Makalah
Dosen pengampu: Dr. H. Akhmad Ramli, Drs. M. Pd
Disusun Oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
rahmat, taufik, serta hidayahnya kepada kita semua sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan dengan tepat waktu. Sholawat serta salam
senantiasa tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang mana
dengan-Nya lah penyusun dapat merasakan zaman yang terang benderang ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah mendukung
serta membantu kami dalam proses penyeselesaian makalah ini. Tentunya kami
menyadari bahwa ini masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami sangat menerima atas segala kritik
dan saran agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat serta pengetahuan baru bagi siapapun
pembacanya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan ............................................................................ 3
B. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan ....................................................................................... 4
C. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Bentuk Visi dan Misi, Kompetensi, Maksud, Tujuan, dan
Ruang Lingkup. .................................................................................................................................... 8
1. Visi Pendidikan Kewarganegaraan .......................................................................................... 8
2. Misi Pendidikan Kewarganegaraan ......................................................................................... 8
3. Maksud Pendidikan Kewarganegaraan ................................................................................... 9
4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan .................................................................................. 10
5. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ...................................................................... 10
BAB III .................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia.
Pendidikan secara esensial dimaknai sebagai proses pematangan kualitas hidup,
sehingga dengan proses tersebut manusia diharapkan mampu memahami arti dan
hakikat hidup, serta menjalankan tugas kehidupan secara benar.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Achmad Kosasih Djahiri, Esensi Pendidikan Nilai-Moral dan PKN di Era Globalisasi, (Bandung:Lab. PKn UPI,
2006), hlm.9
2
M. S. Branson, Belajar “Civic Education” dari Amerika. Terjemahan Syarifudin dkk. (Yogyakarta: LKIS, 1999),
hlm.7
3
A & Abdul R Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi , Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani, Indonesian Center for Civic Education (ICCE), (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), hlm.1
3
meneruskan cita-cita pembangunan bangsa dengan sungguh-sungguh mencintai
bangsanya sendiri, dengan tidak membeda-bedakan setiap suku, ras, maupun agama
yang mendiami di bumi pertiwi Indonesia. Dengan wawasan kebangsaan dan juga
semangat nasionalisme maka hal ini diharapkan agar kita dapat menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Negara Indonesia agar tidak terpecah belah.
Civics pertama kali dikenalkan oleh Legiun Veteran Amerika yang tujuannya
adalah untuk meng-Amerika-kan bangsa Amerika yang bervariasi latar belakang
budaya, ras, dan asal negaranya.Civics mulai diajarkan di Amerika Serikat pada tahun
1870 oleh para Legiun Veteran Amerika.Para Legiun Veteran Amerika tersebut
menekankan pada aspek teoritik.Hal tersebut berorientasi pada pendidikan karakter dan
patriotisme sebagaimana dikemukakan oleh Butts dalam Stanley Wronski and Bragaw,
(1986) dengan menyebutnya “as affection for commitment to the American Society and
Government.”
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU Sisdiknas).
5
https://bahan--ajar-esaunggul-ac-id.webpkgcache.com/doc/-/s/bahan-ajar.esaunggul.ac.id/psd212/wp-
content/uploads/sites/829/2020/01/PPT-UEU-Konsep-Dasar-PKN-Pertemuan-2.pp
4
Menurut sejarahnya pendidikan kewarganegaraan (Civics) berasal dari
pendidikan tentang kewarganegaraan (Citizenship). Stanley E. Dimond menjelaskan
bahwa Citizenship sebagaimana keterhubungan dengan kegiatan-kegiatan sekolah
mempunyai dua pengertian dalam arti sempit, citizenship hanya mencakup status
hukum warga negara dalam sebuah negara, organisasi pemerintah, mengelola
kekuasaan, hak hak hukum dan tanggung jawab. Hal yang menarik dari pendapat
Dimond bahwa adanya keterkaitan Citizenship dengan kegiatan belajar di sekolah
mengingat pentingnya disiplin pengetahuan ini bagi kehidupan warga negara dengan
sesamanya maupun dengan negara di mana mereka berada. Pada perkembangan
selanjutnya makna penting citizenship telah melahirkan gerakan warga negara (civic
community) yang sadar akan pentingnya pendidikan kewarganegaraan.6
6
A & Abdul R Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi , Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani, Indonesian Center for Civic Education (ICCE)...hlm.5
7
Udin Saripudin Winataputra, pendidikan kewarganegaraan dalam pespektif pendidikan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa (gagasan, instrumentasi, dan praksis), (Bandung: widya aksara press, 2012), 9.
8
Sapriya, perspektif pemikiran pilar tentang pendidikan kewarganegaraan dalam membangun bangsa.
Disertasi, (Bandung: SPS UPI, 2007), 92.
5
tentang sejarah perjuangan Indonesia, sedangkan Kewargaan Negara mengajarkan
tentang kesadaran hidup bernegara dengan status sebagai penanggung hak dan
kewajiban.
Pada tahun 1966 ketika pergantian rezim dari pemerintahan Soekarno ke
Soeharto terjadi perubahan tatanan dalam sistem pemerintahan. Di era tersebut yang
menginginkan untuk kembali ke Pancasila secara murni dan konsisten (meskipun hanya
sebatas teori saja), sehingga pada tahun 1968 dikeluarkan suatu kurikulum yang dikenal
dengan nama Kurikulum 1968, yang kemudian nama Civics diganti dengan nama
Pendidikan Kewargaan Negara (PKN). Di pendidikan tinggi mendapatkan mata kuliah
yang diberi nama Pendidikan Pancasila dan juga mendapatkan mata kuliah Pendidikan
Kewiraan yang menekankan mahasiswa harus mampu menguasai materi tentang bela
negara dalam rangka ketahanan nasional.
Pada tahun 1973 terjadi perubahan kurikulum kembali, yang disebut dengan
kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). Di dalam kurikulum tersebut
pelajaran tentang pendidikan kewarganegaraan menggunakan beberapa istilah, yaitu
Pendidikan Kewargaan Negara, Studi Sosial, Civics dan Hukum.
Pada tahun 1975 terjadi perubahan kurikulum yang sebelumnya menggunakan
kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) menjadi kurikulum Sekolah
Dasar. Pada kurikulum tersebut istilah Pendidikan Kewargaan Negara berubah menjadi
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang merupakan mata pelajaran wajib untuk
jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, SPG, dan Sekolah Kejuruan.9 Implementasi
kurikulum 1975 khususnya pelajaran Pendidikan Moral dan Pancasila (PMP) setelah
berjalan beberapa tahun banyak menuai kritik dan saran karena pelajaran tersebut masih
menitikberatkan pada aspek kognitif.
Pada tahun 1994 kurikulum mengalami perubahan kembali setelah munculnya
Surat Keputusan Mendikbud No.060/U/1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar
yang merupakan pelaksana dari UU No. tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pada tahun itu dikenal dengan nama kurikulum 1994. Perubahan kurikulum
tersebut juga mempengaruhi perubahan istilah pada pelajaran Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) yang menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Perubahan tersebut terjadi hampir sama dengan masalah yang timbul di kurikulum
9
Udin Saripudin Winataputra, pendidikan kewarganegaraan dalam pespektif pendidikan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa (gagasan, instrumentasi, dan praksis)...hlm.4
6
1984, yaitu masih lebih menekankan pada ranah kognitif dan belum menyentuh ke
ranah afektif.
Pada tahun 1998 pergolakan politik di Indonesia memanas, sehingga terjadi
demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa yang menginginkan
pemimpin saat itu untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Setelah
pemimpin pada saat itu menyatakan pengunduran dirinya sebagai Presiden pada tanggal
21 Mei 1998, terjadi perubahan besar-besaran sistem ketatanegaraan di Indonesia yang
dikenal dengan era reformasi. Pada tahun 1998 Materi Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P-4) dicabut, sehingga PPKn tidak mengajarkan kembali terkait
P-4.
Di perguruan tinggi pendidikan kewarganegaraan yang dikemas dalam mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewiraan. Pada tahun 2002 khususnya
mata kuliah Pendidikan Kewiraan berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Di
sisi lain, pada tahun tersebut khususnya di UIN/STAN/IAIN tidak menggunakan
menggunakan istilah Pendidikan Kewarganegaraan tetapi menggunakan istilah
Pendidikan Kewargaan.10 Pada tahun 2003 disahkan UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang juga berimplikasi pada perubahan istilah dari
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menjadi Pendidikan Kewarganegaraan di
jenjang pendidikan SD, SMP, SMA atau SMK. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003
pasal 37 Pendidikan Kewarganegraan merupakan mata pelajaran wajib di SD, SMP,
SMA atau SMK dan mata kuliah wajib di perguruan tinggi.
Pada tahun 2004 mengingat kurikulum sebelumnya memiliki kelemahan yang
masih menekankan pada hafalan, kemudian berubah menjadi kurikulum 2004 yang
lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pada tahun 2006 ketika
Kurikulum Berbasis Kompetensi mengalami perubahan menjadi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) istilah Pendidikan Kewarganegaraan juga masih tetap
digunakan, karena istilah tersebut dianggap cocok untuk diimplementasikan kepada
anak didik sehingga terdidik menjadi warga negara yang baik.
Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di pecah menjadi
dua kementerian, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah
serta Kementerian Pendidikan tinggi dan Riset. Di tahun tersebut Menteri Kebudayaan
10
Udin Saripudin Winataputra, pendidikan kewarganegaraan dalam pespektif pendidikan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa (gagasan, instrumentasi, dan praksis)...hlm.5
7
dan Pendidikan Dasar dan Menengah menetapkan kurikulum di Indonesia
menggunakan dua kurikulum, yaitu kurikulum 2013 dan KTSP. Meskipun ada
dualisme kurikulum di Indonesia, istilah Pendidikan Kewarganegaraan tidak
menggalami perubahan dan masih tetap menjadi mata pelajaran dan mata kuliah wajib
bagi anak didik di lembaga pendidikan formal.
11
Martini dkk, Pendidikan Kewarganegaraan. (Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2013), hal 2
8
Visi dan misi Mata Pelajaran PKn tersebut di atas, pada hakikatnya
dimaksudkan untuk membentuk warga negara yang baik dan bertanggung jawab
yang tercermin dalam perilaku dan kehidupannya berdasarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Dasar Negara Pancasila. Visi dan misi tersebut secara lebih jelas
dijabarkan dalam tujuan PKn sebagai berikut:
1. Agar peserta didik memiliki kemampuan berfikir kritis, rasional, dan
kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lainya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi
9
4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
10
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban
anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai
warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan
kedudukan warga negara.
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem
politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai
ideologi terbuka.
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional
dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Kosasih Djahiri, Esensi Pendidikan Nilai-Moral dan PKN di Era Globalisasi,
(Bandung:Lab. PKn UPI, 2006)
M. S. Branson, Belajar “Civic Education” dari Amerika. Terjemahan Syarifudin dkk.
(Yogyakarta: LKIS, 1999)
A & Abdul R Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi , Hak Asasi Manusia
dan Masyarakat Madani, Indonesian Center for Civic Education (ICCE), (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2008)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU Sisdiknas).
Esa Unggul, “PPT Konsep Dasar PKN Pertemuan 2” (diakses pada tanggal 16/2/2023)
https://bahan--ajar-esaunggul-ac-id.webpkgcache.com/doc/-/s/bahan-
ajar.esaunggul.ac.id/psd212/wp-content/uploads/sites/829/2020/01/PPT-UEU-
Konsep-Dasar-PKN-Pertemuan-2.pp
Udin Saripudin Winataputra, pendidikan kewarganegaraan dalam pespektif pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa (gagasan, instrumentasi, dan praksis), (Bandung:
widya aksara press, 2012)
Sapriya, perspektif pemikiran pilar tentang pendidikan kewarganegaraan dalam membangun
bangsa. Disertasi, (Bandung: SPS UPI, 2007)
Udin Saripudin Winataputra, pendidikan kewarganegaraan dalam pespektif pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa (gagasan, instrumentasi, dan praksis)
Martini dkk, Pendidikan Kewarganegaraan. (Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2013)
13