Anda di halaman 1dari 17

Emotional Intelligence

PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP


KEDISIPLINAN ANAK

Disusun oleh :
Nama : Suci aulia novtriardi
Nim : 1872150319
Kelas : Pendidikan ekonomi Reguler plus

Pendidikan ekonomi S1
Fakultas Ilmu pendidikan
UNIVERSITAS PANCA SAKTI BEKASI
DAFTAR ISI

Emotional Intelligence.........................................................................................1
PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK
...................................................................................................................................1
BAB I........................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................3
A.Latar belakang.....................................................................................................3
B.RUMUSAN MASALAH..........................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................5
BAB I........................................................................................................................5
1.APA ITU KECERDASAN EMOSI?...........................................................................5
Berasal dari mana Emosi Manusia........................................................................6
Definisi Kecerdasan Emosi......................................................................................7
BAB II.......................................................................................................................9
MEMAHAMI EMOSI PADA ANAK...................................................................9
APA ITU EMOSI ?....................................................................................................9
BAB III...................................................................................................................11
APA ITU KEDISPLINAN ?.................................................................................11
Beberapa manfaat kedisiplinan bagi anak adalah:..............................................11
Faktor yang harus diketahui oleh guru agar tidak susah saat mencari jalan
keluarnya..............................................................................................................12
BAB IV...................................................................................................................14
Penanaman Nilai Karakter ( disiplin )................................................................14
KESIMPULAN......................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Menjadi cerdas secara emosi ? Bagaimana rasanya ? menjadi Cerdas secara intelektual

tentu saja mudah untuk di ukur.peringkat di sekolah kemampuan dalam memecahkan soal ujian,

ataupun kemampuan untuk berbahasa asing,merupakan contoh kecerdasan intelektual,Namun

bagaimana dengan pemahan menjadi cerdas secara emosi.

Kemudian menjadi hal yang tidak habis-habisnya di bahas,kemudian muncul kontroversi,seperti

IQ vs EQ dan salah satunya adalah pemahaman mengenai kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi

merupakan pemahaman yang sangat menarik untuk di ulas,khususnya untuk pola pendidikan

formal di indonesia,apakah anak kita cukup cerdas secara emosi? kadang kecerdasan emosi

seseorang sudah dapat terlihat ketika seorang anak masih kecil.

.Banyak Orang yang menyebutkan bahwa suatu kelebihan adalah karunia, seperti mengapa

seorang anak memiliki kelebihan sebagai seorang pemimpin, sedangkan yang lain tidak. Apakah

kemapuan seseorang untuk pemimpin adalah bakat alam, atau sesuatu yang dapat dipelajari.

Kadang kala hal seperti ini memberikan tekanan emosional kepada anak dan membuat anak

melakukan proses dan tahapan peniruan terhadap kondisi yang ada untuk membuat orang tua

senang, akibatnya secara emosional , orang tua melatih anak untuk meniru dan melakukan

banyak perilaku dan konsep emosi seperti yang diharapkan oleh orang tuanya tanpa melihat

apakah perilaku dan konsep emosi seperti yang diharapkan oleh orang tuanya, tanpa melihat

apakah perilaku dan konsep emosi tersebut sesuai dengan karakter emosi maupun pribadi

anak,penerimaan lingkungan sekitar.


B.RUMUSAN MASALAH
1. APA ITU KECERDASAN EMOSI ?

2. MEMAHAMI EMOSI ANAK ?

3. APA ITU KEDISIPLINAN ?

4. PENANAMAN NILAI KARAKTER ( DISIPLIN)


PEMBAHASAN
BAB I

1.APA ITU KECERDASAN EMOSI?


Pemahaman mengenai kecerdasan muncul ketika system pendidikan membentuk pengakuan

terhadap keunggulan kopentensi seseorang.Tentunya seseorang harus diukur terlebih

dahulu,melihat seberapa besar kemampuan verbalnya,kemampuan aritmatikanya dan

kemampuan lainnya yang secara system digunakan untuk melihat apakah seseorang cuku cerdas

ataupun sanggat cerdas,salahkah sitem ini ?

Selama bertahun-tahun sitem yang ada tidak digunakan untuk melihat apakah seseorang dapat

berhasil dan sukses dalam hidupnya. Bukan itu yang dilihat oleh system.tapi kemampuan

seseorang dan tingkat keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan studinya.Bagaimana dengan

keberhasilan dalam hidup? Sitem tidak menjanjikan banyak hal untuk menjamin bahwa

seseorang dengan kredibilitas rangking pertama akan terus berada pada rangking pertama pada

setiap aspek kehidupan.Kecerdasan emosi kemudian menjadi hal yang popular untuk di bahas

dan diteliti, namun pehaman kecerdasan emosi itu sendiri tidak hanya digunakan untuk meraih

kesuksesan karier ataupun akademis saja, tapi juga dapat digunakan untuk meraih kesuksesan

dalam hubungan antara orang tua dan anak, anak dan teman-teman sekolahnya, maupun

kemampuan lainnya dalam melakukan interaksi sosial yang lebih mendalam. Kecerdasan melatih

intuisi kita untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda, kadang kala interaksi sosial dengan

orang lainlah yang membuat kita dapat melihat hal lain dengan kacamata yang berbeda. Menarik

bukan untuk mendalami bagimana emosi menuntun kita untuk menjadi cerdas.Menentukan

pilihan yang tepat dan yang pasti akan membantu banyak orang karena cara berpikir yang di

kembangkan oleh emosi bukanlah berpikir dengan hanya satu sisi saja.
Berasal dari mana Emosi Manusia
Bagaimana seseorang bisa menjadi marah tertawa maupun sedih, semua berawal dari mekanisme

emosi. Bagimana emosi itu terbentuk? Mekanisme emosi itu sendiri merupakan hasil dari kinerja

otak yang sangat istimewa. Di dalam otak kita terdapat penjaga emosi yang di sembut dengan

amigdala. Seorang ahli bernama LeDoux menjelaskan bahwa adanya hubungan sinyal-sinyal

yang kita dapatkan dari indra, seperti indra penglihatan,indra pendengaran,maupun indra yang

lainnya, masuk kedalam otak. Di dalam otak inilah sinyal tersebut diolah terlebih dahulu oleh

amigdala ( yang kemudian menjadi tindakan responsive kita yang paling awal terhadap emosi itu

sendiri) pada akhirnya Beulah dimunculkan sinyal-sinyalke bagian otak yang lain yaitu

neokorteks ( bagian otak yang mengatur rasionalitas dari pola berpikir). Kemampuan

pengendalian dirilah yang kemudian memunculakn identitas bahwa seseorang memiliki

kemampuan mengungkaplan emosi lebih baik di bandingkan dengan kemampuan rasionalnya.

Definisi Kecerdasan Emosi


Kecerdasan emosi itu mengalami proses perkembangan setalh dilakukan pendefinisian awal

terhadap kecerdasan intlektual.penelitian mulai tertarik dalam mengembangkan teori mengenai

kecerdasan emosi. Ketika mereka menemukan adanya Faktor X yang menyebabkan orang dapat

menjadi lebih sukses dan berhasil dibandikan dengan orang lainnya. Hal itu bukan disebabkan

kecerdasan intelektual .peneliti-peneliti tersebut kemudian melakukan formulasi ulang terhadap

pemahaman kecerdasan.

Kecerdasan emosi itu sediri terdiri atas dua kata yaitu kecerdasan dan emosi kecerdasan emosi.

Kecerdasan itu sendiri bermula pada pikiran yang ada pada manusia merupakan kombinasi

antara kemampuan ( kemampuan kognitif) kemampuan terhadap affection ( kemampuan


pengendalian secara emosi ) dan unsur motivasi (atau conation) pemahaman mengenai

kecerdasan itu sendiri berkaitan dengan unsur kognitif yang berkaitan dengan daya

ingat,reasoning (mencari unsur sebab akibat)judgment (proses pengambilan keputusan) dan

pemahaman abstraksi.

Pemahaman mengenai emosi itu sendiri berkaitan dengan fungsi mental, dimana sangat berkaitan

dengan persaaan hati (mood) pemahaman diri dan evaluasi serta kondisi perasaan lain seperti

rasa bosan ataupun perasaaan penuh dengan energy apabila kedua pemahaman tersebut

digabungkan dan menjadi kecerdasaan emosi, pengertian yang muncul adalah keterkaitan antara

emosi dengan kecerdasan ataupun baliknya. Dimana seorang dengan motivasi atau perasaan hati

yang positif akan berusaha mengembangkan pengaruh positif dalam pengembangan kognitif

pada diri seseorang. Beberapa penelitian dalam bidang pisikologi melihat bahwa tidak terdapat

hubungan nyata antara emosi dengan kecerdasan . Namun siapa yang bisa mendebat bahwa

seseorang yang memiliki emosi positif terhadap sekolah ataupun bidang akademis, kemungkinan

besar akan berprestasi positif juga dalam bersekolah . Anak dengan emosi positif tentu akan

melihat kondisi sekelilingnya dengan cara yang positif juga , melihat teman nya mendukung

dirinya ,memandang ucapan orang tuanya sebagai masukan yang baik dalam pengembangan

dirinya . Bandingkan dengan anak yang selalu memiliki emosi negative terhadap, tentu ia akan

memiliki praduga negative terhadap sahabat-sahabatnya. Akibatnya tentu prestasi yang

dihasilkan menjadi tidak maksimal.

Beberapa ahli pisikologi mengatakan bahwa pengelolaan kecerdasan emosi dalah seperti

mengelola merek produk.apabila orang tua berhasil untuk mengelola merek produk pada

anaknya , keuntungan akan didapatkan (Tentu saja pengertiannya bukan saja keuntungan secara

ekonomi melainkan juga keuntungan lainnya). Seperti merek produk itu juga, merek yang
menjelaskan reputasi dari produk itu sendiri merek yang baik tentu saja dapat menjual dirinya

sendiri dengan mudah, tidak perlu usaha keras dan biaya yang mahal untuk mengola nya.

BAB II
MEMAHAMI EMOSI PADA ANAK

APA ITU EMOSI ?


Emosi sebagai suatu komponen yang terdapat dalam perasaan atau kedaan fisiologis, sebagian

yang lain mengambarkan emosi sebagai seperangkat komponen dengan suatu struktur yang

deterministic probabilistic yang melihat emosi sebagai suatu keadaan atau proses yang dialami

seseorang dalam merespon suatu peristiwa. Emosi dapat diartikan sebagai kondisi intrapersonal,

seperti perasaan, keadaan tertentu, atau pola aktivitas motor. Unit- Unit emosi dapat dibedakan

berdasarkan tingkat komplesitas yang terbentuk, berupa perasaan menyenangkan atau tidak

menyenangkan, komponen ekspresi wajah individu, dan suatu keadaan sebagai pengerak

tertentu. Dengan Demikian, Emosi dpat diartikan sebagai aktivitas badaniah secara eksternal,

atau reaksi menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap peristiwa atau suatu kondisi

mental tertentu (lewis &haviland-Jones 2000)

Faktor yang mempengaruhi emosi pada anak :

Berdasarkan para ahli pendidikan anak, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

perkembangan emosional anak usia dini diantaranya adalah :

1. kematangan mental biasanya dipengaruhi usia kronologis .

2. Belajar: pembiasaan dan contoh Anak yang dibiasakan untuk mengekspresikan emosinya

secara wajar akan memiliki perkembangan emosi yang baik dibandingkan dengan anak
yang tidak mendapatkan kesempatan. Anak akan mendapatkan keseimbangan emosi yang

mendukung pertumbuhan dan perkembangan lainnya.

3. Contoh melalui pembiasaan untuk bersikap positif terhadap ekspresi emosi Yang muncul

akan menjadikan anak tidak mengalami gangguan dalam perkembangan emosi.

4. Inteligensi;

5. Jenis kelamin; Perbedaan jenis kelamin akan mempengaruhi perkembangan emosi

terutama karena perbedaan hormonal antara laki-laki dan perempuan. Peran jenis kelamin

dan tuntutan sosial sesuai jenis kelamin juga akan mempengaruhi perkembangan emosi

anak.

6. Status Ekonomi

7. Kondisi fisik;

8. Pola Asuh; Keluarga berperan optimal dalam perkembangan bila menerapkan pola

pengasuhan demokratis. Pola asuh ini akan memenuhi kebutuhan psikologis anak karena

orang tua cenderung memberikan perlakuan yang tepat terhadap ekspresi emosi anak. Pola

asuh demokratis juga akan membuat keluarga menjadi harmonis yang sangat membantu

anak dalam membangun kecerdasan emosinya.

Membahas tentang jiwa dan emosi anak. anak - anak memiliki kepekaan,nurani, keinginan, dan

diatas segalanya, pengakuan kan keberadaan mereka. dalam buku ini dibahas tentang :

pentingnya pendidikan anak, anak dan keluarga, anak dan sifat dusta, keingin tahuan anak, seks

dan anak, sifat dengki pada anak, anak dan masalah menepati janji, kehormatan anak, anak dan

cinta, anak dan persahabatan, pendidikan agama, pola bermain,memberi nama anak
BAB III
APA ITU KEDISPLINAN ?

Disiplin anak adalah metode yang dipakai untuk menghindari masalah perilaku di masa depan
pada anak-anak. Kata disiplin diartikan sebagai pemberian pengetahuan dan keterampilan, dalam
kata lain, untuk mengajar.Dalam esensi paling umumnya, disiplin merujuk kepada instruksi
sistematis yang diberikan kepada seorang murid. Mendisiplinkan artinya memerintahkan
seseorang untuk mengikuti aturan yang berlaku .
Disiplin dipakai oleh orang tua untuk mengajar anak-anak mereka tentang sopan santun,
tuntunan dan prinsip. Anak-anak membutuhkan pemberian disiplin yang giat untuk diajari mana
yang baik dan mana yang buruk serta mengutamakan keselamatan. Disiplin anak dapat meliputi
pemberian hadiah atau pemberian hukuman untuk pengajaran kontrol diri, meningkatkan
perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tak diinginkan. Meskipun keperluan
disiplin anak adalah untuk membangun dan menumbuhkan rasa sosial yang diinginkan pada
anak-anak, tujuan mutlaknya adalah untuk memajukan keadilan dan morall sehingga anak
tersebut berkembang dan mengutamakan disiplin diri sepanjang masa hidupnya.
Karena nilai, keyakinan, pendidikan, adat istiadat dan budaya orang sangat beragam, bersamaan
dengan usia dan temperamen anak, metode-metode disiplin anak sangat beragam. Disiplin anak
adalah sebuah topik yang membentang dari serangkaian besar bidang peminatan,
seperti pengasuhan, praktik profesional analisis perilaku, psikologi pengembangan, karya
sosial dan berbagai sudut pandang keagamaan. Pada masa sekarang, kemajuan dalam
pemahaman pengasuhan menyediakan latar baru dari pemahaman teoretikal dan memajukan
pemahaman klinikal dan praktikal dari keefektivan dan dampak dari metode-metode pengasuhan.
Dalam masyarakat Barat, terdapat perdebatan pada tahun-tahun terkini atas
pemakaian hukuman bagi anak-anak pada umumnya, dan meningkatkan perhatian pada konsep
"pengasuhan positif" dimana perilaku baik didorong dan dihargai
Sangatlah penting untuk kita menerapkan kedisiplinan pada anak karena kedisiplinan dapat
membentuk pribadi yang baik buat anak.jika anak dari kecil sudah di didik dengan kedisiplinan
pasti ketika anak itu tumbuh besar dia akan terbiasa disiplin dalam keadaan apapun.kedisiplinan
diri merupakan sebuah kebaikan.kedisiplinan itu adalah awal dari kesuksesan.anak yang
dibiasakan disiplin sejak dini,maka ia memiliki modal untuk menatap masa depan yang cerah.
Beberapa manfaat kedisiplinan bagi anak adalah:
1.Memberikan dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang. Perilaku anak yang

menyimpang apapun bentuknya biasanya bermula dari kurangya anak diajari kedisiplinan.

2.Membantu anak untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.agar

anak dapat beradaptasi dengan lingkungan baru.

3.Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin di tunjukan anak terhadap lingkungan.

4.Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya.

5.Menjauhi anak melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.

6.Mendorong anak untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar.

7.Anak belajar dan bermanfaat baginya dan lingkungan.

8.Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwanya dan lingkungannya.

Faktor yang harus diketahui oleh guru agar tidak susah saat

mencari jalan keluarnya:

1.Kepemimpinan guru terlalu otoriter sehingga menyebabakan sikap anak didik agresif,ingin

berontak akibat kekangan,dan perlakuan yang tidak manusiawi.

2.Kurang diperhatikannya kelompok minoritas,baik yang berada di atas rata-rata maupun yang

berada di bawah dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan di sekolah.

3.Anak didik kurang dilibatkan atau diikutsertakan dalam perencanaan-perencanaan yang

digagas sekolah.
5.Latar belakang kehidupan keluarga.guru harus memahami latar belakang keluarga anak

didiknya.karena hal ini sangatlah penting untuk memonitor kenapa anak kurang disiplin dan suka

melanggar peraturan sekolah.

6.Sekolah kurang mengadakan kerja sama dan saling melepaskan tanggung jawab.

Itulah beberapa poin yang selalu menjadi kendala dalam penegakkan kedisiplinan di sekolah.

Ada beberapa langkah strategis dalam meningkatkan kedisiplinan anak di

sekolah.ada 7 strategi dalam menumbuhkankembangkan kedisiplin anak:

1.Konsep diri.

2.Keterapilan berkomunikasi.

3.Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami.

4.Klarifikasi nilai.

5.Analisis transaksional.

6.Terapi realitas.

7.Disiplin yang terintegrasi.

Itulah beberapa strategi yang harus diterapkan oleh guru dalam mewujudkan

kedisiplinan anak.Pengaruh penerapan kedisiplinan itu meliputi beberapa

aspek:

1.Pengaruh pada perilaku.

2.Pengaruh pada sikap.

3.Pengaruh pada kepribadian.


BAB IV
Penanaman Nilai Karakter ( disiplin )

Karakter merupakan tipologi kepribadian, perangai, atau ciri khas individu yang relatif stabil.

Dalam hal ini karakter dipahami sebagai pendekatan psikologis. Karakter berhubungan dengan

pertumbuhan dimensi kepribadian individu.

Aristoteles, seorang fiosof Yunani mendefinisikan karakter yang baik sebagai kehidupan dengan

melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan dengan diri dan orang lain. Kehidupan

yang mulia termasuk kebaikan yang mengarah pada diri sendiri ( seperti tawadhu’ , rendah hati,

tanggung jawab, tawakkal dan sabar) dan yang mengarah pada orang lain ( seperti sopan, ramah,

dermawan, toleransi, dan belas kasihan ). Karakter yang baik ini selalu diharapkan dari seseorang

dalam hubungannya dengan diri sendiri dan orang lain.

Setiap proses pendidikan adalah pendidikan karakter. Pendidikan karakter terjadi secara lebih

alamiah saat dilakukan secara natural dan informal. Oleh karena itu tidak perlu ada mata

pelajaran khusus tentang pendidikan karakter. Dalam hal ini yang lebih utama adalah prosesnya,

bukan isinya. Karena proses dapat terjadi di mana saja, baik di dalam kelas atau di luar kelas.

Setiap tindakan guru sesungguhnya merupakan praksis pendidikan karakter.

Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak

mulai, bermoral, toleran, gotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi
ilmu pengetahuan dan teknologi, yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa berdasarkan

Pancasila.

Kementerian Pendidikan Nasional memberi prioritas pada dua puluh nilai yang ingin diteapkan

di sekolah. Nilai-Nilai bagi pembentukan karakter itu dikelompokkan menjadi lima bidang, yaitu

1. Kelompok pertama berhubungan dengan Tuhan, yaitu religius.

2. Kelompok kedua berhubungan dengan diri sendiri, yaitu jujur, tanggung jawab, bergaya hidup

sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wiraussaha, berfikir logis ,kritis, kreatif dan

inovatif, mandiri, rasa ingin tahu dan cinta ilmu.

3. Kelompok ketiga berhubungan dengan sesama, yaitu sadar akan hak dan kewajiban diri dan

orang lain, patuh pada aturan-aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun,

demokratis.

4. Kelompok keempat berhubungan dengan lingkungan, yaitu cinta lingkungan

5. Kelompok kelima berhubungan dengan kebangsaan, yaitu nasionalis dan menghargai

keragaman.
KESIMPULAN
PENGARUH KECERDASAN EMOSI TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK harus memahami

emosi dan kondisi karakteristik seseorang anak karna pada dasar nya anak itu berbeda beda

kemampuan berpikir mereka dan tidak semua anak memiliki pemahaman yang sama maka dari

itu untuk membangun kedisplinan anak dan kecerdasan anak kita harus melihat dan mengetahui

sifat-sifat anak dan melihat emosi pada anak apakah anak itu mempunyai karakter emosi yang

meluap-luap atau yang biasa aja.

Setelah kita mengetahui sifat anak dan pola berpikir mereka maka dengan itu kita harus

membentuk anak anak sedari dini, jika anak sudah remaja akan lebih susah kita membentuk

karakter dan membentuk pola berpikirnya, karna kedisplinan anak harus diajarkan sedari kecil

agar anak mempunyai tanggung jawab dan belajar untuk mematuhi aturan-aturan yang ada,Karna

banyak kasus Tauran antar pelajar yaitu karna mereka kurang nya bertangung jawab atas diri

mereka, dan tidak mematuhi aturan-aturan yang ada baik di sekolah maupun di dalam keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Amaryllia puspasari,2008,Emotional intelligence anak& membentuk pola asuh
Banu garawiyan,Padang,memahi gejolak emosi anak
Educating for Character : How Our School Can Teach Respect and Responbility.
( Terjemahan Juma Abdu Wamaungo . 2013 ). Jakarta : PT. Bumi Aksara
Doni Koesoema. 2015. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta :
PT. Kanisius.
Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari. 2015. Dari Abah Ihsan : 7 Kiat Orang Tua Shalih
Menjadikan Anak Disiplin dan Bahagia. Jakarta : PT. Mizan Pustaka.
Imam Ahmad Ibnu Nizar. 2009. Membentuk & Meningkatkan Disiplin Anak Sejak
Dini. Yogyakarta : DIVA Press.
Sri Narwanti. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta : Familia.
Syamsul Kurniawan. 2013. Pendidikan Karakter, Konsepsi & Implementasinya
secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan
Masyarakat. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Thomas Lickona. Character Matters. ( Terjemah Juma Abdu W & Jean Antunis
RZ. 2013. Persoalan Karakter ). Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai