Anda di halaman 1dari 11

Makalah Kutipan

Dosen pengampuh : Rusdiyana Manggulili, S.Pd,


M.Pd

Dibuat oleh :
Riska 2001053
1B Keperawatan

Program Studi S1 Keperawatan


Stikes Muhammadiyah Manado
T.A 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kiat-Kiat Mengutip ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
Rusdiyana Manggulili, S.Pd, M.Pd pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kiat-Kiat Mengutip bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Rusdiyana Manggulili, S.Pd, selaku Dosen Mata
Kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Saya menyadari, makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dan Jenis Kutipan

1. Definisi Kutipan

2. Jenis Kutipan

B. Teknik Mengutip dalam Kutipan

1. Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya

a. Kutipan Langsung

b. Kutipan Tidak Langsung

2. Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya

a. Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)

b. Catatan Kaki (Foot Note)

C. Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan

1. Menerangkan Kutipan

2. Memperkuat Gagasan dengan Kutipan

3. Menyimpulkan Beberapa Kutipan

4. Membandingkan Beberapa Kutipan

BAB III SIMPULAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kita pun dituntut untuk
selalu memngembangkan dan mempublikasikan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tersebut agar dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah satu bentuk
pengembangan tersebut ialah dengan cara membuat karya tulis ilmiah, buku since, dan lain
sebagainya. Dalam pembuatan karya ilmiah maupun buku-buku since tentu tidak akan
lepas dari yang namanya sumber rujukan. Sumber rujukan dalam hal ini adalah teori – teori
dari berbagai sumber baik diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah,
internet, dan lain sebagainya yang mendukung argumen kita dalam pembuatan karya tulis
tersebut. Dalam pengambilan informasi tersebut tentu keterangan dari sumber tersebut
harus dicantumkan dalam karya tulis kita. Pencatuman tersebut biasa disebut kutipan.

Sungguh ironis jika sampai saat ini masih banyak para terpelajar yang kadang
masih salah dalam melakukan kutipan. Karena pentingnya mengutip dengan
cara yang benar, maka atas keprihatinan akan hal inilah yang mendorong
kami untuk membuat makalah mengenai kutipan. Dengan adanya makalah ini
diharapkan bahwa nantinya dalam pembuatan karya tulis mahasiswa dan para
terpelajar lainnya dalam mengutip bisa mengutip dengan cara yang benar
berdasarkan sumber rujukan yang diambil.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan jenis dalam kutipan?
2. Bagaimana teknik mengutip dalam kutipan?
3. Bagaimana kiat-kiat mengutip sebuah kutipan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan jenis kutipan.
2. Untuk mengetahui teknik mengutip dalam kutipan yang benar.
3. Untuk mengetahui kiat-kiat mengutip sebuah kitipan.
Bab II
Pembahasan

A. Definisi dan Jenis Kutipan


1. Definisi Kutipan
Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip
pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan
gagasan para ahli. Oleh karena itu, kutipan didefinisikan sebagai pinjaman kalimat atau
pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seorang pengarang yang terkenal baik dalam
buku ataupun majalah (Keraf, 1994: 179).

2. Jenis Kutipan
Kutipan digolongkan menjadi dua jenis, antara lain:
a. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata
demi kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli.
b. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat yang mengambil inti sarinya saja.
Dari kedua jenis kutipan tersebut dapat disampaikan bahwa kutipan langsung dan tidak
langsung memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan cara mengutipnya, kutipan
langsung secara utuh mengutip teks yang akan dijadikan rujukan, sedangkan kutipan tidak
langsung hanya mengambil pokok pikiran atau inti sarinya saja.

B. Teknik Mengutip dalam Kutipan


Teknik mengutip digolongkan menjadi teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan ternik
mengutip berdasarkan penulisan sumbernya.
1. Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya
a. Kutipan Langsung
Secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang masing-
masing pola ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip. Untuk teks yang tidak lebih dari 4
baris, maka dapat melakukan langkah-langkah berikut.
1) Kutipan terintegarasi dengan teks;
2) Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda kutip;
3) Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun ditulis 2 atau 1,5
spasi. Hal ini yang sama terjadi jika teks utama 1 spasi, maka ditulis 1 spasi;
4) Mencantumkan sumber referensi.
Adapun kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan sebagai berikut.
1) Kutipan dipisahkan dari teks utama;
2) Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip;
3) Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi.

b. Kutipan Tak Langsung


Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal ini bisa dilihat dari
teknis penulisannya berikut.
1) Terintegarasi dengan teks utama;
2) Tidak diapit oleh tanda kutip;
3) Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi, begitupun jika 1,5
atau 2 spasi;
4) Mencantumkan sumber kutipan.

2. Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan Sumbernya


a. Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)
Penggunaan body note dalam menyampaikan sumber rujukan digunakan pada artikel atau
karangan yang dimuat di koran ataupun majalah yang tidak memungkinkan penulisan
rujukan dengan pola catatan kaki. Semua itu dilakukan karena body note memudahkan
dalam proses tata letak baik pada koran, majalah maupun buku. Hal ini karena body note
memiliki pola pengutipan yang terintegrasi dengan teks.
Dalam body note terdiri dari tiga unsur: Unsur tersebut yakni, nama pengarang, tahun
terbit, dan halaman. Untuk nama pengarang cukup ditulis nama akhirnya saja dan ditulis
tanpa gelar. Untuk tahun terbit yang ditulis adalah tahun terbit yang ada pada katalog buku
yang lazim ada pada awal sebuah buku. Adapun halaman yang ditulis di sini adalah halaman
teks yang kita jadikan rujukan bukan halaman karangan kita sendiri.
Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note selalu menggunakan tanda kurung dan
tahun serta halaman serta halaman yang dipisah dengan dengan titik dua. Adapun, jika
nama di dalam, maka didalam tanda kurung tersebut berisi nama ditambah koma, untuk
kemudian ditulis tahun serta halaman yang dijeda dengan titik dua. Perhatiakan contoh
berikut: Haryanto (2009: 15) dan Ismail (2008; 5).
c. Catatan Kaki (Foot Note)
Catatan kaki lebih sering digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan seprti pembuatan
makalah, skripsi, tesis, maupun desertasi. Namun, ada juga beberapa peneitian ilmiah yang
menggunakan catatan kaki daam menyampaikan sumber rujukannya.
Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan pembaca untuk mngetahui secara
cepat sumber referensi yang digunakan oleh seorang penulis. Hal ini dikarenakan, unsur
yang ada dicacatan kaki menyerupai unsur dalam daftar pustaka dan bahkan ditambah
dengan nomer petunjuk dan halaman. Perhatikan unsur catatan kaki dengan penjelasannya
sebagai berikut.
1) Nomer petunjuk
Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab yang menggantung diatas dan
berurutan secara berkesinambungan. Dalam perurutan ini, ada dua cara yang mengabaikan
bab sehingga nomor petunjuk berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada juga yang
nomor petunjuknya setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.
2) Nama pengarang
Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan gelar yang tidak
dicantumkan.
3) Judul karangan
Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak miring dan jika bersumber dari
majalah, koran, atau internet maka diapit dengan tanda kutip.
4) Data kepustakaan
Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Ketiga hal itu berada
didalam tanda kurung dengan nama kota diawal yang diikuti dengan titik dua untuk
kemudian ditulis nama penerbitanya. Setelah nema penerbit, barulah tahun terbit dengan
nama penerbit yang dipisah dengan koma. Hal ini berbeda dengan sumber yang berasal dari
jurnal, majalah atau koran yang dalam catatan kaki ini nama jurnal, majalah, atau koran
tersebut dicetak miring diikuti oleh tanggal penerbitan. Khusus untuk internet, hal yang
disampaikan adalah nama laman ( website) diikuti tanggal pengaksessan.
5) Halaman
Halaman ditulis diakhir catatan kaki. Ada yang menyingkat kata halam ini dengan hlm. Atau
hal., yang kemudian diikuti oleh halaman referensi yang dirujuk. Setelah itu, barulah
kemudian diakhiri dengan tanda titik.
C.Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan
Membuat karangan bukan hanya menyampaikan beberapa pendapat ahli untuk kemudian
digabungkan antara satu pendapat dengan pendapat lain. Hal ini bila dilakukan, maka karya
tersebut akan terlihat dangkal, Sebab, dengan demikian apa bedanya dengan guru yang
menugaskan siswanya untung mengkliping? Hal inilah yang sering terjadi pada mahasiswa
yang sedang menyusun skripsinya atau menulis pemula.
1. Menerangkan Kutipan
Dalam menerangkan kutipan ini, penulis dituntut untuk membahas kembali kutipan
yang telah ia kutip dengan pandangannya atau dengan mengkaaitkan antara kutipan
dengan pembahasan yang dibahasnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh
berikut:
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer. Dari pendapat ini jelas bahwa bahasa merupakan alat
komunikasi primer yang ditandai dengan bunyi dan itu hanya dihasilkan oleh alat
ucap manusia, bukan hewan. Adapun bunyi itu bersifat arbitrer. Artinya tidak ada
hubungan antara bhasa dengan benda yang disimbolkannya.
2. Memperkuat Gagasan dengan Kutipan
Jika menerangkan kutipan, letak kutipan berada di awal, maka sebaliknya dalam
memperkuat gagasan ini, kutioan diletakkan setelah pendapat penulis. Sehingga
kutipan tersebut seakan-akan menjadi dall pembenaran atas pendapat penulis.
Sebagai contoh, perhatika paragraf ini:
Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Manusia akan mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi tanpa adanya bhasa. Dapat dilihat bagi mereka yang tunarungu dan
wicara. Mereka hanya bisa menggerakkan tangan untuk memberikan bahasanya.
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat primer untuk
berkomunikasi. Hal ini senada dengan pendapat Keraf dalam Smarapradhipa
(2005:1), yang memberikan pengertian bahasa menjadi dua. Pengertian pertama
menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem
komunikasi yang perpergunakan simol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat
arbitrer.
3. Menyimpulkan Beberapa Kutipan
Dalam menyimpulkan beberapa kutipan, syarat utamanya adalah kutipan-kutipan
tersebut harus satu satu konsep atau sederajat sehigga
memungkinkanpenyampulan. Hal ini terjadi pada penjabaran mengenai definisi yang
biasanya tidak cukup dengan satu kutipan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh
berikut:
Pengertian bahasa menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), dibagi menjadi
dua. Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer. Adapun menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah
rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang dilakukan oleh
masyarakat dengan menggunakan alat ucap manusia yang dilakukan secara sadar
dengan simbol-simbol yang bersifat arbitrer.
4. Membandingkan Beberapa Kutipan
Untuk membandingkan beberapa kutipan sebetulnya hampir sama dengan
menyimpulkan yakni konsep sama. Namun dalam membandingkan beberapa kutipan
ini, dari kesamaan tersebut penulis dituntut untuk mengidentifikasikan perbedaan
yang ada antara satu kutipan dengan kutipan lain. Jadi yang dibandingkan adalah
persamaan dan perbedaan. Perhatikan contoh berikut:
Pengertian bahasa menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Hal ini sedikit berbeda dengan yang
disampaikan oleh Wibowo (2001:3), yang menyampaikan definisi bahasa sebagai
sebagai sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat
ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasa bunyi yang yang
dihasilkan oleh perasaan dan pikiran.
BAB III
SIMPULAN

A. Simpulan
Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip
pendapat ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan
menyampaikan gagasan para ahli. Kutipan dibagi menjadi kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung. Teknik mengutip dalam kutipan diantaranya teknik
mengutip berdasarkan bentuknya dan teknik mengutip berdasarkan penulisan
sunbernya yang didalamnya terdapat body note dan foot note. Kiat-kiat dalam
mengutip diantaranya menerangkan kutipan, memperkuat gagasan dengan
kutipan, menyimpulkan beberapa kutipan, dan membandingkan beberapa
kutipan.

B. Saran
Mengutip adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperkuat suatu
gagasan. Tentunya dalam mengutip terdapat aturan-aturan didalamnya sehingga
tidak bisa sembarangan dalam mengutip sebuah pendapat orang lain. Jadi, perlu
pengetahuan dan pemahaman yang khusus dalam membuat kutipan dan
menerapkannya ketika membuat makalah, skripsi dan sebagainya.
Daftar Pustaka

Ade, Nani. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru,
Dosen, Praktisi dan Umum). Jakarta: PT Grasindo.
http://adjiepamungkas99.blogspot.com/2017/05/makalah-kutipan-bahasa-
indonesia.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai