Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengampu : Dr.Mangido Nainggolan S.Th,.M.Si

OLEH :
KELOMPOK 7
QORRY DHELLAILA (6213111038)
M. FAUZAN HAKIM (6213111034)
WILLIM SANDIKA (6213111056)
SUPRIANTO SILABAN (6213111029)

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


JURUSAN PEND.JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai.Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 09 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ...........................................................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................................

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................................................

C. TUJUAN ...................................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN ...............................................................................................

a) Hakikat Pendidikan Kewarnegaraan? ...................…………………………….………


b) Apa Landasan Pendidikan Kewarnegaraan?..................................................................
c) Apa Tujuan Dari Pendidikan Kewarganegaraan? .......................................................

BAB III. PENUTUP .......................................................................................................

a) KESIMPULAN ............................................................................................................
b) SARAN .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
mengalami perubahan nama dengan sangat cepat karena mata pelajaran ini rentan terhadap
perubahan politik, namun ironisnya nama berubah berkali-kali, tetapi secara umum serta
pendekatan cara penyampaiannya kebanyakan tidak berubah. Dari sisi isi misalnya, lebih
menekankan pengetahuan untuk di hafal dan bukan materi pembelajaran yang mendorong
berpikir apalagi berpikir kritis siswa. Dari segi pendekatan yang lebih ditonjolkan adalah
pendekatan politis dan kekuasaan. Dari segi pembelajaran atau sistem penyampaiannya
lebih menekankan pada pembelajaran satu arah dengan dominasi guru yang lebih
menonjol sehingga hasilnya sudah dapat diduga, yaitu verbalisme yang selama ini sudah
dianggap sangat melekat pada pendidikan umumnya di Indonesia.Untuk dapat
mengatasi hal itulah kiranya dibutuhkan perubahan-perubahan dalam pendidikan
kewarganegaraan paling tidak untuk ketiga aspek tersebut. Mulai terkikisnya moral anak
bangsa pada zaman sekarang ini, merupakan sebuah teguran cukup keras bagi semua
kalangan umum dan bagi pendidik khususnya.Dalam mengatasi hal ini pendidik harus
bisa mengintegrasikan setiap mata pelajaran menjadi pendidikan yang berkarakter baik
secara langsung maupun tidak langsung.Termasuk dalam matapelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang mengajarkan untuk berperilaku sesuai norma-norma yang ada.
Oleh karena itu, melalui tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar
kami ingin membahas lebih dalam mengenai hakikat, karakteristik, tujuan, dan ruang
lingkup Pendidikan Kewarganegaraan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hakikat Pendidikan Kewarnegaraan?
2. Apa Landasan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?
3. Apa tujuan dari Pendidikan Kewarnegaraan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui hakikat dari Pendidikan Kewarnegaraan.
2. Untuk mengetahui Landasan Pendidikan Kewarnegaraan.
3. Untuk mengrtahui tujuan dari Pendidikan Kewarnegaraan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan Nilai-nilai
pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para peserta didik baik sebagai
individu, sebagai anggota masyarakat dan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Kep.
Dirjen dikti No.267/Dikti/2000 materi Pendidikan Kewarganegaran adalah pendidikan
tentang hubungan warga negara dengan negara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara (PPBN). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan
Kewarnegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dalam pendidikan
formal untuk membina sikap moral peserta didik agar memiliki karakter dan
berkepribadian yang positif sesuai dengan nilai- nilai pancasila . PKn sebagai wahana
pembinaan perilaku pada siswa juga dimaksudkan untuk membekali siswa dengan
budi pekerti, pengetahuan, dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara
Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.
Menurut Winataputra (Winarno, 2014: 16) pendidikan kewarganegaraan sudah
menjadi bagian inheren dari instrumentasi serta praksis pendidikan nasional Indonesia
dalam lima status. Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah. Kedua, sebagai mata kuliah
di perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu
pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru. Keempat, sebagai program
pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran Pedoman Pen hayatan dan
pengamalan Pancasila (Penataran P4) atau sejenisnya yang pernah dikelola oleh
pemerintah sebagai suatu crash program. Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam
bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait, yang dikembangkan sebagai
landasan dan kerangka berpikir mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam status
pertama, kedua, ketiga, dan keempat.
Nu'man Somantri (Somantri, 2001) mendefinisikan pendidikan kewarganegaraan
sebagai seleksi dan adaptasi dari lintas ilmu-ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan,
humaniora, dan kegiatan-kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara
psikologis dan ilmiah untuk ikut mencapai tujuan pendidikan. Secara komprehensif, Udin
S. Winataputra (Winataputra, 2012:249) mendefinisikan pendidikan kewarganegaraan
sebagai suatu bidang kajian yang memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi psikologis
dan sosio kultural kewarganegaraan individu, menggunakan ilmu politik dan ilmu
pendidikan sebagai landasan epistimologis intinya, diperkaya dengan disiplin ilmu lain
yang relevan dan mempunyai implikasi aksiologis terhadap instrumentasi dan praksis
pendidikan setiap warga negara dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Menurut Azis Wahab (Cholisin, 2000:18), pendidikan kewarganegaraan merupakan
media pengajaran yang meng Indonesiakan para siswa secara sadar, cerdas, dan penuh
tanggung jawab. Karena itu, program pendidikan kewarganegaraan memuat konsep-konsep
umum ketatanegaraan, politik dan hukum negara, serta teori umum yang lain yang cocok
dengan target tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian pendidikan
kewarganegaraan adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang membentuk peserta didik
menjadi warga negara yang berkarakter, cerdas, terampil, dan bertanggung jawab sehingga
dapat berperan aktif dalam masyarakat, bangsa, dan negara sesuai ketentuan Pancasila dan
UUD NRI 1945.
Jadi hakikat Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu :
1. Program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya
bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku
dalam kehidupan sehari hari.

2. Sebuah matapelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang


beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan proses pembelajaran yang berusaha untuk
membangun civic knowledge, civic skills, dan civic disposition peserta didik, sehingga
tujuan untuk membentuk warga negara yang baik dapat terwujud. Menurut Margaret
Stimman Branson (Dikdik B. Arif, 2014:3) civic education atau pendidikan
kewarganegaraan adalah satu komponen pendidikan penting yang mengajarkan warga
negara untuk mengambil bagian dalam kehidupan demokrasi publik, menggunakan hakhak
mereka dan untuk membebaskan tanggung jawab mereka dengan pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan. Branson membagi ranah civic education (pendidikan
kewarganegaraan) yaitu civic knowledge, civic skills and civic dispositions (Margaret
Stimman Branson, 1998).
Civic knowledge adalah materi substansi atau pengetahuan yang berkaitan dengan
kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara. Aspek ini
menyangkut kemampuan akademik keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau
konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan
merupakan bidang kajian yang bersifat multidisipliner.
Civic skill merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan
kewarganegaraan agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna karena
dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalahmasalah dalam bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Civic skills meli-é puti keterampilan intelektual (intelectual skills) dan
keterampilan berpartisipasi (participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara,e Contoh keterampilan intelektual adalah keterampilan dalam merespon
berbagai persoalan politik, misalnya menyampaikan pendapat kepada pemerintah. Contoh
keterampilan berpartisipasi adalah keterampilan menggunakan hak dan kewajibannya di
bidang hukum, misalnya segera melapor kepada Polisi atau aparat keamanan atas terjadinya
kejahatan yange diketahui
Civic dispositions diterjcmahkan sebagai watak, sikap, atau karakter
kewarganegaraan. Civic dispositions dapat diartikan juga scbagi nilai kewarganegaan
(civic valuc). Civic disposition merupakan karakter kewarganegaraan yang dikembangkan
dari pcngetahuan dan kctcrampilan kewarganegaraan. Romponen ini sesungguhnya
merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran atau mata
kuliah pendídikan kewarganegaraan. Dimensi watak kewarganegaraan dapat dipandang
sebagai "muara't dari pengembangan kedua dimensi sebelumnya.

B. Landasan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan


Landasan/dasar pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah:
1) Landasan Idil, yaitu Pancasila
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia. Ideologi adalah seperang kat nilai
yang mengarahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ideologi disebut juga
dengan "a guiding principles" atau prinsip yang menuntun. Pancasila bertujuan untuk
menciptakan individu yang memiliki, keiamanan dan ketaqwaan (sila ke 1), rasa
kemanusiaan (sila ke 2), rasa nasionalisme yang menciptakan integrasi bangsa (sila ke 3),
selalu mengutamakan bermusyawarah dalam menyelesaikan permasalahan (sila ke 4), dan
menjunjung nilai keadilan (sila ke 5).
2) Landasan Ilmiah
Setiap warga negara diharapkan dapat berperan aktif dalam masyarakat agar berguna
bagi bangsa dan negaranya, serta mampu mengan- tisipasi perkembangan dan perubahan
zaman di masa yang akan datang. Untuk itu sangat diperlukan pengusaan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berlandaskan nilai-nilai keagamanan/spiritual, nilai-nilai moral, nilai
kemanusiaan, dan nilai kepribadian budaya bangsa Indonesia yang tertuang dalam
Pancasila dan UUD NRI 1945. Tujuan utama pendidikan kewarga negaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku
cinta tanah air, nasionalisme, berkepr- ibadian Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan
UUD NRI 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting bagi suatu negara, sebagai suatu
perbandingan di beberapa negara juga dikembangkan materi pendidikan kewarganegaraan
sebagai pembekalan nilai-nilai yang menda- sari sikap dan perilaku warga negaranya. Ada
istilah kunci yang sudah banyak dikenal untuk menelusuri pendidikan kewarganegaraan di
negara lain.
Pada hakikatnya, pendidikan kewarganegaraan bersama dengan mata kuliah agama,
Pancasila, bahasa Indonesia termasuk ke dalam disipilin ilmu yang bersifat "pengembangan
kepribadian", yang bertujuan untuk mengem- bangkan sikap, perilaku, dan disiplin kepada
peserta didik. Sebagai sebuah ilmu, pendidikan kewarganegaraan memiliki objek
pembahasan yang jelas, baik objek material maupun objek formalnya. Objek material
adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau cabang ilmu. Objek
material pendidikan kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan dengan warga
negara yang meliputi wawasan, sikap, dan perilaku warga negara dalam kesatuan bangsa
dan negara (Budi Juliardi, 2016:9).
Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan ilmu, setiap ilmu harus memenuhi
syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, sistem, dan bersifat universal. Objek
pembahasan setiap ilmu harus jelas, baik objek material maupun objek formalnya. Objek
material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau cabang ilmu.
Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek
material tersebut. Objek material dari pendidikan kewar ganegaraan adalah segala hal yang
berkaitan dengan warga negara baik yang empirik maupun non empirik, yaitu meliputi
wawasan, sikap, dan perilaku warga negara. Sebagai objek formalnya mencakup dua segi,
yaitu segi hubungan antara warga negara dan negara (termasuk hubungan antar warga
negara) dan segi pembelaan negara (Kaelan dan Zubaidi, 2010:4).
Selain itu, sebagai bidang studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat antar
disipliner (antar bidang), bukan mono disipliner, karena kumpulan pengetahuan yang
membangun ilmu pendidikan kewargane- garaan diambil dari berbagai disiplin ilmu. Oleh
karena itu, upaya pemba- hasan dan pengembangannya memerlukan sumbangan dari
berbagai disip- lin ilmu yang lain, yang meliputi ilmu politik, ilmu filsafat, ilmu hukum,
ilmu sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu sejarah, dan ilmu budaya (Kaelan dan Ahmad Zubaidi,
2007:4).
3) Landasan Yuridis/Hukum
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) 1945
a) Pasal 31 ayat (5) amandemen ke 4 yang berbunyi "pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia". Salah satu sarana
untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah pendidikan kewarganegaraan.
b) Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa "tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaaan negara". Salah satu cara untuk mewujudkan bela negara tersebut
yaitu dengan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.
2. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
a) Pasal 37 ayat (1) menyatakan bahwa "kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib
memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa".
b) Pasal 37 ayat (2) menyatakan bahwa "kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat
pendidikan agama, pendidikan kewarga negaraan, dan bahasa".
3. UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 35 ayat (3) menyatakan bahwa
"kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pancasila,
kewarga- negaraan, dan bahasa Indonesia".
4. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidi- kan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 84/E/KPT/2020 ten- tang Pedoman
Pelaksanaan Mata Kuliah Wajib Pada Kurikulum Pendidikan Tinggi.

C. Tujuan Pendidikan Kewarganegraan


Tujuan pendidikan kewarganegaraan menurut Kosasih Djahiri (1995:10) adalah
sebagai berikut, secara umum tujuan pendidikan kewarga- negaraan harus ajeg dan
mendukung keberhasilan pencapaian pendidikan nasional. Secara khusus, tujuan
pendidikan kewarganegaraan yaitu membi- na moral yang diharapkan diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku
yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan
yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan golongan
sehingga perbedaan pemikiran pendapat atau pun kepentingan diatasi melalui musyawarah
mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh
rakyat Indonesia.
Apabila dikaitkan dengan pendidikan demokrasi Winataputra (Tukiran Taniredja et al,
2017: 6-7) menyatakan, bahwa secara umum, pendidikan kewarganegaraan bertujuan
untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
diharapkan setiap indi- vidu memiliki wawasan, keterampilan intelektual dan sosial, serta
watak sebagai warga negara.
Tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpatisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak cerdas dalam
kegiatan kemasyarakatan, berbangsa dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa lainnya.
4. Beriteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Pendidikan Kewarganegaraan berorientasi pada penanaman konsep kenegaraan
dan juga bersifat implementatif dalam kehidupan sehari - hari. Adapun harapan
yang ingin dicapai setelah pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, maka
akan didapatkan generasi yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal bangsa
Indonesia, program pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi
harus mampu mencapai tujuan:
1. Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang mengapresiasi nilai-
nilai moral, etika, dan religius.
2. Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan.
3. Menumbuh kembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada tanah
air.
4. Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggungjawab, serta
mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.
Setelah menelaah dari tujuan pendidikan kewarganegaraan yang dikemukakan oleh
beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan
berorientasi pada pendidikan nilai, moral dan pengembangan karakter peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang sangat
penting bagi setiap individu untuk lebih mencintai bangsa Indonesia, melalui mata pelajaran
ini para siswa, mahasiswa, maupun warga negara dididik untuk lebih mencintai bangsa dan
negara Indonesia ini. PKn meliputi pokok bahasan pengantar PKn, Hak dan Kewajiban
warga negara, pendidikan pendahuluan bela negara, demokrasi Indonesia, hak asasi manusi,
wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik dan stategi nasional. Jadi, Pendidikan
Kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai
wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar
dari budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik
sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa.

B. Saran
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat bermafaat bagi kita semua, serta dapat
memberikan informasi tentang pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan sejak dini.

DAFTAR PUSTAKA
Goyang, Jaran. 2017. Konsep Dasar PKn. http://blog kumpulan
makalah.blogspot.com/2017/10/mak'alah-hakikat-tujuan- pengertian.html
Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran PPKn di SD/ MI. Medan: Aksha Sakti.
Sumarsono, dkk. 2011. Pendidikan Kewarnegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai