Anggota kelompok 4:
FAKULTAS TARBIYAH
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami
karunia nikmat kesempatan dan kesehatan, sehingga kami diberikan kemudahan untuk
menyelesaikan makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di Insitut Agama Islam Al-
Qolam Malang.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai teknik penulisan referensi dan sistem rujukan yang sering digunakan dalam
penulisan karya tulis ilmiah, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi
agama, bangsa dan negara.
Kami sangat berterima kasih kepada Ibu. Fitrotul Hikmah, S.S, M.A selaku dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas makalah ini, sehingga kami
dapat menambah wawasan dan pengetauan mengenai bagaimana cara menulis referensi
yang sesuai dengan kaidah penulisan karya tulis ilmiah.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
kami sendiri umumnya para pembaca makalah ini. Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………...…………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………...……………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………….……1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..……2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Referensi……………………………………………………………..……3
a. Penulisan referensi…………………………………………….………………3
b. Model penulisan referensi………………………………………..……………3
c. Model penulisan referensi yang umum digunakan………………..…………
3
B. Ketentuan Umum Teknik Penulisan Referensi ……………………………….…
4
a. Ketentuan umum penulisan catatan kaki (footnotes) ……………………..…
4
b. Ketentuan umum penulisan referensi dari berbagai jenis
sumber………….5
C. Penulisan Dua Sumber atau
Lebih………………………......................................8
a. Dua sumber atau lebih dari penulis yang berbeda dalam satu
nomor………8
b. Dua sumber atau lebih dari penulis yang sama dalam satu
nomor………….8
c. Dua sumber yang sama dalam nomor yang berbeda……………………...…
8
d. Dua sumber berbeda dari penulis yang sama dalam nomor berebeda…...…
8
D. Fungsi Lain Catatan
Kaki………………………………………………………..10
ii
E. Sistem Rujukan………………………………………………………...............…
10
a. Sistem Catatan………………………………………………………..........…11
b. Sistem Format Langsung (MLA dan APA) …………………………….…
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………….…16
B. Saran………………………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….....……………………19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulisan referensi mungkin terdengar asing bagi kita, namun hal ini akan dapat
temukan ketika kita mulai belajar pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah keguruan.
Sebagai mahasiswa, pembuatan daftar referensi biasanya diberikan oleh guru
Bahasa Indonesia sebagai sebuah tugas atau dalam sebuah ulangan. Dan pada tahap
ini, mungkin kita tidak begitu tahu akan pentingnya sebuah penulisan referensi
yang sesuai dengan kaidah penulisan karya tulis ilmiah. Baru ketika kita mendapat
tugas untuk menulis sebuah karya tulis kita akan sadar betapa pentingnya sebuah
pengetahuan akan daftar referensi.
Dalam menulis suatu karangan ilmiah terutama studi pustaka yang memuat
pendapat berbagai pakar mengenai suatu masalah yang kemudian dibahas dan
ditarik kesimpulannya oleh si penulis, mutlak harus dicantumkan sumber informasi
yang digunakan. Sumber informasi tersebut hendaknya dicantumkan dalam naskah
karangan ilmiah dan dalam daftar pustaka. Daftar pustaka yang berada pada akhir
karangan ilmiah merupakan daftar dari semua sumber informasi yang digunakan.
Ada berbagai macam cara penyusunan dan penulisan daftar referensi yang
seringkali menimbulkan kesulitan dalam pemakaiannya, tetapi pada prinsipnya
hanya ada 3 yang menjadi dasar dari penyusunan dan penulisan daftar referensi
yaitu penulis, judul, dan fakta-fakta penerbitan.
Dewasa ini sumber informasi banyak pula diperoleh dari sistem internet,
sehingga bagaimana cara penyusunan dan penulisan daftar referensi seperti ini
harus pula diantisipasi. Dalam menulis daftar referensi yang bersumber dari
internet sampai sekarang belum ada pedomannya tetapi penulis akan mencoba
membuatnya sehingga setidaknya cara penulisan referensi jenis ini dapat dibuat
baku, minimal untuk para mahasiswa yang sedang membuat skripsi.
1
B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa hal yang akan dibahas di dalam makalah
ini antara lain:
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Referensi
Referensi adalah tulisan tentang sejumlah informasi terhadap sebuah buku
yang ditinjau dan juga telah dinilai tentang sumber penulisannya.
a. Penulisan referensi
Penulisan referensi adalah salah satu unsur yang sangat penting bagi sebuah
karya ilmiah. Lain sebagai wujud dari penegasan prinsip kejujuran ilmiah,
penulisan referensi juga memberikan kekuatan bagi suatu karya ilmiah untuk
bisa dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.
b. Model penulisan referensi
Terdapat tiga model penulisan refensi yang dikenal dan dipergunakan oleh
para penulis karya ilmiah, yaitu:
1. Model catatan kaki (footnotes); terletak dibawah teks di setiap halaman,
dipisahkan oleh sebuah garis sepanjang dua puluh karakter.
2. Model catatan akhir (endnotes); terletak diakhir teks pada setiap bab atau
keseluruhan teks karya tulis ilmiah.
3. Model catatan tengah (midlenote/innote/bodynotes) atau bisa disebut juga
dengan istilah “referensi sisipan” paranthecal reference ; diletakkan
didalam teks, diapit oleh tanda kurung1.
c. Model penulisan referensi yang umum digunakan
dalam konteks ini, IAI Al-Qolam menetapkan untuk menggunakan model
catatan kaki (footnotes) sebagai standar penulisan referensi. Alasannya adalah
bahwa penulisan referensi model catatan kaki (footnotes) memiliki kelebihan
sebagai berikut:
1. Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks.
2. Menjelaskan komentar penulis terhadap pernyataan dalam teks yang
dipandang penting, tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karna dapat
terganggu dalam teks.
1
Muhammad Adib. Dkk, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah STAI Al-Qolam, cetakan I, (Malang: Q Press. 2014),
hal. 48
3
3. Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama. Jenis catatan
kaki ini biasanya menggunakan kata-kata: “lihat...”, “bandingkan...”,
“uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam....”, dan sebagainya.
Tiga kelebihan diatas sebenarnya juga dapat dijumpai pada model endnotes.
Namun, model footnotes dinilai lebih memudahkan pembaca, mengingat
letaknya yang berada pada halaman yang sama dengan teks yang bersangkutan.
Sementara itu, model bodynotes atau parenthetical reference di sati sisi
memang lebih simpel dibandingkan dengan dua model yang lain. Namu, disisi
lain, model ini hanya berfungsi untuk menunjukkan referensi suatu pernyataan,
sehingga penulis karya ilmiah tidak bisa menambahkan komentar terhadap
pernyataan dalam teks yang dipandang penting.
B. Ketentuan Umum Teknik Penulisan Referensi
Dalam penulisan referensi ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan oleh
para penulis karya ilmiah, beberapa ketentuan penulisan karya ilmiah diantaranya:
a. Ketentuan umum penulisan catatan kaki (footnotes)
Prinsip terpenting dari penulisan referensi adalah konsintensi dalam
menggunakan model catatan kaki (footnotesi).artinya,sesuatu karya ilmiah, baik
yang berupa makalah, artikel, ataupun skripsi, harus tetap memakai tulisan ini,
tidak boleh beralih kepada ataupun mengombinasikanya dengan model
lainnya.selain itu, unsur-unsur yang harus di tulis dalam catatan kaki adalah
sebagai berikut:
1. Nomor dan spasi;menggunakan angka arab (1,2,3 dan seterusnya) di bawah
garis yang memisahkan antara tubuh teks dengan catatan kaki. Nomor pada
masing-masing bab diawali dari angka 1,2,3 dan seterusnya, sehingga
catatan kaki setiap bab selalu di mulai dengan nomor yang baru jarak spasi
dalam catatan kaki juga mempunyai aturan sendiri. Garis pemisah dan
catatan kaki di bawahnya berjarak 1 spasi,sementara satu nomor catatan
kaki dan nomor berikutnya berjarak 1 spasi. Baris pertama setiap nomor di
tulis menjorok kedalam sebanyak 1cm. Sementara itu, nomor dan huruf
pertama teks sesudahnya tidak perlu di tambah secara manual dengan spasi
lagi.
2. Nama penulis; ditulis langsung dengan nomor catatan kaki (tanpa spasi)
sebagaimana susunan nama aslinya, tidak mendahulukan nama akhir, atau
nama populer tanpa gelar di akhiri dengan tanda koma (,).
4
3. Identitas sumber; meliputi: a) judul, b) edisi, c) tempat dan waktu
diterbitkan atau diperoleh, dan d) volume dan halaman.rincian teknis
penulisan identitas sumber tergantung kepada jenis sumber yang di gunakan
sebagaimana akan di jelaskan dan di contohkan pada bab ini.
b. Ketentuan umum penulisan referensi dari berbagai jenis sumber
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ada beberapa sumber yang perlu
diperhatikan dalam bentuk penulisan referensinya, sehingga tercipta
makalah yang baku sesuai dengan kaidah penulisan karya tulis ilmiah yang
baik dan benar. Sumber-sumber tersebut diantaranya:2
1. Buku
Secara umum penulisan sumber yang berupa buku dilakukan dengan urutan
Dan cara secara berikut: 1) nama penulis, koma (,), 2) judul buku (dicetak
miring), 3) kata “juz” dan nomor juz dengan angka romawi besar (jika ada),
koma, 4) kata “cetakan” dan nomor cetakan dengan angka romawi besar
(jika ada), 5) identitas terbitan, meliputi: tanda kurung buka, tempat
penerbit, tanda titik dua (:), nama penerbit, koma, tahun penerbitan, tanda
kurung tutup, koma ), dan 6) kata “halaman” dan nomor halaman dengan
angka arab.
Apabila buku ditulis oleh dua orang, maka nama kedua penulis ditulis
sebagaimana aslinya (tanpa gelar) dengan menggunakan kata penghubung
“dan”.
Buku yang tidak memuat informasi yang lengkap tentang identitas
penerbitan, teknis penulisannya adalah sebagai berikut:
a. Jika data cetakan tidak ada, maka tidak perlu disebutkan apa-apa. Judul
buku tanpa diakhiri tanda koma langsung dilanjutkan dengan tanda
kurung buka untuk menjelaskan identitas terbitan.
b. Jika tempat penerbit tidak ada, maka dicantumkan kata “ttp.” (singkatan
dari: tanpa tempat penerbit) sebelum tanda titik dua (:). Namun, sejauh
masih bisa dilacak melalui internet, maka menuliskan tempat penerbit
sebaiknya tetap di lakukan.
c. Jika nama penerbit tidak ada, maka dicantunkan kata “t.p.” (singkatan:
tanpa penerbit) yang diakhiri dengan tanda koma.
2
Muhammad Adib. Dkk, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah STAI Al-Qolam, cetakan I, (Malang: Q Press. 2014),
hal. 49
5
d. Jika tahun penerbitan tidak ada, maka dicantumkan kata “t.t.” (singkatan
dari: tanpa tahun) yang diakhiri dengan tanda kurung tutup.
2. Artikel dalam Bunga Rampai
Apabila sumber berupa artikel dalam karya bersama (bunga rampai) yang
diedit oleh seorang editor, maka cara penulisannya dimulai dari nama
penulis, koma, tanda petik buka, judul artikel, tanda petik tutup, koma,
nama editor, kurang buka, ed, titik, kurung tutup, koma, dan spasi.
3. Sumber dari Buku Terjemahan
Apabila sumber atau rujukan diambil dari buku terjemahan, maka urutan
penyebutannya adalah: nama penulis, koma, judul terjemahan (cetak
miring), koma, kata “terjemahan oleh”, nama penerjemah, koma, -urutan
selanjutnya mengikuti urutan yang telah dijelaskan diatas; begitu juga
dengan cara penyebutan nama penulis, editor dan nama penerjemah, yang
berjumlah lebih dari satu orang.
4. Artikel dalam Jurnal
Sumber yang berupa artikel dalam jurnal ditulis dengan cara dan urutan: a)
nama penulis, koma, judul artikel (ditulis reguler dalam apitan tanda kutip
dua), koma, nama jurnal (ditulis miring), koma, nomor jurnal (angka arab),
kurung buka, bulan penerbitan (kalau ada), koma, tahun penerbitan, kurung
tutup, koma, kata “halaman”, nomor halaman dan titik.
5. Artikel dalam Ensiklopedi
Kutipan yang diambil ensiklopedi ditulis dari nama penulis entry,koma,
tanda kutip buka, judul entry,tanda kutip tutup, koma, kata “dalam”, nama
editor (jika ada), “ed. Dalam tanda kurung, kata “et.al.”(jika terjadi dari dua
orang atau lebih), nama ensiklopedi (dicetak miring), identitas jilid atau juz
(jika ada), kurung buka, tempat penerbit, titik dua, nama penerbit, koma,
tahun penerbit, kurung tutup, koma, identitas halaman dan titik.
6. Artikel dalam Surat Kabar atau Majalah
Kutipan sumber dari artikel yang dimuat dalam surat kabar atau majalah
disusun dengan urutan sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel
dalam tanda petik, koma, nama surat kabar (cetak miring), nomor edisi (jika
ada) dengan angka arab, kurung buka, tanggal, bulan dan tahun, kurung
tutup, koma, kata “halaman”, nomor halaman dan titik.
7. Undang-undang dan Sejenisnya
6
Sumber yang dimaksud meliputi: undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan menteri dan sebagainya. Urutan penulisannya adalah: judul
dokumen (dicetak miring), nomor dokumen, identitas cetakan (jika ada),
identitas terbitan (kota, nama penerbit dan tahun terbitan dalam tanda
kurung), identitas halaman dan titik,
8. Utusan atau Fatwa
Urutan penulisannya adalah: tajuk dan nomor putusan atau fatwa (dicetak
miring), nama lembaga dan identitas sumber (bisa berupa dokumen lembga,
buku dan situs internet masing-masing memiliki teknis dan urutan penulisan
sendiri-sendiri sebagaimana di atur dalam bab ini.
9. Dokumen Terbitan Institusi
Jika dokumen terbitan institusi berupa buku, maka urutan penulisannya
adalah: nama institusi, judul dokumen (dicetak miring), identitas cetakan
(jika ada), identitas terbitan dalam tanda kurung, identitas halaman dan titik.
Sementara jika dokumen terbitan institusi tadi berupa arsip-arsip kantor,
maka urutan penulisannya adalah: judul dokumen (dicetak miring), nomor
dokumen (jika ada), identitas lembaga dalam kuung, identitas halaman (jika
ada) dan titik.
10. Kamus
Urutan penulisannya adalah: nama penulis, judul entry (dicetak reguler
dalam tanda kutip dua), nama kamus (dicetak miring), identitas cetakan
(jika ada), identitas terbitan dalam tanda kurung, identitas halaman dan titik.
11. Skripsi / Tesis / Disertasi / Laporan Peneletian yang belum diterbitkan
Kutipan yang diambil dari skripsi, tesis atau desirtasi yang tidak diterbitkan
ditulis dengan urutan sebagai berikut: nama penulis skripsi, tesis atau
disertasi, koma, tanda kutip buka, judul (ditulis reguler, tidak dicetak
miring), tanda kutip tutup, koma, kata “Skripsi”, “Tesis”, “Disertasia” atau
“Laporan Penelitian” (dicetak miring), tanda kurung buka, tempat
perguruan tinggi, titik dua, nama perguruan tinggi, koma, tahun penulisan,
kurung tutup, koma, kata “halaman”, nomor halaman dan titik.
12. Makalah yang Dipersentasikan / tidak Diterbitkan
Sumber yang berupa makalah yang tidak diterbitkan, tapi dipresentasikan
dalam satu kesempatan ilmiah, ditulis dengan urutan sebagai berikut: nama
penulis, judul makalah dalam tanda petik, koma, kata “makalah” (cetak
7
miring), koma, kegiatan saat dipresentasikan, koma, tanggal presentasi,
kurung buka, kota, koma, titik dua, tempat presentasi , koma, tahun, kurung
tutup, koma, kata “halaman”, nomor halaman dan titik.
13. Berita dari Surat Kabar atau Majalah
Apabila ada sumber informasi dari surat kabar selain artikel, hanya berupa
kejadian tertentu, maka ditulis dengan penyebutan nama surat kabar (ditulis
miring), nomor edisi ( jika ada) dengan angka arab, kurung buka, tanggal,
bulan dan tahun, kurung tutup, koma, kata “halaman”, nomor halaman, dan
ttik.
14. Buku atau Artikel dari CD/DVD
Urutan penulisannya adalah: nama penulis, judul buku atau artikel (dicetak
reguler dalam tanda kutip dua), dan identitas CD/DVD yang meliputi: kata
“CD/DVD”, tanda titik dua, nama program, dan identitas edisi (jika ada).
15. Artikel atau Bahan diskusi dari Website
Kutipan sumber yang berupa artikel dan website di susun dengan urutan
sebai berikut: nama penulis (jika ada) , judul artikel dalam tanda petik,
koma, alamat website (digaris bawah), kurung buka, tanggal, bulan dan
tahun akses, kurung tutup, koma, kata “halaman” dan nomor halaman (jika
ada) dan titik.
16. Sumber dari Hasil Wawancara
Sumber informasi yang di peroleh dari hasil wawancara diatur dengan
menyebutkan: nama yang di wawancarai (tanpa menyebut jabatan
sosial,bapak,ustadz dan lain-lain), koma, kata “wawancara” (dicetak
miring), koma, kurang buka, tempat wawancara, koma, tanggal, bulan dan
tahun wawancara, kurung tutup, titik.
17. Sumber dari al-Qur’an
Sumber yang berupa al-qur’an ditulis dengan cara menuliskan kata “QS.”
(ditulis biasa, tidak di cetak miring), koma, nama surat, nomer surat dalam
kurung, titik dua, nomer ayat dan titik. Perlu ditegaskan bahwa nama surat
harus tetap ditulis dengan lengkap,meskipun berada dalam dua nomor
catatan kaki yang beruntun. Dengan kata lain, hanya penulisan sumber dari
al-qur’an saja tidak mengenal “Ibit”.
18. Sumber dari Kitab Hadist
8
Kutipan dari hadist dilakukan dengan urutan sebagai berikut: nama penulis
kitab hadist, nama kitab hadist (dicetak miring), kata “cetakan” dan nomor
cetakan (angka romawi besar) jika ada, tanda kurung buka, tempat penerbit,
tanda titik dua (:), nama penerbit, tahun terbitan, tanda kurung tutup, “kata
hadist nomor”, nomer hadist (angka arab), kata “halaman” dan nomor
halaman (atau angka romawi besar yang menunjukkan nomor jilid, titik dua,
nomer halaman), dan titik.
C. Penulisan Dua Sumber atau Lebih
a. Dua sumber atau lebih dari penulis yang berbeda dalam satu nomor
Apabila rujukan dalam satu nomor catatan kaki terdiri dalam dua buku
dengan penulis yang berbeda, maka cara penulisan sumber kedua dipisah
dengan tanda titik koma (;). Tanda titik koma dan nama penulis berikutnya
dipisah dengan 1 (satu) ketukan spasi.
b. Dua sumber atau lebih dari penulis yang sama dalam satu nomor
Apabilah ada satu nomor catatan kaki terdapat dua sumber atau lebih
dari penulis yang sama, maka sumber-sumber tersebut dipisah dengan tanda
titik koma (;), sementara nama penulis sumber kedua, ketiga atau seterusnya
diganti dengan kata “Idem”.
c. Dua sumber yang sama dalam nomor yang berbeda
Jika kutipan sumber diambil dari penulis dengan judul buku dan nomor
halaman yang sama, dan tidak diselingi oleh kutipan sumber lain, langsung
mengikuti kutipan pertama, maka kutipan kedua ditulis dengan kata “Ibid.”
(dicetak miring) dan diikuti titik.
Jika kutipan kedua diambil dari juz atau nomor halaman buku yang
berbeda, mka setelah kata “Ibid.” Yang diikuti koma, ditulis nomor juz
dan/atau nmor halaman yang dimaksud.
Jika dua sumber yang sama tadi dipisah oleh nomor catatan kaki yang
menyebutkan sumber yang lain, maka sumber yang kedua ditulis dengan
menyebutkan nama penuis (cukup dengan nama populer atau nama akhir),
satu-dua kata terdepan dari nama sumber (dicetak miring) yang diakhiri
dengan tanda titik dan koma, dan nomor jilid dan/atau nomor halaman.
d. Dua sumber berbeda dari penulis yang sama dalam nomor berebeda
Jika seorang penulis memiliki dua karya tulis atau lebih yang disebut
dalam nomor yang berbeda namaun berurutan, maka masing-masing
9
sumber ditulis dengan lengkap. Hanya saja, nama penulisnya pada sumber
kedua cukup ditulisdengan kata “Idem” (cetak biasa). Jika kedua sumber
berada pada dua nomor yang terpisah oleh nomor catatan kaki lain, maka
nama penulis cukup ditulis dengan nama populer atau nama akhirnya saja.
D. Fungsi Lain Catatan Kaki
Selain untuk menyebutkan sumber rujukan, catatan kaki juga berfungsi
untuk memberikan informasi atau penjelasan tambahan yang dinilai penting. Sebut
saja, misalnya, 1) penjelasan tentang nama, kosakata atau istilah yang tertulis dalam
body teks, dan 2) informasi tambahan tentang sumber rujukan yang disebutkan
dalam catatan kaki dan sebagainya. Meskipun tidak memiliki aturan teknis yang
khusus, informasi atau penjelasan tambahan tersebut ditulis dengan singkat serta
benar-benar mencerminkan sebuah arti penting yang membuatnya pantas untuk
ditulis dalam catatan kaki.
E. Sistem Rujukan
Sistem rujukan digunakan sebagai sumber referensi, jika penulis
1) Menjelaskan dengan kata-kata sendiri pendapat penulis atau sember lain,
2) Meminjam tabel, peta, atau diagram dari suatu sumber,
3) Menyusun diagram berdasarkan data penulis atau sumber lain,
4) Menyajikan suatu pembuktian khusus yang bukan suatu pengetahuan umum,
dan
5) Merujuk pada bagian lain pada teks.
10
(b) pada daftar kutipan (list of work cited), atau (c) pada daftar pustaka. Cara
kedua ini adalah cara yang direkomendasikan oleh MLA (The Modern
Language Association) dan APA (The American Psychological Association).
a. Sistem Catatan
Sistem catatan dilakukan dengan mencantumkan pemarkah angka arab
di akhir setiap kutipan. Angka arab tersebut mengacu kepada catatan yang
berisi informasi dari sumber kutipan. Angka itu diletakkan langsung di akhir
kutipan dan terletak setengah spasi ke atas.
Ada dua cara penempatan catatan. (1) Catatan dapat ditempatkan di
bawah halaman yang sama dengan nomor pemarkah dan disebut catatan kaki
(footnotes). (2) Catatan dapat pula ditempatkan pada akhir setiap bab atau
sebuah tulisan dan disebut catatan belakang (endnotes). Biasanya, untuk
catatan belakang, penomoran kutipan dilakukan secara berurutan dalam satu
bab dan dimulai lagi dengan angka satu pada bab berikutnya. Untuk catatan
kaki, urutan angka dapat berlaku sepanjang tulisan atau karya ilmiah.
Fungsi catatan kaki dan catatan belakang ini tidak hanya untuk
menunjukkan sumber kutipan, tetapi ada beberapa fungsi lain. Jadi, ada empat
fungsi catatan kaki dan catatan belakang.
1) Untuk menyusun pembuktian, khususnya yang berkaitan dengan
pembuktian kebenaran yang dilakukan oleh penulis lain;
2) Untuk referensi atau untuk menyatakan utang budi kepada penulis yang
teksnya digunakan sebagia bahan kutipan;
3) Untuk menyampaikan keterangan tambahan yang dibutuhkan, namun
tidak berkaitan langsung dengan karya ilmiah yang ditulis, dan
4) Untuk merujuk pada bagian lain dari karya ilmiah.
2
William Giles Campell, Stephen Vaughn Ballou dan Carole Slade, Form
and Style: Theses, Report, Term Papers, es, ke-8 (Boston: Houghton Mifflin,
1991), 35.
3
“Focus Group Interviewing: New Stategies for Business and Industry,”
Evaluation, Okt, 1990, 233.
12
4
Carrick Martin et al. Introduction to Accounting ed.ke-3 (Singapore: Mc.
Graw Hill, 1991), 123.
Jika dalam sistem catatan terjadi perujukan lanjutan yang merujuk pada
sumber yang sama, digunakan singkatan yang berasal dari bahasa Latin untuk
merujuk pada sumber pertama. Ketiga jenis singkatan itu adalah sebagai
berikut.
a. Ibid. : singkatan ini berasal dari kata lengkap ibidem yang berarti ‘pada
tempat yang sama’ . Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan
mengacu langsung pada karya yang disebut dalam perujukan nomor
sebelumnya. Jika nomor halaman pengacuan sama, tidak perlu
dicantumkan nomor halaman. Jika nomor halamannya berbeda, setelah
Ibid dicantumkan nomor halamannya. Ibid, harus diikuti oleh titik dan
dicetak miring. Contoh: Ibid., 87.
b. Op.cit. : singkatan ini berasal dari gabungan kata opere citato yang berarti
‘pada karya yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan
lanjutan
mengacu pada perujukan pertama yang berasal dari buku, namun diselingi
oleh perujukan lain. Teknik penulisannya adalah menggunakan nama
keluarga penulis, diikuti oleh Op.Cit., diikuti oleh nomor halaman, jika
halaman perujukannya berbeda dari perujukan pertama. Contoh: Keraf,
op.cit., 37
c. Loc.Cit: singkatan ini berasal dari gabungan kata loco citato yang
berarti ‘pada tempat yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika
perujukan lanjutan mengacu pada perujukan pertama yang berasal dari
artikel dalam bunga rampai/antologi, majalah, ensiklopedia, surat kabar,
namun diselingi oleh perujukan lain. Oleh karena hanya merupakan bagian
dari suatu buku, majalah, surat kabar (atau opus, ‘karya’), artikel dirujuk
dengan locus yang berarti ‘tempat’. Teknik penulisannya adalah
menggunakan nama keluarga penulis, diikuti oleh Loc.Cit, diikuti oleh
nomor halaman, jika halaman perujukannya berbeda dari perujukan
pertama. Contoh: Anjuang, loc.cit, 40.
13
Contoh diambil dari Keraf (1997):
1
Edgar Sturtevant, An Introduction to Linguistics Science (New
Haven, 1947), 20
2
Ibid
3
Ibid
4
Richard Pittman, “Nauhati Honorifics, “International Journal of American
Linguisticties, XI April 1950) 374
5
H.A. Gleason, An Introduction to Descriptive Linguistics, (Rev. Ed.; New
York: Holt, Rinehart and Winston, 1961), 51-52.
6
Ibid
7
Ibid
56.
8
Sturtevant, op.cit. 42
9
M. Ramlan, “Partikel-partikel Bahasa Indonesia,” Seminar Bahasa
Indonesia 1986 (Ende: Nusa Indah, 1971), 122, mengutip Charles F. Hockett,
A Course in Modern Linguistics (New York: The Mac Millan Company,
19590, 222.
10
Robert Ralph Bolger, “Rhetoric”, Encyclopedia Britannica (1970),
XIX, 2757-260
11
Sturtevant, op.cit 50
12
Ibid
13
Bolgar, loc.cit.260
14
Pittman, loc.cit. 376
15
Ramlan, loc.cit. 122
16
Gleason, op.cit, 54
14
b. Sistem Format Langsung (MLA dan APA)
atau
“Marketing research is an essential link between marketing decision maker
and the market they operate in” (Parasuraman, 1991:15)
atau
Dalam bukunya, Parasuraman (1991:15) mengungkapkan bahwa, “marketing
research is and essential link between marketing decision makers and the
market they operate in”
1. Dari WWW
Wlaker, Janice R. ”MLA-Style Citations of Electronic
15
Sources.” Style Sheet.
http://www.cas.usf.edu/english/walker/mla.html (10
Feb. 1996)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi Referensi adalah tulisan tentang sejumlah informasi terhadap
sebuah buku yang ditinjau dan juga telah dinilai tentang sumber penulisannya.
Penulisan referensi adalah salah satu unsur yang sangat penting bagi sebuah
karya ilmiah. Lain sebagai wujud dari penegasan prinsip kejujuran ilmiah,
penulisan referensi juga memberikan kekuatan bagi suatu karya ilmiah untuk bisa
dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.
daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dsb yang
ditempatkan di beberapa tempat dalam suatu karangan atau buku dan disusun
berdasarkan abjad. Ada beberapa model penulisan referensi diantaranya catatan
kaki (footnotes), catatan akhir (endnotes), catatan tengah
16
(midlenote/innote/bodynotes) . Yang dimaksud dengan daftar referensi adalah
sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan
penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah
digarap.
Fungsi Daftar Referensi antara lain: (a) Untuk memberikan informasi bahwa
pernyataan dalam karangan itu bukan hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil
pemikiran orang lain. (b) Untuk memeberikan informasi selengkapnya tentang
sumber kutipan sehingga dapat dicek jika perlu. (c) Apabila pembaca mau lebih
mendalami pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri buku/majalah yang
menjadi sumber kutipan untuk penelusuran kepustakaan. (d) Memberikan apresiasi
atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan
karya tulis yang kita selesaikan. (e) Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya
tulis yang telah dia buat.
Ketentuan umum dalam teknik penulisan referensi yang sering digunakan
seperti footnotes diantaranya:
1. Nomor dan spasi;menggunakan angka arab (1,2,3 dan seterusnya) di bawah
garis yang memisahkan antara tubuh teks dengan catatan kaki. Nomor pada
masing-masing bab diawali dari angka 1,2,3 dan seterusnya, sehingga catatan
kaki setiap bab selalu di mulai dengan nomor yang baru jarak spasi dalam
catatan kaki juga mempunyai aturan sendiri. Garis pemisah dan catatan kaki di
bawahnya berjarak 1 spasi,sementara satu nomor catatan kaki dan nomor
berikutnya berjarak 1 spasi. Baris pertama setiap nomor di tulis menjorok
kedalam sebanyak 1cm. Sementara itu, nomor dan huruf pertama teks
sesudahnya tidak perlu di tambah secara manual dengan spasi lagi.
2. Nama penulis; ditulis langsung dengan nomor catatan kaki (tanpa spasi)
sebagaimana susunan nama aslinya, tidak mendahulukan nama akhir, atau nama
populer tanpa gelar di akhiri dengan tanda koma (,).
3. Identitas sumber; meliputi: a) judul, b) edisi, c) tempat dan waktu diterbitkan
atau diperoleh, dan d) volume dan halaman.rincian teknis penulisan identitas
sumber tergantung kepada jenis sumber yang di gunakan sebagaimana akan di
jelaskan dan di contohkan pada bab ini.
Unsur-unsur yang terdapat dalam daftar referensi adalah: Nama penulis. Tahun
terbit. Judul buku. Kota terbit: Penerbit. Daftar referensi diletakkan pada halaman
17
tersendiri tergantung model referensi yan digunakan apakah footnotes, endnotes,
atau midlenote/innote/bodynotes.
B. Saran
Dalam penulisan karya tulis ilmiah sangatlah dibutuhkan kebenaran dan
bukti
dari hasil karya ilmiah itu sendiri, yang merupakan salah satu unsur yang sangat
penting bagi sebuah karya ilmiah. Lain sebagai wujud dari penegasan prinsip
kejujuran ilmiah, penulisan referensi juga memberikan kekuatan bagi suatu karya
ilmiah untuk bisa dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.
18
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Muhammad. Dkk. 2014. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah STAI Al-Qolam,
cetakan pertama, Malang: Q Press.
Ferriswara, Dian. 2017. Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah, cetakan pertama,
Yogyakarta: Deepublish CV Budi Utama
http://www.academic.ibs.ac.id/admin/download/KUTIPAN%20DAN%20SISTEM
%20RUJUKAN.
19