Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KUTIPAN, SADURAN DAN PARAFRASA

DOSEN PEMBIMBING :

DR.NURSAL HAKIM

Disusun Oleh :

Romalumitha Simatupang

P031915401030

D3 KEBIDANAN TK.2A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

PEKANBARU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan
tentang kutipan, saduran dan parafrasa.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah
membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Pekanbaru, 19 April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menulis karya berupa pendapat dengan segala ragam rujukan dan uraiannya yang
menjelaskan gagasan tersebut mensyaratkan seseorang terlepas dari plagiasi. Menghindarkan diri
dari tindakan plagiasi yang tidak disadari oleh para penulis menuntut diri mereka untuk mengutip
gagasan orang lain atau melakukan parafrasa.
Mengutip pendapat orang lain yakni merujuk gagasan orang lain dengan mempertahankan
kata-kata dan format kalimatnya. Penulis menyadari pentingnya mempertahankan kata-kata dan
format kalimat aslinya dengan tujuan pesan dan makna pendapat orang lain secara utuh dan
persis mampu dimengerti pembaca. Oleh karena itu, para penulis karya ilmiah, contohnya,
disarankan dapat mengikuti prinsip-prinsip kutipan secara umum.
Selain kutipan para penulis karya ilmiah dapat melakukan parafrasa terhadap teks rujukan
mereka. Melakukan parafrasa pada teks orang lain tidak sama halnya dengan cara-cara kutipan.
Penulis berpendapat bahwa parafrasa merujuk pendapat orang lain secara detil tanpa
mempertahankan kata-kata dan format kalimat orang lain tersebut. Dengan demikian, para
penulis karya ilmiah dapat menggunakan kata-kata dan format kalimat sendiri yang makna dan
pesannya masih dipertahankan sesuai dengan rujukannya. Hal ini dapat disimpulkan sebagai
restatement (uraian kata-kata dan struktur kalimat yang berbeda dengan kesepadanan makna
rujukannya).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimkasud dengan kutipan?
2. Apa itu fungsi kutipan?
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip?
4. Apa saja jenis kutipan?
5. Bagaimana cara penulisan kutipan?
6. Apa yang dimaksud dengan Parafrasa?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kutipan
2. Untuk mengetahui fungsi kutipan
3. Untuk mengetahui apa saja hal-hal yang perlu dipwerhatikan dalam mengutip
4. Untuk mengetahui apa saja jenis kutipan
5. Untuk mengetahui bagaimana cara penulisan kutipan
6. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan parafrasa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KUTIPAN

2.1.1 Definisi Kutipan

Dalam penulisan- penulisan ilmiah baik penulisan artikel-artikel ilmiah, karya-karya


tulis, maupun penulisan skripsi dan disertasi− seringkali dipergunakan kutipan-kutipan untuk
menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang dikatakan.

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan
seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Selain
itukutipan juga dapat diambil dalam bentuk lisan misal melalui media elektronika seperti
TV,radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam
sebuah karangan.

Menurut Widjono H.S (2012:92)  “kutipan atau saduran (parafrasa) adalah salinan


kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan orang terkenal karena
keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal, baik yang melalui media cetak maupun
elektronik.” 

Menurut Macken-Honaric (2005:52), “kutipan adalah pinjaman gagasan dalam bentuk ungkapan,
kalimat, atau paragraf dari sumber tertentu dan dimasukkan dalam teks karya tulis”.

Menurut pendapat Keraf (2004:202) “kutipan adalah salinan kalimat atau pendapat seorang
pengarang yang terkenal baik terdapat dalam buku-buku ataupun majalah.”

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mengutip adalah mengambil perkataan atau
kalimat dari buku atau yang lainnya. Mengutip itu berbeda dengan plagiat. Plagiat adalah
mengambil karangan-karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan atau pendapat tersebut dari diri sendiri.

Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran
menggunakan sumber penulisan. Kutipan merupakan salah satu hal yang sangat esensi
dalam penulisan karya ilmiah. Dalam penulisan kutipan ada aturan main yang harus diikuti oleh
setiap penulis karya ilmiah tanpa kecuali.
2.1.2 Fungsi Kutipan

Fungsi kutipan diantaranya :

1.Sebagai landasan teori

2.Penguat argumen penulis

3.Penjelasan suatu uraian

4.Sebagai penguat pendapat

Penulisan kutipan berfungsi :

1. Untuk menunjang fakta, konsep, gagasan atau untuk memberikan informasi tentang sumber
data, gagasan dan lain-lain yang relevan

2. Untuk memberikan penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang dikemukakandalam teks
atau untuk menjelaskan definisi istilah secara cermat.

Selain fungsi di atas, kutipan juga memiliki fungsi tersendiri. Diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Menunjukkan kualitas ilmiah yang lebih tinggi

2. Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat

3. Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana

4. Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan

5. Mencegah pengulangan penulisan data pustaka

6. Meningkatkan estetika penulisan

7. Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan


naskah yang terkait dengan data pustaka.

2.1.3 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengutip

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Mengutip, diantaranya:

1. Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu


2. Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3. Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4. Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5. Penulis mempertimbangkan jenis kutipan dan kaintannya dengan sumber rujukan.

2.1.4 Jenis Kutipan

1. Kutipan langsung

Kutipan langsung adalah salinan yang sama dengan bentuk aslinya yang dikutipdalam hal
susunan kata dan tanda bacanya. Kutipan langsung tidak boleh lebih darisatu halaman.

2. Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, sepertisauran,
ringkasan atau parafrase.Kutipan isi atau parafrase yaitu kutipan yang hanya mengambil isi atau
maksud darikalimat-kalimat yang ditulis dalam buku sumber.

2.1.5 Cara Penulisan Kutipan

Pada hakikatnya terdapat dua jenis kutipan dalam penulisan karya tulis ilmiah, yaitu
pengutipan langsung dan tidak langsung. Pengutipan langsung adalah pengambilalihan
pernyataan orang lain secara apa adanya, sesuai dengan redaksi yang terdapat dalam sumbernya.
Sedangkan penulisan tidak langsung adalah pengambilalihan pernyataan orang lain secara
adaptif, yaitu disesuaikan dengan redaksi penulis sendiri tetapi idea tau gagasannya dari sumber
lain.

1. Pengutipan Langsung

Menurut Widjono (2012:92), kutipan langsung adalah “salinan yang persis sama dengan
sumbernya tanpa perubahan”. Pada kutipan langsung pengutip tidak diperkenankan untuk
mengubah pernyataan yang ada pada teks asli. Pada saat melakukan kutipan langsung pengutip
harus mencantumkan sumber kutipan. Ada dua cara melakukan kutipan langsung, yaitu kutipan
langsung yang kurang dari lima baris (kutipan langsung kurang dari 40 kata) dan kutipan
langsung yang lebih dari lima baris (kutipan langsung lebih dari 40 kata).

a.   Kutipan langsung yang kurang dari lima baris (kutipan langsung kurang dari 40 kata)

Kutipan langsung kurang dari lima baris ditulis menyatu dengan teks. Untuk menunjukkan
kutipan dengan jelas, kutipan jenis ini diapit tanda petik yang diikuti nama penulis, tahun dan
nomor halaman di dalam kurung.
Contoh:

“kutipan adalah salinan kalimat atau pendapat seorang pengarang yang terkenal baik terdapat
dalam buku-buku ataupun majalah” (Keraf, 2004:202).

b.  Kutipan langsung yang lebih dari lima baris (kutipan langsung lebih dari 40 kata)

Kutipan langsung yang lebih dari lima baris (kutipan langsung lebih dari 40 kata) ditulis
terpisah dari teks, spasi rapat (satu spasi), margin kiri masuk ke dalam teks lima spasi, dari
margin kanan tiga spasi.

Contoh:

Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia disebutkan bahwa :

Ragam bahasa standar memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah dan  aturan yang
tetap. Baku  atau standar tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah pembentukan kata yang
menerbitkan perasa dan perumus dengan taat asas harus menghasilkan
bentuk perajin dan perusak dan bukan  pengrajin atau pengrusak.

Ketaatasasan ragam baku ini dalam penulisan ilmiah perlu dilaksanakan secara  konsisten
sehingga menghasilkan ekspresi pemikiran yang objektif.

2. Pengutipan tidak langsung

Menurut Widjono (2012:93) kutipan tidak langsung adalah “menyadur, mengambil ide dari
suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri.” Sedangkan
menurut Karsinem (2014:125) ) kutipan tidak langsung adalah “memberikan penjelasan bahwa
penulisan kutipan tidak langsung dilakukan dengan menyajikan pendapat atau konsep yang
dikutip dengan kata-kata atau kalimat sendiri.” Penulisan digabungkan ke dalam teks, tidak
diapit tanda petik, spasi sama dengan teks, dan tidak mengubah isi atau ide penulis asli.
Penulisan disertai data pustaka sumber yang dikutip, dapat berupa catatan kaki atau data pustaka
dalam teks. Cara menyadur ada dua macam, masing-masing berbeda cara, tujuan, dan
manfaatnya.

a.       Cara pertama meringkas, yaitu menyajikan suatu karangan atau bagian karangan yang


panjang dalam bentuk ringkas. Meringkas bertujuan untuk mengembangkan ekspresi penulisan,
menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli, dan memperkuat pembuktian. Berikut
adalah proses meringkas karangan berdasarkan urutan:

1)      Bertolak dari karangan asli, dengan membaca secara cermat keseluruhan naskah asli dari
tema sampai dengan kesimpulan, dan merangkum pikiran-pikiran utama.
2)      Mereproduksi karya asli dalam bentuk ringkas dengan menyajikan pikiran-pikiran utama
seluruh karangan dalam dalam hubungan logis; memotong, memangkas, atau menghilangkan
unsur-unsur berikut:

a)       Latar belakang f)       Sumber kutipan


b)      Keindahan gaya bahasa g)      Data pustaka
c)       Ilustrasi h)      Deskripsi data
d)      Penjelasan, rincian, dan detail i)        Contoh-contoh
e)       Kutipan
3)      Menyusun ringkasan dengan mempertahankan keaslian naskah:

a)       Pikiran pengarang e)       Data yang sudah diolah (hasil analisis)

b)      Pendekatan naskah f)       Kesimpulan

c)       Urutan pikiran g)      Sudut pandang pengarang asli

d)      Istilah-istilah

Contoh ringkasan:

Direktur strategi bisnis melaporkan kinerjanya dengan tema upaya memecahkan masalah
perusahaan PT Exelco, yang cenderung merugi. PT Exelco pembuat perlengkapan kamar mandi
modern dihadapkan pada pilihan meminjam uang di bank untuk pembenahan sistem produksi
dan manajemen atau menjual perusahaan dengan harga yang relatif rendah. Kajian
analisis, pilihan pertama  menjual perusaan yang berarti kerugian, mengingat produk perusahaan
itu pada tahun 1990-2004 berkualifikasi standar internasional (ISO 9001) dan pelanggan sudah
mencapai 20 persen di Asia, 5 persen di Eropa, dan 2 persen di Amerika. Masalahnya produk
terbatas karena ketinggalan teknologi dan mekanisme manajemen yang tidak efisien. Pilihan
kedua meminjam modal di bank sebesar lima miliar rupiah dengan perincian untuk pembenahan
teknologi produksi sebesar empat miliar rupiah dengan perician untuk  pembenahan teknologi
produksi sebesar empat miliar rupiah dan sisanya untuk membenahan manajemen dan rekuitmen
tenaga ahli potensial. Cara ini lebih menguntungkan. Kesimpulan: mengunakan pilihan kedua.
3
Direktur Strategi Bisnis, Laporan Pertanggungjwaban Strategi Bisnis, (Jakarta: PT Wringin,
2002), h. 1-20.

b.       Cara kedua ikhtisar, menurut widjono (2012:95) cara ikhtisar yaitu “menyajikan suatu
karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolak dari naskah, tetapi tidak mempertahankan
urutan, tidak menyajikan keseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait dengan
masalah yang hendak di pecahkan”. Ikhtisar memerlukan ilustrasi untuk menjelaskan inti
persoalan.

Contoh ikhtisar:

Setelah melakukan kajian yang mendalam laporan Direktur Strategi Bisnis PT Exelco, Direktur
Utama berserta para pemegang saham memutuskan kebijakan bisnis yang lebih menguntungkan
yaitu memeinjam modal di bank untuk pembenahan teknologi produksi dan sistem manajemen. 
4
Direktur Strategi Bisnis, Ibid, hlm. 15.
2.2 Parafrasa

Berdasarkan kamus Online Merriam-Webster (2016) kata ‘paraphrase’ itu “a restatement of


a text, passage, or work giving the meaning in another form” (pengungkapan makna dari sebuah
teks, tulisan, atau karya melalui kata-kata dan bentuk yang berbeda). Maksud dari restatement
tersebut yakni kemampuan seorang penulis merefleksikan pesan orang lain secara tepat dan
menggunakan kata-kata dan kalimat sendiri. Selain itu, parapfrasa dapat diwujudkan sebagai
kesepakatan antara kata-kata dan kalimat seorang penulis dengan gagasan orang lain secara
bersamaan.

Kebutuhan seorang penulis melakukan parafrasa dapat terwujud dengan lengkap, menurut
‘Module 1: Defining Correct Paraphrasing’ (Harvad Graduate School of Education, 2011), pada
ubahan satu atau dua kata saja, pengaturan ulang kata-kata, penggunaan kosakata padanannya,
penghilangan kata-kata yang menurut pendapat penulis tidak penting, pengubahan tanda baca,
penataan kembali frasa di dalam kalimat, dan pengaturan tata letak kalimat di dalam kalimat.
Dengan demikian, parafrasa setidaknya dapat dimengerti dengan memahami tulisan melalui
transformasi teks yang menggunakan kosakata dan kalimat pilihannya sendiri.

A. Berikut contoh parafrasa:

Menurut Strauss (2008), buku sastra anak-anak yang dianugerahi Newbery Medal memiliki
keunggulan dengan jumlah penjualannya yang cukup besar meskipun buku-buku tersebut
cenderung menampilkan tema-tema yang sulit, seperti kematian dan cacat perkembangan.
Daripada mempromosikan kepeminatan anak-anak ke dalam wujud buku, tema-tema ini
merumitkan mereka untuk memahami topik-topik tersebut, sehingga kemungkinan besar tema-
tema itu mencegah keinginan anak-anak untuk membaca (hlm. C01).

B. Kutipan di dalam Parafrasa

Menurut Strauss (2008), buku sastra anak-anak yang dianugerahi Newbery Medal memiliki
keunggulan dengan jumlah penjualannya yang cukup besar meskipun buku-buku tersebut
cenderung menampilkan tema-tema yang sulit, seperti “tentang yatim atau yatim piatu” dan
“perihal permasalahan mental seperti autisme” (hlm. C01). Daripada mempromosikan
kepeminatan anak-anak ke dalam wujud buku, tema-tema ini merumitkan mereka untuk
memahami topik-topik tersebut, sehingga kemungkinan besar tema-tema itu mencegah keinginan
anak-anak untuk membaca.

Terkait perbedaan parafrasa dan ikhtisar, parafrasa mempertahankan pokok-pokok penting


di dalam teks, sedangkan ikhtisar masih mempertahankan keutamaan unsur-unsur teks, hanya
saja tidak menyajikan informasi lebih detil daripada parafrasa. Bila penulis menyajikan contoh
ikhtisar teks, wujudnya menjadi seperti berikut ini:Menurut Strauss (2008), buku sastra anak-
anak yang dianugerahi Newbery Medal dengankeunggulan-keunggulannya sering memiliki tema
berat dan serius, sehingga anak-anak tersebut tercegah keinginan mereka untuk membaca.
Berbeda dengan prinsip-prinsip di atas, apabila seorang penulis secara mudah dapat
melakukan parafrasa dan menganggap dirinya tidak melakukan plagiasi, tindakannya masih
belum dianggap sesuai dengan kaidah seperti di atas karena ia melakukan “parafrasa yang terlalu
dekat dengan sumber aslinya” (Nurhayati & Sungkar, 2009, hlm. 3).

Misalnya parafrasa yang terlalu dekat seperti berikut ini terjadi hanya mengganti kata-kata
dengan padanannya saja:

“Sumber asli:”

“Komunikasi dokter-pasien dalam program konsultasi seks di radio merupakan fenomena yang
menarik. Dalam percakapan tersebut, pendengar yang dalam hal ini berperan sebagai pasien
mencoba membuka percakapan, berkonsultasi, dan mengakhiri percakapan melalui telepon”
(Pramujiono 2007: 151).

“Parafrasa sangat dekat:”

“Percakapan antara dokter-pasien dalam program tanya jawab seks di radio merupakan gejala
yang menarik. Dalam percakapan tersebut, pasien sebagai pendengar mencoba membuka
percakapan, berkonsultasi, dan mengakhiri percakapan melalui telepon”
(Pramujiono 2007: 151).
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan
seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. Selain
itukutipan juga dapat diambil dalam bentuk lisan misal melalui media elektronika seperti
TV,radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam
sebuah karangan.

Parafrasa adalah mengubah kalimat penulis lain dengan kata-kata sendir, pengubahan
kalimat/frasa tidak mengubah maknanya, dan menyebutkan sumber asli (nama belakang
pengarang, tahun) tanpa disertai informasi mengenai halaman/paragraf.

3.2 Saran

Dari makalah ini saya harap dapat menjadi tambahan ilmu bagi rekan-rekan dan
memudahkan pemahaman untuk mempelajari materi tentang kutipan, saduran dan parafrasa.
DAFTAR PUSTAKA

Hs., Widjono 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di  Perguruan
Tinggi. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia Sumarta., Karsinem (2014). Bahasa Indonesia
Umum. Pekanbaru : Universitas Islam Riau

http://repository.uin-malang.ac.id/936/1/Prinsip%20kutipan%20dan%20Parafrasa.pdf

http://repository.uinmalang.ac.id/2189/1/Membuat%20kutipan%2C%20parafrasa%20dan%20ringkasan
%20sumber-sumber%20referensi.pdf

http://repository.uin-malang.ac.id/936/1/Prinsip%20kutipan%20dan%20Parafrasa.pdf

https://penerbitdeepublish.com/teknik-menulis-penerbit-buku-g071/

Anda mungkin juga menyukai