Anda di halaman 1dari 16

CIVIC EDUCATION

Makalah
Dosen pengampu: Dr. H. Akhmad Ramli, Drs. M. Pd

Disusun Oleh:

Icha Rahma Aisyah 2211102004


Dawadtri Binti Ayub Leda 2211102008
Tommy 2211102009

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS


SAMARINDA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
rahmat, taufik, serta hidayahnya kepada kita semua sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan dengan tepat waktu. Sholawat serta salam
senantiasa tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang mana
dengan-Nya lah penyusun dapat merasakan zaman yang terang benderang ini.

Kami ucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah mendukung
serta membantu kami dalam proses penyeselesaian makalah ini. Tentunya kami
menyadari bahwa ini masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami sangat menerima atas segala kritik
dan saran agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat serta pengetahuan baru bagi siapapun
pembacanya.

Samarinda, 15 Februari 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan ............................................................................ 3
B. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan ....................................................................................... 4
C. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Bentuk Visi dan Misi, Kompetensi, Maksud, Tujuan, dan
Ruang Lingkup. .................................................................................................................................... 8
1. Visi Pendidikan Kewarganegaraan .......................................................................................... 8
2. Misi Pendidikan Kewarganegaraan ......................................................................................... 8
3. Maksud Pendidikan Kewarganegaraan ................................................................................... 9
4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan .................................................................................. 10
5. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ...................................................................... 10
BAB III .................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia.
Pendidikan secara esensial dimaknai sebagai proses pematangan kualitas hidup,
sehingga dengan proses tersebut manusia diharapkan mampu memahami arti dan
hakikat hidup, serta menjalankan tugas kehidupan secara benar.

Memasuki masa era globalisasi, bangsa Indonesia tidak mati-matinya selalu


melakukan pembangunan disegala bidang kehidupan baik pembangunan material
maupun spiritual termasuk di dalamnya sumber daya manusia, salah satu faktor yang
menunjang pembangunan atau peningkatan sumber daya manusia yaitu melalui
pendidikan mendapat prioritas utama.

Guru berusaha menyediakan dan menggunakan semua potensi dan upaya.


Masalah motivasi adalah faktor yang penting bagi peserta didik. Hanya saja motivasi
sangat bervariasi dari segi tinggi rendahnya maupun jenisnya. Guna mewujudkan
tujuan itu bukan suatu hal yang mudah. Sehingga sangatlah dibutuhkan sebuah tekad
dari berbagai pihak guna meraih kebersamaan tujuan dan visi yang sama dalam
menciptakan keterpaduan pencapaian dalam tujuan pembelajaran.

Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn ) selain sebagai salah satu bidang ilmu


dalam dunia pendidikan juga merupakan salah satu bidang studi yang sangat penting,
baik bagi siswa maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain. Kedudukan
pendidikan kewarganegaraan dalam dunia pendidikan sangat besar manfaatnya karena
pendidikan kewarganegaraan dapat membantu kemampuan siswa dalam
mengembangkan serta membekali pengetahuan siswa. Hal ini yang membuat fokus
pendidikan pada pembentukan kepribadian unggul dengan menitikberatkan pada proses
pematangan kualitas logika, hati, dan akhlak.

1
B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan latar belakang Pendidikan Kewarganegaraan


2. Menjelaskan sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bagaimana pendidikan kewarganegaraan dalam bentuk visi dan misi, kompetensi,
maksud, tujuan dan ruang lingkup.

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui latar belakang Pendidikan Kewarganegaraan


2. Untuk mengetahui sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
3. Untuk mengetahui Pendidikan Kewarganegaraan dalam bentuk visi dan misi,
kompetensi, maksud, tujuan, dan ruang lingkup

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan

Djahiri menjelaskan mengenai pengertian Pendidikan Kewarganegaraan yakni,


PKn atau civic education adalah program pendidikan atau pembelajaran yang secara
programmatik-prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan membudayakan
(civilizing) serta memberdayakan (empowering) menjadi warga negara yang baik
sebagaimana tuntutan keharusan/yuridis konstitusional bangsa atau negara yang
bersangkutan.1 Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang berupaya
untuk menjadikan manusia seutuhnya, baik dalam hal kepribadiannya, budaya, dan
perannya untuk suatu bangsa dan negara. Berkenaan dengan Pendidikan
Kewarganegaraan, Branson juga menjelaskan tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan
adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggungjawab dalam kehidupan politik dan
masyarakat baik ditingkat lokal, negara bagian, dan nasional.2
Pendidikan kewarganegaraan dalam konteks pendidikan nasional bukanlah
sesuatu yang baru di Indonesia. Berbagai model dan istilah pendidikan
kewarganegaraan dilakukan oleh Pemerintah RI untuk menyelenggarakan misi
pendidikan demokrasi dan hak asasi manusia (HAM).3 Beberapa nama yang dipakai
untuk pendidikan kewarganegaraan antara lain adalah: pelajaran Civics, Pendidikan
Kewarganegaraan Negara Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Moral Pancasila,
dan PPKN. Pada level Perguruan Tinggi pernah dilaksanakan Pendidikan Kewiraan.
Adanya mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan juga diharapkan mampu
menjadi oase yang menyediakan air segar dalam membantu mahasiswa memantapkan
kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila,
rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menerapkan, menguasai dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab
dan bermoral. Di samping itu mahasiswa juga diharapkan mampu untuk menjaga dan

1
Achmad Kosasih Djahiri, Esensi Pendidikan Nilai-Moral dan PKN di Era Globalisasi, (Bandung:Lab. PKn UPI,
2006), hlm.9
2
M. S. Branson, Belajar “Civic Education” dari Amerika. Terjemahan Syarifudin dkk. (Yogyakarta: LKIS, 1999),
hlm.7

3
A & Abdul R Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi , Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani, Indonesian Center for Civic Education (ICCE), (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), hlm.1

3
meneruskan cita-cita pembangunan bangsa dengan sungguh-sungguh mencintai
bangsanya sendiri, dengan tidak membeda-bedakan setiap suku, ras, maupun agama
yang mendiami di bumi pertiwi Indonesia. Dengan wawasan kebangsaan dan juga
semangat nasionalisme maka hal ini diharapkan agar kita dapat menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Negara Indonesia agar tidak terpecah belah.

Undang-undang4 pendidikan adalah upaya masyarakat dan pemerintah untuk


menjamin kelangsungan hidup warganya dan generasi penerusnya, secara bermakna
dan mampu mengantisipasi hari depan mereka yang senantiasa terkait dengan konteks
budaya, bangsa, negara dan hubungan internasionalnya. Pengertian pendidikan
menurut Undang-undang Sisdiknas tersebut memiliki arti bahwa pendidikan adalah
usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga
mencapai kedewasaan.

B. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan

Civics pertama kali dikenalkan oleh Legiun Veteran Amerika yang tujuannya
adalah untuk meng-Amerika-kan bangsa Amerika yang bervariasi latar belakang
budaya, ras, dan asal negaranya.Civics mulai diajarkan di Amerika Serikat pada tahun
1870 oleh para Legiun Veteran Amerika.Para Legiun Veteran Amerika tersebut
menekankan pada aspek teoritik.Hal tersebut berorientasi pada pendidikan karakter dan
patriotisme sebagaimana dikemukakan oleh Butts dalam Stanley Wronski and Bragaw,
(1986) dengan menyebutnya “as affection for commitment to the American Society and
Government.”

Pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan secara umum harus ditekankan


pada upaya melatih pikiran para pelajar dengan menghafal, mengarahkan dan
menasihati secara teratur dengan bahan yang baik-baik. Pengajaran Civics dan
kewarganegaraan bersifat indoktrinisasi atau disebut “parrot like instruction”, atau
“watering down.” 5

4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU Sisdiknas).
5
https://bahan--ajar-esaunggul-ac-id.webpkgcache.com/doc/-/s/bahan-ajar.esaunggul.ac.id/psd212/wp-
content/uploads/sites/829/2020/01/PPT-UEU-Konsep-Dasar-PKN-Pertemuan-2.pp

4
Menurut sejarahnya pendidikan kewarganegaraan (Civics) berasal dari
pendidikan tentang kewarganegaraan (Citizenship). Stanley E. Dimond menjelaskan
bahwa Citizenship sebagaimana keterhubungan dengan kegiatan-kegiatan sekolah
mempunyai dua pengertian dalam arti sempit, citizenship hanya mencakup status
hukum warga negara dalam sebuah negara, organisasi pemerintah, mengelola
kekuasaan, hak hak hukum dan tanggung jawab. Hal yang menarik dari pendapat
Dimond bahwa adanya keterkaitan Citizenship dengan kegiatan belajar di sekolah
mengingat pentingnya disiplin pengetahuan ini bagi kehidupan warga negara dengan
sesamanya maupun dengan negara di mana mereka berada. Pada perkembangan
selanjutnya makna penting citizenship telah melahirkan gerakan warga negara (civic
community) yang sadar akan pentingnya pendidikan kewarganegaraan.6

Penggunaan istilah pendidikan kewarganegaraan di Indonesia sering


mengalami perubahan, mengingat perkembangan kewarganegaraan di Indonesia
semakin komplek. Pada tahun 1947 di dalam kurikulum atau Rencana Pelajaran
Sekolah Rakyat, walaupun hakikat tujuan membentuk dan membangun warga negara
yang cerdas, demokratis, dan religius itu sudah ditegaskan, namun tidak diwadahi oleh
mata pelajaran khusus dengan nama semacam Kewarganegaraan, Pendidikan
Kewarganegaraan atau yang lainnya.7
Pada tahun 1959 saat Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959, berimplikasi pada sistem pendidikan di Indonesia khususnya penggunaan istilah
pelajaran Kewarganegaraan yang berubah menjadi Civics, yang di dalamnya sejarah
terkait kebangkitan nasional, Undang-Undang Dasar 1945, pidato kenegaraan Presiden
yang diarahkan untuk nation and character building.8 Pada masa itu pelajaran Civics
lebih menekankan pada aspek kognitif dan lebih bersifat indoktrinasi.
Pada tahun 1962 mengingat pelajaran Civics yang lebih mengedepankan
indoktrinasi, Suhardjo yang menjabat sebagai menteri kehakiman mengusulkan untuk
merubah istilah Civics menjadi Kewargaan Negara. Pada masa itu sistem pendidikan
di Indonesia berkembang dua istilah pelajaran tentang kewarganegaraan, yaitu Civics
dan Kewargaan Negara. Perbedaan kedua istilah tersebut yaitu Civics mengajarkan

6
A & Abdul R Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi , Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani, Indonesian Center for Civic Education (ICCE)...hlm.5
7
Udin Saripudin Winataputra, pendidikan kewarganegaraan dalam pespektif pendidikan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa (gagasan, instrumentasi, dan praksis), (Bandung: widya aksara press, 2012), 9.
8
Sapriya, perspektif pemikiran pilar tentang pendidikan kewarganegaraan dalam membangun bangsa.
Disertasi, (Bandung: SPS UPI, 2007), 92.

5
tentang sejarah perjuangan Indonesia, sedangkan Kewargaan Negara mengajarkan
tentang kesadaran hidup bernegara dengan status sebagai penanggung hak dan
kewajiban.
Pada tahun 1966 ketika pergantian rezim dari pemerintahan Soekarno ke
Soeharto terjadi perubahan tatanan dalam sistem pemerintahan. Di era tersebut yang
menginginkan untuk kembali ke Pancasila secara murni dan konsisten (meskipun hanya
sebatas teori saja), sehingga pada tahun 1968 dikeluarkan suatu kurikulum yang dikenal
dengan nama Kurikulum 1968, yang kemudian nama Civics diganti dengan nama
Pendidikan Kewargaan Negara (PKN). Di pendidikan tinggi mendapatkan mata kuliah
yang diberi nama Pendidikan Pancasila dan juga mendapatkan mata kuliah Pendidikan
Kewiraan yang menekankan mahasiswa harus mampu menguasai materi tentang bela
negara dalam rangka ketahanan nasional.
Pada tahun 1973 terjadi perubahan kurikulum kembali, yang disebut dengan
kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). Di dalam kurikulum tersebut
pelajaran tentang pendidikan kewarganegaraan menggunakan beberapa istilah, yaitu
Pendidikan Kewargaan Negara, Studi Sosial, Civics dan Hukum.
Pada tahun 1975 terjadi perubahan kurikulum yang sebelumnya menggunakan
kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) menjadi kurikulum Sekolah
Dasar. Pada kurikulum tersebut istilah Pendidikan Kewargaan Negara berubah menjadi
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang merupakan mata pelajaran wajib untuk
jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, SPG, dan Sekolah Kejuruan.9 Implementasi
kurikulum 1975 khususnya pelajaran Pendidikan Moral dan Pancasila (PMP) setelah
berjalan beberapa tahun banyak menuai kritik dan saran karena pelajaran tersebut masih
menitikberatkan pada aspek kognitif.
Pada tahun 1994 kurikulum mengalami perubahan kembali setelah munculnya
Surat Keputusan Mendikbud No.060/U/1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar
yang merupakan pelaksana dari UU No. tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pada tahun itu dikenal dengan nama kurikulum 1994. Perubahan kurikulum
tersebut juga mempengaruhi perubahan istilah pada pelajaran Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) yang menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Perubahan tersebut terjadi hampir sama dengan masalah yang timbul di kurikulum

9
Udin Saripudin Winataputra, pendidikan kewarganegaraan dalam pespektif pendidikan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa (gagasan, instrumentasi, dan praksis)...hlm.4

6
1984, yaitu masih lebih menekankan pada ranah kognitif dan belum menyentuh ke
ranah afektif.
Pada tahun 1998 pergolakan politik di Indonesia memanas, sehingga terjadi
demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa yang menginginkan
pemimpin saat itu untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. Setelah
pemimpin pada saat itu menyatakan pengunduran dirinya sebagai Presiden pada tanggal
21 Mei 1998, terjadi perubahan besar-besaran sistem ketatanegaraan di Indonesia yang
dikenal dengan era reformasi. Pada tahun 1998 Materi Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P-4) dicabut, sehingga PPKn tidak mengajarkan kembali terkait
P-4.
Di perguruan tinggi pendidikan kewarganegaraan yang dikemas dalam mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewiraan. Pada tahun 2002 khususnya
mata kuliah Pendidikan Kewiraan berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Di
sisi lain, pada tahun tersebut khususnya di UIN/STAN/IAIN tidak menggunakan
menggunakan istilah Pendidikan Kewarganegaraan tetapi menggunakan istilah
Pendidikan Kewargaan.10 Pada tahun 2003 disahkan UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang juga berimplikasi pada perubahan istilah dari
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menjadi Pendidikan Kewarganegaraan di
jenjang pendidikan SD, SMP, SMA atau SMK. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003
pasal 37 Pendidikan Kewarganegraan merupakan mata pelajaran wajib di SD, SMP,
SMA atau SMK dan mata kuliah wajib di perguruan tinggi.
Pada tahun 2004 mengingat kurikulum sebelumnya memiliki kelemahan yang
masih menekankan pada hafalan, kemudian berubah menjadi kurikulum 2004 yang
lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pada tahun 2006 ketika
Kurikulum Berbasis Kompetensi mengalami perubahan menjadi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) istilah Pendidikan Kewarganegaraan juga masih tetap
digunakan, karena istilah tersebut dianggap cocok untuk diimplementasikan kepada
anak didik sehingga terdidik menjadi warga negara yang baik.
Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di pecah menjadi
dua kementerian, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah
serta Kementerian Pendidikan tinggi dan Riset. Di tahun tersebut Menteri Kebudayaan

10
Udin Saripudin Winataputra, pendidikan kewarganegaraan dalam pespektif pendidikan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa (gagasan, instrumentasi, dan praksis)...hlm.5

7
dan Pendidikan Dasar dan Menengah menetapkan kurikulum di Indonesia
menggunakan dua kurikulum, yaitu kurikulum 2013 dan KTSP. Meskipun ada
dualisme kurikulum di Indonesia, istilah Pendidikan Kewarganegaraan tidak
menggalami perubahan dan masih tetap menjadi mata pelajaran dan mata kuliah wajib
bagi anak didik di lembaga pendidikan formal.

C. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Bentuk Visi dan Misi, Kompetensi,


Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup.

1. Visi Pendidikan Kewarganegaraan

Visi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu menanamkan komitmen yang kuat


dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan
UndangUndang Dasar 1945 guna memberikan pemahaman yang mendalam tentang
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Visi matakuliah pendidikan kewarganegaraan adalah mampu untuk
membawa mahasiswa melihat inti dari suatu persoalan secara lebih mendalam
dengan melalui khayalan, penglihatan maupun pengamatan. Dengan melakukan hal
itu secara baik, akan menjadikan kepribadian mahasiswa lebih baik.11 Dengan visi
di atas, kiranya pendidikan kewarganegaraan diharapkan berperan penting dalam
memantapkan kepribadian manusia (dalam hal ini mahasiswa) seutuhnya, dalam
arti memiliki keutuhan dan keterpaduan antara kemantapan unsur rohani dan unsur
jasmaninya, sejahtera lahir dan bathin.

2. Misi Pendidikan Kewarganegaraan

Misi Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membantu memantapkan


kepribadian, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila.
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat melalui berbagai jalur, salah satunya adalah
melalui pendidikan. Oleh karenanya, melalui pendidikan kewarganegaraan
diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

11
Martini dkk, Pendidikan Kewarganegaraan. (Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2013), hal 2

8
Visi dan misi Mata Pelajaran PKn tersebut di atas, pada hakikatnya
dimaksudkan untuk membentuk warga negara yang baik dan bertanggung jawab
yang tercermin dalam perilaku dan kehidupannya berdasarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Dasar Negara Pancasila. Visi dan misi tersebut secara lebih jelas
dijabarkan dalam tujuan PKn sebagai berikut:
1. Agar peserta didik memiliki kemampuan berfikir kritis, rasional, dan
kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lainya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi

3. Maksud Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan atau PKN secara umum merupakan bentuk


pendidikan yang mengingatkan akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban
warga negara supaya mereka menjadi warga negara yang berpikir tajam dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara. PKN memiliki peran penting bagi para
generasi muda yang akan menjadi warga negara sepenuhnya. Sebab PKN
mengajarkan sikap saling menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan
kreatifitas. Sebagai suatu metode pendidikan, Pendidikan kewarganegaraan pada
hakikatnya didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila sebagai
kepribadian bangsa demi meningkatkan serta melestarikan keluhuran moral dan
perilaku masyarakat yang bersumber pada budaya bangsa yang ada sejak dahulu
kala. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menjadi cermin bagi warga negara
sebagai bentuk jati diri yang terwujud dalam berbagai tingkah laku di dalam
kehidupan keseharian masyarakat. Oleh karena itu, PKN harus di terapkan sejak di
setiap jejang pendidikan sejak usia dini hingga pada perguruan tinggi demi
menghasikan penerus bangsa yang kompeten.

9
4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk membangun karakter bangsa


Indonesia yang antara lain:
a. Membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan
bertanggung jawab dalam kehidupan bangsa dan bernegara.
b. Menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, aktif, kritis, dan
demokratis, namun tetap memiliki komitmen menjaga persatuan dan
integritas bangsa.
c. Mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban, yaitu kebebasan,
persamaan, toleransi, dan tanggung jawab.
Sebagai warga Negara Indonesia kita wajib mempelajari pendidikan
kewarganegaraan dan berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang
senantiasa tumbuh dan berkembang. Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh
jiwa, tekad, dan semangat kebangsaan. Dan hal ini memerlukan sarana pendidikan
bagi setiap warga Negara Indonesia dan mahasiswa sebagai calon cendekiawan pada
khususnya, yaitu melalui pendidikan kewarganegaraaan.

5. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Materi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sekolah disebut sebagai


ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan. Ruang lingkup Pkn ada 8 meliputi,
persatuan dan kesatuan bangsa, norma hukum dan peraturan, hak asasi manusia,
kebutuhan warga negara, konstitusi negara, kekuasaan pancasila, dan globalisasi
dengan jabarannya masing-masing:
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,
Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam
pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,
Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-
peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.

10
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban
anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai
warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan
kedudukan warga negara.
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem
politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai
ideologi terbuka.
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional
dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Djahiri menjelaskan konsep pendidikan kewarganegaraan yaitu pendidikan


kewarganegaraan adalah program pendidikan atau pembelajaran secara terprogram dan
prosedural yang ditujukan untuk memanusiakan dan membudayakan serta
memberdayakan warga negara yang baik. Pendidikan Kewarganegaraan adalah
pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya dalam hal
kepribadian, budaya dan peran berbangsa dan bernegara.

Dalam sejarahnya, pendidikan kewarganegaraan di Indonesia mengalami


perubahan dan perkembangan yang sangat dinamis. Hal ini dikarenakan terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi dan iptek dalam masyarakat
berbangsa dan bernegara yang menyebabkan terjadinya perubahan kurikulum yang
dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di
masyarakat.

Visi dan misi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada hakikatnya


dimaksudkan untuk membentuk warga negara yang baik dan bertanggung jawab yang
tercermin dalam perilaku dan kehidupannya berdasarkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Dasar Negara Pancasila. Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan adalah
seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tanggung jawab, dapat memecahkan masalah
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan konsepsi falsafah
bangsa, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional.

Sebagai warga Negara Indonesia kita wajib mempelajari pendidikan


kewarganegaraan dan berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang
senantiasa tumbuh dan berkembang. Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa,
tekad, dan semangat kebangsaan. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran penting
bagi para generasi muda yang akan menjadi warga negara sepenuhnya. Sebab
mengajarkan sikap saling menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan
kreatifitas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Kosasih Djahiri, Esensi Pendidikan Nilai-Moral dan PKN di Era Globalisasi,
(Bandung:Lab. PKn UPI, 2006)
M. S. Branson, Belajar “Civic Education” dari Amerika. Terjemahan Syarifudin dkk.
(Yogyakarta: LKIS, 1999)
A & Abdul R Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi , Hak Asasi Manusia
dan Masyarakat Madani, Indonesian Center for Civic Education (ICCE), (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2008)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU Sisdiknas).
Esa Unggul, “PPT Konsep Dasar PKN Pertemuan 2” (diakses pada tanggal 16/2/2023)
https://bahan--ajar-esaunggul-ac-id.webpkgcache.com/doc/-/s/bahan-
ajar.esaunggul.ac.id/psd212/wp-content/uploads/sites/829/2020/01/PPT-UEU-
Konsep-Dasar-PKN-Pertemuan-2.pp
Udin Saripudin Winataputra, pendidikan kewarganegaraan dalam pespektif pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa (gagasan, instrumentasi, dan praksis), (Bandung:
widya aksara press, 2012)
Sapriya, perspektif pemikiran pilar tentang pendidikan kewarganegaraan dalam membangun
bangsa. Disertasi, (Bandung: SPS UPI, 2007)
Udin Saripudin Winataputra, pendidikan kewarganegaraan dalam pespektif pendidikan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa (gagasan, instrumentasi, dan praksis)
Martini dkk, Pendidikan Kewarganegaraan. (Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2013)

13

Anda mungkin juga menyukai