Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN

PRESTASI BELAJAR
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu : Anisa Mayasari, S.Pd, M.Pd

Oleh :
Wardah Nurkhalida 12520.0051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SABILI
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah yang berjudul Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi
Belajar Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang menjadi suri tauladan dalam setiap sikap dan tindakan kita sebagai sorang
muslim.
Adapaun tujuan dari penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anisa
Mayasari, S.Pd, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah. Serta kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbingan serta masukan-masukan yang bermanfaat
dalam pembuatan tugas ini.
Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Bandung, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ..............................................................................................1
1.3. Tujuan Permasalahan .........................................................................................2
BAB II ...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN ................................................................................................................3
2.1. Pengertian Kecerdasan Emosional ....................................................................3
2.2. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional ................................................................4
2.3. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional ........................................................................5
2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional ..............................6
2.5. Pengertian Prestasi Belajar ................................................................................7
2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .........................................8
2.7. Kecerdasan Emosional dan Prestasi Belajar ......................................................9
BAB III ............................................................................................................................ 10
PENUTUP ....................................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembelajaran merupakan bagian yang memiliki peran sangat penting
untuk mewujudkan kualitas baik proses maupun lulusan pendidikan.
Pembelajaran yang dilaksanakan secara baik dan tepat akan memberikan
kontribusi sangat dominan bagi siswa, sebaliknya pembelajaran yang
dilaksanakan dengan cara yang tidak baik akan menyebabkan potensi siswa sulit
dikembangkan.
Menurut para ahli, mengungkapkan bahwa kesuksesan ternyata banyak
ditentukan oleh kemampuan dalam mengatasi masalah kehidupannya.
Kemampuan ini tidak banyak berhubungan dengan IQ (Intellectual Quatient)
akan tetapi kemampuan ini lebih banyak berhubungan dengan EQ (Emotional
Quatient) karena banyak ditemukan, orang yang mempunyai IQ tinggi namun
sering mengalami kegagalan, dimana ia tidak memiliki EQ yang memadai untuk
menopang hal itu, dan sering juga dijumpai orang yang hanya mempunyai IQ
biasa-biasa saja namun mempunyai EQ yang cukup memadai, meraih
kesuksesan yang ia cita-citakan. Pasalnya melalui sentuhan dan pendekatan
Emotional Intelegent membuat seseorang mampu membuka diri untuk
membangkitkan potensinya yang selama ini terpendam dan meraih prestasi
terbaik.
Menurut Goleman (2002:65) dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi
itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi
penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah.
Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara
IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Dalam
penulisan makalah ini saya akan membahas tentang hubungan kecerdasan
emosional terhadap prestasi belajar

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian dari kecerdasan emosional ?
1.2.2. Apa saja unsur-unsur dari kecerdasan emosional ?
1.2.3. Bagaimana ciri-ciri dari kecerdasan emosional ?

1
2

1.2.4. Apa saja faktor-faktor kecerdasan emosional ?


1.2.5. Bagaimana pengertian dari prestasi belajar ?
1.2.6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ?
1.2.7. Bagaimana hubungan kecerdasan emosional dan prestasi belajar ?
1.3.Tujuan Permasalahan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari kecerdasan emosional.
1.3.2. Untuk mengetahui unsur-unsur dari kecerdasan emosional.
1.3.3. Untuk mengetahui ciri-ciri dari kecerdasan emosional.
1.3.4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan
emosional.
1.3.5. Untuk mengetahui pengertian dari prestasi belajar.
1.3.6. Untuk mengetahui faktor-faktor dari prestaso belajar.
1.3.7. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dan prestasi
belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kecerdasan Emosional
Kecerdasan sering diartikan dengan Inteligensi. Istilah “cerdas” sendiri
sudah lazim dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Inteligensi
didefinisikan dalam tiga dimensi, yaitu:1
a. Kapasitas untuk memperoleh pengetahuan
b. Kemampuan untuk berpikir dan logika dalam bentuk abstrak
c. Kapabilitas untuk memecahkan masalah.
Emosi berasal dari kata emotus atau emovere, yang artinya mencerca.
Secara harfiah, emosi merupakan setiap kegiatan atau pergolakan pikiran,
perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. William
James mendefinisikan emosi sebagai keadaan budi rohani yang
menampakkan dirinya dengan suatu perubahan yang jelas pada tubuh.
Goleman mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan biologis dan
psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Beberapa pengertian kecerdasan emosional menurut para ahli2 :
 Menurut Goleman kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang
mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our
emotional life with intelligence) menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression)
melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,
empati dan keterampilan sosial.
 Menurut Salavey dan Mayer kecerdasan emosi adalah kemampuan
mengenali emosi diri sendiri, mengelola dan mengeksresikan emosi diri
sendiri dengan tepat, memotivasi diri sendiri, mengenali orang lain, dan
membina hubungan dengan orang lain.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk mengenali diri sendiri dan orang lain,
kemampuan mengendalikan diri, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri

1
Nyayu Khodijah. 2014. Psikolgi Pendidikan. Jakarta: PT Rajawali Pers. hlm. 89-91.
2
Yusriyana. Kecerdasan Emosional. Banyuasin: Pesantren Qadratullah. hlm. 11

3
4

dan kemampuan dalam mengenali emosi orang lain (empati). Dalam


penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah
kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri,
memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan
kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
2.2. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional
Sebagaimana dikutip oleh Daniel Goleman, disebutkan bahwa Salovey
menempatkan kecerdasan emosional dalam lima wilayah utama, yaitu :3
a. Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk
mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini
merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi
menyebutkan kesadaran diri sebagai meramood, yakni kesadaran seseorang
akan emosinya sendiri. Kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana
hati maupun fikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka
individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.
Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun
merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi
sehingga individu mudah menguasai emosi. Dalam penelitian ini
diharapkan siswa dapat mengenali emosi diri sendiri seperti rasa marah,
sedih, gundah, bahagia dan lain sebagainya.
b. Mengelola Emosi (pengendali diri)
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam
menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat dan selaras,
sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi
yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan
emosi. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri
sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan
akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari
perasaan-perasaan yang menekan

3
Daniel Goleman. 2018. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
hlm. 55-57
5

c. Memotivasi Diri Sendiri


Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri
individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap
kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan
motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis, dan keyakinan
diri.
d. Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.
Menurut Goleman, kemampuan seseorang untuk mengenali perasaan orang
lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu
yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal
sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan
orang lain sehingga individu lebih mampu menerima sudut pandang orang
lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk
mendengarkan orang lain
e. Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu
keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan
keberhasilan antar pribadi. Orang–orang yang hebat dalam kemampuan ini
akan sukses dalam bidang apapun dengan mengandalkan pergaulan yang
baik. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar
dalam keberhasilan membina hubungan dengan orang lain
2.3. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional
Ciri-ciri kecerdasan emosional menurut Goleman diantaranya:
a. Memiliki kemampuan dalam memotivasi diri sendiri,
b. Bertahan menghadapi frustasi
c. Mengendalikan dorongan hati, tidak melebih lebihkan kesenangan
d. Mengatur suasana hati
e. Menjaga agar beban stres tidak mengurangi kemampuan berpikir,
berempati, dan berdoa.
Ciri-ciri kecerdasan emosional di atas, dapat dipahami bahwa kecerdasan
emosional sangat dibutuhkan oleh manusia dalam rangka mencapai
6

kesuksesan, baik dibidang akademis, karir, maupun kehidupan sosial. Dari


kelima aspek kecerdasan emosional di atas, jika disimpulkan menjadi sebuah
garis besar maka akan terbentuk tiga aspek utama kecerdasan emosional, yaitu
mengenali dan memahami emosi diri sendiri, mengenali dan memahami emosi
orang lain serta membina hubungan dengan orang lain.
2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional adalah
sebagai berikut:
a. Keluarga
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam upaya
mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih
sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan. Melalui perawatan
dan perlakuan yang baik dari orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasarmya, baik fisik-biologis maupun sosio psikologisnya.
Apabila anak telah memperoleh rasa aman, penerimaan sosial dan harga
dirinya, maka anak dapat memenuhi kebutuhan tertingginya, yaitu
perwujudan diri (selfactualization). 4
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara
sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan pelatihan
dalam rangka membantu peserta didik agar mampu mengembangkan
potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, dan
emosional maupun sosial. Sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan pribadi anak (siswa), baik dalam cara berfikir, bersikap
maupun berperilaku
c. Kelompok Teman Sebaya
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak
(siswa) mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan
kepribadiannya. Peranan kelompok teman sebaya bagi anak adalah
memberi kesempatan untuk belajar tentang: bagaimana berinteraksi dengan

4
Lawrence E. Shapiro, 2003. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, hlm. 4.
7

orang lain, mengontrol tingkah laku sosial, mengembangkan ketrampilan


dan minat yang relevan dengan usianya, dan saling bertukar perasaan dan
masalah.
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang
mempengaruhi kecerdasan emosional adalah keluarga atau orang tua,
sekolah dan lingkungan pertemanan. Keluarga merupakan pendidikan
pertama dan utama bagi anak, sedangkan sekolahan merupakan faktor
lanjutan dan apa yang telah diperoleh anak dari keluarga. Keduanya sangat
berpengaruh terhadap emosional anak dan keluargalah yang mempunyai
pengaruh lebih besar dibandingkan sekolah, karena di dalam keluarga
kepribadian anak dapat terbentuk sesuai dengan pola pendidikan orang tua
dalam kehidupannya.
2.5. Pengertian Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil atau “hasil
usaha”. Sedangkan, belajar merupakan proses dalam diri individu yang
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Prestasi belajar dapat diartikan suatu
bentuk grafik yang digunakan untuk melukiskan hasil belajar peserta didik,
baik secara individual maupun kelompok, dalam satu bidang maupun beberapa
bidang, dalam satu waktu maupun banyak waktu. 5 Menurut, Tritjahjo Danny
Soesilo mendefinisikan prestasi belajar sebagai pengetahuan yang dicapai atau
perolehan ketrampilan selama pembelajaran di sekolah. Biasanya pengukuran
prestasi belajar dilakukan melalui tes atau ujian yang diberikan guru setelah
pembelajaran selesai. 6
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu
kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu

5
Anas Sudijono. 1995. Pengantar Evaluasi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers. hlm. 461
6
Fauziah, Vika. 2017. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional. Semarang: Universitas
Wali Songo. hlm. 19. Diunduh di
8

tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam bukti laporan yang
disebut rapor.
2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Dr. Muhibbin Syah ada beberapa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar adalah sebagai berikut :7
a. Faktor Internal
1. Faktor Fisiologis
Secara umum fisiologis yaitu seperti kesehatan jasmani yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas anak didik dalam
mengikuti pelajarannya. Begitu pula kesehatan insra yang menandai
pendengaran dan penglihatan yang mempengaruhi kemampuan anak
dalam memahami pengetahuan di kelas.
2. Faktor Psikologis
 Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan psikofisik untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan doro dengan lingkungan. Ciri-ciri
intelektual adalah mudah menangkap pelajaran, ingatannya baik
dan sebagainya.
 Kecerdasan Emosional (EQ)
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk
mengenali emosi diri, mengelola emosi, motivasi, dan
keterampilan sosial. Kecerdasan emosi bekerja secara sinergi
dengan keterampilan kognitif dan intelektual. `
 Bakat
Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk encapai keberhasilan pasa masa yang akan datang.
 Minat

7
Istiqomah. Prestasi Belajar. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
hlm. 3
9

Minat berarti kecendrungan dan keinginan yang tinggi


terhadap sesuatu. Dapat diartikan bahwa minat adalah perasaan
senang dan puas terhadap suatu obje tertentu.

 Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal seseorang untuk berbuat
sesuatu. Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi yaitu, tekun, ulet,
selalu berusaha, semangat, dan rajin belajar.
b. Faktor Eksternal
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
2.7. Kecerdasan Emosional dan Prestasi Belajar
Menurut Goleman EQ terbentuk karena adanya kerjasama antara
pikiran dan perasaan. Apabila pasangan ini berinteraksi dengan baik maka
EQ akan meninggat dan kemampuan intelegensi juga akan bertambah. EQ
diperlukan untuk dapat mengataso tantangan dan hambatan uang muncul baik
dalam diri maupun luar yang dapat mempengaruhi psikologi siswa.
Menurut Semiawan stimulasi intelektual sangat dipengaruhi
keterlibatan emosi bahkan emosional juga dapat menentuan perkembangan
intelektual anak secara bertahap, artinya secara timbal balik faktor kognitif
juga terlibat dalam perkembangan emosional . Dengan demikian antara IQ
dan EQ tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan. Dari pembahasan
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional merupakan
salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh siswa untuk meraih prestasi
yang lebih baik di sekolah.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali diri sendiri
dan orang lain, kemampuan mengendalikan diri, kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri dan kemampuan dalam mengenali emosi orang lain
(empati). Prestasi belajar dapat diartikan suatu bentuk grafik yang digunakan
untuk melukiskan hasil belajar peserta didik, baik secara individual maupun
kelompok, dalam satu bidang maupun beberapa bidang, dalam satu waktu
maupun banyak waktu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu
kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu
tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam bukti laporan yang
disebut rapor. Dengan demikian antara IQ dan EQ tidak dapat dipisahkan
karena saling berkaitan. Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor penting yang harus
dimiliki oleh siswa untuk meraih prestasi yang lebih baik di sekolah.

10
DAFTAR PUSTAKA
Nyayu Khodijah. 2014. Psikolgi Pendidikan. Jakarta: PT Rajawali Pers
Anas, Sudijono. 1995. Pengantar Evaluasi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
Lawrence E. Shapiro, 2003. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
Goleman, Daniel. 2018. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Fauziah, Vika. 2017. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional. Semarang:
Universitas Wali Songo. Diunduh pada tanggal 30 November 2020 di
http://eprints.walisongo.ac.id/9748/
Istiqomah. 2018. Prestasi Belajar. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim. Diunduh pada tanggal 30 November 2020 di
http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/belajea/article/view/652
Yusriyana. 2014. Kecerdasan Emosional. Banyuasin: Pesantren Qadratullah.
Diunduh pada tanggal 30 November 2020 di
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/conciencia/article/view/94

11

Anda mungkin juga menyukai