telingan atau mata.

3
b. Informasi berasal dari dalam individu sendiri misalnya system
peredaran darah.
c. Informasi yang berasal dari gerakan tubuh misalnya organ vestibular
Ketajaman sensasi dipengaruhi oleh faktor personal, perbedaan
sensasi dapat disebabkan perbedaan pengalaman atau lingkungan budaya
disamping kapasitas alat
indera yang berbeda.
Perbedaan kapasitas alat indera menyebabkan perbedaan dalam
memilih pekerjaan, mendenngarkan musik, memutar radio dan sensasi
mempengaruhi persepsi. Contoh Sensasi : Letakkan buku-buku dalam
keadaan terbuka kira-kira 50 cm dimuka anda. Anda melihat huruf-huruf
yang kabur, kemudian dekatkan buku-buku tersebut pada mata perlahan-
lahan dan huruf-huruf tampak jelas, inilah sensasi.
2. Atensi
Menurut Hilgard, atensi adalah pusat pengamatan yang menyebabkan
meningkatnya kesadaran terhadap lingkungan yang terbatas. Sedangakan
Morgan berpendapat atensi merupakan pemusatan pada aspek tertentu dari
pengamatan yang sering terjadi dan tidak menghiraukan orang lain.
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli
menjadi menonjol dalam kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah
(Kenneth E. Andersen).
Faktor eksternal yang mempengaruhi perhatian dimana hal ini
ditentukan oleh faktor-faktor situasional personal. Faktor situasional
terkadang disebut sebagai determinan perharian yang bersifat eksternal
atau penarik perhatian (attention getter)
dan sifat-sifat yang menonjol, seperti :
a. Gerakan (Movement) secara visual tertarik pada objek-objek yang
bergerak.
b. Intensitas Stimuli (Stimulus Intensity), kita akan memerharikan stimuli
yang menonjol dari stimuli yang lain
c. Kebaruan (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan

4
menarik perhatian.
d. Perulangan (Repeatation), hal-hal yang disajikan berkali-kali bila
deisertai sedikit variasi akan menarik perhatian.
3. Persepsi
Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi merupakan proses
mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan
indera. Menurut Leavit (Sobur, 2003:445) persepsi merupakan
pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau
mengartikan sesuatu.
Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi & menafsirkan pesan. Persepsi memberikan
makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Menafsirkan makna
informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, persepsi tetapi juga
atensi, ekspektasi, motivasi dan memori ( Desiderato, 1976).
Contoh : salah menyapa orang karena menganggap orang yang dikenal.
4. Memori
Memori merupakan keberadaan tentang masa lampau yang hidup
kembali, cacatan yang berisi penjelasan. Dalam komunikasi intrapersonal,
memori memegang peranan penting dalm memperngaruhi persepsi
maupun berpikir. Memori adalah system yang sangat berstruktur yang
menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan
menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya
( Schlessinger dan Groves, 1976).
Setiap stimuli menenai indera kita, setiap saat pula stimuli itu
direkam secara sadar atau tidak sadar. Memori melewati tiga proses :
a. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor
indera dan sirkit syaraf internal.
b. Penyimpanan (strorage) adalah menentukan berapa lama informasi itu
berada beserta kita, dalam bentuk apa dan dimana, penyimpanan bisa
aktif atau pasif. Secara aktif bila kita menambahkan informasi

5
tambahan, kita mengisi informasi yang tidak lengkap dengan
kesimpulan kita sendiri (inilah desas-desus menyebar lebih banyak dari
volume asal). Secara pasif terjadi tanpa penambahan.
c. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi
adalah menggunakan informasi yang disimpan.
C. Faktor yang Mempengaruhi Pemrosesan Informasi
1. Faktor stimuli dalam belajar
Yaitu segala hal diluar yang meransang individu itu untuk
mengadakan reaksi atau perbuatan belajar.
a. Panjangnya bahan pelajaran
Bahan yang terlalu panjang atau terlalu banyak dapat
menyebabkan kesulitan individu dalam belajar. Hal ini dapat
membutuhkan waktu yang panjang atau lama dalam mempelajarinya.
Lama waktu mempelajari ini menimbulkan beberapa interfensi atas
bagian materi yang dipelajari. Interfensi dapat diartikan sebagai
gangguan kesan ingatan akibat terjadinya pertukaran antara kesan lama
dengan kesan baru.
b. Kesulitan dalam belajar
Makin sulit bahan pelajaran maka makin lambat bagi individu
untuk mempelajarinya, begitu sebaliknya. Semakin mudah bahan
pelajaran semakin cepat individu mempelajarinya.
c. Berartinya bahan pelajaran
Yaitu bahan yang dapat dikenali. Bahan yang berarti
memungkinkan individu untuk belajar, karena individu dapat
mengenalnya.
d. Berat-ringannya tugas
Dapat dibuktikan bahwa tugas-tugas yang terlalu ringan dapat
mengurangi tantangan dalam belajar, sedangkan tugas yang terlalu
berat atau sukar dapat membuat individu jera dalam belajar.
e. Suasana lingkungan eksternal
Yaitu menyangkut banyak hal seperti cuaca,waktu,penerangan

6
dalam aktivitas belajar. Sebab individu yang belajar adalah berinteraksi
dengan lingkungannya.
2. Faktor metode belajar mempengaruhi :
a. kegiatan berlatih atau praktek
b. Overlearning
c. Resitasi dalam belajar
d. Pengenalan hasil-hasil belajar
e. Belajar dengan keseluruhan
f. Penggunaan modalitas indera
g. Penggunaan set dalam belajar
h. Kondisi-kondisi intensif
3. Faktor-faktor individual
a. Kematangan
Kematangan memberikan kondisi dimana fungsi fisiologis
termasuk sitem syaraf dan fungsi otak menjadi berkembang. Hal ini
akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang.
b. Faktor usia kronologis
Pertambahan dalam hal usia selalu dibarengi dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan. Usia kronologis merupakan faktor
penentu dari pada tingkat kemampuan belajar individu.
c. Perbedaan jenis kelamin
Fakta menunjukkan tidak ada perbedaan antara laki-laki dengan
perempuan dalam hal intelegensi. Barangkali yang dapat
membedakannya adalah dalam hal peranan dan perhatiannya dalam
suatu pekerjaan.
d. Kondisi kesehatan jasmani
Orang yang sakit atau dalam keadaan yang tidak sehat
jasmaninya akan susah dalam menangkap suatu informasi.

7
e. Pengalaman sebelumnya
Pengalaman sebelumnya akan membuat seseorang lebih mengerti
tentang suatu informasi, dikarenakan bahwa ia sebelumnya telah
mendapatkan informasi tersebut, mungkin dari suatu kegagalan.
f. Motivasi
Seseorang akan lebih optimis bahwa ia dapat menangkap
informasi dengan baik apabila mendapat motivasi-motivasi baik dari
pengalaman sendiri, maupun oarang lain.
D. Pemanfaatan Pemrosesan Informasi dalam Belajar
1. Membantu terjadinya proses pembelajaran sehungga individu mampu
beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah.
2. Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir
yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
3. Kapasilitas belajar dapat disajikan secara lengkap.
4. Prinsip perbedaan individual terlayani.
E. Lupa dalam Belajar
1. Proses Terjadinya Lupa dalam Belajar
a. Lupa
Daya ingatan kita tidaklah sempurna. Banyak hal-hal yang
pernah diketahui, tidak dapat diingat kembali, atau dilupakan. Dewasa
ini ada empat cara untuk menerangkan proses lupa. Keempatnya tidak
saling bertentangan, melainkan saling mengisi :
1) Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak.
Kalau materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka
karena proses metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu akan
terhapus dari otak dan kita tak dapat mengingatnya kembali. Jadi,
karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.
2) Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan
mengalami perubahan- perubahan secara sistematis, mengikuti
prinsip-prinsip sebagai berikut :

8
Penghalusan : Materi berubah bentunya kearah bentuk yang
lebih simetris, lebih halus dan kurang tajam, sehingga bentuknya
asli tidak diingat lagi.
Penegasan : Bagian-bagian yang paling menyolok dari suatu
hal adalah yang paling mengesankan, dan karena itu dalam ingatan
bagian-bagian ini dipertegas, sehingga yang diingat hanya bagian-
bagian yang menyolok ini dan bentuk keseluruan tidak begitu
diingat. Misalnya, kita melihat seseorang dengan hidung mancung.
Karena terkesan oleh hidungnya, maka dalam mengingat orabg itu
kita hanya ingat akan hidungnya, sedangkan bagaimana wajah
orang itu sebenarnya tidak kita ingat lagi.
Asimilasi : Bentuk yang mirip botol, misalnya, akan kiata
ingat sebagai botol, sekalipun bentuk itu bukan botol sama sekali.
Dengan demikian kita hanya ingat akan sebuah botol, tetapi tidak
ingat bentuk yang asli. Perubahan materi disini disebabkan karena
kita cenderunguntuk mencari bentuk yang ideal dan lebih
sempurna.
3) Kalau kita mempelajari hal yang baru, mungkin hal-hal yang sudah
kita ingat, tidak dapat kita ingat lagi. Misalnya, seorang anak
menghafal nama kota-kota dijawa barat. Setelah itu ia mengahafal
nama kota-kota dijawa tengah. Pada waktu ia sudah menghafal
materi kedua, materi pertama sudah lupa lagi. Dengan perkataan
lain, materi kedua menghambat dapat diingatnya materi pertama.
Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya,
mungkin pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk
dalam ingatan, karena terhambat oleh adanya materi lain yang
sudah terlebih dahulu dipelajari. Hambatan seperti ini disebut
hambatan proaktif.
4) Ada kalanya kita melupakan sesuatu. Hal ini disebut represi.
Peristiwa-peristiwa yang mengerikan, menakutkan, penuh dosa,
menjijikan dan sebagainya, pendek kata semua hal yang tidak dapat

9
diterima oleh hati nurani akan kita lupakan dengan sengaja
(sekalipun proses lupa yang sengaja ini kadang-kadang tidak kita
sadari, terjadi diluar alam kesadaran kita). Pada bentuknya yang
ekstrim represi dapat menyebabkan amnesia, yaitu lupa akan
namanya sendiri, akan alamatnya sendiri, akan orang tua, akan
anak-istri dan akan semua hal yang bersangkutpaut dengan dirinya
sendiri. Amnesia ini dapat ditolong atau disembuhkan melalui
suatu peristiwa yang begitu dramatisnya sehingga menimbulkan
kejutan kejiwaan pada penderita.
2. Faktor-faktor Penyebab Lupa
a. Lupa dapat terjadi karena sebab gangguan konflik antara item-item
informasi atau materi yang ada dalam system memori siswa. Dalam
interference theory (teori mengenai gangguan), gangguan konflik ini
terbagi menjadi dua, yaitu: 1) practice interference; 2) retroactive
interference (Reber 1988; Best 1989; Anderson 1990)
Seorang siswa akan mengalami gangguan proactive apabila
materi pelajaran lama yang sudah tersimpan dalam subsistem akal
permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa
ini bisa terjadi apabila siswa tersebut mempelajari sebuah materi
pelajaran yang sangat mirip dengan materi pelajaran yang telah
dikuasainya dalam tenggang waktu yang pendek. Dalam hal ini materi
yang baru saja dipelajari akan sangat sulit diingat atau diproduksi
kembali.
Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami ganguan retroactive
apabila materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan
terhadap pemanggilan kembali materi pelajaran lama yang telah lebih
dahulu tersimpan dalam subsistem akal permanen siswa tersebut.
Dalam hal ini, materi pelajarn lama akan sangat sulit diingat atau
diproduksi kembali. Dengan kata lain siswa tersebut lupa akan materi
peajaran lama itu.

10
b. Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena sebab adanya tekanan
terhadap item yang telah ada baik sengaja maupun tidak. Penekanan
ini terjadi karena beberapa sebab, yaitu:
1) Karena item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan, dan
sebagainya) yang diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga
ia dengan sengaja menekannya hingga ke alam ketidaksadaran
2) Karena item informasi yang baru secara otomatis menekan item
informasi yang telah ada, jadi sama dengan fenomena retroactive
3) Karena item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali)
itu tertekan ke alam bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak
pernah dipergunakan
c. Lupa dapat terjadi karena sebab perubahan sikap dan minat siswa
terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi, meskipun seorang
siswa telah mengikuti proses belajar-mengajar dengan tekun dan
serius, tetapi karena sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi
sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan terhadp guru) maka materi
pelajaran itu akan mudah terlupakan.
d. Menurut law of disuse (Hilgard & Bower 1975), lupa dapat terjadi
karena sebab materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah
digunaakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli,
materi yang diperlakukan demikian akan masuk ke alam bawah sadar
atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru.
e. Lupa tentu saja dapat terjadi karena sebab perubahan urat syaraf otak.
Seorang siswa yang terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan
alcohol, dan geger otak akan kehilangan ingatan ata item-item
informasi yang ada dalam memori permanennya.
f. Informasi yang kurang berkesan
Karena item infromasi yang kurang berkesan atau menyenangkan sehingga ia
dengan sengaja menekannya hingga ke alam ketidaksadaran.

11
3. Kiat Mengurangi Lupa dalam Belajar
Kiat terbaik untuk mengurangi lupa dalam belajar adalah dengan cara
meningkatkan daya ingat akal siswa. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba
siswa dalam meningkatkan daya ingatannya, antara lain menurut Barlow
(1985), Reber (1988), dan Anderson (1990), adalah sebagai berikut:
a. Over learning
Over learning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi
batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu.Over learning
terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa
melakukan pembelajaran atas respon tersebut dengan cara di luar
kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk over learning,
antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin
memungkinkan ingatan siswa terhadap teks Pancasila lebih kuat.
b. Extra study time
Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya
penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi
aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu
berarti siswa menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi
dua jam waktu belajar. Penambahan frekuensi belajar berarti siswa
meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sekali
sehari menjadi dua kali sehari.Kiat ini dipandang cukup strategis
karena dapat melindungi memori dari kelupaan.
c. Mnemonic device
Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya
disebut mnemonic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait”
mental untuk memasukkan item- item informasi ke dalam system akal
siswa. Muslihat mnemonic ini banyak ragamnya, yang paling
menonjol adalah sebagaimana terurai di bawah ini:
1) Singkatan, yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah
yang harus diingat siswa. Pembuatan singkatan-singkatan ini
seyogianya dilakukan sedemikian rupa sehingga menarik dan

12
memiliki kesan tersendiri.
2) System kata pasak (peg word system), yakni sejenis teknik
mnemonic yang menggunakan komponen-komponen yang
sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori
baru.Kata komponen pasak ini dibentuk berpasangan yang
memiliki kesamaan watak (baik itu warna, rasa, dan
seterusnya).Misalnya langit-bumi; panas-api; merah-darah; dan
seterusnya.
d. Clustering
Clustering (pengelompokkan) ialah menata ulang item-item
materi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis
dalam arti bahwa item-item tersebut memiliki signifikansi dan lafal
yang sama atau sangat mirip. Penataan ini direkayasa sedimikian rupa
dalam bentuk daftar-daftar item materi sehingga mudah untuk
dihafalkan.
e. Latihan Terbagi
Lawan latihan terbagi (distributed practice) adalah massed
practice (latihan terkumpul) yang sudah dianggap tidak efektif karena
mendorong siswa melakukan cramming. Dalam latihan terbagi siswa
melakukan latihan-latihan waktu-waktu istirahat. Upaya demikian
dilakukan untuk menghindari camming, yakni belajar banyak materi
secara tergesa-gesa dalam waktu yang singkat.
f. Pengaruh Letak Bersambung
Untuk memperoleh efek positif dari pengaruh letak bersambung
(the serial position effect), siswa dianjurkan menyusun daftar kata-kata
(nama, istilah dan sebagainya) yang diawali dan diakhiri dengan kata-
kata yang harus diingat. Kata-kata yang harus diingat siswa tersebut
sebaiknya ditulis dengan menggunakan huruf dan warna yang
mencolok agar tampak sangat berbeda dari kata-kata yang lainnya
yang tidak perlu diingat. Dengan demikian, kata yang ditulis pada awal
yang akhir daftar tersebut memberi kesan tersendiri dan diharapkan

13
melekat erat dalam subsistem akal permanen siswa. (Muhibbin Syah,
1996: 160-164)

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
a. Sensasi, atensi, persepsi, dan memori mempengaruhi pemprosesan
informasi seseorang.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemprosesan informasi yaitu:
1. Faktor stimuli dalam belajar
2. Faktor metode belajar
3. Faktor individual
c. Pemanfaatan pemprosesan informasi dalam belajar yaitu:
1. Membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu
beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah.
2. Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir
yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
3. Kapasilitas belajar dapat disajikan secara lengkap.
4. Prinsip perbedaan individual terlayani.
d. Pada lupa ada proses terjadinya, faktor yang menyebabkan lupa dan lupa
dapat dikurangi dengan menggunakan kiat-kiat tertentu.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
serta wawasan pembaca. Selanjutnya pembuat makalah mengharapkan kritik
dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ekosuprato. (2009, April 18). wordpress. Retrieved 28 Oktober 2021, from


wordpress: http://ekosuprato.wordpress.com
Elhubeyyu. (n.d.). Wordpress. Retrieved 28 Oktober 2021, from Wordpress:
http://elhubeyyublog.wordpress.com
group, p. (2009, Mei 03). blogspot. Retrieved 28 Oktober 2021, from blogspot:
http://psychologigroups.blogspot.com
Ilmeafa. (2012, Mei 27). wordpress. Retrieved 28 Oktober 2021, from wordpress:
http://teknologi pendidikan11086ilmaefa
Mulyono, A. (2009). Pendidikan Bagi Anak yang Kesulitan Belajar. Jakarta:
PT.Rineka Cipta. Reative04. (28 Oktober 2021). wordpress. Retrieved
28 Oktober 2021, from wordpress: http://reative04.wordpress.com
Santrock, J. W. (2007). Educational Psycholgi. Jakarta: Kencana.
Santrock, W., & Wibowo B.S, T. (2009). Educational Psychologi. Jakarta:
Kencana. Suprato, E. (28 Oktober 2021). Wordpress. Retrieved
Oktober 6, 2016, from Wordpress: http://ekosuprato.wordpress.com
Zulkifli. (2011, Juni 08). Wordpress. Retrieved 28 Oktober 2021, from
Wordpress: http://blogaulkifli.wordpress.com

16

Anda mungkin juga menyukai