Anda di halaman 1dari 14

 

DAFTAR ISI 

KATA PENGANTAR  
DAFTAR ISI 
BAB I PENDAHULUAN 
 A.  Latar Belakang  
B.  Rumusan Masalah 
C.   Tujuan 
BAB II PEMBAHASAN 
   
 A. Definisi dan Jenis Kutipan
1.  Definisi Kutipan 
2.   Jenis Kutipan 
B.   Teknik Mengutip dalam Kutipan 
Berdasarkan Bentuknya 
1.   Teknik Mengutip Berdasarkan
a.  Kutipan Langsung  
b.  Kutipan Tidak Langsung  
Berdasarkan Penulisan Sumbernya 
2.   Teknik Mengutip Berdasarkan
a.  Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)  

b.  Catatan Kaki (Foot Note) 


C.  Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan 
1.  Menerangkan Kutipan 
2.  Memperkuat Gagasan dengan Kutipan 
3.  Menyimpulkan Beberapa Kutipan 
4.  Membandingkan Beberapa Kutipan 
BAB III SIMPULAN 
 A.  Simpulan 
B.  Saran 
DAFTAR PUSTAKA 
 

 
 

 
BAB I 
PENDAHULUAN 

 A.  Latar Belakang  

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kita pun dituntut untuk selalu
memngembangkan dan mempublikasikan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut agar dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah satu bentuk pengembangan tersebut
tersebut ialah
dengan cara membuat karya
karya tulis ilmiah, buku since, dan lain sebagainya. Dalam pembuatan karya
ilmiah maupun buku-buku since tentu tidak
tidak akan lepas dari yang namanya sumber rujukan.
rujukan. Sumber
rujukan dalam hal ini adalah teori  –   teori
teori dari berbagai sumber baik diambil dari kamus, ensiklopedi,
artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya yang menduku
mendukung
ng argumen kita dalam
pembuatan karya tulis tersebut.
tersebut. Dalam pengambilan informasi
informasi tersebut tentu keterangan
keterangan dari
sumber tersebut harus dicantumkan dalam karya tulis kita. Pencatuman tersebut biasa disebut
kutipan. 
Sungguh ironis jika sampai saat ini
ini masih banyak para terpelajar yang kadang masih salah dalam
melakukan kutipan. Karena pentingnya mengutip dengan cara yang benar, maka atas keprihatinan
akan hal inilah yang mendorong kami untuk membuat makalah mengenai kutipan. Dengan adanya
makalah ini diharapkan bahwa nantinya dalam pembuatan karya tulis mahasiswa dan para terpelajar
lainnya dalam mengutip bisa mengutip dengan cara yang benar berdasarkan sumber rujukan yang
diambil.

B.  Rumusan Masalah 


1.   Apa definisi dan jenis dalam kutipan? 
2.  Bagaimana teknik mengutip dalam kutipan? 
3.  Bagaimana kiat-kiat mengutip sebuah kutipan? 

C.   Tujuan 
1.  Untuk mengetahui definisi dan jenis kutipan. 
2.  Untuk mengetahui teknik mengutip dalam kutipan yang benar. 
3.  Untuk mengetahui kiat-kiat mengutip sebuah kitipan.  
 

BAB II 
PEMBAHASAN 
 A.  Definisi dan Jenis Kutipan 
1.  Definisi Kutipan 
Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip pendapat
ahli di bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan gagasan para ahli.
Oleh karena itu, kutipan didefinisikan sebagai pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang
pengarang atau ucapan seorang pengarang yang terkenal baik dalam buku ataupun majalah (Keraf,
1994: 179). 
2.   Jenis Kutipan 
Kutipan digolongkan menjadi dua jenis, antara lain:  
a.  Kutipan langsung  
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi
kata, kalimat demi kalimat dari sumber teks asli.  
b.  Kutipan tidak langsung  
Kutipan tidak langsung adalah pinjaman pendapat yang mengambil inti sarinya saja.  
Dari kedua jenis kutipan tersebut dapat disampaikan bahwa kutipan langsung dan tidak
langsung memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan cara mengutipnya, kutipan langsung secara
utuh mengutip teks yang akan dijadikan rujukan, sedangkan kutipan tidak langsung hanya mengambil
pokok pikiran atau inti sarinya saja.  

Kutipan 
B.   Teknik Mengutip dalam Kutipan
 Teknik mengutip digolongkan menjadi teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan ternik mengutip
berdasarkan penulisan sumbernya. 
Bentuknya 
1.   Teknik Mengutip Berdasarkan Bentuknya
a.  Kutipan Langsung  
Secara mekanisme, kutipan langsung memiliki dua pola penulisan yang masing-
masing pola ditentukan oleh banyaknya teks yang dikutip. Untuk teks yang tidak lebih dari 4
 baris, maka dapat melakukan langkah-langkah berikut.
 

1)  Kutipan terintegarasi dengan teks;


2)  Kutipan diawali dan diakhiri oleh tanda kutip;
3)  Jika teks utama ditulis dengan 2 atau 1,5 spasi, maka kutipan pun ditulis 2 atau 1,5 spasi. Hal ini
yang sama terjadi jika teks utama 1 spasi, maka ditulis 1 spasi;
4)  Mencantumkan sumber referensi.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.


Pembelajaran sebagai suatu yang bersifat sistematis tersebut, dinyatakan pula oleh Dimyati dan
Mudjono (1999: 297) yang menyatakan bahwa, “pembelajaran merupakan kegiatan guru secara
terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar.“ 
belajar.“  
Adapun kutipan yang lebih dari empat baris memiliki cara penulisan sebagai berikut.
1)  Kutipan dipisahkan dari teks utama;

2)  Kutipan tidak diawali dengan tanda kutip;


3)  Kutipan ditulis 1 spasi walaupun teks utama 2 atau 1,5 spasi.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut:


Strategi pembelajaran bahasa Indonesia menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2009: 8)
memiliki pengertian,
Pola keterampilan pembelajaran yang dipilih pengajar untuk melaksanakan program belajar
keterampilan berbahasa Indonesia. Program tersebut dirancang dapat diciptakan situasi
 pembelajar yang memungkinkan peserta didik melakukan aktivitas mental dan intelektual secara
optimal untuk mencapai tujuan keterampilan berbahasa indonesia yang terdiri atas keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Selanjutnya, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengutipan langsung adalah
teknik menghilangkan bagian yang tidak perlu. Dalam kutipan seringkali justru gagasan yang
ingin dikutip terletak di akhir atau bahkan di tengah. Menulis semua teks tersebut tentu dapat
menggangu konsentrasi pembaca selain juga akan membuat halaman lebih banyak. Untuk
menyiasati hal ini, maka yang harus dilakukan adalah memberikan titik elipsis atau tiga titik (...)
 pada bagian yang akan dihilangkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh
cont oh berikut:
 

  Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar menurut Aunurrahman (2009:34)
adalah,’’ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri sendiri. Seorang dikatakan telah
mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.”
men gerti.”  
Karena ada bagian yang tidak terlalu penting untuk karangan tersebut, maka dilakukan
 penghilangan seperti ini:
Ciri pembelajaran yang efektif dalam proses belajar belajar menurut Aunurrahman
(2009:34) adalah, “... telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti.” 
mengerti.” 
 b.  Kutipan Tak Langsung
Karakteristik kutipan tak langsung berbeda dengan kutipan langsung. Hal ini bisa dilihat dari
teknis penulisannya berikut.
1)  Terintegarasi dengan teks utama;

2)  Tidak diapit oleh tanda kutip;


3)  Teks kutipan sesuai dengan teks utama. Jika 1 spasi, maka 1 spasi, begitupun jika 1,5 atau 2
spasi;
4)  Mencantumkan sumber kutipan.
Jika dibandingkan dengan kutipan langsung, maka terlihat perbedaannya. Perhatikan
contoh berikut.
 Nurgiyantoro menyatakan bahwa, “permajasan ( figure of thought ) merupakan teknik
 pengungkapan bahasa, penggaya bahasa yang maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah
kata-kata
kata-kata yang mendukung, melainkan pada makna yang ditambah, makna yang tersirat.”  

Penulisan Sumbernya 
2.   Teknik Mengutip Berdasarkan Penulisan
a.  Catatan dalam Tubuh Karangan (Body Note)  
Penggunaan body note dalam menyampaikan sumber rujukan digunakan pada artikel
atau karangan yang dimuat di koran ataupun majalah yang tidak memungkinkan penulisan
rujukan dengan pola catatan kaki. Semua itu dilakukan karena body note memudahkan dalam
 proses tata letak baik pada koran, majalah maupun buku. Hal ini karena bo
body
dy note memiliki pola
 pengutipan yang terintegrasi dengan teks.
 

  Dalam body note terdiri dari tiga unsur: Unsur tersebut yakni, nama pengarang, tahun
terbit, dan halaman. Untuk nama pengarang cukup ditulis nama akhirnya saja dan ditulis tanpa
gelar. Untuk tahun terbit yang ditulis adalah tahun terbit yang ada pada katalog buku yang lazim
ada pada awal sebuah buku. Adapun halaman yang ditulis di sini adalah halaman teks yang kita
 jadikan rujukan bukan halaman karangan kita sendiri.
Selain tiga unsur tadi, cara penulisan body note selalu menggunakan tanda kurung
dan tahun serta halaman serta halaman yang dipisah dengan dengan titik dua. Adapun, jika nama
di dalam, maka didalam tanda kurung tersebut berisi nama ditambah koma, untuk kemudian
ditulis tahun serta halaman yang dijeda dengan titik dua. Perhatiakan contoh berikut: Haryanto
(2009: 15) dan Ismail (2008; 5).
Adapun variasi lain bisa yang bisa digunakan adalah sumber kutipan bisa diletakkan
di awal kutipan maupun di akhir kutipan. Bergantung pada bagaimana penulis menetapkan
sumber kutipan tersebut.

b.  Catatan Kaki (Foot Note)  


Catatan kaki lebih sering digunakan dalam tugas-tugas perkuliahan seprti pembuatan
makalah, skripsi, tesis, maupun desertasi. Namun, ada juga beberapa peneitian ilmiah yang
menggunakan catatan kaki daam menyampaikan sumber rujukannya.
Pengunaan catatan kaki pada dasarnya memudahkan pembaca untuk mngetahui secara
cepat sumber referensi yang digunakan oleh seorang penulis. Hal ini dikarenakan, unsur yang
ada dicacatan kaki menyerupai unsur dalam daftar pustaka dan bahkan ditambah dengan nomer
 petunjuk dan halaman. Perhatikan unsur catatan kaki dengan penjelasannya sebagai berikut.
1)   Nomer petunjuk
 Nomer petunjuk letaknya di awal dengan bentuk angka arab yang menggantung diatas dan
 berurutan secara berkesinambungan. Dalam perurutan ini, ada dua cara yang mengabaikan bab
sehingga nomor petunjuk berurutan dari bab 1 sampai bab terakhir. Ada juga yang nomor
 petunjuknya setiap berganti bab dimulai dari nomor satu.
2)   Nama pengarang
 Nama pengarang ditulis seperti baiasa, tidak dibalik dan dengan gelar yang tidak dicantumkan.
3)  Judul karangan
 

Judul juka besumber dari buku, maka judul tersebut diceak miring dan jika bersumber dari
majalah, koran, atau internet maka diapit dengan tanda kutip.
4)  Data kepustakaan
Data kepustakaan meliputi kota terbit, penerbit dan tahun terbit. Ketiga hal itu berada didalam
tanda kurung dengan nama kota diawal yang diikuti dengan titik dua untuk kemudian ditulis
nama penerbitanya. Setelah nema penerbit, barulah tahun terbit dengan nama penerbit yang
dipisah dengan koma. Hal ini berbeda dengan sumber yang berasal dari jurnal, majalah atau
koran yang dalam catatan kaki ini nama jurnal, majalah, atau koran tersebut dicetak miring
diikuti oleh tanggal penerbitan. Khusus untuk internet, hal yang disampaikan adalah nama laman
( website) diikuti tanggal pengaksessan.
5)  Halaman
Halaman ditulis diakhir catatan kaki. Ada yang menyingkat kata halam ini dengan hlm. Atau
hal., yang kemudian diikuti oleh halaman referensi yang dirujuk. Setelah itu, barulah kemudian

diakhiri dengan tanda titik.


1)  Contoh dari buku
1
Henry Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), hlm. 5.
2)  Contoh non buku
1
Syarif Hidayatullah, “Apa Itu Bahasa: Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli,”Dikutip
dari http://Wismasastra. wordpress.com
wordpress.com pada 5 januari
jan uari 2013.
2
 Arifin. “ Bahasa kita Bhasa Indonesia.’’ Republika, 12
1 2 Desember 2013. 
2013.  
Kasus lain yang sering terjadi dalam ketika melakukan pengutipan dari internet adalah
nama pengarang dalam laman yang di kunjungi tidak ada. Jika tetap ingin dijadikan sebagai
sumber rujukan, maka pada nama pengarang cukup ditulis dengan istilah anonim.
Dalam penulisan catatan kaki tidak selamanya sumber rujukan mencantumkan seluruh
unsur catatan kaki. Hal ini akan terjadi jika sumber kutipan yang dikutip lebih dari sekali. Maka,
kutipan-kutipan selanjutnya cukup diwakili dengan istilah ibid.,loc.
istilah ibid.,loc. Cit, dan op. Cit .
 Ibid . Merupakan singkatan dari ibidem yang memiliki arti pada tempat yang sama.
Penulisan ibid . Dilakukan jika kutipan yang telah dikutip berasal dari sumber rujukan yang sama
tanpa dijeda oleh kutipan lain.
 

Penulisan Ibid. Di atas menggunakan halaman karena halaman tersebut berbeda. Jika
halamannya sama, maka cukup ditulis dengan Ibid.
Selanjutnya adalah Op. Cit. Yang memiliki arti pada karya yang telah dikutip. Sedangkan Loc.
Cit. Berarti pada tempat yang telah dikutip. Dengan demikian jelas secara harfiah bahwa Op. Cit.
Diunakan jika ada kutipan yang berasal dari buku dengan sumber yang sama, akan tetapi akan
dijeda oleh kutipan lain. Adapun Loc. Cit. Digunakan jika ada kutipan yang sama dan berasal
dari bukan buku yakni bisa jurnal, majalah, koran, maupun internet, akan tetapi telah dijeda oleh
kutipan lain.
Perhatikan contoh berikut:

Isjoni, Cooperative Learning Ejektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta,2009) hlm.
17.
2
  Kiranawati, “Coopertive Integrated Reading and  
and  (CIRC)”diunduh
(CIRC)”diunduh dari
http://gurupkn.wordpress.com pada
http://gurupkn.wordpress.com pada tanggal 10 Januari 2013.

Isjoni, Op, Cit, hlm. 19.

Kiranawati, Loc. Cit.

Dari contoh tersebut, nomor 3 merupakan rujukan yang bersumber dari buku dan
merujuk pada buku Isjoni. Nama dalam Op. Cit. Maupun Loc. Cit. Harus ada agar tidak tertukar
dengan rujukan lain. Sebab bisa saja hal ini trjadi pada kutipan kedua puluh lima, maka jika
dituis hanya Op. Cit. Atau Loc. Cit. Saja tentu pembaca akan kebingungan. Adapun Loc. Cit.
Mengapa tidak ada halamannya, ini disebabkan karena memangdalam internet tidak ada jumlah
halaman. Hal yang sama bisa saja terjadi pada Op. Cit. Jika halaman yang dirujuk ternyata sama
dengan kutipan sebelumnya.

C.  Kiat-Kiat Mengutip Sebuah Kutipan 


Membuat karangan bukan hanya menyampaikan beberapa pendapat ahli untuk
kemudian digabungkan antara satu pendapat dengan pendapat lain. Hal ini bila dilakukan, maka
karya tersebut akan terlihat dangkal, Sebab, dengan demikian apa bedanya dengan guru yang
menugaskan siswanya untung mengkliping? Hal inilah yang sering terjadi pada mahasiswa yang
sedang menyusun skripsinya atau menulis pemula.
 

  Karangan yang baik adalah ketika seorang penulis mengutip suatu pendapat ahli
mengenai suatu hal, yang lalu kemudian kutipan tersebut diinterpretasi berdasarkan cara
 pandangnya. Dengan demikian, maka ada semacam dialog intelektual anatara sumber rujukan
dengan penulis. Berikut ini akan disampaikan beberapa kiat yang akan dijabarkan sebagai
 berikut.
1.  Menerangkan Kutipan
Dalam menerangkan kutipan ini, penulis dituntut untuk membahas kembali kutipan
yang telah ia kutip dengan pandangannya atau dengan mengkaaitkan antara kutipan dengan
 pembahasan yang dibahasnya. Perhatikan contoh berikut.
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
 berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem
komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

 Dari pendapat ini jelas bahwa bahasa merupakan alat komunikasi primer ya
yang
ng ditandai dengan
bunyi dan itu hanya dihasilkan oleh alat ucap manusia, bukan hewan. Adapun bunyi itu bersifat
arbitrer. Artinya tidak ada hubungan antara bhasa dengan benda yang disimbolkannya. 
disimbolkannya.  

2.  Memperkuat Gagasan dengan Kutipan


Jika menerangkan kutipan, letak kutipan berada di awal, maka sebaliknya dalam memperkuat
gagasan ini, kutioan diletakkan setelah pendapat penulis. Sehingga kutipan tersebut seakan-akan
menjadi dall pembenaran atas pendapat penulis. Sebagai contoh, perhatika paragraf ini:
 Bahasa merupakan alat berkomunikasi. Manusia akan mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi tanpa adanya bhasa. Dapat dilihat bagi mereka yang tunarungu dan wicara.
 Mereka hanya bisa menggerakkan tangan untuk memberikan bahasanya. Dari sini, dapat
disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat primer untuk berkomunikasi.
berkomunikasi . Hal ini senada dengan
 pendapat Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), yang memberikan pengertian bahasa menjadi
dua. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
 berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem
komunikasi yang perpergunakan simol-simbol vokal (bunyi
(bun yi ujaran) yang bersifat arbitrer.

3.  Menyimpulkan Beberapa Kutipan


 

Dalam menyimpulkan beberapa kutipan, syarat utamanya adalah kutipan-kutipan tersebut harus
satu satu konsep atau sederajat sehigga memungkinkanpenyampulan. Hal ini terjadi pada
 penjabaran mengenai definisi yang biasanya tidak cukup dengan satu kutipan. Untuk lebih
 jelasnya, perhatikan contoh berikut:
Pengertian bahasa menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), dibagi menjadi dua.
Pengertian pertama menyatakan bahwa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat
 berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem
komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Adapun menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia secara sadar . Dari sini dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat
komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan alat ucap manusia yang
dilakukan secara sadar dengan simbol-simbol yang bersifat arbitrer .

4.  Membandingkan Beberapa Kutipan


Untuk membandingkan beberapa kutipan sebetulnya hampir sama dengan menyimpulkan yakni
konsep sama. Namun dalam membandingkan beberapa kutipan ini, dari kesamaan tersebut
 penulis dituntut untuk mengidentifikasikan perbedaan yang ada antara satu kutipan dengan
kutipan lain. Jadi yang dibandingkan adalah persamaan dan perbedaan. Perhatikan contoh
 berikut:
Pengertian bahasa menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar . Hal ini sedikit berbeda dengan yang
disampaikan oleh Wibowo (2001:3), yang menyampaikan definisi bahasa sebagai sebagai sistem
simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer
dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk
melahirkan perasa bunyi yang yang dihasilkan oleh perasaan dan pikiran.
Pendapat Wibowo senada dengan Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), yang
memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal
(bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
 

 
 

BAB III 
SIMPULAN 

 A.  Simpulan 
Kutipan adalah upaya penulis untuk memperkuat gagasannya dengan mengutip pendapat ahli di
bidangnya atau upaya menyampaikan gagasannya dengan menyampaikan gagasan para ahli. Kutipan
dibagi menjadi kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Teknik mengutip dalam kutipan
diantaranya teknik mengutip berdasarkan bentuknya dan teknik mengutip berdasarkan penulisan
sunbernya yang didalamnya terdapat body note dan foot note. Kiat-kiat dalam mengutip diantaranya
menerangkan kutipan, memperkuat gagasan dengan kutipan, menyimpulkan beberapa kutipan, dan
membandingkan beberapa kutipan. 

B.  Saran 

Mengutip adalah suatu cara yang dilakukan untuk memperkuat suatu gagasan. Tentunya dalam
mengutip terdapat aturan-aturan didalamnya sehingga tidak bisa sembarangan dalam mengutip
sebuah pendapat orang lain. Jadi, perlu pengetahuan dan pemahaman yang khusus dalam membuat
kutipan dan menerapkannya ketika membuat makalah, skripsi dan sebagainya.
 

DAFTAR PUSTAKA 

 Ade, Nani. 2013. Bahasa Indonesia (untuk Mahasiswa S1 & Pascasarjana, Guru, Dosen, Praktisi dan
Umum). Jakarta: PT Grasindo. 

Anda mungkin juga menyukai