Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Filasafat Pendidikan

Oleh :

Kelompok 1

Rahmi : 2619082

Ira Damayanti Siregar : 2619119

Widya Mardhotila Koto : 2619082

Dosen Pengampu

Ade Febrianti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat penguasa seluruh alam yang tiada lain dan
tak ada yang lain kecuali Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah serta
inayah-Nya, kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini dengan judul Hakikat
Manusia Dalam Pandangan Filasafat Pedndidikan Dan Hubungannya Dengan pendidikan.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada ibu Ade Febrianti selaku dosen pengampu mata kuliah
Filsafat Pendidikan yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah
ini, orang tua yang tak pernah lelah mendukung kelancaran tugas kami, serta pada teman-teman
yang selalu memberikan motivasi demi lancarnya penyusunan makalah ini.

Dalam makalah ini, kami akan membahas tentangHakikat Manusia Dalam Pandangan
Filasafat Pedndidikan Dan Hubungannya Dengan pendidikan.Kami menyadari bahwa apa yang
disajikan dalam makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan, baik menyangkut isi maupun
penulisan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat konstruktif dan
membangun dari semua pihak, demi kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Akhirulkalam, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi penulis.

Februari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Masalah.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakikat Manusia ............................................................................................
B. Hakikat Kejadian Manusia ...............................................................................................
C. Tugas dan Fungsi Manusia Secara Filosofis.....................................................................
D. Hubungan Manusia dan Pendidikan ...............................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhuk berkembang, atau seperti ungkapan Sayyid Nasr manusia itu adalah
hewan berteknologi, berbgaia keunikanyang dimiliki manusia, sehingga perlu menjadi kajian
khusus yang membahas hakikat manusia, seperti apa manusia, dan apa saja yang berkaitan
dengan hal-hal kemanusiaan.
Ilmu pendidikan dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang terkait satu dengan yang lain
membentuk satu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu pendidikan dibentuk oleh sebuah teori.
Pendidikan merupakan pilar utama kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu, pendidikan sangat
penting untuk memajukan sebuah bangsa. Sebagai usaha untuk meningkatkan mutu lulusan
pendidikan maka setiap pendidik harus mengetahui tentang pendidikan khususnya hakikat
manusia dan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut maka seorang pendidik
harus mengetahui tentang ilmu pendidikan.

Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak
pernah terpisah dengan manusia. Pada akhir pembahasan ini diharapkan tercapai deskripsi
tentang hakikat manusia dan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hakikat manusia
2. Apa itu hakikat kejadian manusia
3. Apa itu tugas dan fungsi manusia secara filosofis
4. Apa itu hubungan manusia dan pendidikan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat manusia
2. Untuk mengetahui kejadian manusia
3. Untuk mengetahui tugas dan fungsi manusia secara filosofis
4. Untuk mengetahui hubungan manusia dan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA


Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar- benarnya dari
segala sesuatu. Dapat juga dikatakan, bahwa hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu
atau yang menjadi jiwa sesuatu. Di kalangan dunia tasawuf orang mencari hakikat diri
manusia yang sebenarnya, karena itu muncul kata-kata mencari sebenar-benar diri,
atausamadenganmencarihakikatjasad, hati, roh, nyawadanrahasia. Jadi, hakikat manusia
adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang diciptakan oleh
Allah.Secara Umum Ada Beberapa Hakikat Manusia yang Harus Kita Pahamiyaitu :
1 Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
3.Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ketujuan yang positif mampum engatur
dan mengontroldirinya dan mampu menentukan nasibnya.
Hakikat manusia adalah sebagai gagasan atau konsep yang mendasari manusia dan eksistensinya
di dunia. Eksistensinya berhubungan dengan masa lalunya untuk menjangkau masa depan untuk
mencapai tujuan dalam hidupnya. Manusia berada dalam perjalanan hidup, perkembangan dan
pengembangan diri namun, manusia disini belum tuntas mewujudkan dirinya sebagai manusia.
Pendidikan pada dasarnya adalah upaya untuk memanusiakan manusianya. Manusia sudah
dibekali berbagai potensi untuk mampu menjadi manusia. Kemampuannya itu hanya dapat
dilakukan setelah kelahirannya dalam perkembangan menuju kedewasaanya dan tidak di bawa
sejak kelahirannya. Pendidikan sebagai proses untuk mengubah sikap dan perilaku manusia.
Manusia memiliki kesadaran dan penyadaran diri yang mampu membedakan dirinya dengan
segala sesuatu yang ada di luar dirinya. Manusia juga tidak hanya mampu berpikir mengenai diri
dan alam akan tetapi juga sadar dengan pemikirannya. Manusia memiliki Hasrat untuk
mengetahui. Pendidikan juga berfungsi untuk menyadarkan manusia agar manusia mampu
mengenal, melihat dan memahami realitas kehidupan yang ada di sekelilingnya. Manusia perlu
mendidik diri karena manusia sebagai mahkluk yang disebut Animal Educable. Manusia yang
bereksistensi harus dapat menjadikan diri itu hakikatnya adalah manusia itu sendiri. Jadi, sebaik
dan sekuat upaya pihak lain atau pendidik kepada peserta didik untuk membantunya menjadi
manusia, akan tetapi apabila peserta didiknya tidak ingin mendidik dirinya sendiri maka upaya
bantuan tersebut tidak akan memberikan kontribusi bagi kemungkinan manusia tadi untuk
menjadi manusia.
B. Hakikatkejadianmanusia
Mengenai proses hakekat kejadian manusia di bawahini, dikutipkan sebuah ayat suci
al-Qur’an dan sebuah hadis Nabi SAW yang menguraikan tentang proses kejadian
manusia. , dalam surah al—Mu”minunayat; 12-14
Terjemahnya:
Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim) Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik.KemudianNabi Muhammad SAW. Mengulas ayat suci tersebut dengan sabdanya.
Bahwasanya seseorang di antarakamu dihimpun kejadiannya di dalam perut ibu selama
40 hari, kemudian merupakana’ laqah (segumpaldarah) seumpama demikian (selama 40
hari),kemudian merupakan mudgatan (segumpaldaging) demikian (selama40 hari)
kemudian Allah mengutus seorang Malaikat, maka diperintahkan kepadanya (malaikat)
empat perkataan dan dikatakan kepada malaikat engkau tuliskanlah amalannya, dan
rezkinya dan ajalnya dan celaka atau bahagianya. Kemudian ditiupkanlah kepada
makhluk itu ruh(H.R. Bukhari) Dari al-Quran dan al- Hadistersebut di atas, jelasbahwa
Proses kejadian manusia baik secara fisik ataupun non fisik melalui enam tahap yaitu:
Nuthfah, sampai dengan tahap kelima merupakan tahap fisik atau materi.
Sedangkan keenam merupakan tahap non fisik atau immateri. Pada tahap ‘Nuthfahini
menurut Pakarem briolog menamakannya sebagai“periode ovum” yakni proses
bertemunya antara sperma dan ovum yang kemudian membentuk suatu zat baru
dalam rahim ibu, atau dalam bahasa al-Qur ’handinamakan ‫ )مكين ر قرافي‬dalam suatu
tempat yang kokoh). 14 Pertemuan antara kedua selitu disebut dalam al-Qur’an dengan
Istilah nuthfah-Amsya-jin, tahap tugas dan fungsinya sebagai makhluk Allah dimuka
bumi. Jelasnya, bahwa manusia dihadirkan Allah dipermukaan bumi ini dengan
mengemban amanah dan tanggung jawab di dalam kehidupannya, yakni sebagai Hamba
dan khalifah-Nya.
C. TugasdanfungsiManusia
Manusia merupakan makhluk yang dianugerahi akal dan pikiran serta hati nurani. Dalam Islam,
setidak-tidaknya terdapat tiga tujuan penciptaan manusia. Alquran surah adz-Dzariyat ayat 56
menerangkan tujuan pertama. Artinya, “Dan Aku (Allah) tidaklah menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” Dengan demikian, fitrah kemanusiaan adalah
menjadi hamba Allah SWT. Sifat menghamba tidak boleh ditujukan kepada siapapun selain
Allah Ta’ala.
Tugas kedua berkaitan dengan konteks kehidupan empiris. Dalam surah al-Baqarah ayat 30
dijelaskan tentang tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi. Surah yang sama
memuat dialog antara Allah dan para malaikat tentang penciptaan manusia. Terjemahannya,
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’”
Maknanya, di muka bumi hidup berbagai macam makhluk. Namun, hanya manusia yang
menyandang fungsi pemimpin. Manusia dapat memanfaatkan segala yang tumbuh di atas bumi
untuk kelangsungan hidupnya. Bagaimanapun, manusia mesti mengelola sumber daya dengan
penuh tanggung jawab. Allah menciptakan keteraturan di muka bumi. Maka dari itu, manusia
tidak boleh merusak harmoni yang sudah diciptakan-Nya.
Tugas ketiga adalah berdakwah. Hal ini terutama diemban bagi orang-orang yang beriman
kepada Allah SWT. Yang didakwahkan adalah Islam, sebagai satu-satunya agama yang diridhai
di sisi Allah Ta’ala.
Dakwah yang dilakukan dapat melalui lisan dan perbuatan. Sasarannya dimulai dari diri sendiri,
keluarga, karib kerabat, dan komunitas setempat. Dakwah yang dijalankan tidak boleh dengan
paksaan atau penghakiman. Dengan menarik simpati, orang-orang akan tertarik untuk mendalami
agama ini.
Jelasnya, bahwa manusia di hadirkan Allah dipermukaan bumi ini dengan mengemban amanah
dan tanggung jawab di dalam kehidupannya, yakni sebagai Hamba dan khalifah- Nya. Manusia
sebagai khalifah Allah, mendapat kuasa dan wewenang untuk melaksanakan pendidikan dalam
rangka mengenal dirinya sendiri. Dalam proses penciptaan manusia ia dibekali berbagai
potensi dasar yang dapat dilakukan, sehingga ia dapat menunaikan tugas dan tanggung jawabnya
di muka bumi. Untuk dapat mengenali dirinya: ia harus memahami hakekat penciptaannya,
proses kejadiannya serta tugas/ kedudukannya sebagai manusia. Problematika kehidupan
manusia seperti ini menjadi persoalan penting di dalam proses filsafat pendidikan Islam.Karena
hal tersebut menurut pandangan Islam tidak pernah terlepas dari pada persoalan yang dihadapi
manusia itu sendiri, sebab manusia adalah sebagai subjek juga sekaligus menjadi objek yang
menjadi sasaran pendidikan
D. Hubunganmanusiadanpendidikan
Manusia sebagai makhluk yang diberikan kelebihan oleh Allah dengan suatu bentuk akal
pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk Allah yang lain dalam kehidupannya,
bahwa untuk mengolah akal pikirannya manusia memerlukan pola pendidikan melalui
suatu proses pembelajaran. Hubungan manusia dengan pendidikan sangat erat karena
mempunyai ikatan yang tidak dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pendidikan
merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir
bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidupnya.
Manusia disebutjuga“Homo Sapiens ” yang artinya sebagai makhluk yang mempunyai
kemampuan untuk berilmu pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah selalu
cenderung ingin mengetahui segala sesuatu disekelilingnya, yang belum diketahuinya.
Berawal dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Dari rasa
ingin tahu maka timbulah ilmu pengetahun yang bermanfaat untuk manusia itu sendiri.
Dalam hidupnya manusia digerakan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu
dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam bermasyarakat. Manusia bukan
hanya mempunyai kemampuan – kemampuan, tetapi juga mempunyai keterbatasan –
keterbatasan .Manusia tidak hanya memiliki sifat –sifat yang baik namun juga
mempunyai sifat –sifat yang kurang baik. Menurut pandangan pancasila manusia
mempunyai keinginan untuk mempertahankan hidup dan menjaga kehidupan lebih
baik.Setiap manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan manusia
dapat mempunyai kemampuan – kemampuan untuk mengatur dan mengontrol serta
menentukan dirinya sendiri.
Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada
yang lebihbaik .Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat
didekati dan di analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki
oleh makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui
pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang melalui suatu proses alami
menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat rohani.
Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan perkembangan
yang optimal sebagai manusia. Dalam ajaran Agama Islam memandang bahwa
manusia sebagai tubuh, akal dan hati nurani. Potensi dasar manusia yang dikembangkan
itu tidak lain adalah bertuhan dan cenderung kepada kebaikan bersih dari dosa, berilmu
pengetahuan serta bebas memilih dan berkreasi. Kemampuan kreatif manusia pun
berkembang secara bertahap sesuai ukuran tingkat kekuatan dan kelemahan unsure
penunjang kerativitas seperti pendengaran, pengelihatan serta pola piker manusia
tersebut. Berdasarkan undang - undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 BAB I,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensidirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut bahasa, hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya dari
segala sesuatu.Dapat juga dikatakan, bahwa hakikat itu adalah inti dari segala
sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Di kalangan duni atas awuf orang mencari
hakikat diri manusia yang sebenarnya, karena itu muncul kata-kata mencari sebenar-
benar diri, atau sama dengan mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa dan rahasia.
Jadi, hakikat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk
yang diciptakan oleh Allah.

B. Saran
Sebagai manusia biasa kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari teman-teman untuk penulisan makalah kami agar lebih baik
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Thaha, Chalib (penyunting), Refurmulasi Filsafat Pendidikanislam, Cet. I;


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996
2. Arifin,H.M . Ilmu Pendidikan Islam; suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Inter disipliner, cet. IV Jakarta Bumi Aksara, 19976.
3. M. Quraish Shihab, Membumikan Alquran :Fungsi dan peran wahyu dalam
kehidupan masyarakat, penerbit Mizan: Bandung, 1992.

Anda mungkin juga menyukai