Anda di halaman 1dari 11

MERAJUT KECERADASAN MANUSIA

KELOMPOK 4

- SHERIN NABILA SABRINA (195010559)


- RIZKI TANTIA PRATIWI (

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DAFTAR ISI

Daftar Isi....................................................................................................i
A. Kecerdasaan Intelektual (intelligence Quotient / IQ)…………………………… …….3
1. Pengertian IQ ......................................................................................5
2. Faktor faktor yng memperngaruhi IQ..................................................7
B. Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient / EQ)................................8
1. Pengertian EQ......................................................................................8
2. Faktor faktor yang mempengaruhi EQ................................................9
C. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient / SQ).......................................14
1. Pengertian SQ......................................................................................14
2. Faktor faktor yang mempengaruhi SQ.................................................15
D. Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligence) ...............................................
1. Pengertian Multiple Intelligence...........................................................
2. Faktor faktor yang mempengaruhi Multiple Intelligence......................
E. Urgensi Keseimbangan IQ, EQ dan SQ dalam proses Pendidikan ............
F. Konsep Keseimbangan IQ, EQ dan SQ dalam proses pembelajaran..........
G. Keharusan Guru Memiliki Kecerdasan Ganda ..........................................
Daftar Pustaka........................................................................................................18

i
A. Kecerdasan Intelektual (intelligence Quotient / IQ)

1. Pengertian IQ

Kecerdasan Intelektual Intelligence Questient (IQ) merupakan kecerdasan dasar


yang berhubungan dengan proses kognitif, pembelajaran (kecerdasan intelektual)
kecenderungan menggunakan kemampuan matematis-logis dan bahasa, pada
umumnya hanya mengembangkan kemampuan kognitif (menulis, membaca,
menghafal, menghitung dan menjawab). Kecerdasan ini sering kita kenal dengan
kecerdasan rasioanal, karena menggunakan potensi rasio dalam memecahkan
masalah. Tingkat kecerdasan intelektual seseorang dapat di uji melalui tes, yakni
dengan ujian daya ingat, daya nalar, penguasaan kosa kata, ketepatan menghitung,
dan menganalisis data.

Kecerdasan Intelektual Intelligence Questient (IQ) muncul sejak dalam kehidupan


keluarga dan masyarakat, sejak sejak anak berada di dalam kandungan (masa
pranata) sampai tunbuh menjadi dewasa. Kecerdasan rasional ini merupakan
aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas seseorang
dalam perolehan pembelajaran.

Proses kerja Intelligence Questient (IQ) terkenal dengan linier. Pertanyaan


menimbulkan jawaban dalam hal yang begitu mirip dengan cara neuron (sel saraf
mencari) neuron lain. (Covey, Steven, 2004).

Intelegensi adalah suatu konsep yang dioperasionalisasikan denagn suatu alat


ukur, dan keluaran dari alat ukur inilah yang berupa IQ. Angka yang keluar adalah
angka berdasarkan satuan tertentu. Semacam ’gram’ untuk ’berat’ dan ’meter’
untuk ’jarak’. Konsep inilah yang harus diluruskan agar tidak menimbulkan
beragam penafsiran: IQ adalah satuan ukur.

Ketika disadari seiring berjalannya waktu, manusia mulai menyadari bahwa faktor
emosi tidak kalah pentingnya dalam mendukung sebuah kesuksesan, bahkan
dipandang lebih penting dari pada kecerdasan intelegensi. Daniel Goleman,
walaupun bukan pencetus pertama, telah mempopulerkan pada pertengahan 1990-

ii
an. Seperti juga IQ, konsep kecerdasan emosi ini dioperasionalkan menjadi alat
ukur dan keluarannya disebut EQ.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi IQ

Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat IQ yang
berbeda-beda. Ada pandangan yang menekankan pada bawaan (pandangan
kualitatif) dan ada yang menekankan pada proses belajar (pandangan kuantitatif)
sehingga dengan adanya perbedaannya pandangan tersebut dapat diketahui bahwa
IQ dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1.    Pengaruh faktor bawaan

Banyaknya penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal


dari satu keluarga atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkorelasi
tinggi (+ 0,50), orang yang lembar (+ 0,90), yang tidak bersanak saudara (+ 0,20),
anak yang di adopsi korelasi dengan orang tua angkatnya (+ 0,10 – + 0,20).

2.    Pengaruh faktor lingkungan

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang di konsumsi oleh karena
itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi IQ seseorang.

Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang
amat penting selain guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional
dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting, seperti pendidikan,
latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain (khususnya pada masa-masa peka).

3. Stabilitasi kecerdasan Intelektual (IQ)

Stabilitasi IQ tergantung perkembangan organik otak.

4.    Pengaruh faktor kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.


Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya.

iii
5.    Pengaruh faktor pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi


perkembangan IQ.

6.    Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi
perbuatan  itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif)
yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.

7.    Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu
dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih
metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.

B. Kecerdasan Emosional (EQ)

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Daniel Goleman (1999) adalah salah seorag yang mempopulerkan jenis


kecerdasan manusia lainnya yang dianggap sebagai faktor penting yang dapat
mempengaruhi terhadap prestasi seseorang, yaki kecerdasan emosional, yang
kemudian kita mengenalnya dengan sebulan emosional Quotient (EQ). Goleman
mengemukakan bahwa kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan mengenali
perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri
dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
hubungan dnegan orang lain.

Para pakar memberikan definisi beragam pada EQ, diantaranya adalah


kemampuan untuk menyikapi pengetahuan-pengetahuan emosional dalam bentuk
menerima, memahami, dan mengelolanya. Menurut definisi ini, EQ mempunyai
empat dimensi berikut :

iv
1.    Mengenal, menerima dan mengekspresikan emosi (kefasihan emosional)
caranya mampu membedakan emosi orang lain, bentuk dan tulisan baik melalui
suara, ekspresi wajah dan tingkah laku.

2.    Menyertakan emosi dalam kerja-kerja intelektual. Caranya perubahan emosi


bisa mengubah sikap optimis menjadi pesimis. Terkadang emosi mendorong
manusia untuk menerima pandangan dan pendapat yang beragam.

3.    Memahami dan menganalisa emosi. Mampu mengetahui perubahan dari satu
emosi ke emosi lain seperti berubahnya dari emosi marah menjadi rela atau lega.

4.    Mengelola emosi

Mampu mengelola emosi sendiri atau orang lain dengan cara meringankan emosi
negatif dan memperkuat emosi positif. Hal ini dilakukan denga tapa
menyembuhkan informasi yang disampaikan oleh emosi-emosi ini dan tidak
berlebihan.

2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional (EQ)

Kecerdasan emosional bawaan bisa berkembag atau rusak, hal ini tergantung pada
pengaruh yang diperoleh anak dimana kecil atau remaja. Pengaruh ini bisa datang
dari orang tua, keluarga atau sekolah. Anak melalui hidupnya dengan potensi yang
baik untuk perkembangan emosinya, hanya saja pengalaman emosi yang
dialaminya di lingkungan anarkis atau tidak bersahabat menyebabkan grafik
perkembangan EQnya menurun. Sebaliknya, bisa saja seorang anak mempunyai
EQ bawaan yang rendah, namun Eqnya ini bisa berkembang dengan baik, jika ia
dididik dengan baik melalui pengalaman-pengalaman emosional yang ramah dan
bersahabat. Perilaku emosi cerdas yang diperlihatkan lingkungannya
menyebabkan grafik Eqya menjadi tinggi.

Para orang tua yang gagal mengajuka kecerdasan emosional kepada anak-anak
sebagai berikut :

1.    Orang tua yang mengabaikan, yang tidak menghiraukan mengganggap sepi
ataupun meremehkan emosi-emosi negatif anak.

v
2.    Orang tua yang tidak menyetujui, yang bersifat kritis terhadap ungkapan
perasaan-perasaan negatif anak dan barangkali memarahi atau menghukum
mereka karena mengungkapkan emosinya.

3.    Orang tua Laisez – Faire, yang menerima emosi anak dan berempati dengan
mereka tetapi tidak memberikan bimbingan atau menentukan batas-batas pada
tingkah laku anak tersebut.

C. Kecerdasan Spiriitual (SQ)

1. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Berangkat dari pandangan bahwa sehebat apapun manusia dengan kecerdasan


intelektual maupun kecerdasan emosionalnyan, pada saat-saat tertentu, melalui
pertimbangan fungsi afektif, kognitif, dan konatifnya manusia akan menyakini
dan menerima tanpa keraguan bahwa diluar dirinya ada sesuatu kekuatan yang
maha Agung yang melebihi apapun, termasuk dirinya penghayatan seperti itu
menurut Zakiah Darajat (1970) disebut sebagai pengalaman keagamaan
(Religious Experience) Brightman (1956) menjelaskan bahwa penghayatan
keagamaan tidak hanya sampai kepada pengakuan atas keberadaan-Nya, namun
juga mengaku-Nya sebagai sumber nilai-nilai luhur yang abadi yang mengatur
tata kehidupan alam semesta raya ini. Oleh karena itu, manusia akan tunduk dan
berupaya untuk mematuhinya dengan penuh kesadaran dan disertai penyerahan
diri dalam bentuk ritual tertentu, baik secara individual maupun kolektif, secara
simbodik maupun dalam bentuk nyata kehidupan sehari-hari. Temua ilmiah yang
digagas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, dan riset yang dilakukan oleh
Mishael Persinger pada tahun 1990-an, serta riset yang dikembangkan oleh V.S
Ramachandran pada tahun 1997 menemukan adanya God Spot dalam otak
manusia, yang sudah secara built-in merupakan pusat spiritual yang terletak
diantara jaringan syaraf dan otak. Pada God Spot inilah sebenarnya terdapat fitrah
manusia yang terdalam. Kajian tentang God Spot inilah pada gilirannya
melahirkan konsep kecerdasan spiritual, yakni suatu kemampuan manusia yang
berkenaan dengan usaha memberikan penghayatan bagaimana agar hidup ini lebih
bermakna. Dengan istilah yang disebut Spiritual Quotient (SQ).

vi
Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk mengdahapi persoalan makna
atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai bahwa
tindakan atau jalan hidup  seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang
lain.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual (SQ)

Kecerdasan spiritual (SQ) secara umum dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
keyakinan dalam diri, potensi diri, dan  kemauan dari diri tersebut. Selain faktor-
faktor tersebut peran keluarga dalam membentuk dan meningkatkan serta
membina kecerdasan spiritual ini sangat dibutuhkan. Apa yang keluarga tunjukan
setiap harinya akan membentuk pribadi anak tersebut. Kondisi yang mendukung
seorang anak dalam keluarga akan membuat kecerdasan spiritualnya terbentuk
dan terbina dengan baik.

D.Kecerdasan Ganda

1. Pengertian Kecerdasan Ganda

Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan


melalui proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai
budaya yang berkembang. Kecerdasan mengandung dua aspek pokok yaitu;
kemampuan belajar dari pengalaman dan beradaptasi terhadap lingkungan.
Gardner (1983) berhasil mengidentifikasi tujuh macam kecerdasan, yang
kemudian dikenal sebagai kecerdasan ganda (Multiple Intelligence) atau biasa
disingkat dengan MI.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Multiple Intelligence


yaitu yang dimiliki seseorang dapat berkembang sampai tingkat
kemampuan yang disebut mumpuni. Pada tingkat ini, kemampuan
seseorang di bidangtertentu, yang berkaitan dengan kecerdasan itu,
akan terlihat sangat menonjol. Menurut Armstrong (1993:21-22)
berkembang tidaknya suatu kecerdasan bergantung pada tiga faktor
penting berikut:≠faktor biologis (biological endowment), termasuk di

vii
dalamnya faktor keturunanatau genetis dan luka atau cedera otak
sebelum, selama, dan setelah kelahiran.≠Sejarah hidup pribadi,
termasuk di dalamnya adalah pengalaman-pengalaman(bersosialisasi
dan hidup) dengan orang tua, guru, teman sebaya, atau orang lain, baik
yang membangkitkan maupun yang menghambat perkembangan
kecerdasan. ≠Latar belakang kultural dan historis, termasuk waktu dan
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan serta sifat dan kondisi
perkembangan historis ataukultural di tempat yang berbeda.
E. Urgensi keseimbangan IQ,EQ dan SQ dalam prosws pendidikan
Pentingnya Keseimbangan IQ, EQ, dan SQ Untuk Pendidikan
pendidikan merupakan modal dasar seseorang untuk mengarungi dunia
yang fana ini. bahkan pendidikan adalah segala-galanya. setiap peserta
didik pasti akan mengembangkan diri nya dengan memanfaatkan
fasilitator yang disebut "guru". bahkan di Negara kita Indonesia
pendidikan tertuang dalam UUD 1945 yaitu dalam kutipan "mencerdaskan
kehidupan bangsa". suatu bangsa akan menjadi baik dan bagus apabila
pendidikan nya juga baik dan bagus. untuk menciptakan pendidikan yang
baik dan bagus, perlu adanya keseimbangan antara IQ, EQ, san SQ.
F. Konsep keseimbangan IQ , EQ dan SQ dalam proses pembelajaran

viii
3
Daftar Pustaka

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132104302/pengabdian/
MULTIPLE+INTELLIGENCES+III.pdf
https://tisna2008.wordpress.com/2009/05/26/antara-iq-eq-dan-sq/
https://mirzabsahmad.wordpress.com/2012/06/09/teori-kecerdasan-ganda-
multiple-intelligence-dan-penerapannya/
https://rnameticz.wordpress.com/2009/05/26/keseimbangan-iq-eq-dan-sq/

Anda mungkin juga menyukai