Anda di halaman 1dari 22

Manusia dan Pendidikan

MAKALAH
Disusun dan Diajukan untuk Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah Filsafat
Pendidikan

Disusun Oleh :
1. AFRAN DESIA LARASATI
2. PUJA AYU WINDIRA
3. AIDIL CAKRA WINATA

DOSEN PEMBIMBING :
SRI SUDEWI ARIA,M.Pdi

MAHASISWA JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN AJARAN 2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami ucapkan atas kehadirat Allah swt yang senantiasa
melimpahkan ranmat,hidayah,serta inayahnya kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas penyusunan makalah Filsafat Pendidikan tentang “Manusia
dan Pendidikan’. Sholawat beserta salam kita curahkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad Saw. Yang telah menunjukan kepada kita semua jalan
yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah
terbesar bagi seluruh alam semesta.
Kami selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terimakasih kepada
ibu Sri Sudewi Aria,M.Pdi selaku dosen pengampuh mata kuliah Filsafat
Pendidikan yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan
makalah ini. Terimakasih kepada orang tua yang selalu mendoakan kelancaran
tugas kami,serta pada anggota kelompok yang senantiasa konsisten dalam
penyusunan tugas ini dan teman-teman yang telah memberikan saran kepada
kami.
Dalam penyelesaian makalah ini,kami menyadari masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Dan kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi kami penyusun dan para pembaca semuanya.

Sungai Penuh,25Oktober 2020


Penulis

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................2
Daftar Isi...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
A. Hakikat manusia..........................................................................................6
B. Fungsi dan tugas manusia............................................................................7
C. Hakikat pendidikan......................................................................................9
D. Eksistensi pendidikan dalam pengembangan fitrah manusia.......................10
E. Hakikat pengembangan metode pendidikan................................................15
BAB III PENUTUP.........................................................................................20
A. Kesimpulan..................................................................................................20
B. Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..............21

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak lahir seorang manusia sudah langsung terlibat di dalam kegiatan


pendidikan dan pembelajaran. Dia dirawat, dilatih, dijaga, dan dididik oleh orang
tua, keluarga dan masyarakatnya menuju tingkat kematangan, sampai kemudian
terbentuk potensi kemandirian dalam mengelola kelangsungan hidupnya.

Karena manusia pendidikan mutlak ada dan karena pendidikan, manusia


semakin menjadi diri sendiri sebagai manusia yang manusiawi. Di dalam keonteks
pendidikan, manusia adalah makhluk yang selalu mencoba memerankan diri
sebagai subjek dan objek. Sebagai subjek, selalu berusaha mendidik dirinya
(sebagai objek) untuk perbaikan perilakunya.

Jelaslah bahwa pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup


manusia, baik pendidikan yang berlangsung secara alami oleh orang tua atau
masyarakat terlebih pendidikan tersistem yang diselenggarakan oleh sekolah. Jadi
kesimpulannya adalah manusia memiliki beberapa potensi yang ada pada dirinya,
yaitu potensi intelektual, rasa. karsa, karya dan religi yang bisa dan akan ditumbuh
dan kembangkan melalui proses pendidikan yang baik dan terarah.

Tampaklah bahwa manusia itu sangat membutuhkan pendidikan. Karena


melalui pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur
dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula
perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan
melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan
dianalisis secara murni. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai hubungan
manusia dengan pendidikan itu sendiri

Hampir semua orang dikenali pendidikan dan melaksanakan pendidikan.


Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya, dan manakala anak-anak ini

4
sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik anak-anaknya.
Begitupula di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik
oleh dosen dan para guru. Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. Tidak
ada mahluk lain yang membutuhkan pendidikan.

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sestematik-sistemik selalu bertolak


dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan serta
mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat
penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan
manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu. Kajian berbagai landasan landasan
pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan
wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas
pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam
merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan.
Sehingga akan memberikan perspektif yang lebih luas terhadap pendidikan, baik
dalam aspek konseptual maupun operasional tentang landasan dan asas
pendidikan tersebut selalu diarahkan pula pada upaya dan permasalahan
penerapannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu hakikat manusia ?


2. Apa saja fungsi dan tugas manusia ?
3. Apa itu hakikat pendidikan ?
4. Bagaimana ekstensi pendidikan dalam pengembanganfitrah manusia ?
5. Bagaimana hakikat pengembangan metode pendidikan ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui apa saja yang ada dirumusan masalah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia

a. Pengertian Hakikat

Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-


benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari
segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat
syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasawuf
orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata
diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat
jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.[1]

b. Pengertian Manusia

Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-
insaan, al-naas, al-abd, dan bani Adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka,
senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia
(jama’).Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak
Adam karena berasal dari keturunan Nabi Adam.

Namun dalam Al-quran dan Al-sunnah disebutkan bahwa manusia adalah


makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi serta memperoleh
petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.[2]

Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis,


psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social
yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.

Para sarjana islam sepakat bahwa manusia merupakan makhluk Allah yang
terdiri dari 2 dimensi yaitu :dimensi jasmani dan rohani atau jiwa dan raga.

6
Islam tidak hanya memandang manusia dari segi pikiran atau kejiwaannya saja,
tetapi islam memandang manusia sebagai makhluk yang terdiri dari jasmani dan
rohani. Yang mana jasmani mempunyai tuntutan-tuntutan sendiri yang perlu
dipenuhi begitu juga sebaliknya agar manusia hidup harmonis.[3]

B. Fungsi dan Tugas Manusia

a. Fungsi manusia adalah sebagai khalifah di bumi

sebagaimana dalam firman Nya :

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya


Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata:
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

(Al Baqarah :30)

Arti Khalifah fil Ardhi adalah mandataris Allah untuk melaksanakan


hukum-hukum dan merealisasikan kehendak-kehendak Nya di muka bumi.
MAnusia telah dipilih Allah sebagai Khalifah Nya. Untuk melaksankan fungsinya
irum Allah mengajarkan manusia ilmu (asman kulaha).

2. Tugas MAnusia

Tugas manusia adalah memelihara amanah yang Allah pikulkan


kepadanya, setelah langit, bumi dan gunung enggan memikul nya.

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi


dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan

7
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (Al Ahzab :72)

Amanat Allah itu adalah berupa tanggung jawab memakmurkan bumi


dengan melaksanakan hukum Nya, dalam kehidupan manusia di bumi ini. sebagai
mana yang Allah tegaskan kepada nabi Daud as

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di


muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari
jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan
mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.(Shaad :
26)

untuk menunaikan tanggung jawab yang dipikul kepadanya, manusia harus


mengerahkan segala potensi (baik internal maupun eksternal) yang ada pada
dirinya, yang harus sanggup berkorban dengan jiwa dan hartanya. Dengan
mengerahkan potensi dan kesanggupan berkorban, maka tugas dan peran
manusiauntuk mewukudkan kekhalifahan dan menegakkan hukum Nya pasti akan
dapat terwujud.

Adapun manusia yang tidak mau melaksanakan tugas enggan


merealisasikan tugas dan peranannya, maka ia adalah manusia yang dzalim dan
jahil.

sebagaimana tersirat dalam firman Allah :

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi


dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,

(Al Ahzab :72).

8
C. Hakikat Pendidikan

a.Definisi Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan


manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka
mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban
tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah. Manusia sebagai mahluk yang diberikan
kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri
manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa
untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu
proses pembelajaran.

Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa


pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut William F (tanpa tahun) Pendidikan harus dilihat di dalam


cakupan pengertian yang luas. Pendidikan juga bukan merupakan suatu proses
yang netral sehingga terbebas dari nilai-nilai dan Ideologi.

Dari pengertian tersebut bahwa pendidikan merupakan upaya yang


terorganisir memiliki makna bahwa pendidikan tersebut dilakukan oleh usaha
sadar manusia dengan dasar dan tujuan yang jelas, ada tahapannya dan ada
komitmen bersama didalam proses pendidikan itu. Berencana mengandung arti
bahwa pendidikan itu direncanakan sebelumnya, dengan suatu proses perhitungan
yang matang dan berbagai sistem pendukung yang disiapkan. Berlangsung
kontinyu artinya pendidikan itu terus menerus sepanjang hayat, selama manusia
hidup proses pendidikan itu akan tetap dibutuhkan, kecuali apabila manusia sudah
mati, tidak memerlukan lagi suatu proses pendidikan.

9
D. Eksisteinsi Pendidikan dalam pengembangan fitrah manusia

Dalam konteks pemikiran pendidikan Islam, ada beberapa istilah yang


digunakan untuk makna pendidikan, yaitu tarbiyah yang akar katanya rabba,
ta’dibyang akar katanya addaba, dan ta’lim yang akar katanya ‘allama.
Kendatipun ketiga istilah ini menunjuk pada orientasi dan pendekatan yang
berbeda-beda, namun ungkapannya sering ditemukan dikalangan pemukir
muslim. Kata tarbiyah seperti diungkapkan oleh Raghib Al-Isfahani dalam kitab
Mu’jam Mufradaat Al-Faazh Al-Qur’an, menyebutkan bahwa istilah ini
berkonotasi pada aktivitas manusia mengembangkan dan atau menumbuhkan
sesuatu secara berangsur-angsur setahap demi setahap sampai pada terminal yang
sempurna. Istilah ta’dib lebih berkonotasi pada proses pembinaan sikap mental
manusia yang erat kaitannya dengan masalah moral dan lebih berorientasi pada
pengembangan dan peningkatan martabat manusia. Sedangkan ta’limdiarahkan
pada proses pemberian berbagai ilmu pengetahuan, dari tidak dan tahu belum
mengetahui sesuatu, maka dengan aktivitas ta’lim menjadikan ia pun
mengetahuinya.

Ketiga istilah diatas sebenarnya bukanlah tanpa hubungan, terutama


mengingat aksentuasi aktivitasnya yang memang terkait satu dengan yang lainnya.
Jika istilah ta’dib dapat digunakan untuk menunjuk sebutan pendidikan secara
umum, dan istilah ta’limuntuk memberikan sebutan pada proses interaksinya,
maka istilah tarbiyahlebih pada sebutan pendidikan dalam maknanya yang formal.

Secara definitif, Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaebani menyebutkan


bahwa pendidikan adala usaha mengeubah tingkah laku individu dalam kehidupan
peribadinya atau kehidupan masyarakatnya dan kehidupan dalam alam sekitarnya.
Muhammad Fadhil Al-Jamaly dalam hal ini mengungkapkan bahwa pendidikan
mesti selalu berkaitan dengan masalah keberagamaan yang dilandasi pada iman
yang dalam, karena iman lah yang dapat mengarahkan manusia pada akhlak yang
mulia yang ditandai denganperilaku-perilaku yang shalih. Oleh karena itu,
menurutnya upaya pendidikan mesti telah dilakukan sejak subjek didalam
kandingan sampai akhir hayatnya. Ali Khalil Abu ‘Ainain mengungkapkan,

10
bahwa pendidikan mestilah meliputi segala aspek yang dibutuhkan manusia dalam
rangka peraihan keseimbangan kehidupan di dunia dan di akhirat.

Menjadikan manusia sebagai dirinya erat kaitannya dengan menyadarkan


manusia itu akan dirinya yang memang terlahir untuk moral. Oleh karena itu
aksentuasi pendidikan semestinya pula ditujukan pada upaya
menumbuhkembangkan kesadaran moral dalam diri manusia sehingga benar-
benar aktual dalam kehidupannya. Upaya penyadaran erat kaitannya dengan
fungsionalisasi rasionalitas manusia yang menjadi pertanda bagi dirinya, terarah
sedemikian rupa sehingga benar-benar dapat mencegah berbagai problem
kemanusiaan itu sendiri. Kematangan berpikir selalu ditandai dengan kearifan
seseorang didalam memandang berbagai realitas yang ada, sehingga keputusan-
keputusan yang dibuatnya selalu dibangun atas dasar pertimbangan-pertimbangan
yang kukuh yang pada akhirnya akan melahiran suatu keteguhan hati dan
keyakinan yang mendalam atas suatu tindakan.

a. Urgensi Pendidikan Berdimensi Moral bagi Manusia

Manusia adalah hamba Allah SWT yang dianugerahkan kelengkapan


potensi psikis berupa akal, kemauan dan perasaan agar ia mampu beraktivitas dan
berimajinasi dalam kehidupannya dengan berlandaskan pada iman dan moralitas
yang tinggi sangat berguna bagi kemanusiaan manusia. Kondisi fitrah manusia
sedemikian tidak dapat hidup subur dan terarah dengan baik jika tidak dipelihara
dan dikembangkan oleh manusia itu sendiri melalui penyiapan berbagai perangkat
pendukung lahirnya perilaku moral potensial itu menjadi moral potensial aktual.

Pendidikan dalam hal ini dapat dilihat sebagai pengupayaan manusia


sejatinya, disengaja, terarah, dan tertata sedemikian rupa menuju pembentukan
manusia-manusia yang ideal bagi kehidupannya, atau dengan kata lain,
pendidikan tidak lain adalah segala pengupayaan yang dilakukan secara sadar dan
terarah untuk menjadikan manusia sebagai yang baik dan ideal. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan penyediaan kondisi yang baik
untuk menjadikan perilaku-perilaku potensial yang dianugerahkan kepada

11
manusia tidak lagi sebatas kecenderungan manusiawi an sich, tetapi benar-benar
aktual dan realita kehidupannya. Jika demikian, pendidikan adalah suatu
kemestian bagi pemanusiaan manusia.

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses


pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses
transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang
herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan
struktur biologis.

Perkembangan adalah proses perubahan yang berlangsung terus-menerus


sejak terjadinya pembuahan hingga meninggal dunia (Yelon and
Weinstein,1977 ). Perubahan dalam perkembangan individu terjadi karena
kematangan dan belajar.

Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Para Ahli Pendapat para ahli


biologi tentang arti pertumbuhan dan perkembangan pernah dirangkumkan oleh
Drs. H. M. Arifin, M. Ed. bahwa pertumbuhan diartikan sebagai suatu
penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-
bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan
dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi pelbagai bagiannya ke dalam satu
kesatuan fungsional bilapertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa
pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-
gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan.

b. Prinsip-prinsip perkembangan menurut Yelon and Weinstein ada 5,


yaitu :

1. Perkembangan individu berlangsung terus menerus sejak pembuahan


hingga meninggal dunia

12
2. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada
umumnya mempunyai perkembangan yang normal.
3. Semua aspek perkembngan yang bersifat fisik, sosial, mental, dan
emosional satu sama lainnya saling berhubungan.
4. Arah perkembangan individu dapat diramalkan.
5. Perkembangan berlangsung secara bertahap dan setiap tahap memilki
karakteristik tertentu

c. Pentingnya Mengetahui Pertumbuhan Dan perkebangan peserta didik

1. Masa Perkembangan Yang Cepat

Pada anak terjadi pertumbuhan-pertvimbuhan yang cepat dibandingkan


dengan perubahan-perubahati yang dialami species lain. Perubahan flsik, misalnya
pada tahun pertama lebih cepat dari pada talvm-tahun berikutnya. Hal yang sama
terjadi juga pada perubalian yang menyangkut interaksi sosial, perolehan dan
penggunaan, bahasa,. Kemampuan mengingat serta berbagai fungsi lainnya.

2. Pengaruh yang lama

Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwa- peristiwa


dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal menunjukkan pengaruh yang
lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada masa- masa berikjtn/a.
Kebanyakan ahli teoii psikologi berpsndapat bahwa apa yang terjadi hari-ini
sangat’banyak ditentukan oleh perkembangan kita sebagai anak.

3. Proses yang kompleks

Sebagai peneliti yang mencoba memalnmi perilaku orang dewasa yang


kompleks, berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat
masih sederhana akan sangat berguna. Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang
dapat membuat kalimat yang panjang dan dapat mengerti oleh orang lain.
Manusia mampu berkomunikasi dari cara yang sederhana sampai yang kompleks
karena bahasa yang dipergimakan mengikuti aturan-aturan tertentu. Tetapi

13
menentukan apa aturan itu dan bagaimana menggunakan adalah sulit. Suatii
pendekatan terhadap masalah ini adalnh dengan mempelajari proses kemampuan
‘berbahasa. Anak membentuk kalimat yang hanya terdiri atas saiu atau dua kata,
kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan yang diajarkan orang dewasa.
Dengan mengkaji kalimat pertama”tersebut para peneliti bahasa bertambah
wawasannya tentarg mekanisme cara berbicara orang dewasa yang lebih
kompleks.

4. Nilai yang ditempatkan

Kebanyakan ahli psikologi perkembangan melakukan penelitiannya dalam


laboratorium dan sering kali mengkaji pertanyaan-perianyaan teoritis berdasarkan
hasil penelitiannya. Produk penelitian ini kadang-kadang dapat diterapkan di
dunia nyata. Misalnya penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial yang
secara relevan berkaitnn dengan orang tua tentang peranannya dalam
kehidupannya sehari-hari, percobaan tentang strategi pemecahan masalah pada
anak akan memberikan informasi berharga mengenai metode mengajar yang baik.
Hasil dari penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidak
dapat mempengaruhi pbla pendidikan atau pengajaran.

5. Masalah yang menarik

Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta


menarik untuk dikaji. Kemudahan anak umur dua talnin untuk mempelajari
bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk bermain dengan temannya merupakan
dua hal dari karakterstik atiak yang sedang berkembang. Misalnya banyak lagi
hal-hal yang berka’itan dengan perkembangan anak yang merupakan mister! dan
menarik. Dalari hal ini ilmu pengetahuan Iebih banyak menjumpai pertanyaan-
pertanyaan dari pada jawabannya

14
E. Hakikat Pengembangan Metode Pendidikan

1. Memberi penjelasan (classification)


Dalam metode ini, pendidik menjelaskan tentang materi yang
diajarkan kepada pelajar dengan cara sesederhana mungkin. Agar dapat
diterima oleh pelajar dengan mudah. Pelajar hanya butuh mendengarkan dan
memahami sebisa mungkin apa yang diajarkan oleh pendidik. Metode ini
adalah metode yang paling sederhana untuk mengajak pelajar untuk aktif
berfikir. Dari sini, pelajar mengamati dari apa yang mereka dengan. Bisanya,
pendidik akan menyuruh pelajar untuk mencatat apa yang telah mereka
dengar dan mereka fahami. agar dikemudian hari, mereka bisa mempelajari
materi yang telah mereka pelajari sebelumnya.
2. Membaca
Dari membaca, para pelajar bisa mengetahui ilmu apapun yang ingin
mereka ketahui. Karena semaikn banyak buku yang dibaca, semakin banyak
pengetahuan yang diperoleh. Meskipun buku yang mereka baca adalah buku
yang bertujuan untuk menghibur. Dari setiap bacaan pasti mengandung
makna dan manfaat tersendiri. Dan melalui membaca, pelajar akan
mempunyai bekal untuk bermusyawarah, menyampaikan pendapat maupun
untuk praktik secara nyata dikehidupan.
Banyak contoh pemuda Indonesia yang sudah membuktikan bahwa
melalui membaca, mereka bisa mengubah dunia. Namun sayangnya, pada
era digital kali ini minat literasi di Indonesia sangat menurun drastis. Selalu
suka dengan hal yang instan. Berfikir instan pula. Maka dari itu, para pendidik
di era digital ini harus bisa mengamati, menganalisa dan mencari jalan keluar
permasalahan ini. Contohnya dengan memadukan antara metode tradisional
dengan metode modern. Memadukan antara cara lama dengan kesenangan
anak muda sekarang.
3. Metode Tanya-jawab
Merupakan metode yang melakukan interaksi langsung antara
pendidik dan pelajar. Dan ketika pelajar melontarkan pertanyaan, pendidik
akan menjawab dengan pasti dari apa yang diketahui kepada pelajar.
Kemudian, pelajar dapat mengutarakan pemikiran kritis melalui sebuah
pertanyaan agar mendapatkan jawaban atau jalan keluar dari pendidik.
Metode ini tidak hanya tentang Tanya-jawab secara langsung, namun juga
melakukan Tanya-jawab dengan cara menjawab beberapa pertanyaan dari
pendidik untuk pelajar. Dengan tujuan untuk mengasah ilmu yang telah
dipelajari, mengajak pelajar untuk mengingat kembali materi, dll.
4. Berdiskusi

15
Berdiskusi atau disebut juga bermusyawarah adalah metode yang
sering dilakukan di kegiatan belajar-mengajar. Karena berdiskusi dapat
meningkatkan pengetahuan melalui bebas berpendapat. Hal itu juga bisa
menambah ilmu, relasi, bersosial, bisa saling bertukar pikiran dan cara
menghargai pendapat. Dari diskusi kita belajar untuk mandiri menentukan
hasil diskusi, mandiri memperkuat diskusi, menumbuhkan jiwa demokratis,
mengasah public speaking, melatih nalar kritis, melatih cara berpendapat
dengan menggunakan cara yang baik. Selain menambah pengetahuan juga
bisa memeberi pengetahuan. Karena cara cara pola piker setiap anak yang
berbeda akan disatuka didalam metode ini.
Terlebih, berdiskusi juga sudah menjadi tradisi disetiap tempat. Tidak
hanya dilingkup pendidikan, tapi juga di lingkup kemasyarakatan. Ketika
bermasyarakat pelajar pasti membutuhkan skill dalam berdiskusi. Karena kita
bisa menyelesaikan masalah melalui berdiskusi. Para Ulama saja mempelajari
tentang islam dan menyelesaikan masalah keislaman melalui berdiskusi.
5. Metode Perbandingan (Qiyash)
Metode ini sangat cocok untuk pembelajaran yang mengandung
prinsip, pratikum, hukum-hukum, dan fakta umum yang dibawahnya
termasuk permasalahan cabang dari teori umum. Baik digunakan juga bagi
pembelajaran bahasa, sastra, tata bahasa seperti nahwu, dll. Ulama-ulama
islam telah membuktikan banyak melalui karya-karyanya , terlebih ketika
mereka telah berhubungan dengan logika aristoteles yakni metode
perbandingan.
Contoh sederhana, masalah corona virus yang sedang mewabah
diseluruh dunia saat ini kasus yang hampir sama dengan wabah flu burung
pada era bung Karno yang sama-sama berasal dari cina. Namu dari kesamaan
tersebut pasti memiliki perbedaan yang harus dibandingkan antara keduanya.
contoh lagi, seperti akreditasi sekolah atau universitas di Indonesia memiliki
banyak tingkatan. Ketika sekolah atau universitas tersebut mempunyai kriteria
akreditasi yang bagus, maka akan lebih banyak peminat dan terpandang
disbanding dengan sekolah atau universitas biasa-biasa saja. Contoh lain,
ketika dimasyarakat memiliki suatu masalah tentang hukum, pihak berwajib
juga harus membandingkan suatu masalah tersebut dengan masalah-masalah
sebelumnya agar menemukan solusi yang tepat.
6. Metode Hafalan
Metode ini memiliki sedikit peminat. Karena menghafal sama seperti
kita memaksa otak untuk hafal materi yang harus diketahui. Sedangkan
kekuatan otak setiap pelajar berbeda-beda. Namun, ketika basic dari pelajar
tersebut mampu untuk menghafal, maka ia termasuk pelajar yang cerdas dan
mampu memahami materi melalui menghafal. Dianjurkan sebelum
menentukan banyaknya yang harus dihafal oleh pelajar, pendidik harus
mengetahui tingkat ingatan dan kemampuan menghafal para pelajar. Agar
tidak memberatkan pelajar dalam belajar. Dianjurkan pula, pelajar diajak

16
untuk memahami materi yang harus dihafalkan sebelum mereka menghafal.
Agar lebih mudah untuk menghafal. Jika tidak, maka metode ini akan sia-sia.
Seorang pendidik harus mengetahui kebutuhan pelajar sesuai dengan
tujuan. Karena tidak semua subjek pembelajaran bisa didapatkan dan
difahami dari menghafal. Contoh, belajar bahasa, sejarah, nadzoman (jika
dalam lingkup pesantren), ayat al-qur'an (untuk penghafal al-qur'an, dll.
Metode ini dapat meningkatkan IQ peserta didik. Karena dengan semakin
sering menghafal, akan semakin tinggi pula IQ peserta didik serta daya ingat
semakin kuat. Namun jika pendidik tetap memaksa menggunakan metode ini
kepada pelajar yang tidak mampu dalam menghafal, maka usaha pelajar
untuk menghafal dan memahami tidak akan bisa dilakukan keduanya.
7. E-learning
Adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa
elektronis. Seperti computer, wifi, android, lcd, dll. Hal ini pelajar dapat
terbantu dengan layanan elektroniknya untuk memudahkan pembelajaran yg
dilakukan. Layanan tersebut sebagai alat tambahan pendidik ketika mengajar.
agar semangat belajar para pelajar meningkat dan bertahan. Apalagi, kita
sudah hidup dijaman milenial yang serba elektronik. Jadi pendidik harus
kreatif dan bisa mengikuti trend dijaman pelajarnya.
Metode ini pendidik sedikit berperan karena sudah terbantu dengan
elektronik. Pelajar bisa menggunakan dan belajar menggunakan metode ini
dimanapun dan kapanpun. Jika eplajar mengalami kesulitan, mereka bisa
bertanya kepada tutor atau langsung mencari solusi di internet.
Hal ini, dpat meningkatkan efektivitas dan efisien dalam proses
pembeljaran. Karena dari aspek efektivitas yaitu apersepsi, motivasi, aktivitas,
korelasi, pengulangan dan kerjasama sudah bisa terpenuhi dengan bantuan
e-learning. Lalu mengapa efisien? Karena dari fasilitas yang ada, kita bisa
menghemat waktu dan mengikuti arus jaman teknologi.
8. Metode Kuliah
Adalah metode yang menggabungkan antara metode membaca,
berdiskusi, dan bebas berpendapat. Dalam hal ini metode kuliah juga para
pelajar mencari bahan dan sumber sendiri untuk bahan berdiskusi.
Mengungkapkan argument secara terbuka dan mencari sumber sebagai
penguat argument. Menjelaskan teori dengan jelas dan terpeinci tentang
perkara-perkara penting yang ingin diperbincangkan. Dalam hali ini, pendidik
tidak memiliki banyak peran. Pendidik hanya mengarahkan, menemani dan
juga meluruskan atau menjadi penengah diantara banyak pendapat. Metode
ini, sangat bermanfaat untuk menhemat masa dan memberi peluang untuk
menjangkau perjalanan jangka panjang dalam kurikulum dan dapat
mengutarakan ppendapat secara teratur dan tersusun hingga akhir.
9. LOTS dan HOTS`

17
(Low Order Teknik Skill) dan (High Order Thinking Skill) adalah metode
belajar dengan berfikir kritis. Yang diawali oleh mengingat, memahami,
mengaplikasi, menganalisa, mengevaluasi dan menciptakan. Dalam tahap
LOTS pertama, pelajar hanya mampu mengingat saja namun tidak mengerti
dari apa yang disimak atau dibaca. Kemudian ditahap LOTS selanjutnya
adalah ketika informasi dimengerti. Pelajar belum sampai pada tahan
mengelola informasi namun mereka sudah faham. Selanjutnya pelajar diajak
mengaplikasikan informasi atau data yang diterimanya. Jika pemahamannya
tepat, maka akan mampu menerapkannya dengan tepat. Setelah itu bisa
memasuki tahap HOTS.
Dalam tahap HOTS yang pertama terdapat menganalisa. Yang berarti
pelajar sudah harus mempelajari dengan cermat. Baik informasi maupun data
yang disimak dan dibaca. Tahap menganalisa ini mengharuskan pelajar untuk
mengelola data atau informasi secara lebih dalam. Metode ini, juga
mengisyaratkan guru untuk perlu memiliki ketrampilan menanya. Agar pelajar
terlatih untuk mempertanyakan data atau informasi yang dimiliki kemudian
mereka akan menemukan banyak opsi. Mereka memerlukan data dan
informasi yang lebih rinci dan lebih mendalam. Jika berhasil, kemudian
pelajar mengevaluasi dengan proses yang rumit. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Dan ketika sudah mendapatkan evaluasi yang pas,
mereka sudah terbiasa dengan berfikir kritis dan berkreasi menciptakan hal
baru.
10. Discovery learning (penemuan)
Metode ini termasuk tahap belajar yang berada ditingkatan tinggi.
Karena sebelum pelajar bisa berada di cara ini, mereka harus melalui cara-cara
yang lebih mudah terlebih dahulu. Kegiatan ini berpusat pada pelajar, karena
menggabungkan antara ilmu teori dan ilmu praktik.
Jadi, sebelum mau menciptakan suatu hal yang baru, pelajar harus
mempunyai reset. Dan harus menemukan sumber masalah, menentukan
tujuan dan memberi kesimpulan. Kemudian mencari data yang dibutuhkan
agar dapat menemukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Kelebihan dari metode ini adalah pelajar dituntut untuk aktif mencari
sumber masalah. Menuntut pelajar untuk cepat memahami keadaan. Metode
ini jarang sekali digunakan karena sudah berada ditahap atas. Dan di
Indonesia sangat jarang menggunakan metode ini.
11. Metode Praktik
Dalam metode ini, pendidik mengajak pelajar untuk mengetahui ilmu
secara langsung. Mengamati secara langsung serta memberi kesimpulan dari
apa yang mereka ketahui dari praktik. Daya ingat pelajar akan lebih kuat
ketika mereka melakukan praktik secara langsung. Namun dari hasil survey,
pelajar yang menyukai praktik dan lebih cepat memahami materi melalui
praktik, otak kiri mereka lebih aktif. Maka mereka akan lebih bisa menerima
pelajaran dengan cara kreatif-kreatif mereka.

18
Pendidik dianjurkan untuk mengarhakan pelajar agar bisa melakukan
praktik dengan lancer. Terlebih jika pelajar melakukannya pertama kali.
Sangat membutuhkan bimbingan dari seorang pendidik. Dengan praktik ini,
pelajar diajak untuk menganalisa, menyimpulkan keaadan secara langsung,
berfikir cepat dan berfikir kritis dari apa yang diamatinya.
12. Sorogan
Metode ini adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam
keilmuwan islam. Salah satunya dalam lingkungan pesantren. Cara ini
menggunakan praktik terlebih dahulu lalu menghafal teori bagi pemula. Dan
bagi pelajar yang sudah memahami dan menghafal teori belajar, mereka
hanya tinggal mengembangkan apa yang diketahuinya melalui praktik yang
lebih mengasah kemampuan mereka. Seperti contoh, ketika terdapat
sesorang yang baru mempelajari sesuatu dan ia diharuskan memahami materi
yang ada. Mau tidak mau, ia akan mempelajari secara langsung terlebih
dahulu, baru menghafal dan memahaminya. Dan ketika seorang pelajar
lainnya sudah mengetahui dan memahami isi materi, maka ia cukup
meningkatkan dari apa yang ia ketahui.
13. Metode Bermain sambil Belajar
Untuk metode kali ini, pendidik harus bisa cakap dan berfikir kreatif.
Up to date. Dengan cara ini, dapat mengurangi dan mencegah kejenuhan
pelajar ketika belajar. Mereka akan lebih merasa senang dengan cara yang
menyenangkan. Dengan begitu, pelajar akan lebih mudah menangkap materi
yang diajarkan dengan praktik minimalis. Karena metode ini sangat cocok
untuk anak-anak.
Metode ini, bisa meningkatkan lima aspek perkembangan anak. Yaitu
aspek kognitif tentang daya tahan mengkap, kecerdasan, daya analisis dan
pemahaman lingkukngan, aspek fisik organ motoric agar meningkat, aspek
mengasah bagaiman mereka mengekspresikan emosi mereka, aspek sosial
dan saling terkait yaitu bagaiman mereka mengendalikan emosinya ketika
bertemu teman-temannya. Dan liam aspek itu akan saling berhubungan dan
saling mengisi ketika bermain. Bagaimana jika diberi sedikit sentuhan dengan
menyelipkan beberapa materi belajar dalam permainan.
Alat dan metode merupakan dua hal yang saling berhubungan dan
tidak bisa dipisahkan. Karena keduanya saling membutuhkan dan saling
melengkapi satu sama lain. Alat pendidikan lebih meliahat dari jenisnya,
sedangkan metode melihat dari sisi efisien dan efetivitasnya. Metode
pendidikan adalah cara praktis yang digunakan pendidik untuk
menyampaikan materi pendidikan agar bisa diterima oleh pelajar.
Penggunaan metode dipilih sesuai dengan hakikat pembelajaran, karakteristik
pelajar, jenis materi pendidikan, situasi dan kondisi lingkungan serta tujuan
yang akan dicapai. Metode termasuk bersifat praktis dan pendekatan bersifat
strategis.

19
20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan
manusia dapat mempunyai kemampuan – kemampuan untuk mengatur dan
mengontrol serta menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula
perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan
melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan di
analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh makhluk
Tuhan yang lainnya.
Manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui pendidikan, karena
manusia dapat tumbuh berkembang melalui suatu proses alami menuju
kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Oleh sebab itu
manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang optimal
sebagai manusia.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kekhilafan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA
Umar Tirta Raharja, Lasulo. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Pidarta, Made. 1997. Landasan Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Anomi, Andri. 2015. Hakikat Manusia dan Pendidikan.

22

Anda mungkin juga menyukai