Anda di halaman 1dari 10

KUTIPAN

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen : Nur Aini Puspitasari, M.Pd.

Kelompok 4
Adjie Pamungkas         (1601115021)
Aan Andianah             (1601115031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul "Kutipan" ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya hingga
akhir zaman.
Makalah ini merupakan materi yang disajikan sebagai panduan pembuatan kutipan dan diharapkan dapat
menambah pengetahuan untuk kita semua mengenai kutipan.
Dengan kemampuan yang sangat terbatas dan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam
pengetikan maupun isinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

                                                                                                            Jakarta, 07 Mei 2017

                                                                                                                      Penulis

DAFTAR ISI

        KATA PENGANTAR


        DAFTAR ISI
        BAB I  PENDAHULUAN
                          A.     Latar Belakang
                          B.     Rumusan Masalah
                          C.     Tujuan
        BAB II PEMBAHASAN
                          A.     Definisi dan Jenis Kutipan
              1.      Definisi Kutipan
              2.      Jenis Kutipan
                          B.     Teknik Mengutip dalam Kutipan
              1.      Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya
              a.       Kutipan Langsung
              b.      Kutipan Tidak Langsung
              2.      Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya
              a.       Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)
              b.      Catatan Kaki (Foot Note)
                         C.     Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan
            1.      Menerangkan Kutipan
            2.      Memperkuat Gagasan dengan Kutipan
            3.      Menyimpulkan Beberapa Kutipan
            4.      Membandingkan Beberapa Kutipan
     BAB III SIMPULAN
                         A.     Simpulan
                         B.     Saran
     DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
       Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kita pun dituntut untuk
selalu memngembangkan dan mempublikasikan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut agar dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah   satu bentuk
pengembangan tersebut ialah dengan cara membuat karya tulis ilmiah, buku since, dan lain
sebagainya.  Dalam pembuatan karya ilmiah maupun buku-buku since tentu tidak akan lepas
dari  yang namanya sumber rujukan. Sumber rujukan dalam hal ini adalah teori – teori dari
berbagai sumber baik diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel,  laporan, buku, majalah,
internet, dan lain sebagainya yang mendukung argumen kita dalam pembuatan karya tulis
tersebut.  Dalam pengambilan informasi tersebut tentu keterangan dari sumber tersebut harus
dicantumkan dalam karya tulis kita. Pencatuman tersebut biasa disebut kutipan.
       Sungguh ironis jika sampai saat ini masih banyak para terpelajar yang  kadang masih
salah dalam melakukan kutipan.   Karena pentingnya mengutip dengan   cara yang benar,
maka atas keprihatinan akan hal inilah yang   mendorong kami untuk membuat   makalah
mengenai kutipan. Dengan adanya makalah ini diharapkan bahwa nantinya dalam pembuatan
karya tulis mahasiswa dan para terpelajar lainnya dalam mengutip bisa mengutip dengan cara
yang benar berdasarkan sumber rujukan yang  diambil.

B.   Rumusan Masalah
1.         Apa definisi dan jenis dalam kutipan?
2.         Bagaimana teknik mengutip dalam kutipan?
3.         Bagaimana kiat-kiat mengutip sebuah kutipan?

C.   Tujuan
1.         Untuk mengetahui definisi dan jenis kutipan.
2.         Untuk mengetahui teknik mengutip dalam kutipan yang benar.
3.         Untuk mengetahui kiat-kiat mengutip sebuah kitipan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Definisi dan Jenis Kutipan
1.      Definisi Kutipan
                 Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip
pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan
gagasan para ahli. Oleh karena itu, kutipan didefinisikan sebagai pinjaman kalimat atau
pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seorang pengarang yang terkenal baik dalam
buku ataupun majalah (Keraf, 1994: 179).
2.      Jenis Kutipan
Kutipan digolongkan menjadi dua jenis, antara lain:
a.  Kutipan langsung
            Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata
demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli.
b.  Kutipan tidak langsung
            Kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat yang mengambil inti sarinya saja.
            Dari kedua jenis kutipan tersebut dapat disampaikan bahwa kutipan langsung dan
tidak langsung memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan cara mengutipnya, kutipan
langsung secara utuh mengutip teks yang akan dijadikan rujukan, sedangkan kutipan tidak
langsung hanya mengambil pokok pikiran atau inti sarinya saja.

B.   Teknik Mengutip dalam Kutipan


Teknik mengutip digolongkan menjadi teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan ternik
mengutip berdasarkan penulisan sumbernya.
1.      Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya
a.       Kutipan Langsung
                 Secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang masing-
masing pola ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip. Untuk teks yang tidak lebih dari 4
baris, maka dapat melakukan langkah-langkah berikut.

1)      Kutipan terintegarasi dengan teks;


2)      Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda kutip;
3)      Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun ditulis 2 atau 1,5 spasi. Hal
ini yang sama terjadi jika teks utama 1 spasi, maka ditulis 1 spasi;
4)      Mencantumkan sumber referensi.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.


Pembelajaran sebagai suatu yang bersifat sistematis tersebut, dinyatakan pula oleh Dimyati
dan Mudjono (1999: 297) yang menyatakan bahwa, “pembelajaran merupakan kegiatan guru
secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar.“
                 Adapun kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan sebagai
berikut.
1)      Kutipan dipisahkan dari teks utama;
2)      Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip;
3)      Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:


Strategi pembelajaran bahasa Indonesia menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2009: 8)
memiliki pengertian,
Pola keterampilan pembelajaran yang dipilih pengajar untuk melaksanakan program belajar
keterampilan berbahasa Indonesia. Program tersebut dirancang dapat diciptakan situasi
pembelajar yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas mental dan intelektual
secara optimal untuk mencapai tujuan keterampilan berbahasa indonesia yang terdiri atas
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis.
                 Selanjutnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan langsung adalah
teknik menghilangkan bagian yang tidak perlu. Dalam kutipan seringkali justru gagasan yang
ingin dikutip terletak di akhir atau bahkan di tengah. Menulis semua teks tersebut tentu dapat
menggangu konsentrasi pembaca selain juga akan membuat halaman lebih banyak. Untuk
menyiasati hal ini, maka yang harus dilakukan adalah memberikan titik elipsis atau tiga titik
(...) pada bagian yang akan dihilangkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
                 Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut Aunurrahman
(2009:34) adalah,’’ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri sendiri. Seorang
dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
                 Karena ada bagian yang tidak terlalu penting untuk karangan tersebut, maka
dilakukan penghilangan seperti ini:
             Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar belajar menurut Aunurrahman
(2009:34) adalah, “... telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti.”
b.        Kutipan Tak Langsung
Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal ini bisa dilihat dari
teknis penulisannya berikut.
1)      Terintegarasi dengan teks utama;
2)      Tidak diapit oleh tanda kutip;
3)      Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi, begitupun jika 1,5 atau 2
spasi;
4)      Mencantumkan sumber kutipan.
                 Jika dibandingkan dengan kutipan langsung, maka terlihat perbedaannya.
Perhatikan contoh berikut.
Nurgiyantoro menyatakan bahwa, “permajasan (figure of thought) merupakan teknik
pengungkapan bahasa, penggaya bahasa  yang maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah
kata-kata yang mendukung, melainkan pada makna yang ditambah, makna yang tersirat.”

2.      Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya


a.       Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)
                  Penggunaan body note dalam menyampaikan sumber rujukan digunakan pada
artikel atau karangan yang dimuat di koran ataupun majalah yang tidak memungkinkan
penulisan rujukan dengan pola catatan kaki. Semua itu dilakukan karena body note
memudahkan dalam proses tata letak baik pada koran, majalah maupun buku. Hal ini karena
body note memiliki pola pengutipan yang terintegrasi dengan teks.
                  Dalam body note terdiri dari tiga unsur: Unsur tersebut yakni, nama pengarang,
tahun terbit, dan halaman. Untuk nama pengarang cukup ditulis nama akhirnya saja dan
ditulis tanpa gelar. Untuk tahun terbit yang ditulis adalah tahun terbit yang ada pada katalog
buku yang lazim ada pada awal sebuah buku. Adapun halaman yang ditulis di sini adalah
halaman teks yang kita jadikan rujukan bukan halaman karangan kita sendiri.
                  Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note selalu menggunakan tanda kurung
dan tahun serta halaman serta halaman yang dipisah dengan dengan titik dua. Adapun, jika
nama di dalam, maka didalam tanda kurung tersebut berisi nama ditambah koma, untuk
kemudian ditulis tahun serta halaman yang dijeda dengan titik dua. Perhatiakan contoh
berikut: Haryanto (2009: 15) dan Ismail (2008; 5).
                  Adapun variasi lain bisa yang bisa digunakan adalah sumber kutipan bisa
diletakkan di awal kutipan maupun di akhir kutipan. Bergantung pada bagaimana penulis
menetapkan sumber kutipan tersebut.

b.      Catatan Kaki (Foot Note)


                 Catatan kaki lebih sering digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan seprti
pembuatan makalah, skripsi, tesis, maupun desertasi. Namun, ada juga beberapa peneitian
ilmiah yang menggunakan catatan kaki daam menyampaikan sumber rujukannya.
                 Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan pembaca untuk mngetahui
secara cepat sumber referensi yang digunakan oleh seorang penulis. Hal ini dikarenakan,
unsur yang ada dicacatan kaki menyerupai unsur dalam daftar pustaka dan bahkan ditambah
dengan nomer petunjuk dan halaman. Perhatikan unsur catatan kaki dengan penjelasannya
sebagai berikut.
1)   Nomer petunjuk
Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab yang menggantung diatas dan
berurutan secara berkesinambungan. Dalam perurutan ini, ada dua cara yang mengabaikan
bab sehingga nomor petunjuk berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada juga yang nomor
petunjuknya setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.
2)   Nama pengarang
Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan gelar yang tidak
dicantumkan.
3)   Judul karangan
Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak miring dan jika bersumber dari
majalah, koran, atau internet maka diapit dengan tanda kutip.
4)   Data kepustakaan
Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Ketiga hal itu berada
didalam tanda kurung dengan nama kota diawal yang diikuti dengan titik dua untuk
kemudian ditulis nama penerbitanya. Setelah nema penerbit, barulah tahun terbit dengan
nama penerbit yang dipisah dengan koma. Hal ini berbeda dengan sumber yang berasal dari
jurnal, majalah atau koran yang dalam catatan kaki ini nama jurnal, majalah, atau koran
tersebut dicetak miring diikuti oleh tanggal penerbitan. Khusus untuk internet, hal yang
disampaikan adalah nama laman ( website) diikuti tanggal pengaksessan.
5)   Halaman
Halaman ditulis diakhir catatan kaki. Ada yang menyingkat kata halam ini dengan hlm. Atau
hal., yang kemudian diikuti oleh halaman referensi yang dirujuk. Setelah itu, barulah
kemudian diakhiri dengan tanda titik.
1)   Contoh dari buku
1
Henry Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), hlm. 5.
2)   Contoh non buku
1
Syarif Hidayatullah, “Apa Itu Bahasa: Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para
Ahli,”Dikutip dari http://Wismasastra. wordpress.com pada 5 januari 2013.
2
 Arifin. “ Bahasa kita Bhasa Indonesia.’’ Republika, 12 Desember 2013.
            Kasus lain yang sering terjadi dalam ketika melakukan pengutipan dari internet adalah
nama pengarang dalam laman yang di kunjungi tidak ada. Jika tetap ingin dijadikan sebagai
sumber rujukan, maka pada nama pengarang cukup ditulis dengan istilah anonim.
            Dalam penulisan catatan kaki tidak selamanya sumber rujukan mencantumkan seluruh
unsur catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika sumber kutipan yang dikutip lebih dari sekali.
Maka, kutipan-kutipan selanjutnya cukup diwakili dengan istilah ibid.,loc. Cit, dan op. Cit.
            Ibid. Merupakan singkatan dari ibidem yang memiliki arti pada tempat yang sama.
Penulisan ibid. Dilakukan jika kutipan yang telah dikutip berasal dari sumber rujukan yang
sama tanpa dijeda oleh kutipan lain.

Penulisan Ibid. Di atas menggunakan halaman karena halaman tersebut berbeda. Jika
halamannya sama, maka cukup ditulis dengan Ibid.
Selanjutnya adalah Op. Cit. Yang memiliki arti pada karya yang telah dikutip. Sedangkan
Loc. Cit. Berarti pada tempat yang telah dikutip. Dengan demikian jelas secara harfiah bahwa
Op. Cit. Diunakan jika ada kutipan yang berasal dari buku dengan sumber yang sama, akan
tetapi akan dijeda oleh kutipan lain. Adapun Loc. Cit. Digunakan jika ada kutipan yang sama
dan berasal dari bukan buku yakni bisa jurnal, majalah, koran, maupun internet, akan tetapi
telah dijeda oleh kutipan lain.
Perhatikan contoh berikut:
  
1
Isjoni, Cooperative Learning Ejektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta,2009)
hlm. 17.
2
  Kiranawati, “Coopertive Integrated Reading and  (CIRC)”diunduh
dari http://gurupkn.wordpress.com pada tanggal 10 Januari 2013.
Isjoni, Op, Cit, hlm. 19.
3          

Kiranawati, Loc. Cit.


4          

            Dari contoh tersebut, nomor 3 merupakan rujukan yang bersumber dari buku dan
merujuk pada buku Isjoni. Nama dalam Op. Cit. Maupun Loc. Cit. Harus ada agar tidak
tertukar dengan rujukan lain. Sebab bisa saja hal ini trjadi pada kutipan kedua puluh lima,
maka jika dituis hanya Op. Cit. Atau Loc. Cit. Saja tentu pembaca akan kebingungan.
Adapun Loc. Cit. Mengapa tidak ada halamannya, ini disebabkan karena memangdalam
internet tidak ada jumlah halaman. Hal yang sama bisa saja terjadi pada Op. Cit. Jika halaman
yang dirujuk ternyata sama dengan kutipan sebelumnya.

C.   Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan


                   Membuat karangan bukan hanya menyampaikan beberapa pendapat ahli untuk
kemudian digabungkan antara satu pendapat dengan pendapat lain. Hal ini bila dilakukan,
maka karya tersebut akan terlihat dangkal, Sebab, dengan demikian apa bedanya dengan guru
yang menugaskan siswanya untung mengkliping? Hal inilah yang sering terjadi pada
mahasiswa yang sedang menyusun skripsinya atau menulis pemula.
                   Karangan yang baik adalah ketika seorang penulis mengutip suatu pendapat ahli
mengenai suatu hal, yang lalu kemudian kutipan tersebut diinterpretasi berdasarkan cara
pandangnya. Dengan demikian, maka ada semacam dialog intelektual anatara sumber rujukan
dengan penulis. Berikut ini akan disampaikan beberapa kiat yang akan dijabarkan sebagai
berikut.
1.    Menerangkan Kutipan
               Dalam menerangkan kutipan ini, penulis dituntut untuk membahas kembali kutipan
yang telah ia kutip dengan pandangannya atau dengan mengkaaitkan antara kutipan dengan
pembahasan yang dibahasnya. Perhatikan contoh berikut.
               Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem
komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat
arbitrer. Dari pendapat ini jelas bahwa bahasa merupakan alat komunikasi primer yang
ditandai dengan bunyi dan itu hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia, bukan hewan.
Adapun bunyi itu bersifat arbitrer. Artinya tidak ada hubungan antara bhasa dengan benda
yang disimbolkannya.

2.    Memperkuat Gagasan dengan Kutipan


Jika menerangkan kutipan, letak kutipan berada di awal, maka sebaliknya dalam memperkuat
gagasan ini, kutioan diletakkan setelah pendapat penulis. Sehingga kutipan tersebut seakan-
akan menjadi dall pembenaran atas pendapat penulis. Sebagai contoh, perhatika paragraf ini:
               Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Manusia akan mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi tanpa adanya bhasa. Dapat dilihat bagi mereka yang tunarungu dan wicara.
Mereka hanya bisa menggerakkan tangan untuk memberikan bahasanya. Dari sini, dapat
disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat primer untuk berkomunikasi. Hal ini senada
dengan pendapat Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), yang memberikan pengertian bahasa
menjadi dua. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa
adalah sistem komunikasi yang perpergunakan simol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang
bersifat arbitrer.

3.    Menyimpulkan Beberapa Kutipan


Dalam menyimpulkan beberapa kutipan, syarat utamanya adalah kutipan-kutipan tersebut
harus satu satu konsep atau sederajat sehigga memungkinkanpenyampulan. Hal ini terjadi
pada penjabaran mengenai definisi yang biasanya tidak cukup dengan satu kutipan. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:
               Pengertian bahasa menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), dibagi menjadi
dua. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa
adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang
bersifat arbitrer. Adapun menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Dari sini dapat disimpulkan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan alat ucap
manusia yang dilakukan secara sadar dengan simbol-simbol yang bersifat arbitrer.

4.    Membandingkan Beberapa Kutipan


Untuk membandingkan beberapa kutipan sebetulnya hampir sama dengan menyimpulkan
yakni konsep sama. Namun dalam membandingkan beberapa kutipan ini, dari kesamaan 
tersebut penulis dituntut untuk mengidentifikasikan perbedaan yang ada antara satu kutipan
dengan kutipan lain. Jadi yang dibandingkan adalah persamaan dan perbedaan. Perhatikan
contoh berikut:
               Pengertian bahasa menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Hal ini sedikit berbeda dengan yang
disampaikan oleh Wibowo (2001:3), yang menyampaikan definisi bahasa sebagai sebagai
sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang
bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok
manusia untuk melahirkan perasa bunyi yang yang dihasilkan oleh perasaan dan pikiran.
               Pendapat Wibowo senada dengan Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), yang
memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol
vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

BAB III
SIMPULAN

A.  Simpulan
       Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip pendapat
ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan gagasan
para ahli. Kutipan dibagi menjadi kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Teknik
mengutip dalam kutipan diantaranya teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan teknik
mengutip berdasarkan penulisan sunbernya yang didalamnya terdapat body note dan foot
note. Kiat-kiat dalam mengutip diantaranya menerangkan kutipan, memperkuat gagasan
dengan kutipan, menyimpulkan beberapa kutipan, dan membandingkan beberapa kutipan.

B.   Saran
       Mengutip adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperkuat suatu gagasan. Tentunya
dalam mengutip terdapat aturan-aturan didalamnya sehingga tidak bisa sembarangan dalam
mengutip sebuah pendapat orang lain. Jadi, perlu pengetahuan dan pemahaman yang khusus
dalam membuat kutipan dan menerapkannya ketika membuat makalah, skripsi dan
sebagainya. 
DAFTAR PUSTAKA

Ade, Nani. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru, Dosen,
Praktisi dan Umum). Jakarta: PT Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai