Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERKEMBANGAN INTELEK

Untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen pengampu: H. Zainuddin Fanani, SEI, M.Pd.I

Anggota kelompok 3:

Agus Miftah Faiz (22108401011066)


Moh. Alfian Amirudin (22108401011063)
Muhammad Farhus Sururi (22108401011061)
M. Taufiq Mubarok (22108401011076)
Nilna Silvia Amila (22108401011065)
Prisca Octaria Diniyanti (22108401011083)
Rifqi Zuhro Ali (22108401011082)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSITUT AGAMA ISLAM AL-QOLAM MALANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan kami karunia nikmat kesempatan dan kesehatan, sehingga kami
diberikan kemudahan untuk menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat menimba
ilmu di Insitut Agama Islam Al-Qolam Malang.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari mata kuliah Psikologi
Perkembangan. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai perkembangan intelek.
Kami sangat berterima kasih kepada bapak H. Zainuddin Fanani, SEI,
M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan yang telah memberikan
tugas makalah ini, sehingga kami dapat menambah wawasan dan pengetauan
mengenai perkembangan intelek.
Harapan kami kedepannya mudah-mudahan makalah yang kami susun
secara sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, menambah wawasan
dan pengetahuan tentang Psikologi Perkembangan dan dapat dipahami oleh para
pembacanya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat kurang dari kata
sempurna. oleh karena itu, kami menerima berbagai masukan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya bagi kami sendiri umumnya para pembaca makalah ini. Terima kasih.

Malang, 25 Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Perkembangan Intelek.......................................................................3
B. Faktor-Faktor Perkembangan Intelek..................................................................6
C. Tahap Perkembangan Intelektual........................................................................9
D. Tingkatan Perkembangan Intelektual................................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
A. Kesimpulan.......................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia dibekali dengan berbagai kemampuan dalam menjalani
kehidupannya. Adapun dalam perkembangannya tentu berbeda-beda sesuai
dengan pengalaman dan pengetahuannya termasuk dalam hal perkembangan
intelektual. Dalam hal proses pembelajaran, kemampuan peserta didik menyerap
materi juga berbeda tergantung berbagai faktor yang menunjang perkembangan
intelektual tersebut. Maka disinilah tugas guru, orang tua dan praktisi pendidikan
bagaimana mendorong perkembangan intelektual demi kualitas belajar yang
diharapkan.
Perkembangan intelektual sering juga dikenal di dunia psikologi maupun
pendidikan dengan istilah perkembangan kognitif. Dalam kamus lengkap
psikologi, cognition artinya pengenalan, kesadaran dan pengertian. Kata kognitif
menjadi sangat terkenal dalam salah satu ranah psikologi manusia meliputi
perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pengolahan informasi,
pertimbangan, pemecahan masalah, keyakinan dan kesengajaan. Dengan kata lain,
merupakan proses-proses psikologis yang melibatkan upaya dalam memperoleh,
menyusun, dan menggunakan pengetahuan. Sehingga dapat diambil konsep
bahwa perkembangan kognitif, yaitu, suatu rancangan atau gambaran yang
menggunakan simbol-simbol untuk melihat pola perubahan dari proses-proses
psikologis yang terlibat dalam memperoleh, menyusun dan menggunakan
pengetahuan serta kegiatan mental seperti berpikir, menimbang, mengamati,
mengingat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan persoalan
yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.1
Pengetahuan tentang perkembangan manusia sangat penting diketahui dan
dipahami sebagai pedoman dalam memahami kebutuhan dan karakter seseorang.
Baik atau buruknya perkembangan sangat bergantung terhadap pemenuhan
kebutuhan yang ia peroleh dari orang lain, baik dari orang tua, anggota keluarga,
guru dan individu lainnya. Melalui observasinya, Piaget meyakini bahwa
1
Irma fauziah. Desain Pembelajaran Pendidikan Dasar Berbasis Perkembangan Intelektual.
PRIMIERE: journal of islamic elemtary education, 3(1), hal.1-2

1
perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahapan. Masing-masing tahapan
berhubungan dengan usia dan tersusun dari jalan pikiran yang berbeda beda.
Menurut Piaget, semakin banyak informasi tidak membuat pikiran anak lebih
maju, kualitas kemajuannya berbeda-beda. Tahap-tahap perkembangan kognitif
tersebut adalah tahap sensori motorik (usia 0–2 tahun), tahap pra-opersional (usia
2–7 tahun), tahap opersional konkrit (usia 7–11 tahun) dan tahap opersional
formal (usia 11–15 tahun).2
Dengan harapan hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi para
guru dalam mendesain pembelajaran pada kelasnya masing-masing sehingga
menciptakan proses belajar mengajar efektif demi tercapainya tujuan
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan intelek?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek?
3. Bagaimana tahaan dan tingkatan perkembangan intelek?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari perkembangan intelek.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek.
3. Mengetahui tahapan dan tingkatan perkembangan intelek.

2
Sania,p dkk. Perkembangan Intelektual Pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Tambusai: Universitas Negeri Padang, vol.5, no.1, hal 1774-1775

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan Intelek
Istilah Inteligensi semula berasal dari bahasa latin intelligere yang berarti
menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Menurut William Stern, salah
seorang pelopor dalam penelitian inteligensi, mengatakan bahwa inteligensi
adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat alat-alat bantu dan pikiran
guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan- tuntutan baru. Sedangkan Terman
berpendapat bahwa inteligensi adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian intelek tidak
berbeda dengan inteligensi yang memiliki arti kemampuan untuk melakukan
abstraksi, serta berfikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan
diri terhadap situasi baru.3
Perkembangan Intelektual/kognitif adalah proses yang didalamnya
melibatkan proses memperoleh, menyusun, mengunakan pengetahuan, serta
keguatan mental seperti berpikir, mengamati, mengingat, menganalisis,
mengevaluasi, memecahkan persoalan dengan berinteraksi dengan
lingkungan. Intelek adalah kekuatan mental yang menyebabkan manusia
dapat berpikir aktivitas yang berkenaan dengan proses berpikir. Intelegensi
adalah kemampuan yang diperoleh melalui keturunan dan tidak banyak
dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam batas-batas tertentu, lingkungan turut
berperan dalam pembentukan intelegensi.4 Kemampuan berpikir abstrak
menunjukkan perhatian seseorang pada kejadian dan peristiwa yang tidak
konkrit, seperti pilihan pekerjaan, corak hidup bermasyarakat, pilihan
pasangan hidup yang sebenarnya masih jauh di depannya, dan lain-lain. Bagi
remaja, corak perilaku pribadinya di hari depan dan corak tingkah lakunya
sekarang akan berbeda. Kemampuan abstraksi akan berperan dalam
perkembangan kepribadiannya. Mereka dapat memikirkan prihal itu sendiri.

3
Irma fauziah. Desain Pembelajaran Pendidikan Dasar Berbasis Perkembangan Intelektual.
PRIMIERE: journal of islamic elemtary education, 3(1), hal.4-5
4
Samio, S.Pd, M.Pd. aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Best
journal(biology education science dan technology), 1(02) hal.37

3
Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengalah ke
penilaian tentang dirinya tidak selalu diketahui orang lain bahkan sering
terlihat usaha seseorang untuk menyembunyikan atau merahasiakannya.
Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide dan teori-teori yang
menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang tua. Setiap pendapat orang
tua dibandingkan dengan teori yang diikuti atau diharapkan. Sikap kritis ini juga
ditunjukkan dalam hal-hal yang sudah umum baginya pada masa
sebelumnya, sehingga tata cara, adat istiadat yang berlaku di lingkungan
keluarga sering terjadi adanya pertentangan dengan sikap kritis yang tampak
pada perilakunya. Selain itu egosentrisme masih terlihat pada pikiran remaja.
Cita-cita dan idealism terlalu menitikberatkan pada pikiran sendiri tanpa
memperdulikan orang lain. Egosentrisme menyebabkan kekakuan para remaja
dalam berpikir dan bertingkah laku. Persoalan yang timbul pada masa remaja
adalah banyak berhubungan dengan pertumbuhan fisik yang dirasakan
mencekam dirinya, karena menyangka orang lain berpikiran sama dan ikut tidak
puas dengan penampilannya. Hal ini menimbulkan perasaan seolah-olah selalu
diamati orang lain, perasaan malu dan membatasi gerak-geriknya. Akibat dari
hal ini akan terlihat pada tingkah laku yang kaku.5 Melalui banyak pengalaman
dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka
egosentrisme makin berkurang. Pada akhir masa remaja, pengaruh
egosentrisme sudah sedemikian kecilnya, sehingga remaja sudah dapat
berpikir abstrak dengan mengikutsertakan pendapat dan pandangan orang lain.
Kemahiran intelektual adalah kemampuan untuk berhubungan dengan
lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya
konsep dan berbagai lambang / simbol (huruf, angka, kata, gambar). Dari berbagai
uraian di atas dapat disimpulkan intelektual adalah kemampuan untuk
memperoleh berbagai informasi, berpikir abstrak, menalar, serta bertindak secara
efisien dan efektif. Selain itu, intelektual merupakan kemampuan yang dibawa
individu sejak lahir, intelektual tersebut akan berkembang bila lingkungan
memungkinkan dan kesempatan tersedia sehingga dapat bergerak dan

5
Samio, S.Pd, M.Pd. aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Best
journal(biology education science dan technology), 1(02) hal.38

2
menyesuaikan diri terhadap situasi baru.6
Sebagai contoh ketika seorang anak belum mengetahui/mengenal api,
suatu hari anak merasa sakit karena terpercik api, maka berdasarkan
pengalamannya terbentuk struktur penyesuaian skema pada struktur kognitif
anak tentang “api” bahwa api adalah sesuatu yang membahayakan oleh karena
itu harus dihindari, ini dinamakan adaptasi. Dengan demikian, ketika ia
melihat api, secara refleks ia akan menghindar. Semakin anak dewasa,
pengalaman anak tentang api bertambah pula. Ketika anak melihat ibunya
memasak memakai api, ketika anak melihat bapaknya merokok menggunakan
api, maka skema yang telah terbentuk disempurnakan, bahwa api bukan harus
dihindari tetapi dapat dimanfaatkan. Proses penyesuaian skema tentang api
yang dilakukan oleh anak itu dinamakan asimilasi. Semakin anak dewasa,
pengalaman itu semakin bertambah pula. Ketika anak melihat bahwa pabrik-
pabrik memerlukan api, setiap kenderaan memerlukan api, dan lain
sebagainya, maka terbentuklah skema baru tentang api. bahwa api bukan
harus dihindari dan juga bukan hanya sekedar dapat dimanfaatkan, akan tetapi
api sangat dibutuhkan untuk kehidupan manusia. Proses penyempurnaan
skema itu dinamakan proses akomodasi. 7
Karakteristik intelegensi pada masa remaja tidak mudah diukur, karena
tidak mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut.
Pada umumnya umur tiga sampai empat tahun pertama menunjukkan
perkembangan kemampuan yang hebat, selanjutnya akan terjadi
perkembangan yang teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk
mengatasi masalah yang majemuk bertambah. Pada awal masa remaja, kira-kira
pada umur 12 tahun, anak berada pada masa yang disebut masa operasi formal
(berpikir abstrak). Pada masa ini remaja telah berpikir dengan
mempertimbangkan hal yang “mungkin“ di samping hal yang “nyata”.
Berpikir operasional-formal memiliki dua sifat yang penting, yaitu:
1. Sifat deduktif – hipotesis. Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang

6
Irma fauziah. Desain Pembelajaran Pendidikan Dasar Berbasis Perkembangan Intelektual.
PRIMIERE: journal of islamic elemtary education, 3(1), hal.5
7
Fatimah ibda. Perkembangan Kognitif Teori Jean Piaget. Jurnal Intelektualitas, vol 3(1), hal.32

5
remaja akan mengawalinya dengan berpikir teoritik. Ia menganalisis masalah
dan mengajukan cara penyelesaian hipotesis. Pada dasarnya pengajuan hipotesis
itu menggunakan cara berpikir induktif di samping deduktif. Oleh sebab itu,
sifat berpikir ini sebenarnya mencakup deduktif – induktif – hipotesis.
2. Berpikir operasional juga berpikir kombinatoris. Sifat ini merupakan
kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara bagaimana
melakukan analisis. Anak berpikir operasional formal terlebih dahulu secara
teoritik membuat matrik mengenai macam-macam kombinasi yang
mungkin.8

B. Faktor-Faktor Perkembangan Intelek


Perkembangan intelektual dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
hereditas dan lingkungan. Pengaruh kedua faktor ini pada kenyataannya tidak
terpisah secara sendiri-sendiri melainkan seringkali merupakan kombinasi dari
interaksi keduanya.
a. Faktor Hereditas
Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang
memerlukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa
kemungkinan apakah akan menjadi kemampuan berfikir secara normal, di atas
normal, atau di bawah normal. Namun potensi ini tidak akan berkembang atau
terwujud secara optimal apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk
berkembang. Oleh karena itu, peranan lingkungan sangat menentukan
perkembangan intelektual anak.
b. Faktor Lingkungan
Walaupun ada ciri – ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir,
ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan–perubahan yang berarti.
Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat
dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan–rangsangan yang
bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang sangat
penting. Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam
8
Samio, S.Pd, M.Pd. aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Best
journal(biology education science dan technology), 1(02) hal.38

2
mempengaruhi perkembangan intelektual anak, yaitu keluarga dan sekolah.
1) Keluarga
Intervensi yang paling penting dilakukan orang tua adalah memberikan
pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak
memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi anak untuk berfikir.
Cara yang digunakan misalnya memberi kesempatan anak untuk merealisasikan
idenya-idenya dan menghargainya. Memuaskan dorongan keingintahuan anak
dengan jalan menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang dapat
mengembangkan daya kreativitas anak.9
2) Sekolah
Dalam hal ini, guru hendaknya menyadari bahwa perkembangan
intelektual anak terletak di tangannya. Beberapa cara diantaranya adalah sebagai
berikut:
a) Menciptakan hubungan yang akrab dengan peserta didik dengan tujuan secara
psikologis peserta didik akan merasa aman sehingga segala masalah yang
dialaminya secara bebas akan dikonsultasikan kepada gurunya.
b) Memberi kesempatan peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli
dan berpengalaman dalam bidang ilmu pengetahuan.
c) Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan
olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup.
d) Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak
maupun dengan menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik
berpendapat atau mengemukakan ide. 10
Sebagian besar psikolog yang berusaha mengaplikasikan teorinya ke
dalam pendidikan adalah bahwa perkembangan hendaknya tidak dipercepat.
Faktor-faktor yang menunjang perkembangan intelektual anak antara lain
sebagai berikut:
a. Motivasi
Motivasi adalah bagaimana cara orang tua untuk memberikan semangat kepada

9
Sania,p dkk. Perkembangan Intelektual Pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Tambusai: Universitas Negeri Padang, vol.5, no.1, hal.1173
10
Samio, S.Pd, M.Pd. aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Best
journal(biology education science dan technology), 1(02) hal.39

7
anak agar mereka mau belajar. Tanpa hal tersebut anak akan menajdi pribadi yang
mudah menyerah dan putus asa sehingga anak menjadi malas untuk belajar.
Pendekatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh orientasi motivasi belajar
mereka dan perilaku guru di dalam mengelola kelas perilaku tersebut faktor yang
terkait dengan stimulasi intelektual termasuk menantang peserta didik, mendorong
peserta didik untuk berfikir secara mandiri.
b. Intellectual Quotient (IQ)
IQ adalah kemampuan seorang anak untuk belajar menggunakan kepintaran otak
kiri dan kanannya. Setiap anak memiliki IQ yang berbeda–beda tergantung dari
latihan–latihan dan kemampuan otaknya untuk menyerap pelajaran yang masuk.
c. Emotional Quotient (EQ)
EQ adalah kemampuan seorang anak menguasai dirinya dan dapat mengendalikan
emosi sehingga memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi
dengan orang lain dan lingkungannya.
d. Kecerdasan Visual
Kecerdasan visual adalah kemampuan anak untuk menuangkan apa yang ada
dalam pikirannya ke dalam bentuk kreatifitas, misalnya menggambar dan
mewarna.11
e. Lingkungan
Lingkungan yang baik dan positif dirumah dan di sekolah dapat memberikan
pengaruh pada kepribadian dan perilaku anak untuk membantu mengembangkan
kecerdasannya.
f. Kecerdasan Berkomunikasi
Melatih anak dalam berkomunikasi yang baik dapat membuat anak belajar dan
berani dalam menuangkan pikiran dan gagasannya dalam bentuk kata – kata
sehingga dapat melatih anak memiliki kepercayaan diri bila bicara di depan
umum.
g. Makanan bergizi
Orangtua memberikan anak gizi yang baik dengan memenuhi makanan 4 sehat 5
sempurna tentu akan membuat anak memiliki tubuh yang kuat, sehat dan
perkembangan otak yang sempurna sehingga anak menjadi pintar.
11
Sania,p dkk. Perkembangan Intelektual Pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Tambusai: Universitas Negeri Padang, vol.5, no.1, hal.1172

2
h. Membaca
Memberikan anak-anak buku yang bermanfaat dapat menambah pengetahuan dan
wawasannya dan juga melatih anak untuk senang membaca.12
i. Kemampuan Bersosialisasi
Memberikan anak kesempatan untuk bermain, karena dengan bergaul dengan
temannya anak akan melatih kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan orang
lain sehingga dapat mendukung keberhasilan.
j. Kecerdasan Perilaku
Seorang anak yang diajarkan untuk berperilaku yang baik dan sopan juga melatih
anak untuk menghormati dan menghargai orang lain sehingga anak menjadi
pribadi yang menyenangkan bagi orang lain.
Dalam sumber lain dikemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi
intelegensi seseorang. Faktor yang mempengaruhi intelegensi seseorang sehingga
berbeda dengan yang lain adalah:
a. Pembawaan
Batas kesanggupan kita yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal pertama-
tama ditentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada yang
bodoh meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan
tersebut masih ada.
b. Kematangan
Tiap organ fisik maupun psikis dapat dikatakan matang jika sanggup menjalankan
fungsinya masing-masing.
c. Minat dan pembawaan yang khas
Dalam diri manusia terdapat dorongan – dorongan yang mendorong manusia
untuk berinteraksi dengan dunia luar. Dari manipulasi dan eksplorasi dengan
dunia luar , lama kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu. Apa yang menarik
minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
d. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode tertentu dalam
memecahkan masalah, dan juga bebas memilih masalah sesuai dengan

12
Irma fauziah. Desain Pembelajaran Pendidikan Dasar Berbasis Perkembangan Intelektual.
PRIMIERE: journal of islamic elemtary education, 3(1), hal.8-9

9
kebutuhannya.13
Semua faktor tersebut saling terkait satu sama lain. Jadi untuk menentukan
kecerdasan seseorang tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor
tersebut.
C. Tahap Perkembangan Intelektual
Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berfikir logis dari
masa bayi hingga dewasa, menurut Piaget perkembangan yang
berlangsung melalui empat tahap, yaitu:
a. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Sepanjang tahap ini mulai dari lahir hingga berusia dua tahun, bayi
belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka melalui indera
mereka yang sedang berkembang dan melalui aktivitas gerak.
b. Tahap pra-operasional (2-6 tahun)
Pada tingkat ini, anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam
menghadapi berbagai hal diluar dirinya. Aktivitas berfikirnya belum
mempunyai sistem yang teroganisasikan. Anak sudah dapat memahami
realitas di lingkungan dengan menggunakan tanda-tanda dan simbol. Cara
berpikir anak pada pertingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten,
dan tidak logis.
c. Tahap Operasional Konkrit (6-12 tahun)
Pada tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan
pemikiran logika, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat ini.
Egosentrisnya berkurang dan kemampuannya dalam tugas-tugas
konservasi menjadi lebih baik. Namun, tanpa objek fisik di hadapan
mereka, anak-anak pada tahap operasional kongkrit masih mengalami
kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika. Sebagai contoh
anak-anak yang diberi tiga boneka dengan warna rambut yang berlainan
(ella, susan dan lily), tidak mengalami kesulitan untuk
mengidentifikasikan boneka yang berambut paling gelap. Namun ketika
diberi pertanyaan, “rambut ella lebih terang dari rambut susan. Rambut
ella lebih gelap daripada rambut lily. Rambut siapakah yang paling
13
Samio, S.Pd, M.Pd. aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Best
journal(biology education science dan technology), 1(02), hal.40

2
gelap?”, anak-anak pada tahap operasional kongkrit mengalami kesulitan
karena mereka belum mampu berpikir hanya dengan menggunakan
lambang- lambang.14
d. Tahap Operasional Formal (12 tahun keatas)
Pada umur 12 tahun keatas, timbul periode logika baru. Periode ini
anak dapat menggunakan logika konkritnya untuk membentuk logika yang
lebih kompleks. Kemajuan pada anak selama periode ini ialah ia
mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak. Anak-anak sudah mampu
memahami bentuk argumen dan tidak dibingungkan oleh sisi argumen dan
karena itu disebut operasional formal.
Bahwa kita semua melalui keempat tahap tersebut, meskipun
mungkin setiap tahap dilalui dalam usia berbeda. Setiap tahap dimasuki
ketika otak kita sudah cukup matang untuk memungkinkan logika jenis
baru. Semua manusia melalui setiap tingkat, tetapi dengan kecepatan yang
berbeda.15

D. Tingkatan Perkembangan Intelektual


1. Kedewasaan
Perkembangan sistem saraf sentral yaitu otak, koordinasi motorik dan
manifestasi fisik lainnya menpengaruhi perkembangan kognitif.
Kedewasaan atau maturasi merupakan faktor penting dalam
perkembangan intektual.
2. Penalaran Moral
Interaksi dengan lingkungan fisik digunakan anak untuk
mengabstrakkan berbagai sifat fisik benda-benda. Bila seorang anak
menjatuhkan sebuah benda dan menemukan bahwa benda itu pecah atau
bila ia menempatkan benda itu dalam air, kemudian ia melihat bahwa
benda itu terapung ia sudah terlibat dalam proses abstraksi sederhana.

14
Fatimah ibda. Perkembangan Kognitif Teori Jean Piaget. Jurnal Intelektualitas, vol 3(1), hal.32-
34

15
Sania,p dkk. Perkembangan Intelektual Pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Tambusai: Universitas Negeri Padang, vol.5, no.1, hal.1775

11
Pengalaman ini disebut pengalaman fisik meningkatkan kecepatan
perkembangan anak sebab observasi benda-benda serta sifat-sifat benda itu
menolong timbulnya pikiran yang lebih kompleks.16
3. Pengalaman Logika-Matematika
Pengalaman yang dibangun oleh anak, yaitu ia membangun hubungan-
hubungan antara objek-objek. Sebagai contoh misalnya, anak yang sedang
menghitung beberapa kelereng yang dimilikinya dan ia menemukan “sepuluh”
kelereng. Konsep “sepuluh” bukannya sifat kelereng-kelereng itu, melainkan
suatu bangunan lain yang serupa, yang disebut pengalaman logika-
matematika.
4. Transmisi Sosial
Dalam tansmisi sosial, pengetahuan itu datang dari orang lain, seperti
pengaruh bahasa, instruksi formal dan membaca, begitu pula interaksi
dengan teman-teman dan orang-orang dewasa termasuk faktor transmisi
sosial dan memegang peranan dalam perkembangan.
5. Pengaturan Sendiri
Pengaturan sendiri adalah kemampuan untuk mencapai kembali
keseimbangan selama periode ketidakseimbangan. Ekuilibrasi merupakan
suatu proses untuk mencapai tingkat-tingkat berfungsi kognitif yang lebih
tinggi. Jika pengaturan sendiri sudah dimiliki anak, ia mampu menjelaskan
hal-hal yang dirasakan anak dari lingkungannya, kondisi ini dinamakan
equilibrium. Namun ketika anak menghadapi situasi baru yang tidak bisa
dijelaskan dengan pengaturan diri yang sudah ada, anak mengalami
sensasi disequlibrium yang tidak menyenangkan. Secara naluriah, kita
disarankan untuk memperoleh pemahaman tentang dunia.17

16
Fatimah ibda. Perkembangan Kognitif Teori Jean Piaget. Jurnal Intelektualitas, vol 3(1), hal.34-
35
17
Irma fauziah. Desain Pembelajaran Pendidikan Dasar Berbasis Perkembangan Intelektual.
PRIMIERE: journal of islamic elemtary education, 3(1), hal.11

2
Analisis

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan intelek atau kognitif yaitu suatu ilmu yang
menyelidiki tentang kegiatan mental atau cara kemampuan berfikir abstrak
seseorang. Perkembangan intelek manusia merupakan proses psikologis yang
didalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun dan menggunakan
pengetahuan, sertakegiatan mental seperti berpikir, menimbang, mengamati,
mengingat, menganalisis, mengevaluasi dan memecahkan persoalan yang
berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan.
Perkembangan intelektual dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
hereditas dan lingkungan. Pengaruh kedua faktor ini pada kenyataannya tidak
terpisah secara sendiri-sendiri melainkan seringkali merupakan kombinasi dari
interaksi keduanya. Jadi untuk menentukan kecerdasan seseorang tidak dapat
hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata semurna. Kritik dan
saran yang membangun selalu bisa di sampaikan kepada penulis. Makalah ini bisa
menjadi referensi atau rujukan untuk memperdalam ilmu Psikologi Perkembangan
khususnya dalam memberikan pengetahuan mengenai perkembangan intelek.

2
DAFTAR PUSTAKA

Sania,p., Neviyarni ,N dan Irdamurni I. ( 2021) . Perkembangan intelektual ada


anak usia sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, universitas negeri
padang, vol.5(1), 1771-1777
Fatimah ibda. (2015). Perkembangan Kognitif Teori Jean Piaget. Jurnal
Intelektualitas, vol 3(1), 27-38
Irma fauziah. (2021). Desain Pembelajaran Pendidikan Dasar Berbasis
Perkembangan Intelektual. PRIMIERE: journal of islamic elemtary
education, 3(1).
Samio, S.Pd, M.Pd. (2018). Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan
Peserta Didik. Best journal (biology education science dan technology),
1(02), 36- 43

15

Anda mungkin juga menyukai