Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KUTIPAN, CATATAN KECIL, RUJUKAN DAN DAFTAR PUSTAKA

Dosen Pengampu: Masdiana S.KM.,M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 5 :


AYU ANDIRA
MUTMAINNAH

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI AL-MAWADDAH WARAHMAH KOLAKA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah Swt. yang tidak pernah tidur dan selalu dekat dengan
hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat dan rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan berupa makalah yang bertajuk
”Kutipan, Catatan Kecil, Rujukan dan Daftar Pustaka”. Kami berharap gagasan
tertulis ini dapat memberikan manfaat terutama bagi perkembangan ilmu
pengetahuan di bidang Ilmu. Akhir kata, kami sangat mengharapkan berbagai
saran dan masukan yang dapat membangun demi tercapainya kesempurnaan
makalah ini karena tiada hal yang sempurna di dunia ini, melainkan hanya
kebesaran Allah.

Kolaka, 16 November 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur


yang baik, hal tersebut dapat terlihat dari unsur-unsur yang sangat terkait satu
sama lain. Unsur-unsur yang terkait ini tersebut memegang peran penting dalam
menjaga keutuhan bahasa indonesia itu sendiri. Dalam perkembangannya bahasa
indonesia saat ini telah mengalami beberapa perubahan, seperti dalam penggunaan
ejaan, tata bahasa, penambahan kata-kata baru, dan sebagainya. Dalam hal ini
kami berusaha membahas kembali beberapa unsur yang terkait seperti kutipan,
Catatan Kecil, dan daftar pustaka. Pembahasan ini kami latar belakangi karena
saat ini hampir sebagian besar penulis sebuah karya atau karangan ilmiah kurang
memahami betul kaidah-kaidah yang benar dalam penulisan ketiga unsur tersebut.
Oleh sebab itu, kami rasa penting untuk mengingatkan kembali kepada penulis
dan pembaca agar memperhatikan sebuah aturan dan kaidah penulisan yang benar.
Penyusun suatu karangan ilmiah, seorang penulis mencari beberapa sumber untuk
melengkapi karangan ilmiah tersebut. Sumber-sumber tersebut perlu dicantumkan
ke dalam sebuah kutipan, Catatan Kecil maupun daftar pusaka. Penulisan kutipan,
Catatan Kecil, dan daftar pusaka yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia harus diketahui terlebih dahulu sebelum melakukan penulisan karangan
ilmiah.
Sebagian besar orang belum memahami dan mempelajari tentang kutipan,
Catatan Kecil, dan daftar pustaka bahkan mengabaikan tata cara penulisannya
karena dianggap tidak begitu penting. Dalam kesempatan kali ini, kami akan
menjelaskan Kutipan, Catatan Kecil, Rujukan dan Daftar Pustaka secara
lengkap dan jelas. Dimana pembahasan ini sangat penting bagi kita semua dalam
penulisan suatu karangan ilmiah agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
B.  RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil
yakni :

1.      Apa itu kutipan, catatan kecil, rujukan dan daftar pustaka?

2.      Apa saja jenis dari kutipan, catatan kecil, rujukan dan daftar pustaka?
Berikut contohnya!

3.      Bagaimana tata cara penulisan kutipan, catatan kecil, rujukan dan daftar
pustaka yang baik dan benar?

4.      Bagaimana perbandingan kutipan, catatan kecil, rujukan dan daftar pustaka
antara empat jenis buku yang berbeda ?

C. TUJUAN

Tujuan pembuatan makalah ini :

a.      Memberikan dasar pengetahuan mengenai cara penulisan kutipan, Catatan


Kecil, rujukan dan Daftar Pustaka yang baik dan benar.

b.      Mempelajari beberapa contoh penulisan kutipan, Catatan Kecil, rujukan dan
Daftar Pustaka dari 4 buku yang berbeda.

c.       Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tata cara penulisan
kutipan, Catatan Kecil, rujukan dan daftar pustaka dengan baik dan benar, guna
sebagai penunjang pembelajaran.

  
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Kutipan

B. Catatan Kaki

C. Daftar Pustaka

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB II

PEMBAHASAN

A. KUTIPAN

1.    Definisi Kutipan

Dalam penulisan-penulisan ilmiah −baik penulisan artikel-artikel ilmiah,


karya-karya tulis, maupun penulisan skripsi dan disertasi− seringkali
dipergunakan kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian, atau untuk
membuktikan apa yang dikatakan.

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau
ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-
majalah.[[1]] Selain itu kutipan juga dapat diambil dalam bentuk lisan misal
melalui media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya.
Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil


perkataan atau kalimat dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan
plagiat. Plagiat adalah mengambil karangan-karangan atau pendapat orang lain
dan menjadikannya seolah-olah karangan atau pendapat tersebut dari diri sendiri.

Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan


kejujuran menggunakan sumber penulisan.[[2]]

Kutipan merupakan salah satu hal yang sangat esensi dalam penulisan karya
ilmiah. Dalam penulisan kutipan ada aturan main yang harus diikuti oleh setiap
penulis karya ilmiah tanpa kecuali.[[3]]

Dengan menggunakan kutipan, seorang penulis tidak perlu membuang waktu


untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis
lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.
Kutipan adalah pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan
lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam tulisan itu sendiri.
Dalam pendapat lain kutipan diartikan sebagai pinjaman pendapat dari seorang
pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, majalah, surat kabar,
atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan.
Kutipan sering kita pakai dalam penulisan karya ilmiah.
Bahan-bahan yang dimasukkan dalam karya ilmiah sebagai kutipan adalah bahan
yang tidak/belum menjadi pengetahuan umum,hasil-hasil penelitian terbaru dan
pendapat-pendapat seseorang yang tidak/belum menjadi pendapat umum. Jadi,
pendapat pribadi tidak perlu dimasukkan sebagai kutipan.
Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan
sebagai pernyataan penghormatan kepadaorang yang pendapatnya dikutip, dan
sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut. Cara penyebutan kutioan
ada 2 cara, yaitu sistem Catatan Kecil dan sistem catatan langsung (catatan
perut ). Kita harus memilih salah satu dan harus konsisten.
2.     Fungsi Kutipan

Fungsi kutipan diantaranya :

1.      Sebagai landasan teori.

2.      Penguat pendapat penulis.

3.      Penjelasan suatu uraian.

4.      Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.[[4]]

Penulisan kutipan berfungsi:

1.      Untuk menunjang fakta, konsep, gagasan atau untuk memberikan informasi


tentang sumber data, gagasan dan lain-lain yang relevan.

2.      Untuk memberikan penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang


dikemukakan dalam teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara cermat.
[[5]]
Selain fungsi di atas, kutipan juga memiliki fungsi tersendiri. Diantaranya
adalah sebagai berikut :

1.      Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi.

2.      Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.

3.      Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.

4.      Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.

5.      Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.

6.      Meningkatkan estetika penulisan.

7.      Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan


penyuntingan naskah yang  terkait dengan data pustaka.[[6]]

Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah menegaskan isi
uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan
bukti-bukti yang diperoleh dari literatur, pendapat seseorang atau pakar, bahkan
pengalaman empiris. Peletakan kutipan dilakukan dalam dua cara yakni, pada teks
atau menjadi bagian Catatan Kecil. Peletakan pada catatan akhir (endnote)
umumnya dilakukan andaikata penulis tidak menginginkan adanya penjelasan
yang akan mengganggu keruntutan uraian pada teks.[[7]]

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip, diantaranya :

1. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu.


2. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian
kutipan.
3. Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori.
4. Jangan terlalu bnayak mempergunakan kutipan langsung.
5. Penulis mempertimbangkan jenis kutipan dan kaitannya dengan sumber
rujukan.[[8]]
3.    Prinsip-prinsip Mengutip

Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan


sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan
sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.[[9]]

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan pada waktu membuat kutipan


adalah:

1.      Jangan mengadakan perubahan

Pada waktu melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah


kata-kata atau teknik dari teks aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk
mengadakan perubahan tekniknya, maka ia harus menyatakan atau memberi
keterangan yang jelas bahwa telah diadakan perubahan tertentu. Misalnya dalam
naskah asli tidak ada kalimat atau bagian kalimat yang diletakkan dalam huruf
miring (kursif) atau digaris-bawahi, tetapi oleh pertimbangan penulis kata-kata
atau bagian kalimat tertentu itu diberi huruf tebal, huruf miring, atau diregangkan.
Pertimbangan untuk merubah teknik itu bisa bermacam-macam untuk memberi
aksentuasi, contoh, pertentangan dan sebagainya.

Dalam hal yang demikian penulis harus memberi keterangan dalam tanda
kurung segi empat [. . .] bahwa perubahan teknik itu dibuat sendiri oleh penulis,
dan tidak ada dalam teks aslinya. Keterangan dalam kurung segi empat itu
misalnya berbunyi sebagai berikut: [huruf miring dari saya, Penulis].

2.      Bila ada kesalahan

Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, entah dalam persoalan
ejaan maupun dalam soal-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki
kesalahan-kesalahan itu. Ia hanya mengutip sebagaimana adanya. Demikian pula
halnya kalau penulis tidak setuju dengan suatu bagian dari kutipan itu.

Dalam hal ini kutipan tetap dilakukan, hanya penulis diperkenankan


mengadakan perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut. Perbaikan atau
catatan itu dapat ditempatkan sebagai Catatan Kecil, atau dapat pula ditempatkan
dalam tanda kurung segi empat [. . .] seperti halnya dengan perubahan teknik
sebagai telah dikemukakan di atas. Catatan dalam tanda kurung segi empat itu
langsung ditempatkan di belakang kata atau unsur yang hendak diperbaiki, diberi
catatan, atau yang tidak disetujui itu. Misalnya, kalau kita tidak setuju dengan
bagian itu, maka biasanya diberi catatan singkat: [sic!] –kata sic! yang
ditempatkan dalam kurung segi empat menunjukkan bahwa penulis tidak
bertanggungjawab atas kesalahan itu, ia sekedar mengutip sesuai dengan apa yang
terdapat dalam naskah aslinya.

Contoh

“Demikian juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis ini kami
selalu berusaha mencari bentuk kata yang mengandung makan [sic! ]
sentral/distribusi yang terbanyak sebagai bahan dari daftar Swadesh.”

  Kata makan dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak;


seharusnya makna. Namun dalam kutipan, penulis tidak boleh langsung
memperbaiki kesalahan itu. Ia harus memberi catatan bahwa ada kesalahan, dan ia
sekedar mengutip sesuai dengan teks aslinya. Untuk karya-karya ilmiah
penggunaan sic! Dalam tanda kurung segi empat yang ditempatkan langsung di
belakang kata atau bagian yang bersangkutan, dirasakan lebih mantap.

3. Menghilangkan bagian kutipan


Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian
tertentu dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu boleh mengakibatkan
perubahan makna aslinya atau makna keseluruhannya. Penghilangan itu biasanya
dinyatakan dengan mempergunakan tiga titik berspasi [. . .]. Jika unsur yang
dihilangkan itu terdapat pada akhir sebuah kalimat, maka ketiga titik berspasi itu
ditambahkan sesudah titik yang mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang
dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih, maka biasanya dinyatakan
dengan titik-titik berspasi sepanjang satu baris halaman. Dalam hal ini sama sekali
tidak diperkenankan untuk menggunakan garis penghubung [ - ] sebagai
pengganti titik-titik. Bila ada tanda kutip, maka titik-titik itu –baik pada awal
kutipan maupun pada akhir kutipan- harus dimasukkan dalam tanda kutip sebab
unsur yang dihilangkan itu dianggap sebagai bagian dari kutipan.

Contoh

Hal ini cocok dengan kehidupan para kepala itu sebagai pemimpin
masyarakat, tetapi juga sebagai pemimpin upacara-upacara keagamaan. Kata
Mallinckrodt: “… in primitieve streken is werkzaamheid van het hoofd met
betrekking tot de godsdienst een zijner voornaamste functies en de rechspraak, op
bovenbedoelde wijze opgevat, word teen ten deele religiuze verricthing, die het
magisch evenwicht der gemeenschap herstellen moet.”[[10]]

4.      Cara Mengutip
Ada beberapa cara yang digunakan dalam mengutip, yaitu:
a.             Kutipan Langsung
Kutipan langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya, tidak boleh
ada perubahan. Jika ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda (sic!),
yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung
jawab atas kesalahan itu. Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan, memberi
huruf kapital, garis bawah, atau huruf miring, kita perlu menjelaskan hal tersebut,
misal [huruf miring dari pengutip], [ejaan disesuaikan dengan EYD], dan lain-
lain.
Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh
pengutip, harus digunakan huruf siku [ ….. ].
Tatacara penulisan kutipan:
1)            Yang tidak lebih dari empat baris:
a)         Kutipan diintegrasikan dengan teks
b)        Jarak antar baris kutipan dua spasi
c)         Kutipan diapit dengan tanda kutip
d)        Sesudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda
kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama
singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat
kutipan itu diambil.

2)         Yang lebih dari empat baris:


a)    Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
b)    Jarak antar baris kutipan satu spasi
c)    Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau
pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan
dimasukkan lagi 5-7 ketukan
d)    Kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip
e)    Di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1).

b.      Kutipan tak langsung


                        Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari
pendapat yang kita kutip. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks
yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan
sistem Catatan Kecil,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut )
seperti telah dicontohkan. Cara penulisannya:
1)  Kutipan diintegrasikan dengan teks
2)  Jarak antar baris kutipan spasi rangkap
3)  Kutipan tidak diapit tanda kutip
4)  Sesudah selesai diberi sumber kutipan.

c.      Kutipan pada Catatan Kecil


         Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja.
Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
            Contoh :
Penyebutan Sumber Dengan Catatan Kecil
Tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan kemampuan berpikir dan nurani
manusia.oleh karena itu, manusia memerlukan sumber kebenaran yang berupa
wahyu Tuhan .”…. pengetahuan yang disampaikan-Nya [ sic! ] itu merupakan
kebenaran yang tidak perlu disangsikan lagi.”1)
1)     Hadari Nawawi, Metode penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah
Mada University Press, 1985 ), hal.4.
Keterangan:
·    Jika dalam mengutip ada bagian kalimat yang dihilangkan, bagian itu diganti
dengan tanda titik tiga (…)
·  Isi Catatan Kecil diatas adalah : Nama Pengarang, judul buku, kota tempat
terbit, nama penerbit, tahun penerbit, halaman yang dikutuip
·    Judul buku ditulis dengal garis bawah atau huruf miring

d.      Kutipan atas ucapan lisan


         Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang
pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau tidak
langsung.

e.      Kutipan dalam kutipan


            Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat kutipan. Dapat
dilakukan dengan dua cara:
1)  Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat
mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda.
2) Bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai
tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda,
kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.

f.        Kutipan langsung pada materi


            Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga penghentian
terdekat (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan
penjelas siapa yang berbicara.
           
B. CATATAN KECIL

1. Definisi & Pengertian Umum Catatan Kecil

Catatan Kecil adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada


halaman buku. Catatan Kecil biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada
huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok.
Catatan Kecil untuk artikel yang diambil dari internet, cantumkan nama
pengarang, judul artikel, tuliskan online (dalam kurung) diikuti alamat situsnya,
seperti http:/ www.ed.gov./... yang memudahkan pembaca untuk mengakses
sumber tersebut.

2. Jenis & Contoh Catatan Kecil

Sekarang kita akan mempelajari pencantuman sumber kutipan pola konvensional.


Cara pencantuman sumber kutipan dengan menggunakan pola konvensional, yaitu
menggunakan Catatan Kecil atau foot note.

Perhatikan contoh penggunaan Catatan Kecil yang digunakan pada buku Filsafat
Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun Suriamiharja berikut! Perhatikan pula
nomor pada teks dan keterangan sumbernya pada Catatan Kecil.

---------------------------------------------------------------------------------------------------

Ilmu dan Moral

Penalaran otak orang itu luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam
makalahnya, namun mereka itu curang dan serakah ... .1) Adapun sebodoh-bodoh
umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas
maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik
pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu
makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah
sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak
masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja
dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas
Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak
mengajarkan keserakahan?2)

...............................................................
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.

---------------------------------------------------------------------------------------------------

Bagi penulis, penggunaan Catatan Kecil ini sedikit lebih merepotkan


dibandingkan dengan cara Harvard karena harus mengatur ruang pada bagian
bawah halaman untuk tempat Catatan Kecil. Akan tetapi, bagi pembaca Catatan
Kecil ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa harus melihat daftar
pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.

Catatan Kecil untuk buku dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul
buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring),
nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua),
nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan
diakhiri dengan titik).

Catatan Kecil untuk artikel dan majalah dimulai dengan nama pengarang,


judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan
nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada Catatan Kecil
ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan
Catatan Kecil di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang
telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato).
Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan
istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).

Perhatikan contoh berikut!

.........................................................
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17

Catatan Kecil di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber
nomor 3. Sumber nomor 5 sama dengan nomor 2.

3.Sistematika Penulisan Catatan Kecil

1. Catatan Kecil harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat
belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2. Catatan Kecil diketik berspasi satu.
3. Diberi nomor.
4. Nomor Catatan Kecil diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
5. Jika Catatan Kecilnya lebih dari satu baris maka baris kedua dan
selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
6. Jika Catatan Kecilnya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan
dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
7. Jarak baris terakhir Catatan Kecil tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian
bawah.
8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman
berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong Catatan Kecil.
9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor
2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang
keterangan Catatan Kecil.
10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan
keteranganop.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel,
gunakan loc.cit.
12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu,
penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.

13.  Sumber yang lengkap tercantum di dalam daftar kepustakaan.Untuk


skripsi/teks sumber dinyatakan dalam bentuk Catatan Kecil.
4. Fungsi Catatan Kecil
Catatan Kecil dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai
penghargaan terhadap karya orang lain.

5. Pemakaian Catatan Kecil


Catatan Kecil dipergunakan sebagai :
a) pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di
dalam reks atau sebagai petunjuk sumber;
b) tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika
dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
c) referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman
berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan;
d) tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang
lain.

6. Penomoran Catatan Kecil


Penomoran Catatan Kecil dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan
seterusnya) di belakang bagian yang diberi Catatan Kecil, agak ke atas sedikit
tanpa memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap
halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.

7. Penempatan Catatan Kecil


Catatan Kecil dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi
keterangan ( Catatan Kecil langsung) dan diteruskan dengan teks.
Contoh
Peranan dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum wanita.
Sehubungan dengan, hal itu, Margaret Mead (1935) berdasarkan penelitiannya di
beberapa masyarakat di Papua Nuguini, menyatakan bahwa perbedaan itu tidak
semata-mata berdasarkan perbedaan jenis kelamin saja, melainkan berhubungan
erat dengan kondisi sosial-budaya lingkungannya. 1
Margaret Mead, Sex and Temperament in Three Primitive Societies (New York :
The American Library, 1950), pp.
Karena kondisi sosial budaya, mungkin berubah dan berkembang, maka peranan
dan tugas itu juga mungkin berubah bertukar atau bergeser.
Antara Catatan Kecil dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris.
Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian
bawah (kaki) halaman atau pada akhir setiap bab.

8. Unsur-unsur Catatan Kecil


A. Untuk Buku
1) Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti koma
(.).
2) Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas),
digarisbawahi.
3) Nama atau nomor seri, kalau ada.
4) Data publikasi :
(a) Jumlah jilid, kalau ada
(b) Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis
(c) Nama penerbit, diikuti koma di antara.
(d) Tahun penerbitan. tanda kurung
5) Nomor jilid kalau perlu.
6) Nomor halaman diikuti titik (.)
B. Untuk Artikel dalm Majalah/Berkala
1) Nama pengarang.
2) Judul artikel, di antara tanda kutip (“...”).
3) Nama majalah, digarisbawahi.
4) Nomor majalah jika ada.
5) Tanggal penerbitan.
6) Nomor halaman.
C. RUJUKAN

1. Pengertian Daftar Rujukan

Daftar Rujukan atau bibliografi adalah semua sumber yang menjadi rujukan
seorang penulis dalam kegiatannya menulis sebuah karya ilmiah. Sumber-sumber
tersebut harus dihimpun dalam sebuah daftar yang lazim.

2. Prinsip Penulisan Daftar Rujukan

Dalam menyusun Daftar Pustaka, beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu:

a.baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan
selanjutnya dimulai dengan 3–5 ketukan ke dalam,

b.barak antarbaris 1 spasi,

c.jarak antarsumber 1,5 atau 2 spasi,

d.diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis (bergantung pada
gaya selingkung bidang).

3.Teknik Penulisan Daftar Rujukan

a.Buku/Literatur

Koentjaraningrat, 1997a. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:


Djambatan ______, 1997b. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia.

b.Buku kumpulan artikel

Letheridge dan Cannon, C.R. (Eds). 1980. Billingual Education: Teaching English
as a Second Language. NY: Preager.

c.Artikel dalam buku kumpulan artikel

Hasan, M.Z. 1990. “Karakteristik Penelitian Kualitatif”. dalam Aminuddin (Ed.).


Pengembangan Penelitian Kualitatif Bidang Sastra (hlm. 12 – 25). Malang :
HISKI Malang.
d.Artikel dalam jurnal

Hanafi, A. 1989. ”Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”.


Forum Penelitian (1) : 33 – 47.

e.Artikel dalam Majalah/Koran

Huda, M. 1991, 13 November. ”Menyiasati Krisis Listrik Musim Kering”.Jawa


Pos, hlm. 6.

f.Koran tanpa pengarang

Kompas. 1991. Mandor Pasar Tewas Ditikam Anak Buahnya. 21 Juni. hlm. 7.

g.Dokumen resmi pemerintah tanpa pengarang dan lembaga

Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Th. 1989 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. 1990. Jakarta: Duta Jaya.

h.Terjemahan

Ary, D., L.C. Jacobs, dan A. Rajavieh. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian
Pendidikan. Terj. Furchan. 1982. Surabaya : Usaha Nasional

i.Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan Penelitian

Pangaribuan, Tagor. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajar


Bahasa Inggris. Disertasi. Malang : Program Pascasarjana IKIP Malang.

j.Makalah yang dipresentasikan

Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan


dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang
Angkatan XIV. Pusat Penelitian IKIP Malang. Malang, 15 Januari 1991.

k.Artikel dari Internet

Ismail, Taufik. 2009. Tentang Cerita Anak-Anak dan Karya Sastra Sebagai Bahan
Ajar di Sekolah (SD-SLP-SLA): Sebuah Pembicaraan Pendahuluan. (Online),
(http://www.scribd.com/doc/3017886/tentangcerita-anak, diakses 29
November 2016).

Sistem rujukan digunakan sebagai sumber referensi, jika penulis


1) menggunakan kutipan dengan berbagai cara yang disebutkan di atas,
2) menjelaskan dengan kata-kata sendiri pendapat penulis atau sumber lain,
3) meminjam tabel, peta, atau diagram dari suatu sumber,
4) menyusun diagram berdasarkan data penulis atau sumber lain,
5) menyajikan suatu pembuktian khusus yang bukan suatu pengetahuan umum,
dan
6) merujuk pada bagian lain pada teks.

Sebenarnya, setiap bidang ilmu memiliki sistem perujukannya masing-


masing. Sistem perujukan ilmu kedokteran berbeda dengan sistem perujukan
ekonomi atau teknik. Akan tetapi, ada dua sistem perujukan sumber bacaan
yang sering digunakan sebagai dasar kutipan, yaitu Sistem Catatan dan Sistem
Langsung.
a. Sistem catatan (note-bibliography) menyajikan informasi mengenai sumber
dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang (endnotes) atau
langsung dalam daftar pustaka (bibliography). Beberapa bidang ilmu sudah tidak
lagi menggunakan sistem catatan, tetapi menggunakan sistem langsung.
b. Sistem langsung (parenthetical-references) yang menempatkan informasi
mengenai sumber dalam tanda kurung dan diletakkan (a) langsung pada
bagian yang dikutip, (b) pada daftar kutipan (list of work cited), atau (c) pada
daftar pustaka. Cara kedua ini adalah cara yang direkomendasikan oleh MLA
(The Modern Language Association) dan APA (The American Psychological
Association).
D. DAFTAR PUSTAKA

1. Pengertian Daftar Pustaka


Bibliografi atau Daftar Pustaka adalah daftar yang berisi judul-judul buku, artikel-
artikel, dan bahan-bahan penerbit lainnya, yang mempunyai pertalian dengan
sebuah karangan atau sebuah karangan yang telah digarap.

2. Tujuan Daftar Pustaka

a. Mendaftar/menyusun informasi mengenai buku serta bahan pustaka


yang terkait dalam susunan logis dan bermanfaat.
b. Untuk membantu pemakai dalam menentukan keberadaan sebuahbahan
pustaka atau mengenali sebuah buku yang populer.
c. Bagi peneliti , mengetahui subjek apa saja yang telah ditulis,
memperolehinformasi yang actual , menghindarkan duplikasi penelitian
d. Sebagai sarana pemilihan buku (identifikasi, rincian bibliografis, dll)
Sarana untuk mengetahui perkembangan buku.
e. Untuk memudahkan pengguna maka dibuatlah indeks pengarag, subjek,
tempat.

3 .    Penulisan Daftar Pustaka


Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka pada
penulisan makalah, skripsi atau penelitian dan lain sebagainya.
1. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama;
tulis nama, kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda
kurung) setelah itu beri (tanda titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya
lalu beri (tanda titik) lagi, keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata
(from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma, kelima; tulis
tanggal pengambilan data tersebut . Seperti contoh dibawah ini:
 Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola
Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php?
option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August
2008   

2. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama;


penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu
setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama
belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan,
kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat
ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda
titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan
(tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan
(tanda titik). Seperti contoh dibawah ini:

 Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan


MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
 Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server
Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.

3. Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam
buku yang sama. Pertama  tulis nama belakang dari penulis yang pertama
setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama
depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama
selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga
ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah
penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga
tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan
tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua
orang saja, setelah penulisan nama selesai, Kedua; tahun pembuatan atau
cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung
tutup/ (  )] setelah itu beri (tanda titik). Ketiga; judul buku atau karangan
setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok. keempat;
yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua :
) dan terakhir kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut
dan diakhiri (tanda titik) ok.  Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam
penulisan daftar pustaka. Nah ini contohnya Seperti dibawah ini:

 Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki


Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika.
 Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and
Design Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.

Perlu diingat juga untuk penulisan daftar pustaka yang banyak harus berurutan
penulisannya. Nama dari sumber yang diambil sebagai daftar putaka ditulis
berdasarkan urutan Abjad dari nama masing-masing tersebut, dimulai dengan
Abjad A-Z itulah urutan penulisan daftar pustaka yang baik yaitu sesuai dengan
urutan nama-namanya.
BAB III
PENUTUP
4.1  Kesimpulan

Kutipan merupakan salah satu kelengkapan dalam penulisan makalah yang


dapat memberikan penegasan bahwa suatu karya baik makalah ataupun karya
ilmiah yang ditulis atau disusun oleh penulis tidak sepenuhnya dari pendapat,
gagasan, dan materi dari pribadi penulis, melainkan meminjam atau mengambil
sumber lain baik dari buku atau media lain untuk mendukung materi dan gagasan
dari penulis. Dari kutipan tersebut maka suatu karya atau tulisan dapat diketahui
dan dicari kebenarannya. Itulah hakikat dari fungsi kutipan dan penulisan kutipan
dalam suatu karya ilmiah.

Adapun dalam penulisan kutipan mempunyai prinsip yang harus diperhatikan


agar sesuai dengan EYD dan tidak mengabaikan suatu sumber yang telah
dikutip.Cara melakukan penulisan kutipan yang benar yaitu dengan
mencantumkan nama, tahun dan halaman sumber dari kata-kata yang ingin
dikutip. Setiap penulis memiliki gaya penulisannya sendiri, namun tetap harus
memperhatikan cara penulisan yang baik dan benar berdasarkan teori yang ada.

Selain itu, pada penulisan Catatan Kecil tidak hanya digunakan untuk menjelaskan
sumber dari kutipan yang diambil, tetapi juga bisa digunakan sebagai penjelasan
terhadap sebuah pernyataan / teori. Begitu pula dengan daftar pustaka tidak harus
dicantumkan pada akhir buku saja, tetapi juga bisa ditulis per bab dibagian
akhirnya.
4.2  Saran

Pembuatan kutipan, Catatan Kecil, Rujukan maupun daftar pustaka, disarankan


agar penulis memperhatikan cara penulisan yang baik dan benar menurut
aturan/teori, hal tersebut dianjurkan untuk mengurangi dan meminimalisir
kekeliruan dalam penulisan karya-karya ilmiah. Tulisan atau buku yang
menggunakan aturan penulisan ilmiah yang sesuai dengan kaidahnya umumnya
memiliki nilai lebih tinggi, baik dari segi penyampaian informasi maupun nilai
yang terkandung di dalamnya, lebih dari itu untuk melestarikan nilai-nilai sebuah
kesastraan dan menjaga keutuhan bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Andre Wicaksono (2013). Makalah Bahasa Indonesia Kutipan.From


http://satuhati-satukisah.blogspot.co.id/2013/05/makalah-bahasa-indonesia-
kutipan.html, 8 Oktober 2016

Eriva (2012). Contoh Makalah Tentang Kutipan. From http://eriva-


vha.blogspot.co.id/2012/11/contoh-makalah-tentang-kutipan.html, 8 Oktober
2016

Fahran (2011). Makalah Bahasa Indonesia Kutipan Catatan Kecil Daftar


Pustaka. From https://fahran77.wordpress.com/2011/11/25/makalah-bahasa-
indonesia-kutipan-catatan-kaki-daftar-pustaka/, 8 Oktober 2016

Fatma Wahyu Ningsih (2013). Makalah Bahasa Indonesia Cara Mengutip. From
http://fatmawahyuningsih.blogspot.co.id/2013/01/makalah-bahasa-indonesia-cara-
mengutip.html, 8 Oktober 2016

Okta Priana (2013).Makalah Bahsa Indonesia Kutipan. From


http://bs7m.blogspot.co.id/2013/07/makalah-bahasa-indonesia-kutipan.html, 8
Oktober 2016

Ratih Pratiwi Hadiningsih (2010). Bibliografi. From


http://ratihpratiwihadiningsih.blogspot.co.id/2010/05/bibliografi.html, 8 Oktober
2016

Suaisnia (2011). Makalah Bahasa Indonesia IV Kutipan. From


http://suhaisnia.blogspot.co.id/2011/11/makalah-bahasa-indonesia-iv-
kutipan.html, 8 Oktober 2016

Zulfindra (2014). Tugas 3 Makalah Kutipan Catatan Kecil dan Daftar Pustaka.
From https://zulfinjuliant.wordpress.com/2014/01/21/tugas-3-makalah-kutipan-
catatan-kaki-dan-daftar-pustaka/, 8 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai