penyusunan Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun
memenuhi kriteria mata kuliah. Shalawat dan salam kami kirimkan kepada
serta seluruh kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau.
banyak terdapat kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
menyempurnakan Makalah ini dan pada akhirnya bisa bermanfaat bagi semua
pembaca.
Penulis.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
b. Rumusan Makalah.............................................................................. 1
c. Tujuan Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
a. ………………………………............................................................. 2
b. .............................................................................................................. 5
c. .............................................................................................................. 9
Kesimpulan............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tubuhnya.
menonjol adalah kelebihan akal pikiran. Firman Allah Swt., dalam QS. Al-
yang sebaik-baiknya.
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
pendidikan?
C. Tujuan
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hakikat Pendidikan
menegaskan arti penting membaca. Nasir Baki dalam makalah kuliah umum
urgensi pendidikan bagi setiap insan, karena melatih berpikir adalah bagian
Mandela dalam pengantar buku yang ditulis oleh Klaus Dieter Bieter,
satu hak asasi (Klaus Dieter Bieter, 2006: 1). Demikian halnya dengan
disebutkan bahwa:
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
(Jumransyah 2007:12).
hidup lebih berwarna, dinamis dan melahirkan peradaban. Suatu gejala yang
pendidikan.
ada sejak evolusi awal umat manusia (Sudarwan Danim, 2010: 1).
mencapai titik tertinggi dan usaha tersebut dilakukan secara terus menerus
tertinggi, yaitu manusia paripurna (insan kamil) dan dalam kehidupan sosial
pun demikian.
diri melalui upaya sistematis dan terencana serta dalam kerangka konsep
yang jelas. Konsep inilah yang disebut sebagai pendidikan. Karena itu,
paripurna, dan menjadikan pendidikan sebagai titik pijak dan strategi utama
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan efek yang kemudian timbul dari
Suatu hal yang tentu kontradiktif, terlebih lagi jika berbagai aspek
yang pure bagi semua umat manusia menjadi kebutuhan yang tak
menjadi lebih sempurna dan terus menyempurnakan diri. Firman Allah swt
dan hati, agar kamu bersyukur. Firman Allah Swt., di atas menggambarkan
keadaan manusia yang belum tahu apa-apa (karena hanya memiliki potensi),
tetapi dengan belajar dari mendengar, belajar dari mengalami, belajar dari
apa yang mereka lihat, dan dengan menggunakan kekuatan akal, pikiran dan
sebagai suatu proses penyesuaian diri secara timbal balik dari seseorang
1981: 371).
yang telah ada, untuk selanjutnya menjadi nyata, berkembang dan menjadi
lebih baik. Firman Allah swt, dalam QS.al-Nahl di atas, juga menegaskan
tersebut tumbuh dan besar (Muh. Roqib, 2008: 59). Teori konvergensi
terarah tetapi dapat juga berlangsung secara sadar dan sengaja. Yang
tidak, disusun atau tidak, pendidikan selalu ada dan semakin berperan dalam
terjadi lama sebelum orang menulis tentang pendidikan serta sudah didapati
tentang pendidikan
suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in clevide). Kedua; M.J
bergaul, manusia hanya akan menjadi manusia seutuhnya jika hanya berada
diantara manusia lain. Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas
kesosialan pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul.
manusia. Tidak ada seorangpun yang dapat hidup seorang diri lengkap
Agar manusia dapat melakukan apa yang semestinya haris dilakukan, maka
religius.
kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini. Untuk dapat
dapat hidup hanya dengan naluri, maka ia tidak ada bedanya dengan hewan.
Hanya melalui pendidikan status hewani itu dapat dirubah menjadi status
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan