DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatNya maka kami
dapat meyelesaikan penyusunan makalah dasar–dasar Pendidikan “Konsep Hakikat
Pendidikan”.
Penulisan makalah adalah salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah dasar–dasar Pendidikan.
Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Daftar Isi........................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...........................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................4
3.1 Kesimpulan.........................................................................12
3.2 Saran...................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................13
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia
dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi
apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Sejak dahulu dari
generasi ke generasi, walaupun berawal dari sesuatu yang sederhana, sesungguhnya
pendidikan sudah ada. Pengetahuan, pemahaman dan pengalaman tentang pendidikan
senantiasa perlu dipersegar dan diperkaya, mengingat ilmu, konsep tentang pendidikan
adalah hasil pemikiran manusia yang bersifat dinamis, berubah – ubah karena pengaruh
situasi dan kondisi kehidupan umat manusia pada umumnya. konsep pendidikan selalu
mengalami perubahan seiring dengan tuntutan zaman dan peradaban umat manusia di
dunia dalam berbagai aspek kehidupan.
Pemahaman yang baik tentang hakikat pendidikan akan memperkaya wawasan dan
memantapkan kepercayaan diri si pendidik karena si pendidik memiliki pegangan yang
kuat dalam melakukan berbagai upaya pendidikan. Menyadari peran penting pendidikan,
maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami terlebih dahulu konsep
dan hakikat pendidikan. Pemahaman tentang konsep dan hakikat pendidikan akan
menyebabkan kita memahami peran, mendudukkannya, dan menilai pendidikan secara
proporsional.
Dari permasalahan di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam makalah ini
adalah Apakah konsep dan hakikat pendidikan yang sesungguhnya?
2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberi pemahaman
kepada pembaca mengenai konsep dan hakikat pendidikan serta hal – hal yang
terkandung didalamnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat Pendidikan adalah pendidikan untuk manusia dan dapat diperoleh selama
manusia lahir hingga dewasa. Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (Achmad Munib, 2004: 142).
Hal di atas menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya yang terencana, yang
dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Potensi yang
dimiliki oleh setiap peserta didik tentu berbeda–beda, yang nantinya adalah tugas seorang
pendidik untuk mampu melihat dan mengasah potensi–potensi yang dimiliki peserta
didiknya sehingga mampu berkembang menjadi manusia berguna bagi masyarakat,
bangsa dan negara.
4
Sedangkan tujuan dari pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum di dalam UU
No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Berikut adalah skema mengenai hakekat pendidikan seperti tergambar di bawah ini:
Dari uraian dan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hakekat pendidikan adalah
pendidikan untuk manusia dan dapat diperoleh selama manusia lahir hingga dewasa.
5
2. Relevansi tersebut merupakan tuntutan sejak kecil, remaja, hingga dewasa. Masa
relevansi juga sejak di pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, dan masa dunia
kerja. Masa relevansi itu terus menerus secara kontinuitas.
3. Masa penyesuaian diri adalah masa fleksibilitas luwes yang disesuaikan dengan
kebutuhan diri pada masanya. Artinya manusia harus bisa dan mampu serta mau
menyesuaikan dengan keadaan lingkungannya. Lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, desa, kota. Manusia juga harus menyesuaikan diri dengan segala
situasinya, berpendidikan ataukah kurang perpendidikan, miskin atau kaya. Di
samping itu juga ia harus menyesuaikan diri dengan tempat atau penyesuaiakan
diri secara geografis.
4. Cita-cita manusia itu harus sesuai dengan tanggung jawab manusia dan
pendidikannya, baik pendidikan formal maupun pendidikan
masyaraka/lingkungan.
Hal seperti di atas adalah juga seperti yang dijelaskan Ki Hadjar Dewantara, bahwa nilai
yang diraih adalah manusia yang utuh lahir dan batinnya yaitu manusia yang cerdas, sehat
dan berbudi pekerti luhur.
6
a. Batas-batas pendidikan pada peserta didik adalah Peserta didik sebagai manusia dapat
memiliki perbedaan, dalam kemampuan, bakat, minat, motivasi, watak, ketahanan,
semangat, dan sebagainya.
Ada dua macam faktor yang dapat mempengaruhi pendidikan orang dewasa, yaitu
faktor internal yang berasal dari dalam diri individu peserta didik dan faktor eksternal
dari luar diri mereka. a. Faktor Internal Faktor internal menyangkut:
1) Faktor fisiologis, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu,
yang dibedakan menjadi dua macam yakni tonus jasmani yang pada umumnya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang, terutama peserta didik usia lanjut. Kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan
belajarnya. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya
hasil belajar yang maksimal.
7
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat
mempengaruhi hasil belajar.
b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktorfaktor yang berasal dari luar individu
dan dapat mempengaruhi belajar individu, antara lain:
4) Faktor lingkungan non sosial meliputi: a) Faktor lingkungan alamiah, yaitu keadaan
alam yang tidak bisa ditolak dan dihindari oleh peserta didik, misalnya kondisi udara yang
segar, cahaya, dan sejenisnya.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar (gedung tempat belajar). Orang dewasa
memerlukan tempat belajar yang baik, nyaman dan aman. Jika dibandingkan dengan
peserta didik anak-anak dan remaja, orang dewasa lebih kritis dalam menilai kondisi
gedung atau tempat belajar mereka.
c) Alat-alat belajar, ini meliputi ketersediaan dan kelengkapan alat belajar seperti buku
8
dan instrumen pembelajaran yang diusahakan oleh masingmasing peserta didik maupun
disediakan sekolah/guru.
f) Metode belajar.
g) Materi pelajaran atau bahan yang akan diajarkan tidak sesuai dengan usia, kebutuhan,
metode, dan kondisi peserta didik.
Tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa pendidikan di sekolah dan masyarakat adalah
faktor pendidikan yang saling mempengaruhi. Keduanya mempunyai timbal balik yang
tidak dapat dipisahkan. Seorang anak didik setelah mendapat pendidikan di keluarganya
akan segera berlanjut untuk mencari ilmu di sekolah. Dalam lingkungan yang baru peserta
didik diberi berbagai macam ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya sendiri maupun
orang lain. Setelah itu ia akan beranjak ke lingkungan berikutnya, yaitu masyarakat
disinilah sebagai tempat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat ketika melakukan
pendidikan di sekolah. Terkadang seorang anak didik tidak bisa diterima oleh masyarakat
karena pendidikan yang diberikan disekolah tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
masyarakat, sehingga peserta didik tersebut hanya bisa menjadi penonton tanpa terlibat
secara langsung dalam masyarakat. Tetapi ketika pendidikan yang diterima di sekolah
tepat sebagaimana yang butuhkan masyarakat, maka akan bermanfaat dalam masyarakat.
Faktor pendidikan dan hubungan timbal balik pendidikan (formal) berperanan penting
dalam mencetak generasi yang siap terjun ke tengah masyarakat. Sebagian masyarakat
menganggap bahwa pendidikan mahal dan hanya menghabiskan uang Disinilah perlunya
pendekatan dari pihak sekolah untuk mensosialisasikan pentingnya pendidikan bagi anak-
anak. Perencanaan pendidikan yang baik akan menghasilkan output yang berkualitas.
9
2.3 Hakikat Pendidikan Menurut Pandangan Islam
Pendidikan dalam Islam dikenal dengan berbagai istilah, diantaranya: at-tarbiyah, at-
ta’lim dan at-ta’dib. Setiap istilah tersebut memiliki makna tersendiri yang berbeda satu
sama lain. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan teks dan konteks. At-
tarbiyah diturunkan dari akar kata ar-rabb yang oleh sebagian ahli diartikan sebagai tuan,
pemilik, memperbaiki, merawat, dan memperindah. Menurut Muhammad Jamaluddin al-
Qosimi (1979) dalam Rois Mahfud (2011) at-tarbiyah berarti proses penyampaian
sesuatu sampai pada batas kesempurnaan yang dilakukan secara tahap demi tahap.
Tarbiyah juga dimaknai sebagai proses penanaman etika yang dimulai pada jiwa anak
yang sedang tumbuh dengan cara memberi petunjuk dan nasehat, sehingga ia memiliki
potensi-potensi dan kompetensi-kompetensi jiwa yang mantap, yang dapat membuahkan
sifat-sifat bijak, baik, cinta akan kreasi, dan berguna bagitanah airnya.
10
kesempurnaan etika, sistematik dalam berpikir, tajam, berperasaan, giat dalam berkreasi,
toleransi pada yang lain, berkompetensi dalam mengungkapkan bahasa tulis, dan bahasa
lisan, dan terampil berkreativitas.
Sementara term ta’lim merupakan bagian kecil dari tarbiyah al-aqliyah yang bertujuan
memperoleh pengetahuan dan keahlian berpikir, yang sifatnya mengacu pada domain
kognitif. Sebaliknya at-tarbiyah tidak hanya mengacu domain kognitif, akan tetapi juga
domain afektif dan psikomotorik (Muhaimin: 1993). Sedangkan istilah ta’dib menurut
Daud (1987) berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berasngsur-angsur
ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di
dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa untuk membimbing manusia ke arah
pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanann wujud
dan keberadaannya.
Dari makna tersebut di atas maka pengertian pendidikan dalam konsep Islam dapat
dikatakan bahwa pendidikan merupakan upaya transformasi pengetahuan dalam diri
individu agar dia tidak hanya memiliki kreativitas, tetapi juga memiliki kesadaran
ketuhanan (transendental). Kandungan konsep tersebut menegaskan adanya penekanan
makna pendidikan pada aspek-aspek atau kepentingan-kepentingan yang bersifat
pragmatis.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada hakikatnya, pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Antara praktik dan teori pendidikan
dalam pelaksanaannya perlu kesinambungan, teori pendidikan dijadikan sebagai
pedoman dalam melaksanakan praktik pendidikan itu. Dalam konsep pendidikan terdiri
dari orang dewasa sebagai pendidik, orang yang belum dewasa sebagai objek yang
dididik, bimbingan sebagai proses, serta kedewasaan sebagai tujuan pendidikan.
Pendidikan hanya dikenakan kepada manusia dan akan terus berlangsung sepanjang
hayat. Dalam mencapai tujaun pendidikan itu sendiri, pendidikan berkedudukan sebagai
proses pengembangan kepribadian sebagai transformasi nilai-nilai. Pendidikan bersifat
dinamis menuju arah yang positif bersama unsur-unsurnya dan dipengaruhi faktor-faktor
tertentu.
3.2 Saran
Sebagai pribadi kita perlu lebih memahami siapa kita, apa dan siapa manusia itu. Kita
perlu lebih banyak belajar agar hidup kita bisa lebih berkualitas sebagai seorang manusia.
Selanjutnya sebagai calon guru atau insan pendidikan kita wajib memiliki dan
mengaktualisasikan kegelisahankegelisahan intelektual dan profesi guru atas
ketimpangan kondisi ideal dan realita pendidikan dengan senantiasa menggali tahu
hakikat pendidikan dan tujuan pendidikan agar dalam menjalankan tugas dan kewajiban
kita tidak asal-asalan apa lagi menyimpang dari yang seharusnya sehingga dari rahim
pendidikan kita akan terlahir generasi-generasi dengan pondasi spiritual, intelektual,
mental dan moral yang kokoh guna menahkodai membawa arah kapal negeri ini menuju
masa depan yang baldatun thoyyibatun wa rabbun gafuur.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.silabus.web.id/hakikat-pendidikan/
http://planetmatematika.blogspot.com/2011/10/konsep-dan-hakikat-pendidikan.html
http://journal.ustjogja.ac.id/download/PENGANTAR%20ILMU%20PENDIDIKAN.pdf
https://www.google.com/search?q=faktor+pengaruh+konsep+hakikat+pendidikan&sxsr
f=AOaemvKVVedcRg2xreus8U1qdhkqXKWvvw:1633344901268&ei=hd1aYcbmD87
8rQGP44aYDw&start=10&sa=N&ved=2ahUKEwiGvYr1y7DzAhVOfisKHY-
xAfM4FBDy0wN6BAgGED0&biw=1280&bih=609&dpr=1.5
https://www.riaumandiri.co/read/detail/38855/pendidikan-perspektif-islam.html
13