Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “ Peran Pendidikan
Kewarganegaraan Bagi Generasi Muda di Kabupaten Mempawah”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan proses yang dilakukan secara dasar dan terencana, untuk
pembinaan perkembangan sumber daya manusia. Sedangkan perkembangan diartikan sebagai
perubahan ke arah yang positif atau lebih baik. Dengan melaksanakan pendidikan, manusia akan
menjadikan dirinya lebih berkualitas, oleh sebab itu pendidikan memiliki peran yang penting bagi
kehidupan manusia. Manusia dituntut untuk tetap meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan mutu pendidikan, dan manusia di tuntut untuk trus menggali pengetahuan, tidak hanya
menguasai materi pengetahuan tetapi harus mengembangkan keterampilan agar ilmu pengetahuan
yang dimiliki dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 BAB II Pasal 3 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (2003:7) dikatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnnya potensi peserta
didik agar dapat menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulai, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Minto Rahayu (2009:17) bertujuan membekali dan memantapkan dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar hubungan warga negara Indonesia yang pancasila dengan negara dan sesama
warga negara dengan kemampuan dasar diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang mantap,berpikir kritis, bersikap rasional,
esistensi dan dinamis, berpandangan luas, bersikap demokrasi dan berkeadaban.
PEMBAHASAN
Oleh karena itu misi pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah membawa misi
pendidikan moral bangsa, membentuk warga negara yang cerdas, demokratis, dan berakhlak
mulia, yang secara konsisten melestarikan dan mengem-bangkan cita-cita demokrasi dan
membangun karakter bangsa. Sedangkan visi pendidikan Kewarganegraan (PKn) adalah
mewujudkan proses pendidikan yang terarah pada pengembangan kemampuan individu, sehingga
menjadi warga Negara yang cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab, terbentuk warga negara
Indonesia bertingkah laku berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan karakter-karakter positip
masyarakat dan bangsa Indonesia.
Kenyatannya di lapangan, dari data yang didapat nilai rata-rata untuk mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di beberapa sekolah di Kabupaten Mempawah masih dibawah
standar dengan batas ketuntasan minimalnya (KKM) yaitu 75. Berdasarkan data tersebut peserta
didik yang mampu mencapai nilai ≥ 75 hanya sebesar 40%, sedangkan sisanya memperoleh nilai
di bawah batas ketuntasan minimal
Data di atas peneliti dapatkan setelah melakukan wawancara dengan pendidik di beberapa
sekolah tersebut. Rendahnya prestasi belajar peserta didik tersebut antara lain disebabkan oleh
faktor dari pendidik dan peserta didik. Agar hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dapat meningkat dari data sebelumnya, pendidik harus memberikan inovasi
dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang dapat ditempuh berkaitan dengan inovasi tugas
mengajar adalah pendidik hendaknya mempunyai kemampuan dalam mengembangkan metode
mengajar. Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan
oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan
(Sobri Sutrisno, 2014). Khususnya dalam hal ini adalah metode untuk menunjang proses
pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pemilihan metode pembelajaran
juga perlu diperhatikan karena tidak semua materi dapat diajarkan dengan hanya satu metode
pembelajaran. Pendidik hendaknya dapat memilih metode pembelajaran yang dianggap sesuai
dengan materi yang hendak diajarkan. Hal ini dimaksudkan agar pengajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dapat berlangsung secara efektif, efisien, dan tidak membosankan.
Selain itu, berdasarkan observasi yang dilakukan di lingkungan Sekolah Kabupaten
Mempawah, terlihat bahwa pada saat di kelas proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
sedang berlangsung, menemukan kemampuan kognitif siswa dalam memahami pembelajaran PKn
sangatlah bervariasi dan masih ada beberapa siswa diantaranya yang sulit untuk memahami materi
PKn tersebut. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh kemampuan kognitif siswa, di dalam
belajar masih kurang mampu dalam memahami dan mengingat materi pelajaran. Gejala ini tampak
pada motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran masih rendah, siswa belajar kurang fokus sehingga
siswa lebih sering tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. Adapun hal tersebut
disebabkan, (1) belum terlihat peningkatan tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa pada
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, (2) siswa belum semuanya menerapkan strategi
belajar yang baik dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pembelajaran PKn di kelas.
Tanpa pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, agaknya siswa sulit diharapkan
mampu mengembangkan ranah afektif dan psikomotornya sendiri. Strategi adalah sebuah istilah
populer dalam psikologis kognitif, yang berarti prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan
yang memerlukan alokasi upaya-upaya yang bersifat kognitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan-
pilihan kognitif atau pilihan-pilihan kebiasaan belajar (cognitive preference) siswa. Pilihan
kebiasaan belajar ini secara garis besar terdiri atas:
a. Menghafal prinsip-prinsip yang terkandung dalam materi;
b. Mengaplikasikan prinsip-prinsip materi.
Berdasarkan temuan penelitian dan hasil analisis data diperoleh simpulan bahwa, strategi
siswa dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa pada pembelajaran PKn termasuk
kategori “Tinggi”, hal ini dapat lihat dari tingkat pengetahuan siswa pada strategi belajar siswa
yakni;
1) Pengetahuan siswa dapat menyelesaikan tugas yang di berikan oleh guru.
2) Pemahaman siswa dapat menguraiakan atau menjelaskan kembali materi pelajaran yang
telah disampaikan oleh guru dengan baik.
3) Penerapan siswa dapat memecahkan suatu masalah yang di berikan oleh guru dalam
pelajaran.
4) Analisis siswa dapat merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur
keseluruhan dapat dipahami dengan baik, dengan kata lain siswa dapat menganalisis suatu
informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil.
5) Sintesis siswa dapat menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan.
6) Evaluasi kemampuan untuk menilai hasil ujian hal lain sesuai standar.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Peran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah bertujuan agar siswa
mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan diperlukan adanya keaktifan, supaya siswa mampu mengembangkan pola
pemikiranya sehingga dapat berfikir kritis dan rasional sehingga hasil belajarnya pun akan
berkembang kearah yang lebih baik. Mata pelajaran ini tidak hanya menekankan pada aspek
kognitif saja tetapi mencakup semua aspek yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu
agar menjadi warga negara yang aktif dan partisipatif. Sedangkan untuk tujuan PKndi sekolah
lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dapat memberikan bekal
siswa dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Strategi siswa dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pembelajaran PKn di
Kabupaten Mempawah, yakni dengan cara belajar kelompok, berdiskusi dengan teman. Selain itu
guru PKn juga senantiasa mengajak siswa untuk selalu bertanya, memberikan evaluasi serta pujian
kepada siswa agar termotivasi dalam belajar, dan guru PKn juga memberikan tugas membuat
ringkasan materi kepada siswa dengan tujuan agar siswa lebih mudah memahami materi yang telah
diterima dan ringkasan yang dibuat dapat dipelajari kembali.
4.2 Saran
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan masih
minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Anwar Rube’i, D. U. (2018). Penanaman Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Kelas Xi Sma Negeri 1 Toho
Kabupaten Mempawah. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 309-317.
Rohana, D. S. (2018). Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Siantan Kabupaten
Mempawah. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 49-60.
MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI GENERASI MUDA
DI KABUPATEN MEMPAWAH
Dosen Pengampu : Nurhadi,S.Sos.,M.AP
Oleh :
Kelompok V