Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“PERKEMBANGAN INTELLIGENCE QUOTIENT”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Psikologi Pendidikan

Dosen pengampu:

Ujang Khiyarusoleh M.Pd

Disusun oleh
1.Aminah Tunjungningsih NIM.40222001
2.Khoerul Fuadhi NIM.40222004
3.Indah Pujilestari NIM.40222108

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PERADABAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh


Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadiran Allah Ta’ala. atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “perkembangan intelligence quotient” dapat
kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang kesalahan apa saja yang terjadi dalam bahasa keseharian
yang kita pelajari. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian pustaka maupun media lainnya.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada dosen
pengampu Bpk.Ujang Khiyarusoleh M.Pd dan teman teman yang sudah membantu dalam
tugas makalah ini. Harapan kami informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan
Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Kami
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar kami bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Bumiayu, 20 Oktober 2022

PENYUSUN
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecerdasan yang sering dinyatakan dengan angka IQ bukan satu-satunya jaminan


bagi kesuksesan seorang anak di masa depan. Faktor lain yan perlu mendapat perhatian serius
dari orangtua adalah kecerdasan emosional. Salah satu aspeknya adalah kecerdasan sosial,
dimana anak memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami orang lain serta bertindak
bijaksana dalam hubungan antar manusia. Kecerdasan emosional juga meliputi kemampuan
seseorang untuk mengenali emosinya sendiri serta mengelola emosi tersebut dengan cara
yang benar. Kemudian juga kemampuan untuk memotivasi diri sendiri serta tetap
bersemangat untuk menghadapi berbagai kesulitan.

Konsep Intelligence Quotient yang dikenal dengan tolak ukur kecerdasan, tidak lagi
bersifat mutlak. Sejumlah penelitian menjelaskan bahwa kecerdasan emosional (EQ) lebih
berperan dalam menetukan keberhasilan. Kecerdasan ini membuat seseorang memiliki
ketangguhan dalam menghadapi frustasi dan mengatur suasana hati. Dengan begitu ia dapat
menjauhkan diri dari stress. Tetap berkonsentrasi dan berpikir secara jernih. Ini menjelaskan
mengapa anak dengan IQ tinggi tidak dengan sendirinya berprestasi tinggi. Disamping itu,
kecerdasan emosional menumbuhkan empati, mengerti perasaan orang lain, mengenal
lingkungan dengan lebih baik.

B. Rumusan Masalah

1.Bagaimana definisi, sejarah dan jenis-jenis intelligence quotient?

2.Bagaimana teori perkembangan intelligence quotient?

3.Bagaimana tujuan pengembangan dan pengukuran intelligence quotient?

C. Tujuan Masalah

1.Untuk mengetahui definisi, sejarah dan jenis jenis intelligence quotient

2.Untuk mengetahui teori perkembangan intelligence quotient

3.Untuk mengetahui tujuan pengembangan dan pengukuran intelligence quotient


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi, sejarah dan jenis jenis intelligence quotient

1. Definisi intelligence quotient

Intelligence Quotient(IQ) merupakan suatu indikator untuk mengukur kecerdasan


seseorang. Kecerdasan yang dimaksud, yaitu kecerdasan yang terbentuk atas proses
pembelajaran dan pengalaman hidup seseorang.

IQ menggambarkan kemampuan seseorang dalam berpikir, mengingat, memahami,


mengevaluasi, mengolah, menguasai lingkungan, dan bertindak secara terarah. Biasanya, IQ
memiliki kaitan yang erat dengan intelektual, logika, kemampuan menganalisis, pemecahan
masalah matematis, dan strategis. Selain itu, IQ juga memiliki keterkaitan dengan
keterampilan berkomunikasi, merespons atau menanggapi hal-hal yang ada di sekitarnya,
serta kemampuan mempelajari materi-materi bilangan, seperti matematika.

2. Sejarah intelligence quotient

Konsep tes IQ ini mulai ada sejak akhir abad ke-19, tepatnya tahun 1890-an.

Konsep ini diciptakan dan terpikirkan pertama kali oleh Francis Galton. Galton mengambil
landasan dari Teori Darwin mengenai konsep survival individu dalam suatu spesies.
Sederhananya, yaitu teori mengenai cara bertahan hidup masing-masing orang, karena
keunggulan dari sifat-sifat tertentu yang dimilikinya dan merupakan turunan dari orang tua
mereka. Galton pun menyusun sebuah tes yang mengukur intelegensi manusia dari aspek
kegesitan dan refleks otot-ototnya. Baru lah di awal abad ke-20, Alfred Binet, seorang
psikolog dari Perancis, mengembangkan alat ukur intelegensi manusia yang sekarang telah
dipakai oleh banyak orang.

Di tahun 1983, penelitian mengenai konsep tes intelegensi manusia ini pun berlanjut
oleh psikolog Harvard, Howard Gardner. Ia menyebutkan, bahwa kecerdasan manusia
bukan merupakan sebuah konsep tunggal atau bersifat umum. Menurutnya, kecerdasan
tersebut merupakan beberapa set kemampuan yang spesifik dan berjumlah lebih dari satu.
Semua itu merupakan fungsi dari bagian-bagian dari otak yang terpisah, serta merupakan
hasil dari evolusi manusia selama jutaan tahun.

Seiring perkembangan zaman, orang-orang mulai sadar akan pentingnya intelegensi


dan pengetesannya. Banyak para ahli psikologi yang mulai meneliti dan membuat berbagai
hipotesis tentang kecerdasan. Muncullah perbedaan pendapat dengan masing-masing bukti
yang dianggap kuat oleh masing-masing pihak.
Ada yang menganggap bahwa, kecerdasan adalah konsep tunggal yang dinamakan Faktor G
(General Intelligence). Ada juga yang menganggap kecerdasan itu pada intinya terbagi jadi
dua macam set kemampuan, yaitu fluid (Gf) dan crystallized (Gc). Oleh sebab itu, sepanjang
abad ke-20, berbagai macam pengetesan kecerdasan pun akhirnya banyak yang berpatokan ke
pandangan-pandangan itu.

Faktor lain yang turut andil dan memiliki peran besar dalam membentuk kecerdasan
seseorang, yakni faktor genetik. Ini lah teori yang dimaksud oleh Galton. Maka, umumnya
tingkat IQ seseorang tidak jauh berbeda dengan saat mereka masih kecil hingga dewasa.
Namun, tidak menutup kemungkinan adanya hal-hal lain yang mempengaruhi tingkat
kecerdasan intelektual seseorang. Misalnya, seperti lingkungan dan ilmu pengetahuan yang
didapat selama proses akademik.

3. JENIS JENIS INTELLIGENCE QUOTIENT

Mengutip Very Well Mind, menurut Howard Gardner ada delapan jenis kecerdasan
manusia antara lain, sebagai berikut:

 Kecerdasan linguistik (verbal-linguistic)

Kecerdasan linguistic merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah dan


menggunakan kata dengan sangat baik, dilihat dari lisan ataupun tulisan.

 Kecerdasan matematik atau logika (logical-mathematical)

Kecerdasan matematik atau logika merupakan kemampuan dalam menangani


bilangan, perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah.

 Kecerdasan spasial (visual-spatial)

Kecerdasan spasial visual merupakan kemampuan seseorang dalam


memahami, membayangkan, mengingat, ataupun berpikir dalam bentuk visual.

 Kecerdasan kinetik dan jasmani (bodily-kinesthetic)

Kecerdasan kinetik dan jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk bisa


memproses informasi secara fisik maupun gerakan pada tubuh, tangan, serta mampu
mengontrol ekspresi.

 Kecerdasan musikal (music-rhythmic and harmonic)

Kecerdasan musikal merupakan kemampuan untuk mengembangkan,


mengekspresikan, dan menikmati bentuk dan suara musik, kepekaan terhadap ritme,
melodi dan intonasi serta kemampuan memainkan musik instrumen.

 Kecerdasan interpersonal (interpersonal)


Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan dalam berkomunikasi, peka
terhadap emosi orang lain, mudah menyesuaikan diri dengan orang lain, memiliki
empati yang tinggi, dan suka menolong orang lain.

 Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal)

Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan untuk mengenali kelebihan


pada diri, kekurangannya, keterbatasan diri, kecerdasan terhadap emosi atau suasana
hati, keinginan, motivasi, maksud dan tujuan, juga mampu menghargai diri,
mengendalikan diri.

 Kecerdasan naturalis (naturalistic)

Kecerdasan naturalis merupakan kemampuan untuk mengenali, melihat


perbedaan, menggolongkan, dan mengkategorikan apa yang dilihat oleh seseorang di
alam atau lingkungan sekitar.

B. Teori perkembangan intelligence quotient


Intelegensi merupakan pembahasan yang sudah ada sejak perkembangan awal
ilmu psikologi, terutama pada psikologi pendidikan. Penggambaran secara sepintas
tentang inteligensi sebagai suatu kemampuan dasar yang bersifat umum yang telah
berkembang menjadi berbagai teori inteligensi.
Ada beberapa teori intelegensi yang menjadi kiblat perkembangan teori
intelegensi, diantaranya adalah:

1. Teori uni faktor

Teori ini dipandang sebagai teori yang tertua yang dikembangkan oleh
William stern. Alfred Binet termasuk salah satu ahli psikologi yang mengatakan
bahwa inteligensi bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu faktor satuan atau
faktor umum. Menurut Binet, inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik
yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang.

2. Teori dwifaktor

Teori ini dikembangkan oleh Charles Spearman seorang psikolog dan ahli
statistik dari Inggris. Spearman (1927) mengusulkan teori kecerdasan dua faktor
yang menurutnya dapat menjelaskan pola hubungan antara kelompok tes kognitif
yang ia analisis. Dalam bentuknya yang paling sederhana, teori ini menyatakan
bahwa kinerja pada setiap tugas kognitif tergantung pada faktor umum ditambah satu
atau faktor yang lebih spesifik dan unik untuk tugas tertentu.

3. Teori multifactor

Teori multifaktor dikembangkan oleh Edward Lee Thorndike (1916). Menurut


teori ini, inteligensi terdiri dari hubungan-hubungan neural antara stimulus dan
respon. Hubungan-hubungan neural khusus inilah yang mengarahkan tingkah laku
individu. Pada dasarnya teori. Thorndike menyatakan bahwa inteligensi terdiri atas
berbagai kemampuan spesifik yang ditampakkan dalam wujud perilaku intellegen.
Thorndike mengemukakan empat atribut inteligensi, yaitu: Tingkatan, Rentang,
Daerah, dan Kecepatan.

# Ciri-ciri Kecerdasan Intelektual

Menurut Louis Thurstone menyatakan bahwa intelegensi terdiri dari tujuh


kemampuan mental primer yang meliputi:

a. Kemampuan spasial

b. Kecepatan perseptual

c. Penalaran numeric

d. Makna verbal

e. Kelancaran kata

f. Ingatan

g. Penalaran induktif.

# Fungsi Kecerdasan Intelektual

Pada dasaranya setiap manusia merupakan makhluk yang diberi akal lebih
tinggi di banding makhluk yang lain. Akal tersebut dapat membentuk sebuah
kecerdasan yang biasa disebut dengan kecerdasan intelektual, beberapa fungsi adanya
kecerdasan spiritual adalah:

a. Menyimpan pengetahuan

b. Mendapatkan pengetahuan yang baru

c. Dapat memahami sesuatu dengan pemaknaan yang lebih dalam

d. Dapat meingkatkan pengetahuan

# Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Intelektual

Inteligensi orang satu dengan yang lain cenderung berbeda-beda. Hal ini karena
adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain:

a) Faktor pembawaan, dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir.
b) Faktor minat dan pembawaan yang khas, dimana minat mengarahkan perbuatan kepada
suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.

c) Faktor pembentukan, dimana pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang
yang mempengaruhi perkembangan inteligensi.

d) Faktor kematangan, dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah
matang jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing.

e) Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode juga bebas
memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.

Kelima faktor itu saling terkait satu dengan yang lain. Jadi, untuk menentukan
kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut.

C. Tujuan pengembangan dan pengukuran intelligence quotient


Saat ini tes IQ dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis kecacatan
intelektual atau mengukur potensi intelektual seseorang. Beberapa sekolah juga
menggunakan tes IQ untuk menentukan jenis fasilitas akademik yang dibutuhkan
anak di sekolah.

Cara Menghitung Kecerdasan Intelektual

Alat Mengukur Kecerdasan IntelektualUntuk mengukur tingkat inteligensi anak,


dapat digunakan tes IQ (Intelligence Quotient) misalnya dari Binet Simon. Kusien
intelegensi diperoleh dengan membagi usia mental dengan usia kronologis, lalu
diperkalikan dengan angka 100:IQ = 100 x ( ) ( )7Dari hasil tes Binet Simon,
dibuatlah penggolongan inteligensi sebagai berikut:

a. Genius > 140


b. Gifted > 130
c. Superior > 120
d. Normal 90-110
e. Debil 60-79
f. Imbesil 40-55
g. Idiot > 30.8
Sesuai dengan rumus di atas, maka jika Ahmad Sagalabisa, seorang anak berusia
6 tahun memperoleh skor tes IQ sebesar 8 maka IQ anak tersebut adalah:
IQ = 100 x 8 /6 = 133, yang berarti dia termasuk berkecerdasan di atas rata-rata.
BAB III
KESIMPULAN
Intelligence Quotient (IQ) sering juga disebut inteligensi, yang berarti
kemampuan kognitif yang dimiliki suatu organisme untuk menyesuaikan diri
secara efektif pada lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta
dipengaruhi oleh faktor genetik.
Faktor-faktor intelegensi yang mengakibatkan terjadinya perbedaan
antara intelegensi seseorang dengan yang lain yaitu pembawaan, lingkungan
hidup, kondisi fisik, latar belakang sosial ekonomi dan pendidikan.
Intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses
berpikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati secara
langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang
merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Sedangkan, IQ atau
Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes
kecerdasan.
DAFTAR PUSTAKA
https://nsd.co.id/posts/10002-teori-teori-intelegensi.html
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-iq-eq-tq/
https://qepindonesia.com/mengenal-lebih-dekat-tentang-kecerdasan-spasial-visual/
https://www.universitas123.com/news/arti-kecerdasan-kinestetik-jasmani
https://pediasure.co.id/article/apa-itu-kecerdasan-musikal

Anda mungkin juga menyukai