Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN NILAI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Pendidikan Nilai

Dosen Pengampu : Dr. Ihsan Mustafa, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 4:

Aida Zahra Salsabila (2111010006)

Septina Yogi Veranda (2111010136)

Sindi Artuti (2111010139)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

T.A 2023 / 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberi kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Kurikulum yang
disusun guna memenuhi tugas dari Bapak Dr. Ihsan Mustafa, M.Pd.I pada mata
kuliah Materi Pendidikan Nilai.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ihsan Mustafa, M.Pd.I
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Nilai. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami bahas.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.

Bandar Lampung, 10 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan Nasional ...................................................................... 2


B. Tujuan Pendidikan Nasional ....................................................................... 4
C. Bentuk Pendidikan Nilai dalam Pendidikan Nasional ................................ 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki pengaruh besar dalam memajukan bidang
yang menunjang kehidupan masyarakat. Namun jika pendidikan nasional
tidak dilandasi dengan pendidikan nilai maka moral suatu bangsa tidak
akan mampu mengontrol tantangan perkembangan zaman di masa
mendatang. Teknologi yang semakin berkembang dengan pesat sangat
mempengaruhi perubahan keadaan sosial dan budaya masyarakat
Indonesia. Oleh sebab itu, penanaman nilai-nilai atau etika yang baik harus
mulai dibiasakan sejak dini kepada anak-anak.
Pendidikan nilai memiliki dampak yang sangat berpengaruh pada
pendidikan nasional yang berlandaskan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila dan peraturan Undang-Undang Dasar Republik Indonesi
1945. Kurikulum pendidikan seharusnya sesuai dengan perkembangan
zaman yang berbasis kehidupan dinamis dan tidak bersifat statis menuju
hakekat utama dalam pendidikan yakni memanusiakan manusia, guna
mewujudkan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada ilmu
pengetahuan dan teknologi, namun tetap memperhatikan aspek perilaku
dan nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, pada
makalah ini penulis akan membahas tentang pendidikan nilai dalam
konteks pendidikan nasional untuk mengetahui secara lebih rinci mengenai
urgensi dari pendidikan nilai terhadap pendidikan nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pendidikan nasional?
2. Apa hakikat dan tujuan dari pendidikan nasional?
3. Apa saja bentuk pendidikan nilai dalam pendidikan nasional?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari pendidikan nasional
2. Memahami hakikat dan tujuan dari pendidikan nasional
3. Mengetahui bentuk pendidikan nilai dalam pendidikan nasional.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan Nasional


Pendidikan adalah proses pembudayaan, proses kultural, atau proses
kultivasi untuk mengembangkan semua bakat dan potensi manusia guna
mengangkat diri sendiri dan dunia sekitarnya pada taraf human (Kartono,
1992: 22).1 Pendidikan merupakan keindahan proses belajar mengajar dengan
pendekatan manusia (man centered), dan bukan sekedar memindahkan otak
dari kepala-kepala atau mengalihakn mesin ke tangan, dan sebaliknya.
Pendidikan lebih dari itu, yakni menjadikan manusia mampu menaklukkan
masa depan dan menaklukkan dirinya sendiri dengan daya pikir, daya dzikir,
dan daya ciptanya.2 Definisi pendidikan, secara bahasa, dalam KBBI, adalah
proses transferens sikap dan tindak tanduk individu atau sekelompok orang
dengan motif mendewasakan manusia melalui serangkaian upaya pengajaran
dan pelatihan; sebuah cara, proses, skema perbuatan mendidik.3

Ki Hadjar Dewantara, mengemukakan pendidikan berarti daya upaya


untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin dan karakter ),
pikiran, dan tumbuh anak. Menurut John S.brubcher, pendidikan adalah proses
pengembangan potensi, kemampuan, dan kapasitas manusia yang mudah
dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-
kebiasaan yang baik, didukung dengan alat ( media ) yang disusun
sedemikian rupa sehingga pendidikan dapat digunakan untuk menolong
orang lain atau dirinnya sendiri dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan(Moch Tauchid, 1967: 60).4

1
Tri Sukitman, “Internalisasi Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran,” Jurnal Pendidikan
Sekolah Dasar 2 (2018): 87.
2
Robiatul dan hasan baharun Awwaliyah, “Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan
Nasional (Telaah Epistemologi Terhadap Problematika Pendidikan Islam),” Jurnal Ilmiah
DIDAKTIVA 9 (2018): hal 35.
3
M Naufal Waliyuddin, “Pendidikan Nilai Perspektif Psikosufistik (Integrasi Psikologi
Dan Tasawuf Dalam Mengembangkan Spiritualitas Dalam Pendidikan),” Jurnal Psikoterapi
Sufistik, 2021, 86–96.hal 88
4
Rima Eka Yanti, “Persepsi Siswa Pada Pendidikan Nilai Di Sekolah,” Journal Of
Education 2, no. 3 (2022): 429–40. Hal 433

2
Pendidikan di Indonesia menurut Soedijarto selalu menempatkan
pendidikan moral sebagai salah satu misi utamanya, atau dengan kata lain
pendidikan nasional dirancang sebagai pendidikan moral yang dalam bahasa
Martin Bubber dikenal dengan istilah “Pendidikan Karakter”. Berangkat dari
cara pandang tentang kedudukan pendidikan dalam proses pencerdasan
kehidupan bangsa, dan pendidikan nasional dirancang sebagai pendidikan
moral, maka layak untuk dikatakan, upaya negara Republik Indonesia dalam
mencerdaskan bangsanya dilandasi dengan nilai-nilai luhur agama untuk
membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan nilai bertujuan untuk
memperbaiki kondisi sosial. Pemikiran Kirschenbaum (1992) secara
komprehensif mengatakan bahwa pedidikan nilai bertujuan untuk
memperbaiki moral bangsa karena muatan pendidikan nilai ditujukan untuk
mencegah kenakalan remaja, degradasi moral dan lainnya. Hal tersebut agar
siswa mampu menentukan nilai dirinya sehingga mampu memfilter nilai yang
negatif menjadi nilai positif yang bermanfaat tidak hanya untuk dirinya namun
juga untuk orang lain.5

UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, menyebutkan


bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.6
Definisi tersebut memberi penegasan bahwa: Pertama, usaha yang tidak
terencana, apalagi tidak disengaja, bukanlah pendidikan. Kedua, pencipta
suasana belajar dan upaya membelajarakan peserta didik merupakan key
concept dari aktivitas pendidikan. Ketiga, aktivitas yang disadari dan
rencanakan tersebut harus diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta
didik. Keempat, aspek-aspek yang tercakup dalam potensi diri peserta didik

5
Aiman Faiz and Imas Kurniawaty, “Urgensi Pendidikan Nilai Di Era Globalisasi,”
Jurnal Basicedu 6, no. 3 (2022): hal 3223
6
Sukitman, “Internalisasi Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran,” Jurnal Pendidikan
Sekolah Dasar 2 (2018): hal 88.

3
meliputi dimensi: spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, keterampilan prakis.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Nasional berorientasi pada
perwujudan tatanan baru kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia dalam
mewujudkan masyarakat madani Indonesia (civil society).7

B. Hakikat dan Tujuan Pendidikan Nasional


Hakikat dari pendidikan nasional yaitu:
a) Manusia dan Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan maanusia sejalan dengan
perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Tuntutan akan lingkungan
yang berbeda, menyebabkan individu bertingkah laku yang lebih
efektif dan efisien mencari dan menemukan lingkungan dan yang lebih
baik.
b) Fungsi dalam Masyarakat
Perkembangan ekonomi, sosial dan budaya antara sekelompok
manusia didalam daerah, baik di desa maupun dikota bervariasi
menurut latar belakang penduduknya dan sumber alam yang
mendukungnya. Bervariasinya gerak dan warna kehidupan masyarakat
adalah seirama dengan kemajuan teknologi dan tantangan masyarakat,
karena dinamika dalam kehidupan menuntut partisipasi dari
masyarakatnya merupakan, pendidikan dan pemenuhan kebutuhan
kehidupan, pendidikan dan perubahan sosial, pendidikan dan tuntutan
kejiwaan.
Sebagaimana John Dewey mengatakan: “Education is life, not preparation
for life… The aim of education should be to teach the child to think….. The
7
Ilham Dodi, “Menggagas Pendidikan Nilai Dalam Sistem Pendidikan Nasional,”
Didaktika: Jurnal Kependidikan 8, no. 3 (2019): 109–22.

4
idea of education as preparation and adulthood as a fixed limit of grouth are
twosides of the same abnoxious untruth” Pendidikan adalah kehidupan, karena
itu perlu di ciptakan individu yang kreatif dan mampu menantang kehidupan
untuk konsep pendidikan harus relevan dalam kehidupan dan, anak subjek
pendidikan. Program pendidikan berlandaskan kopetensi yang merupakan
pendekatan yang perlu di kembangkan dalam masyarakat dinamis.8

Tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan tujuan hidup


dan pandangan hidup individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan
pendidikan.Dalam pendidikan nasional, Pancasila adalah filosofis bangsa,
maka filsafat pendidikan yang dikembangkan di Indonesia yang mendasari
filsafat pendidikan nasional haruslah berdasar pada Pancasila, hal ini
dikarenakan bahwa masalah yang muncul adalah permasalah-permasalahan
warga negara Indonesia yang mempunyai karakter dan sifat.

Pendidikan di masa depan harus mampu mempercepat terbentuknya


tatanan masyarakat yang pertama, menghargai perbedaan pendapat sebagai
manifestasi dari rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara serta pemantapan kehidupan demokrasi di semua
bidang kehidupan. Kedua, tertib sadar hukum, memiliki budaya malu, dan
mampu menciptakan keteladanan. Ketiga, memiliki rasa percaya diri, mandiri
dan kreatif, memiliki etos kerja yang tinggi, serta berorientasi terhadap
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam memacu
keunggulan bangsa dalam kerangka persaingan dunia9

Dalam UUD RI. NO 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen disebutkan
tujuan pendidikan nasioanal adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan
berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam
mewujudkan masyarakat yang maju, adil makmur, dan beradab berdasarkan
pancasila dan UUD Negara RI Thn 1945. Pendidikan Nasional bertujuan
untuk membentuk karakter bangsa, seperti menambah ilmu pengetahuan,
8
Khairuddin Ym, “Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Nasional,” Analytica Islamica 6,
no. 2 (2017): 155–62.
9
suryadi dan Budimansyah, Pendidikan Nasional, hlm 165

5
kreativitas, keterampilan, kepercayaan diri, motivasi, serta ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan nilai dalam
konteks pendidikan nasional adalah sebagai salah satu dalam proses
pembentukan karakter atau moral yang baik melalui pembiasaan nilai-nilai
yang luhur yang terkandung dalam peraturan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 dan nilai-nilai yang tertera pada Pancasila.

C. Bentuk Pendidikan Nilai dalam Pendidikan Nasional


1. Pendidikan Nilai dalam IPA dan Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Matematika merupakan
dua disiplin ilmu yang memiiki cara kerja yang berbeda, tetapi
keduanya berkembang pada wilayah proposisi, teori dan dalil yang
memiliki kebenaran pasti. Kedua mata pelajaran tersebut sering disebut
sebagai (science). Secara ideal, pembelajaran IPA dan Matematika
mesti mengembangkan kognisi, efeksi, dan psikomotor sebagai
komponen esensial. Pembelajaran IPA dan Matematika sebaiknya
diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan yang berdiversifikasi
yakni dengan membangkitkan peserta didik agar memiliki dorongan
untuk tahu dan paham, memiliki kemampuan mengumpulkan data,
menemukan makna, berpikir logis, memilih 6heistic6ve pilihan beserta
akibatnya, memahami manusia pada posisi yang manusiawi, dan
menghargai perbedaan pendapat. Pembelajaran IPA dan Matematika
tidak menempatkan substansi materi keduanya sebagai akhir dari
proses pembelajaran. Brameld dalam Mulyana menyatakan education
as power. Menekankan pentingnya pendidikan mengembangkan nilai
agar peserta didik mampu berpikir, bertindak dan bersikap lebih
matang.10

10
Dodi, “Menggagas Pendidikan Nilai Dalam Sistem Pendidikan Nasional.”

6
2. Pendidikan Nilai dalam IPS dan Humaniora
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Humaniora merupakan dua
bidang kajian ilmu yang potensial bagi pengembangan tugas-tugas
pembelajaran yang kaya nilai. Karakteristik ilmu yang erat kaitannya
dengan kehidupan manusia, dan banyak membahas tentang bagaimana
manusia dapat menjalin hubungan harmonis dengan 7heist,
lingkungan, dan Tuhan. Penyadaran nilai melalui IPS dan Humaniora
sering dihadapkan pada persoalan dinamika dan probabilitas nilai yang
berubah-ubah bukan pada masalah jarak antara nilai dengan 7heis
kajian seperti yang dialami dalam IPA dan Matematika. Dasar
pemikiran yang melandasi pengembangan pendidikan nilai yang
terintegrasi dengan IPS dan Humaniora yaitu sebagai berikut:
a. IPS dan Humaniora tidak hanya milik kelompok elite ilmuwan
tetapi juga melibatkan masyarakat luas sebagai pendukung,
bahkan pengguna. Hal ini dianggap penting bagi peningkatan
kualitas hidup masyarakat, khususnya bagi mereka yang
mempelajari mata pelajaran tersebut.
b. IPS dan Humaniora memberikan sumbangan penting bagi
pengembangan kepribadian manusia yang tidak didapatkan
hanya melalui pembelajaran konseptual semata. Sebab
tujuannya di arahkan pada perolehan sikap ilmiah dan sikap
kritis serta kemampuan membangun hubungan antara manusia,
alam, dan Tuhan secara sehat dan harmonis.
c. Pembelajaran IPS dan Humaniora harus mengetengahkan
kebebasan penilikan dan pengungkapan gagasan agar peserta
didik mampu bekerja dan belajar secara aktif, kreatif, dan
inovatif.11
3. Pendidikan Nilai dalam Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peranan penting dalam
penyadaran nilai-nilai agama Islam kepada peserta didik.muatan mata
pelajaran PAI yang mengandung nilai, moral, dan etika agama

11
Ibid.

7
menempatkan PAI pada posisi terdepan pengembangan moral
beragama peserta didik. Hal ini sekaligus berimplikasi pada
penyadaran nilai-nilai keagamaan. Dalam perspektif Islam, pendidikan
terikat oleh nilai ketuhanan (8heistic), sehingga pemaknaan pendidikan
merupakan perpaduan antara keunggulan spiritual dengan kultural.
Dengan demikian, budaya akan berkembang dengan berlandaskan
pada nilai-nilai agama, yang pada gilirannya akan menghasilkan cipta,
karya, rasa, dan karsa manusia yang sadar akan nilai-nilai ilahiyah.12
4. Pendidikan Nilai dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler pada sekolah atau madrasah muncul
sebagai sebuah wahana yang memiliki keunggulan tersendiri yang
pada gilirannya melahirkan kredibilitas tersendiri bagi lembaga
pendidikan tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler dengan memanfaatkan
peluangpeluang belajar di luar kelas merupakan proses penyadaran
nilai, yang pada akhirnya sampai kepada internalisasi nilai itu sendiri.
Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari
keseluruhan pengembangan institusi sekolah. Secara yuridis, diatur
dalam surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Kepmendiknas)
RI No. 125/U/2002 tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Belajar
Efektif di Sekolah. Salah satunya dalam Bab V Pasal 9 ayat 2 yang
berbunyi: “Pada tengah semester 1 dan 2, sekolah melakukan kegiatan
olahraga dan seni (porseni), karyawisata, lomba kreativitas, atau
praktik pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan bakat,
kepribadian, prestasi dan kreativitas siswa dalam rangka
mengembangkan pendidikan anak seutuhnya.” Semua kegiatan
tersebut yang dicontohkan dalam undang-undang berperan sebagai
proses dari pendidikan nilai melalui kegiatan ekstrakulikuler.13

12
Ibid.
13
Ibid.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional
adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Nasional
bertujuan untuk membentuk karakter bangsa, seperti menambah ilmu
pengetahuan, kreativitas, keterampilan, kepercayaan diri, motivasi, serta
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dapat disimpulkan bahwa
pendidikan nilai dalam konteks pendidikan nasional adalah sebagai salah
satu dalam proses pembentukan karakter atau moral yang baik melalui
pembiasaan nilai-nilai yang luhur
Adapun bentuk pendidikan nilai dalam pendidikan nasional
diantaranya adalah:
1) Pendidikan Nilai dalam IPA dan Matematika
2) Pendidikan Nilai dalam IPS dan Humaniora
3) Pendidikan Nilai dalam Pendidikan Agama Islam
4) Pendidikan Nilai dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan penulisan makalah selanjutnya. Kami harap makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Awwaliyah, Robiatul dan hasan baharun. “Pendidikan Islam Dalam Sistem


Pendidikan Nasional (Telaah Epistemologi Terhadap Problematika
Pendidikan Islam).” Jurnal Ilmiah DIDAKTIVA 9 (2018).

Budimansyah, suryadi dan. Pendidikan Nasional.

Dodi, Ilham. “Menggagas Pendidikan Nilai Dalam Sistem Pendidikan Nasional.”


Didaktika: Jurnal Kependidikan 8, no. 3 (2019): 109–22.

Faiz, Aiman, and Imas Kurniawaty. “Urgensi Pendidikan Nilai Di Era


Globalisasi.” Jurnal Basicedu 6, no. 3 (2022): 3222–29.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2581.

Sukitman, Tri. “Internalisasi Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran.” Jurnal


Pendidikan Sekolah Dasar 2 (2018): 87.

Waliyuddin, M Naufal. “Pendidikan Nilai Perspektif Psikosufistik (Integrasi


Psikologi Dan Tasawuf Dalam Mengembangkan Spiritualitas Dalam
Pendidikan).” Jurnal Psikoterapi Sufistik, 2021, 86–96.

Yanti, Rima Eka. “Persepsi Siswa Pada Pendidikan Nilai Di Sekolah.” Journal Of
Education 2, no. 3 (2022): 429–40.

Ym, Khairuddin. “Pendidikan Nilai Dalam Pendidikan Nasional.” Analytica


Islamica 6, no. 2 (2017): 155–62.

Anda mungkin juga menyukai