Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR KEWARGANEGARAAN

Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Civiq Education
Dosen pengampu : Rizwan Martiadi, S.Ip, M.Pd.

Oleh :
Aditya Epriansah 12520.0024
Cucu Suryati 12520.0028
Kartiwi Julianti 12520.0016
Wardah Nurkhalida 12520.0051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SABILI
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas nikmat,
rahmat, taufiq, dan hidayahnya sehingga penulis mampu menyelesaikan Makalah
yang berjudul “Konsep Dasar Kewarganegaraan”. Dan tidak lupa shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri
tauladan dalam setiap sikap dan tindakan kita sebagai sorang muslim.
Penulisan tugas ini dilakukan untuk melengkapi salah syarat dalam
menyelesaikan tugas mata kuliah Civic Education. Ucapan terima kasih penulis
tunjukan kepada Bapak Rizwan Martiadi,S.Ip,M.Pd sebagai dosen pengampu mata
kuliah. Serta kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta
masukan-masukan yang bermanfaat dalam pembuatan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi maupun penggunaan bahasa yang jauh dari sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar
memperbaiki kekurangan dalam tugas ini.

Bandung, 14 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.3. Tujuan ................................................................................................................2
BAB II ...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN ................................................................................................................3
2.1. Konsep Dasar dan Esensi Pendidikan Kewarganegaraan ....................................3
2.2. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi ...............................5
2.3. Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan di Era Global ......................................6
BAB III ..............................................................................................................................9
PENUTUP .........................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan .........................................................................................................9
3.2. Saran ...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan kewarganegaraan menjadi bagian penting dalam suatu
pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari
keberadaan pendidikan kewarganegaraan yang berstatus wajib dalam
kurikulum pendidikan. Keberadaan pendidikan kewarganegaraan terealisasi
nyata disetiap jenjang pendidikan dimulai dari sekolah dasar (SD), sekolah
menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan Perguruan
Tinggi.
Sesuai yang tertera dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yang
berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa” yang menjadi cita-cita bangsa
indonesia merupakan suatu bukti bahwa keberadaan pendidikan
kewarganegaraan sangat penting dalam pembelajaran. Mencerdaskan
kehidupan bangsa memerlukan adanya suatu ikatan tujuan. Ikatan tujuan ini
dapat berwujud suatu ideologi nasional yaitu Pancasila yang menjadi suatu
objek dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Tujuan ideologi
Pancasila tersebut yang kemudian diturunkan menjadi lebih spesifik dalam
tujuan pendidikan nasional. Menurut Pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tujuan pendidikan nasional yaitu “Untuk berkembangnya potensi warga
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis dan bertanggung jawab”. Pendidikan karakter pada dasarnya sama
dengan pendidikan akahlak mulia bagi peserta didik. Pendidikan karakter
tentunya akan melibatkan aspek pengetahuan atau cognitive, perasaan atau
feeling, tindakan atau action, dan sosial. Empat aspek itu dapat menguatkan
karakter anak dalam menjalankan kehidupan. Peserta didik akan diarahkan pada
pengembangan kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual, spiritual, sosial, dan
emosional. Melalui kecerdasan keempat ranah inilah nantinya penyelenggaraan
pendidikan indonesia dilaksanakan.
Arus globalisasi yang sangat deras, memunculkan adanya
pengembanganpengembangan dan pembaruan-pembaruan atau inovasi dalam

1
sistem pendidikan nasional. Pengembangan pendidikan nasional itu dapat
dilihat dari munculnya 18 aspek karakter yang harus ada dalam pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Kementerian
Pendidikan.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi konsep dasar dan esensi Pendidikan Kewarganegaraan?
2. Apa yang menjadi urgensi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi?
3. Tantangan apa saja yang mempengaruhi Pendidikan Kewarganegaraan di
Era Global?
1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar dan esensi Pendidikan Kewarganegaraan
2. Untuk mengetahui peran penting pendidikan pancasila di Perguruan Tinggi
3. Agar mampu menghadapi tantangan Pendidikan Kewarganegaraan di Era
Global
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar dan Esensi Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran atau mata kuliah
wajib yang mengajarkan tentang pengetahuan dan kemampuan dasar
berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara, serta bekal
agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga
negara sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan
kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan
bangsa. Sehingga dapat terbentuk kepribadian peserta didik sebagai warga
Negara Indonesia yang baik dan benar.
Pendidikan Kewarganegaraan ditujukan untuk menanamkan rasa
nasionalisme dan patriotisme serta nilai-nilai dan prilaku yang diperlukan
dalam hubungan antara rakyat dan pemerintah pada suatu Negara atau
hubungan antara individu dan Negara secara timbal balik. PKn telah menjadi
bagian dari kurikulum sekolah secara nasional dan diajarkan mulai dari Taman
kanak-kanak sampai Pendidikan Tinggi. Pendidikan kewarganegaraan
merupakan pendidikan yang penting bagi setiap anak bangsa, karena
pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi panutan untuk menghindari
perilaku-perilaku yang menyimpang. Di jaman modern seperti sekarang ini,
setiap anak bangsa harus memiliki pendidikan kewarganegaraan yang baik
untuk menghindari perilaku-perilaku menyimpang. Selain itu, melalui
pendidikan kewarganegaraan kita dapat mengetahui sejarah perjuangan bangsa
serta lebih menghargai arti dari kemerdekaan Indonesia.Sebagai warga negara,
kita perlu memiliki wawasan dan kesadaran bernegara,sikap dan perilaku, cinta
tanah air serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka
bela negara demi keutuhan NKRI.
Mempelajari pendidikan kewarganegaraan juga terdapat di dalam pasal
39 ayat 2 yaitu bahwa di setiap Jenis,jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat pendidikan kewarganegaraan agar kita dapat memahami hak dan
kewajiban seorang warga Negara.Landasan yang menguatkan berikutnya ada

3
4

dalam al-Qur’an surat An-nisa ayat 59 yang menyatakan bahwa kita diperintah
untuk mentaati Allah swt,lalu kepada Rasul,kemudian kepada
pemerintah.Banyak manfaat yang bisa kita pelajari dari pendidikan
kewarganegaraan,seperti kita dapat belajar etika,moral,norma dan masih
banyak lagi yang bisa dapat dari pelajaran ini. Banyak masyarakat yang tidak
memahami pentingnya mempelajari pendidikan kewarganegaraan, contohnya
yaitu demonstrasi yang melanggar hukum, mahasiswa yang bentrok dan
tawuran sesama mahasiswa maka dari kejadian itu sudah jelas bahwa mereka
menyalahgunakan dan tidak memahami dari pelajaran pendidikan
kewarganegaraan ini. Maka dari itu pendidikan kewarganegaraan harus di
mulai dari usia dini, supaya kita dapat memahami pentingnya keadaan
lingkungan di sekitar kita.
Selain itu,ada dua istilah yang harus diklarifikasi dalam membicarakan
pendidikan kewargangaraan (Citizenship Education) yaitu Civics
(kewarganegaraan), Civic Education (pendidikan kewarganegaraan). Civics
atau kewarganegaraan adalah berkaitan dengan status seseorang atau individu
dalam sebuah organisasi yang disebut Negara-bangsa. Status tersebut diatur
oleh hukum yang dibuat oleh rakyat di Negara itu melalui suatu proses
tergantung kepada sistem pemerintahan yang dipakai. Hukum itu menentukan
hak-hak,tanggungjawab,dan tugas-tugas sebagai warganegara, jadi kata civics
atau kewarganegaraan adalah pola hubungan timbal balik antara pemerintah
dan yang diperintah dan kedua belah pihak diikat oleh hukum atau undang-
undang yang harus dipatuhi bersama.
Seorang warganegara mempunyai dua lapangan kehidupan yaitu
kehidupan publik dan kehidupan pribadi/privat. Civic atau kewarganegaraan
tidak hanya menekankan kepada kehidupan publik, tetapi juga memperhatikan
kehidupan pribadi sebab antara dua jenis kehidupan itu tidak bisa dipisahkan
satu sama lain. Jadi kewarganegaraan mengatur kehidupan individu dalam
konteks hubungan antara individu dengan Negara.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep kewarganegaraan adalah
suatu ajaran yang memuat polapola hubungan antara individu dan Negara atau
antara Negara dan warganegara. Hubungan dimaksud adalah hubungan bersifat

4
5

publik karena menjadi warganegara berarti menjadi anggota dari satu political
community. Komunitas politik memilki banyak aspek di dalamnya seperti
ideologi, sistem politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, hak, kewajiban
dan lain-lain. Semua aspek ini diatur oleh hukum yang dibuat berdasarkan
suatu proses yang berlaku di Negara tertentu.
2.2 Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Generasi muda adalah generasi yang diharapkan oleh bangsa dan yang
memasuki periode dimana pada usianya dia dapat melakukan pilihan tindakan
yang bertanggung jawab, karena itulah pendidikan moral dan akademis
sangatlah dibutuhkan untuk menunjang pribadi seorang generasi ini untuk
masa depan. Di usia belia, mereka para generasi muda masih sering bertindak
semaunya sendiri, egois, tidak peduli dengan lingkungan apalagi dengan
kondisi negaranya.
Contohnya, banyak pemuda yang golput dalam pemilu, hal itu
menunjukan bahwa generasi pemuda jaman sekarang tidak peduli dengan masa
depan negaranya. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena siapa lagi
yang akan memimpin dan mengurus Negara di masa depan jikalau generasi
muda jaman sekarang tidak mengerti dan paham akan kebutuhan dan
permasalahan yang ada dalam Negara ia tinggal.
Contoh lain, belakangan ini banyak terjadi pelecehan terhadap harga
diri bangsa salah satunya yaitu masalah yang dihadapi oleh salah satu artis
penyanyi muda papan atas yang melecehkan lambang Negara dengan
menggantinya dengan lambang “bebek nungging”, diketahui hal itu terjadi
karena Dia hanya menempuh bangku sekolah sampai lulus SD dan
pengetahuannya tentang kewarganegaraan kurang. Hal tersebut membuktikan
bahwa pendidikan Kewarganegaraan memang penting bagi generasi muda
sebagai pengetahuan maupun implementasinya pada kehidupan sehari-hari.
Biasanya hanya ada sebagian kecil individu atau kelompok yang benar-benar
peduli dan berbuat untuk menjaga martabat bangsanya. Atau mungkin ada yang
hanya bicara saja bahwa ia peduli namun mereka tidak berbuat apa-apa. Hal
semacam ini harus dihindari, karena hanya dengan adanya kekompakan, maka
akan diperoleh hasil yang maksimal.

5
6

Dari pengertian Pendidikan Kewarganegaraa, dapat ditarik inti yaitu


Pendidikan Kewarganegaraan merupakan hal yang wajib diajarkan mulai dari
pendidikan dasar, hingga kependidikan tinggi. Karena tujuan utama pendidikan
kewarganegaraan adalah untuk memberi pengetahuan, wawasan dan kesadaran
generasi muda dalam bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air yang sesuai
dari kebudayaan bangsa sendiri, serta pemahaman nasionalisme dalam diri
generasi muda sebagai bibit-bibit harapan bangsa Indonesia. Selain memiliki
dasar keilmuan, generasi muda penerus Indonesia dituntut memiliki
kepribadian yang baik dan bisa menjaga nama Indonesia dengan baik. Maka
karena itu didibutuhkan pembelajaran sebagai bekal agar dapat memenuhi
harapan tersebut.
Dengan adanya pengetahuan tentang Pkn, generasi muda diharapkan
dapat mengimplementasikan ilmu yang didapatkannya untuk menjadi seorang
warga Negara yang sanggup bertindak cerdas, bijaksana dan penuh tanggung
jawab dalam berhubungan dengan Negara serta dalam menyelesaikan berbagai
masalah bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan ilmu
yang mereka dapatkan dari pelajaran PKn.
Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan mutlak diperlukan
bagi generasi muda. Maka dari itu Pendidikan kewarganegaraan sekarang
menjadi pelajaran wajib untuk anak SD hingga Mahasiswa.
2.3 Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan di Era Global
Pertumbuhan sains dan teknologi yang semakin moderen akhir akhir ini
menuntut moralitas dan paham nasionalisme yang tinggi, sebab ilmu dan
pengetahuan yang tidak dibarengi dengan tingkat nasionalisme dan moralitas
yang tinggi menyebabkan pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan
(PKn) kehilangan keutamaannya sebagai wadah yang humanis. Tidak sedikit
orang memiliki pengetahuan kewarganegaraaan yang baik dan prestasi yang
gemilang secara formal akademik tetapi tidak memberikan keuntungan yang
bermakna dalam lingkungan masyarakatnya, bahkan menjadi penyakit
masyarakat yang sangat membahayakan bagi keberadaan budaya dan nilai-
nilai kemanusiaan karena semangat nasionalismenya dan moralitasnya rendah.
Pengaruh Negatif globalisasi tidak sedikit kasus amoral terjadi yang dilakukan

6
7

oleh anak-anak usia sekolah maupun oleh para intelektual, baik melalui siaran
televisi maupun media masa. Bagaimana seorang anak membunuh ayahnya
maupun ibunya sendiri, kecanduan obat-obat terlarang, minum-minuman
keras, bunuh diri dan lain sebagainya. Hal ini menggambarkan bahwa
pendidikan yang dilakukan selama ini belum menyentuh ranah kesadaran
mahasiswa.
Dimulainya era globalisasi dengan ciri-ciri adanya saling keterbukaan
dan ketergantungan antarnegara sehingga negara tidak mengenal batas
batasnya. Akibat saling keterbukaan dan ketergantungan ditambah dengan arus
informasi dan telekomunikasi yang sangat cepat maka persaingan Internasional
pun akan semakin ketat terutama pada bidang ekonomi. khususnya bagi
Indonesia globalisasi ini tidak hanya diarahkan pada kepentingan dalam negeri
akan tetapi juga diarahkan pada kepentingan global. Dari segi kepentingan
dalam negeri globalisasi ini memberi peluang positif terutama untuk
mengadopsi dan menerapkan inovasi yang datang dari luar untuk
meningkatkan peluang kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Selanjutnya dari segi keuntungan domestik, pengaruh globalisasi ini dapat
menjadikan masyarakat untuk memiliki pola pikir global dan pola tindak
kompetitif, suka bekerja keras, memiliki etos kerja, kreatif, mau belajar untuk
meningkatkan keterampilan dan prestasi kerja. Dari segi global, hidup di dalam
dunia lebih yang terbuka, dunia yang tanpa batas. Perdagangan bebas serta
makin meningkatnya kerjasama regional misalnya MEA ( Masyarakat
Ekonomi Asia) memerlukan manusia-manusia yang berkualitas tinggi.
Kehidupan global merupakan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang
baru bagi pembangunan ekonomi dan bagi SDM Indonesia yang berkualitas
tinggi untuk memperoleh kesempatan kerja di luar negeri. Di sinilah tantangan
sekaligus peluang bagi peningkatan mutu pendidikan Indonesia baik untuk
memenuhi SDM yang berkualitas bagi kebutuhan domestik maupun global.
Tampubolon, (2001:7-11) mengemukakan bahwa dengan perkembangan
masyarakat industri dan pancaindustri, Indonesia berada di bawah pengaruh
empat proses perkembangan sosial yang mendasar dalam abad ke-21, bahkan
sesungguhnya sudah mulai dalam tiga dekade terakhir abad ke-20. Globalisasi

7
8

diartikan sebagai proses saling berhubungan yang mendunia antarindividu,


bangsa dan negara, serta berbagai organisasi kemasyarakatan, terutama
perusahaan. Proses ini dibantu berbagai alat komunikasi dan transportasi yang
berteknologi canggih, dibarengi kekuatan-kekuatan politik dan ekonomi serta
nilai-nilai sosial-budaya yang saling mempengaruhi. . J. Soedjati Djiwandono
dalam makalahnya mengenai "Globalisasi dan Pendidikan Nilai" ( dalam
Sindhunata, 2001:105) mengemukakan bahwa Negara-negara dan bangsa-
bangsa di dunia kini bukan saja saling terbuka satu sama lain, tapi juga saling
tergantung satu sama lain, kalaupun ketergantungan itu akan senantiasa bersifat
asimetris, artinya satu negara lebih tergantung pada negara lain daripada
sebaliknya. Karena saling ketergantungan dan keterbukaan ini tidak simetris,
pengaruh globalisasi atas berbagai negara juga berbeda kadarnya. Negara-
negara berkembang akan cenderung lebih terbuka pada pengaruh globalisasi
dari pada negara-negara industri maju, karena ketergantungan kelompok
negara- negara pertama pada kelompok negara kedua yang memiliki
kemampuan ekonomi, sumber daya manusia, dan teknologi. Demikian juga
negara-negara maju akan bertindak sebagai pelaku atau subjek, sedangkan
kelompok negara berkembang lebih sebagai sasaran atau objek globalisasi.
Dalam konteks pengertian globalisasi di atas, dapat diprediksi
dampaknya terhadap kelompok negara-negara berkembang sebagai berikut: (1)
kelompok negara-negara maju akan lebih dominan pengaruhnya terhadap
kelompok negara-negara berkembang terutama pada bidang politik dan
ekonomi; (2) kelompok negara-negara berkembang tetap pada posisi yang
lemah dalam berkompetisi, walaupun secara teori kompetisi itu dilakukan
dalam konteks kerjasama; (3) terjadi perubahan dalam cara kehidupan
masyarakat terutama generasi muda yang tinggal di kota-kota; (4) semakin
mudahnya komunikasi internasional, masyarakat dapat mengetahui inovasi
global tentang perkembangan ilmu dan teknologi, sebaliknya dapat membawa
pengaruh negatif pada kehidupan generasi muda. Contohnya adalah masalah
Narkoba yang sudah melanda generasi muda Indonesia termasuk siswa
SLTP/SLTA dan mahasiswa Perguruan Tinggi.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
multidimensional.PKn bukan hanya menekankan kepada aspek kognitif saja
melainkan juga pendidikan karakter bangsa, nilai moral, kecintaan terhadap
tanah air, pendidikan politik, dan kesadaran hukum. Mengingat hal
tersebut,maka Pkn perlu diajarkan dari tingkat pendidikan dasar sampai kepada
pendidikan yang paling tinggi karena mengingat misi dan tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu membentuk karakter warga negara yang baik. Karakter
yang seharusnya dikembangkan oleh bangsa Indonesia hendaknya berupa
konsep, nilai-nilai dan tindakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
Pancasila sebagai dasar negara akan menjadi landasan dalam berbagai jenis
aturan ataupun di dalam program PKn. Maka dari itu dapat dinyatakan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bagian penting dari pendidikan
karakter
Negara yang akan melangkah maju membutuhkan daya dukung besar
dari masyarakat, membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan
semangat loyalitas yang tinggi, terutama adalah generasi muda yang sangat
diharapkan. Generasi muda harus disadarkan untuk segera mengabdikan
dirinya pada negaranya, bersatu padu dalam tujuan yang sama untuk
menghadapi setiap masalah, kepercayaaan, moral dan lain-lain. Pendidikan
Kewarganegaraan adalah sebuah sarana tepat untuk memberikan fasilitas
secara langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan
pada generasi muda terutama mahasiswa.
3.2 Saran
Mahasiswa diharapkan lebih memahami dan mengaplikasikan materi
yang disampaikan dalam pembelajaran dengan cara menggali materi
pembelajaran tersebut secara mandiri dengan menggunakan berbagai sumber
lainnya, sehingga melalui pembelajaran PKn dapat membantu siswa dalam
pembentukan karakter baik, seperti didiplin, jujur, tanggung jawab, bekerja
keras dan sebagainya

9
DAFTAR PUSTAKA
Barnawi dan Arifin, M. 2012. Etika dan Profesi Kependidikan. Jogjakarta: Arruzz
Media.
Budimansyah. 2010. Aktualisasi Pendidikan Karakter Bangsa. Bandung: Widya
Aksara Press.
Danial dan Wasriah. 2006. Metode pendidikan kewarganegaraan. Bandung:
Gramedia
Daryono, dkk. 2008. Pengantar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan,
Jakarta : Rineka Cipta.
Deni, Koswara, Halimah. 2008. Kewarganegaraan. Bandung: PT Pribumi
Nasution,Aulia. Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan. Diakses pada tanggal 10
September 2020 di http://wahono-rinorani.blogspot.com/
Cholisi. Pendidikan Kewarganegaraan. Diakses pada tanggal 10 September 2020
di http://www.pustaka.ut.ac.id/

10

Anda mungkin juga menyukai