MAKALAH
Disusun dan Diajukan untuk Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah Filsafat
Pendidikan
Disusun Oleh :
1. AFRAN DESIA LARASATI
2. PUJA AYU WINDIRA
3. AIDIL CAKRA WINATA
DOSEN PEMBIMBING :
SRI SUDEWI ARIA,M.Pdi
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami ucapkan atas kehadirat Allah swt yang senantiasa
melimpahkan ranmat,hidayah,serta inayahnya kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas penyusunan makalah Filsafat Pendidikan tentang “Manusia
dan Pendidikan’. Sholawat beserta salam kita curahkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad Saw. Yang telah menunjukan kepada kita semua jalan
yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah
terbesar bagi seluruh alam semesta.
Kami selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terimakasih kepada
ibu Sri Sudewi Aria,M.Pdi selaku dosen pengampuh mata kuliah Filsafat
Pendidikan yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan
makalah ini. Terimakasih kepada orang tua yang selalu mendoakan kelancaran
tugas kami,serta pada anggota kelompok yang senantiasa konsisten dalam
penyusunan tugas ini dan teman-teman yang telah memberikan saran kepada
kami.
Dalam penyelesaian makalah ini,kami menyadari masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Dan kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi kami penyusun dan para pembaca semuanya.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................2
Daftar Isi...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6
A. Hakikat manusia..........................................................................................6
B. Fungsi dan tugas manusia............................................................................7
C. Hakikat pendidikan......................................................................................9
D. Eksistensi pendidikan dalam pengembangan fitrah manusia.......................10
E. Hakikat pengembangan metode pendidikan................................................15
BAB III PENUTUP.........................................................................................20
A. Kesimpulan..................................................................................................20
B. Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..............21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan mendidik anak-anaknya.
Begitupula di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik
oleh dosen dan para guru. Pendidikan adalah khas milik dan alat manusia. Tidak
ada mahluk lain yang membutuhkan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia
a. Pengertian Hakikat
b. Pengertian Manusia
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-
insaan, al-naas, al-abd, dan bani Adam dan sebagainya. Al-insaan berarti suka,
senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia
(jama’).Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak
Adam karena berasal dari keturunan Nabi Adam.
Para sarjana islam sepakat bahwa manusia merupakan makhluk Allah yang
terdiri dari 2 dimensi yaitu :dimensi jasmani dan rohani atau jiwa dan raga.
6
Islam tidak hanya memandang manusia dari segi pikiran atau kejiwaannya saja,
tetapi islam memandang manusia sebagai makhluk yang terdiri dari jasmani dan
rohani. Yang mana jasmani mempunyai tuntutan-tuntutan sendiri yang perlu
dipenuhi begitu juga sebaliknya agar manusia hidup harmonis.[3]
2. Tugas MAnusia
7
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (Al Ahzab :72)
8
C. Hakikat Pendidikan
a.Definisi Pendidikan
9
D. Eksisteinsi Pendidikan dalam pengembangan fitrah manusia
10
bahwa pendidikan mestilah meliputi segala aspek yang dibutuhkan manusia dalam
rangka peraihan keseimbangan kehidupan di dunia dan di akhirat.
11
manusia tidak lagi sebatas kecenderungan manusiawi an sich, tetapi benar-benar
aktual dan realita kehidupannya. Jika demikian, pendidikan adalah suatu
kemestian bagi pemanusiaan manusia.
12
2. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada
umumnya mempunyai perkembangan yang normal.
3. Semua aspek perkembngan yang bersifat fisik, sosial, mental, dan
emosional satu sama lainnya saling berhubungan.
4. Arah perkembangan individu dapat diramalkan.
5. Perkembangan berlangsung secara bertahap dan setiap tahap memilki
karakteristik tertentu
13
menentukan apa aturan itu dan bagaimana menggunakan adalah sulit. Suatii
pendekatan terhadap masalah ini adalnh dengan mempelajari proses kemampuan
‘berbahasa. Anak membentuk kalimat yang hanya terdiri atas saiu atau dua kata,
kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan yang diajarkan orang dewasa.
Dengan mengkaji kalimat pertama”tersebut para peneliti bahasa bertambah
wawasannya tentarg mekanisme cara berbicara orang dewasa yang lebih
kompleks.
14
E. Hakikat Pengembangan Metode Pendidikan
15
Berdiskusi atau disebut juga bermusyawarah adalah metode yang
sering dilakukan di kegiatan belajar-mengajar. Karena berdiskusi dapat
meningkatkan pengetahuan melalui bebas berpendapat. Hal itu juga bisa
menambah ilmu, relasi, bersosial, bisa saling bertukar pikiran dan cara
menghargai pendapat. Dari diskusi kita belajar untuk mandiri menentukan
hasil diskusi, mandiri memperkuat diskusi, menumbuhkan jiwa demokratis,
mengasah public speaking, melatih nalar kritis, melatih cara berpendapat
dengan menggunakan cara yang baik. Selain menambah pengetahuan juga
bisa memeberi pengetahuan. Karena cara cara pola piker setiap anak yang
berbeda akan disatuka didalam metode ini.
Terlebih, berdiskusi juga sudah menjadi tradisi disetiap tempat. Tidak
hanya dilingkup pendidikan, tapi juga di lingkup kemasyarakatan. Ketika
bermasyarakat pelajar pasti membutuhkan skill dalam berdiskusi. Karena kita
bisa menyelesaikan masalah melalui berdiskusi. Para Ulama saja mempelajari
tentang islam dan menyelesaikan masalah keislaman melalui berdiskusi.
5. Metode Perbandingan (Qiyash)
Metode ini sangat cocok untuk pembelajaran yang mengandung
prinsip, pratikum, hukum-hukum, dan fakta umum yang dibawahnya
termasuk permasalahan cabang dari teori umum. Baik digunakan juga bagi
pembelajaran bahasa, sastra, tata bahasa seperti nahwu, dll. Ulama-ulama
islam telah membuktikan banyak melalui karya-karyanya , terlebih ketika
mereka telah berhubungan dengan logika aristoteles yakni metode
perbandingan.
Contoh sederhana, masalah corona virus yang sedang mewabah
diseluruh dunia saat ini kasus yang hampir sama dengan wabah flu burung
pada era bung Karno yang sama-sama berasal dari cina. Namu dari kesamaan
tersebut pasti memiliki perbedaan yang harus dibandingkan antara keduanya.
contoh lagi, seperti akreditasi sekolah atau universitas di Indonesia memiliki
banyak tingkatan. Ketika sekolah atau universitas tersebut mempunyai kriteria
akreditasi yang bagus, maka akan lebih banyak peminat dan terpandang
disbanding dengan sekolah atau universitas biasa-biasa saja. Contoh lain,
ketika dimasyarakat memiliki suatu masalah tentang hukum, pihak berwajib
juga harus membandingkan suatu masalah tersebut dengan masalah-masalah
sebelumnya agar menemukan solusi yang tepat.
6. Metode Hafalan
Metode ini memiliki sedikit peminat. Karena menghafal sama seperti
kita memaksa otak untuk hafal materi yang harus diketahui. Sedangkan
kekuatan otak setiap pelajar berbeda-beda. Namun, ketika basic dari pelajar
tersebut mampu untuk menghafal, maka ia termasuk pelajar yang cerdas dan
mampu memahami materi melalui menghafal. Dianjurkan sebelum
menentukan banyaknya yang harus dihafal oleh pelajar, pendidik harus
mengetahui tingkat ingatan dan kemampuan menghafal para pelajar. Agar
tidak memberatkan pelajar dalam belajar. Dianjurkan pula, pelajar diajak
16
untuk memahami materi yang harus dihafalkan sebelum mereka menghafal.
Agar lebih mudah untuk menghafal. Jika tidak, maka metode ini akan sia-sia.
Seorang pendidik harus mengetahui kebutuhan pelajar sesuai dengan
tujuan. Karena tidak semua subjek pembelajaran bisa didapatkan dan
difahami dari menghafal. Contoh, belajar bahasa, sejarah, nadzoman (jika
dalam lingkup pesantren), ayat al-qur'an (untuk penghafal al-qur'an, dll.
Metode ini dapat meningkatkan IQ peserta didik. Karena dengan semakin
sering menghafal, akan semakin tinggi pula IQ peserta didik serta daya ingat
semakin kuat. Namun jika pendidik tetap memaksa menggunakan metode ini
kepada pelajar yang tidak mampu dalam menghafal, maka usaha pelajar
untuk menghafal dan memahami tidak akan bisa dilakukan keduanya.
7. E-learning
Adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa
elektronis. Seperti computer, wifi, android, lcd, dll. Hal ini pelajar dapat
terbantu dengan layanan elektroniknya untuk memudahkan pembelajaran yg
dilakukan. Layanan tersebut sebagai alat tambahan pendidik ketika mengajar.
agar semangat belajar para pelajar meningkat dan bertahan. Apalagi, kita
sudah hidup dijaman milenial yang serba elektronik. Jadi pendidik harus
kreatif dan bisa mengikuti trend dijaman pelajarnya.
Metode ini pendidik sedikit berperan karena sudah terbantu dengan
elektronik. Pelajar bisa menggunakan dan belajar menggunakan metode ini
dimanapun dan kapanpun. Jika eplajar mengalami kesulitan, mereka bisa
bertanya kepada tutor atau langsung mencari solusi di internet.
Hal ini, dpat meningkatkan efektivitas dan efisien dalam proses
pembeljaran. Karena dari aspek efektivitas yaitu apersepsi, motivasi, aktivitas,
korelasi, pengulangan dan kerjasama sudah bisa terpenuhi dengan bantuan
e-learning. Lalu mengapa efisien? Karena dari fasilitas yang ada, kita bisa
menghemat waktu dan mengikuti arus jaman teknologi.
8. Metode Kuliah
Adalah metode yang menggabungkan antara metode membaca,
berdiskusi, dan bebas berpendapat. Dalam hal ini metode kuliah juga para
pelajar mencari bahan dan sumber sendiri untuk bahan berdiskusi.
Mengungkapkan argument secara terbuka dan mencari sumber sebagai
penguat argument. Menjelaskan teori dengan jelas dan terpeinci tentang
perkara-perkara penting yang ingin diperbincangkan. Dalam hali ini, pendidik
tidak memiliki banyak peran. Pendidik hanya mengarahkan, menemani dan
juga meluruskan atau menjadi penengah diantara banyak pendapat. Metode
ini, sangat bermanfaat untuk menhemat masa dan memberi peluang untuk
menjangkau perjalanan jangka panjang dalam kurikulum dan dapat
mengutarakan ppendapat secara teratur dan tersusun hingga akhir.
9. LOTS dan HOTS`
17
(Low Order Teknik Skill) dan (High Order Thinking Skill) adalah metode
belajar dengan berfikir kritis. Yang diawali oleh mengingat, memahami,
mengaplikasi, menganalisa, mengevaluasi dan menciptakan. Dalam tahap
LOTS pertama, pelajar hanya mampu mengingat saja namun tidak mengerti
dari apa yang disimak atau dibaca. Kemudian ditahap LOTS selanjutnya
adalah ketika informasi dimengerti. Pelajar belum sampai pada tahan
mengelola informasi namun mereka sudah faham. Selanjutnya pelajar diajak
mengaplikasikan informasi atau data yang diterimanya. Jika pemahamannya
tepat, maka akan mampu menerapkannya dengan tepat. Setelah itu bisa
memasuki tahap HOTS.
Dalam tahap HOTS yang pertama terdapat menganalisa. Yang berarti
pelajar sudah harus mempelajari dengan cermat. Baik informasi maupun data
yang disimak dan dibaca. Tahap menganalisa ini mengharuskan pelajar untuk
mengelola data atau informasi secara lebih dalam. Metode ini, juga
mengisyaratkan guru untuk perlu memiliki ketrampilan menanya. Agar pelajar
terlatih untuk mempertanyakan data atau informasi yang dimiliki kemudian
mereka akan menemukan banyak opsi. Mereka memerlukan data dan
informasi yang lebih rinci dan lebih mendalam. Jika berhasil, kemudian
pelajar mengevaluasi dengan proses yang rumit. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Dan ketika sudah mendapatkan evaluasi yang pas,
mereka sudah terbiasa dengan berfikir kritis dan berkreasi menciptakan hal
baru.
10. Discovery learning (penemuan)
Metode ini termasuk tahap belajar yang berada ditingkatan tinggi.
Karena sebelum pelajar bisa berada di cara ini, mereka harus melalui cara-cara
yang lebih mudah terlebih dahulu. Kegiatan ini berpusat pada pelajar, karena
menggabungkan antara ilmu teori dan ilmu praktik.
Jadi, sebelum mau menciptakan suatu hal yang baru, pelajar harus
mempunyai reset. Dan harus menemukan sumber masalah, menentukan
tujuan dan memberi kesimpulan. Kemudian mencari data yang dibutuhkan
agar dapat menemukan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Kelebihan dari metode ini adalah pelajar dituntut untuk aktif mencari
sumber masalah. Menuntut pelajar untuk cepat memahami keadaan. Metode
ini jarang sekali digunakan karena sudah berada ditahap atas. Dan di
Indonesia sangat jarang menggunakan metode ini.
11. Metode Praktik
Dalam metode ini, pendidik mengajak pelajar untuk mengetahui ilmu
secara langsung. Mengamati secara langsung serta memberi kesimpulan dari
apa yang mereka ketahui dari praktik. Daya ingat pelajar akan lebih kuat
ketika mereka melakukan praktik secara langsung. Namun dari hasil survey,
pelajar yang menyukai praktik dan lebih cepat memahami materi melalui
praktik, otak kiri mereka lebih aktif. Maka mereka akan lebih bisa menerima
pelajaran dengan cara kreatif-kreatif mereka.
18
Pendidik dianjurkan untuk mengarhakan pelajar agar bisa melakukan
praktik dengan lancer. Terlebih jika pelajar melakukannya pertama kali.
Sangat membutuhkan bimbingan dari seorang pendidik. Dengan praktik ini,
pelajar diajak untuk menganalisa, menyimpulkan keaadan secara langsung,
berfikir cepat dan berfikir kritis dari apa yang diamatinya.
12. Sorogan
Metode ini adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam
keilmuwan islam. Salah satunya dalam lingkungan pesantren. Cara ini
menggunakan praktik terlebih dahulu lalu menghafal teori bagi pemula. Dan
bagi pelajar yang sudah memahami dan menghafal teori belajar, mereka
hanya tinggal mengembangkan apa yang diketahuinya melalui praktik yang
lebih mengasah kemampuan mereka. Seperti contoh, ketika terdapat
sesorang yang baru mempelajari sesuatu dan ia diharuskan memahami materi
yang ada. Mau tidak mau, ia akan mempelajari secara langsung terlebih
dahulu, baru menghafal dan memahaminya. Dan ketika seorang pelajar
lainnya sudah mengetahui dan memahami isi materi, maka ia cukup
meningkatkan dari apa yang ia ketahui.
13. Metode Bermain sambil Belajar
Untuk metode kali ini, pendidik harus bisa cakap dan berfikir kreatif.
Up to date. Dengan cara ini, dapat mengurangi dan mencegah kejenuhan
pelajar ketika belajar. Mereka akan lebih merasa senang dengan cara yang
menyenangkan. Dengan begitu, pelajar akan lebih mudah menangkap materi
yang diajarkan dengan praktik minimalis. Karena metode ini sangat cocok
untuk anak-anak.
Metode ini, bisa meningkatkan lima aspek perkembangan anak. Yaitu
aspek kognitif tentang daya tahan mengkap, kecerdasan, daya analisis dan
pemahaman lingkukngan, aspek fisik organ motoric agar meningkat, aspek
mengasah bagaiman mereka mengekspresikan emosi mereka, aspek sosial
dan saling terkait yaitu bagaiman mereka mengendalikan emosinya ketika
bertemu teman-temannya. Dan liam aspek itu akan saling berhubungan dan
saling mengisi ketika bermain. Bagaimana jika diberi sedikit sentuhan dengan
menyelipkan beberapa materi belajar dalam permainan.
Alat dan metode merupakan dua hal yang saling berhubungan dan
tidak bisa dipisahkan. Karena keduanya saling membutuhkan dan saling
melengkapi satu sama lain. Alat pendidikan lebih meliahat dari jenisnya,
sedangkan metode melihat dari sisi efisien dan efetivitasnya. Metode
pendidikan adalah cara praktis yang digunakan pendidik untuk
menyampaikan materi pendidikan agar bisa diterima oleh pelajar.
Penggunaan metode dipilih sesuai dengan hakikat pembelajaran, karakteristik
pelajar, jenis materi pendidikan, situasi dan kondisi lingkungan serta tujuan
yang akan dicapai. Metode termasuk bersifat praktis dan pendekatan bersifat
strategis.
19
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan
manusia dapat mempunyai kemampuan – kemampuan untuk mengatur dan
mengontrol serta menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula
perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan
melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan di
analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh makhluk
Tuhan yang lainnya.
Manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui pendidikan, karena
manusia dapat tumbuh berkembang melalui suatu proses alami menuju
kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Oleh sebab itu
manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang optimal
sebagai manusia.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kekhilafan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
Umar Tirta Raharja, Lasulo. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Pidarta, Made. 1997. Landasan Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Anomi, Andri. 2015. Hakikat Manusia dan Pendidikan.
22